Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN ROLE PLAY TIMBANG TERIMA

PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG AL BIRUNI RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN

OLEH :
KELOMPOK 1A

PROGRAM STUDI PROFESI NERS B


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL MANAJEMEN
KEGIATAN TIMBANG TERIMA KEPERAWATAN

Oleh:
KELOMPOK 1A
ADITYA SAPUTRA 2014901110004
AHMAD AZKIA 2014901110006
ALMA AISYAH PUTRI 2014901110007
EFRILIAN HIDAYAT 2014901110016
FARA NOR HUDA 2014901110017
FEBRIYANTI RISQA SARI 2014901110018
HASNA MUBARAK 2014901110019
HERMAN FRANISHA 2014901110020
IKRIMA MUTIARA 2014901110060
KURNIA NILA SARI 2014901110061

Banjarmasin, 2desember 2021


Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Yuztan Azidin ,Ns.,M.Kep) (Siti Noorhasanah,S.Kep.,Ns)


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga proposal timbang terima praktek profesi manajemen keperawatan di
Ruang Al Biruni Rumah Sakit Islam Banjarmasin telah selesai. Proposal ini dibuat
untuk merencanakan kegiatan dalam pemenuhan kompetensi menejemen
keperawatan dalam penerapan model asuhan keperawatan profesional pada
profesi manejemen.

Kami selaku tim penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna,
begitu pula proposal yang kami buat ini, baik dari segi isi maupun penulisannya.
Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal
kami selanjutnya.

Kami juga berterima kasih pada pembimbing akademik Fakultas Keperawatan


Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, pembimbing klinik di RS, pasien dan
keluarga serta teman-teman kelompok yang telah membantu dalam proses
penyelesaian proposal timbang terima. Penyusun berharap agar laporan ini dapat
memberikan pengetahuan dan bermanfaat bagi semua calon perawatan dan
masyarakat pada umumnya.

Banjarmasin, Desember 2021

Tim Praktik Menejemen Keperawatan


Ruang Al Biruni Rumah Sakit Islam Banjarmasin
BAB 1
TIMBANG TERIMA PASIEN

Latar Belakang
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang
efektif antar perawat , maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu
bentuk yaitu saat timbang terima klien. Timbang terima merupakan teknik
atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (informasi) yang
berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima klien harus dilakukan
seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaborasi yang sudah dilakukan
atau belum dan perkembangan klien saat itu. Informasi yang disampaikan
harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan
dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat pelaksana antar
shift secara tulisan dan lisan.

Di Ruang Al Biruni Rumah Sakit Islam Banjarmasin, setiap timbang terima


dihadiri oleh perawat yang bertugas dan juga kepala ruangan kecuali untuk
shift sore ke malam tanpa kepala ruangan. Timbang terima dilakukan di ruang
perawat. Timbang terima dimulai dengan pembukaan oleh kepala ruangan dan
dipimpin untuk berdoa, kemudian perawat pelaksana dipersilahkan
melaporkan timbang terima sudah lengkap, berupa jumlah pasien, identitas
pasien, diagnosa medis, keluhan penderita, tanda-tanda vital, intervensi
kolaborasi dan rencana tindakan selanjutnya (terkait hal medis, seperti
pemeriksaan lab, foto, dll). Data subjektif, objektif, masalah keperawatan serta
intervensi mandiri perawat telah dilaporkan secara lisan dan terdokumentasi
dengan cukup baik.

Setelah dilakukan pelaporan timbang terima secara lisan, dilakuan validasi ke


pasien secara bersama-sama. Pelaksanaan timbang terima di Ruang Al Biruni
Rumah Sakit Islam Banjarmasin sudah ada buku timbang terima khusus.
Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat penting, karena
dengan timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan yang
diberikan akan bisa dilakukan secara berkelanjutan, dan mewujudkan
tanggung jawab dari seorang perawat. Bila timbang terima tidak dilakukan
dengan baik, maka akan muncul kerancuan dari tindakan keperawatan yang
diberikan karena tidak adanya informasi yang bisa digunakan sebagai dasar
pemberian tindakan keperawatan. Hal ini akan menurunkan kualitas pelayanan
keperawatan dan menurunkan tingkat kepuasan pasien.

Dokumantasi keperawatan yang digunakan oleh Rumah Sakit Islam


Banjarmasin adalah sistem pendokumentasian dengan SBAR (Situation,
Background, Assesment, and Recommendation). SBAR merupakan kerangka
acuan dalam pelaporan kondisi pasien yang memerlukan tindakan segera
(Nursalam, 2012). Selain itu, SBAR merupakan bagian terpenting dari proses
timbang terima karena komponen SBAR tersebut yang disampaikan oleh
perawat kepada perawat yang akan dinas selanjutnya. Berdasarkan kondisi
tersebut, maka mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin akan melaksanakan timbang terima
pasien berdasarkan konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional Primary
Nursing Di Ruang Al Biruni Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

Berdasarkan observasi di Ruang Al Biruni, tahapan persiapan sudah


dilaksanakan sesuai dengan teori. PP dan PA melaksanakan timbang terima
setiap pergantian shift, di nurse station PP/PA melaporkan kepada PP shift
selanjutnya mengenai aspek umum M1/M5, jumlah pasien, identitas pasien
beserta diagnosa medis dan masalah keperawatan yang mungkin masih
muncul, tindakan keperawatan yang telah dan belum dilaksanakan, Intervensi
kolaborasi dan dependen, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan
dalam kegiatan selanjutnya. PJ Di Ruang Al Biruni Rumah Sakit Islam
Banjarmasin atau NIC yang kemudian dilanjutkan dengan melaporkan data
pasien dengan metode komunikasi SBAR (situation, background, assesment,
recommendation). Situation meliputi nama pasien, usia, diagnosa medis, hari
rawat dan masalah keperawatan. Background meliputi perkembangan pasien
saat ini, seperti kemajuan tingkat kesadaran, mobilisasi, dan lain-lain.
Assesment meliputi keadaan umum, tanda-tanda vital, kesadaran, hasil
laboratorium, serta informasi klinik yang mendukung. Recommendation
meliputi intervensi yang perlu dilakukan, seperti terapi dan pemeriksaan
penunjang yang akan dilakukan.

Di nurse station, setelah dibuka oleh PJ Unit, kelompok shift selanjutnya


mencatat hal-hal yang disampaikan PP/PA yang jaga. Penyampaian yang
singkat, padat, jelas, Perawat shift selanjutnya dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas.
Kemudian kedua kelompok jaga menuju ke masing-masing pasien, PJ Unit
atau Wakil atau PP menyampaikan salam dan menanyakan kebutuhan dasar
pasien.

Pendokumentasian dilakukan di buku handover yang sudah disediakan oleh


ruangan, untuk dibacakan pada saat timbang terima. Tanda tangan yang
tercantum dalam buku handover adalah tanda tangan NIC, dan penanggung
jawab Ruang Di Ruang Al Biruni Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

Berdasarkan hasil Observasi timbang terima dilakukan 3 kali (pukul 08.00


WITA), rata-rata timbang terima selesai dalam waktu 1 jam dalam timbang
terima perawat harus mengetahui apa yang harus dipersiapkan dalam
pelaksanaan timbang terima (rekam medis, buku catatan), mengetahui apa
yang harus di sampaikan saat timbang terima (SBAR), dan mengetahui
teknik pelaporan timbang terima ketika berada di depan pasien (menanyakan
keluhan pasien, mengecek tetesan infus). timbang terima dihadiri oleh
perawat yang bertugas, untuk mengunjungi masing-masing pasien
dibutuhkan waktu < 5 menit dan yang bertanggung jawab tentang
persetujuan dan penerimaan timbang terima adalah perawat primer. Tidak
ada buku khusus untuk mencatat hasil timbang terima per perawat (perawat
mencatat di lembar kosong), dan melakukan interaksi ke pasien saat timbang
terima berlangsung yaitu saat validasi ke ruang pasien. Saat ini belum ada
SOP tentang timbang terima. Timbang terima yang dilakukan pada shift pagi
di buka oleh NUM (Nurse unit Manager) atau PJ, sedangkan pada shift sore,
malam dan hari libur dibuka oleh NIC. Sementara itu, untuk cara
penyampaian dan persiapan untuk timbang terima semua perawat paham dan
mengerti tentang tata caranya. Validasi pada tiap pasien dilakukan selama <
5 menit. Pelaksanaan dari timbang terima ini didokumentasikan dalam buku
timbang terima yang sudah tersedia diruangan. Tanda tangan yang
dicantumkan dalam buku ini adalah tanda tangan dari NIC dan PJ Ruang
Intensif. Dalam buku timbang terima ini juga disertakan jumlah pasien yang
dirawat di Ruang Al Biruni Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

Kendala dalam hal ini adalah seperti selama pelaksanaan operan adalah
pendokumentasian yang kurang sistematis ,kurang efisiensi waktu, belum
adanya SOP timbang terima dan sebagian perawat kurang disiplin dalam
mengikuti timbang terima. Hal tersebut yang menjadi masalah dan dapat
menyebabkan hambatan dalam melakukan praktik keperawatan.
RumusanMasalah
1. Apa definisi timbang terima?
2. Apa tujuan timbang terima?
3. Apa manfaat timbang terima?
4. Apa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam timbang terima?
5. Bagaimana prosedur timbang terima?
6. Bagaimana alur timbang terima?
7. Apa kriteria evaluasi dalam proses timbang terima?
8. Apa rencana strategi dalam timbang terima?

Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah dlakukan timbang terima, maka mahasiswa praktik profesi
manajemen dan perawat Ruang Al Biruni Rumah Sakit Islam
Banjarmasin mampu mengkomunkasikan hasil pelaksanaan asuhan
keperawatan klien dengan baik, sehingga kesinambungan informasi
mengenai keadaan klien dapat dipertahankan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Menyampaikan masalah kondisi dan keadaan klien (data
fokus).
1.3.2.2 Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan
dalam asuhan keperawatan pada klien
1.3.2.3 Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindak
lanjuti oleh shift berikutnya.
1.3.2.4 Menyusun rencana kerja untuk shift berikutnya

Manfaat
1.4.1 Bagi Perawat
1.4.1.1 Meningkatkan kemampuan konmunikasi antara perawat.
1.4.1.2 Menjalin hubungan kerjasama dan meningkatkan rasa
tanggung jawab antar perawat. Pelaksanaan asuhan
keperawatan terhadap klien yang berkelanjutan.
1.4.1.3 Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara
menyeluruh
1.4.1.4 Tidak terjadi kekeliruan dalam pemberian tindakan
keperawatan

1.4.2 Bagi Klien


1.4.2.1 Klien dapat menyampaikan keluhan secara langsung bila
ada yang belum disampaikan sebelumnya
1.4.2.2 Klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
1.4.2.3 Klien merasa aman karena meningkatnya kepercayaan
terhadap kinerja perawat.
1.4.3 Bagi Rumah Sakit
1.4.3.1 Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara
menyeluruh.
1.4.3.2 Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima
merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain
laporan antar shift, kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan (Nursalam,
2012).

2.2 Tujuan
2.2.1 Tujuan Umum
Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi
yang penting tentang kondisi pasien.
2.2.2 Tujuan Khusus
2.2.2.1 Menyampaikan kondisi atau keadaan klien secara umum.
2.2.2.2 Menyampaikan informasi penting terkait tindakan yang
perlu ditindak lanjuti oleh shift berikutnya.
2.2.2.3 Menyampaikan hal yang belum atau sudah dilakukan dalam
asuhan keperawatan kepada pasien.
2.2.2.4 Tersusun rencana kerja untuk shift berikutnya.

2.3 Langkah-langkah
2.3.1 Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
2.3.2 Shift yang akan menyerahkan dan menerima informasi perlu
mempersiapkan hal-hal apa yang akan disampaikan.
2.3.3 Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab shift
selanjutnya meliputi :
2.3.3.1 Situation
Meliputi nama pasien, umur, dokter yang merawat,
diagnosa medis dan masalah keperawatan, lama hari
perawatan dan keluhan utama.
2.3.3.2 Background
Meliputi perkembangan pasien saat ini. Riwayat alergi,
riwayat pembedahan, alat invasive yang terpasang dan
program cairan.
2.3.3.3 Assesment
Meliputi penjelasan secara lengkap hasil pengkajian pasien
terkini seperti keadaan umum, tanda tanda vital, tingkat
kesadaran, pain score, resiko jatuh, status nutrisi,
kemampuan eliminasi serta menjelaskan informasi klinik
lain yang mendukung.
2.3.3.4 Recommendation
Meliputi rekomendasi intervensi keperawatan yang perlu
dilanjutkan termasuk discharge planning dan edukasi
pasien dan keuarga.
2.3.4 Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama sama secara
langsung melihat keadaan klien.
2.4 Prosedur Timbang Terima
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi :
2.4.1 Persiapan
Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap dan menyiapkan RM
dengan lengkap.
2.4.2 Pelaksanaan
Timbang terima dilaksanakan oleh antar perawat yang mengganti
jaga pada shift berikutnya :
2.4.2.1 Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift
Diruang perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara menyeluruh yang berkaitan
tentang masalah keperawatan pasien, rencana tindakan yang
sudah dan belum dilaksanakan serta hal hal penting lainnya
yang perlu dilimpah tugaskan.
2.4.2.2 Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian
lengkap sebaiknya dicatat untuk kemudian
diserahterimakan kepada perawat yang bertugas pada shift
berikutnya.
2.4.2.3 Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima
adalah :
a. Situation
Meliputi nama pasien, umur, dokter yang merawat,
diagnosa medis dan masalah keperawatan, lama hari
perawatan dan keluhan utama.
b. Background
Meliputi perkembangan saat ini, riwayat alergi, riwayat
pembedahan, alat invasive yang terpasang dan program
cairan.
c. Assesment
Meliputi penjelasan secara lengkap hasil pengkajian
pasien terkini seperti tanda tanda vital, tingkat
kesadaran, pain score, resiko jatuh, status nutrisi,
kemampuan eliminasi serta menjelaskan informasi
klinik lain yang mendukung.
d. Recommendation
Meliputi rekomendasi intervensi keperawatan yang
perlu dilanjutkan termasuk discharge planning dan
edukasi pasien pasien serta keluarga. Perawat yang
melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi
tanya jawab terhadap hal hal yang ditimbang terimakan
dan berhak menanyakan mengenai hal hal yang kurang
jelas.
2.4.2.4 Saat timbang terima, perawat pada shift berikutnya
mencatat informasi yang disampaikan pada worksheet.
2.4.2.5 Penyampaian informasi saat timbang terima disampaikan
secara jelas dan singkat.
2.4.2.6 Lama timbang terima untuk setiap pasien tidak lebih dari 5
menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan
penjelasan yang lengkap dan rinci.
2.4.2.7 Setelah melaakukan timbang terima, kepala ruangan dan
semua perawat melakukan validasi ke pasien kurang lebih
15 menit.
2.4.2.8 Penutup
a. Kembali ke ruang perawat, klasifikasi data setelah
keliling ke setiap pasien.
b. Tanda tangan perawat dan kepala ruangan di lembar
timbang terima
BAB 3
PERENCANAAN KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan


Tanggal : 11-22 Desember
Pukul : Menyesuaikan dengan shift jaga
Pelaksanaan : Roleplay Hand Over
Topik : Hand over pasien kelolaan
Tempat : Ruang Al Biruni Rumah Sakit Islam Banjarmasin
Sasaran : Perawat dan Pasien

3.2 Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Efrilian Hidayat, S, Kep
Ketua Tim 1 : Alma Aisyah Putri
Perawat Tim 1 : Kurnia Nila Sari, S. Kep
Perawat Tim 1 : Fara Nor Huda, S.Kep
Perawat Tim 1 : Hasna Mubarak, S.Kep
Perawat Tim 1 : Herman Franisha, S.Kep
Ketua Tim 2 : Aditya Saputra, S.Kep
Perawat Tim 2 : Febriyanti Risqa Sari, S. Kep
Perawat Tim 2 : ikrima mutiara, S.Kep
Perawat Tim 2 : Ahmad Azkia, S. Kep

3.3 Metode dan Media


3.3.1 Metode
3.3.1.1 Karu/PJ Unit memimpin proses timbang terima
3.3.1.2 Melakukan timbang terima antara Perawat Penanggung
jawab jaga Malam dengan Perawat Primer pagi.
3.3.1.3 Diskusi, tanya jawab dan validasi data kembali.
3.3.2 Media
3.3.2.1 Materi disampaikan secara lisan
3.3.2.2 Dokumentasi klien (status)
3.3.2.3 Worksheet
3.3.2.4 Buku timbang terima
3.3.2.5 Bolpoint.
3.4 Alur Timbang Terima

Situation

Data Demografi Diagnosis Medis Diagnosa Keperawatan (Data)

Background

Riwayat Keperawatan

Assesment:
KU; TTV; DX Keperawatan (poin
yang penting)

Recomendation
1. Tindakan yang sudah
2. Dilanjutkan
3. Dihentikan
4. Dimodifikasi

Gambar 3.1 Alur Timbang Terima (Nursalam, 2015)

3.5 Prosedur/SOP Timbang Terima (Nursalam, 2015)


Pelaksan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat
a
Persiapan 1. Dilaksanakan setiap pergantian 5 menit Nurse PP dan
shift/operan station PA
2. Prinsip timbang terima, semua
pasien baru masuk dan pasien
yang dilakukan timbang terima
khususnya pasien yang
memiliki permasalahan yang
belum/dapat teratasi serta yang
membutuhkan observasi lebih
lanjut.
3. PA/PP menyampaikan timbang
terima kepada PP (yang
menerima pendelegasian)
berikutnya, hal yang baru
disampaikan dalam timbang
terima:
a. Aspek umum yang
meliputi: M1-M5;
b. Jumlah pasien;
c. Identitas pasien dan
diagnosis medis;
d. Data (keluhan/subyektif
dan obyektif);
e. Masalah keperawatan yang
masih muncul;
f. Intervensi keperawatan
yang sudah dan belum
dilaksanakan (secara
umum);
g. Intervensi kolaboratif dan
dependen;
h. Rencana umum dan
persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan
penunjang dan program
lainnya).
i. BOR
j. Kedua kelompok dinas
sudah siap (shift jaga).
k. Kelompok yang akan
bertugas menyiapkan
catatan overan.
Pelaksanaan 1. Kepala ruangan membuka acara 20 menit Nurse PJ Unit
timbang terima station PP
2. Penyampaian yang jelas, PA
singkat dan padat oleh perawat (penanggu
jaga (NIC). ng jawab
3. Perawat jaga shift selanjutnya shift)
dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan
validasi terhadap hal-hal yang Nurse
telah ditimbangterimakan dan Station
berhak menanyakan mengenai
hal-hal yang kurang jelas.
4. Kepala ruang menyampaikan
salam dan PP menanyakan
kebutuhan dasar pasien.
5. Perawat jaga selanjutnya
mengkaji secara penuh terhadap
masalah keperawatan,
kebutuhan dan tindakan yang
telah/ belum dilaksanakan, serta
hal-hal penting lainnya selama
masa perawatan.
6. Hal-hal yang sifatnya khusus
dan memerlukan perincian yang
matang sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada
petugas berikutnya.
Post timbang 1. Diskusi. 10 menit Nurse PJ Unit
terima 2. Pelaporan untuk timbang terima station PP
dituliskan secara langsung pada PA
format timbang terima yang (penanggu
ditandatangani oleh PP yang ng jawab
jaga saat itu dan PP yang jaga shift)
berikutnya diketahui oleh PJ
Unit.
3. Ditutup oleh PJ Unit

3.6 Evaluasi
3.6.1 Evaluasi Struktur
1. Semua perawat untuk pergantian shift sudah siap
2. Format timbang terima telah dibuat sesuai dengan format SBAR
3. Sarana dan prasaran yang menunjang timbang terima telah
tersedia antara lain : catatan timbang terima dan kelompok shift
timbang terima
3.6.2 Evaluasi Proses
1. Proses timbang terima pagi dimulai dengan dipimpin oleh kepala
ruangan stage manajemen dan dilaksanakan oleh seluruh perawat
yang telah bertugas dinas manapun perawat yang akan
menggantikan shift. Proses timbang terima pagi ke siang dimulai
dengan dipimpin oleh kepala ruangan, kemudian di laporkan oleh
ketua tim masing – masing yang bertugas pada shift pagi dan
diikuti oleh semua perawat asosiet yang telah bertugas pada shift
sebelumnya maupun yang akan menggantikan shift. Pada proses
timbang terima siang ke malam dimulai dipimpin oleh salah satu
perawat asosiet, kemudian di laporkan oleh perawat asosiet yang
berdinas pada shift siang dan diikuti oleh perawat asosiet yang
telah bertugas pada shift sebelumnya maupun yang akan
menggantikan shift.
2. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, diagnosis
keperawatan, intervensi yang telah dilakukan maupun yang belum
dilakukan, rencana tindakan dan tindakan kolaboratif pada hari
tersebut.
3. Setelah timbangan terima perawat berkeliling kekamar pasien
atau keluarga pasien untuk menvalidasi data.
4. Perawat primer (ketua TIM) yang berdinas di shift pagi selalu
berperan aktif dalam memimpin validasi data.
5. Perawat asosiet yang berdinas di sesuai shift jaga juga berperan
aktif dalam memimpin validasi data.

3.6.3 Evaluasi Hasil


1. Timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan
Pada pergantian shift dari malam ke pagi dan dari pagi ke siang
dipimpin oleh kepala ruangan dan laporan dibacakan oleh Ketua
TIM I dan ketua TIM II serta perawat asosiet, sedangkan
pergantian shift dari siang ke malam dipimpin oleh perawat
penanggung jawab.
2. Timbangan terima sudah diterapkan di ruangan
Shift Pagi : Pukul 08.00 Wita
Shift Siang : Pukul 14.00 Wita
Shift Malam : Pukul 21.00 Wita
3. Perawat pagi dan siang yang menerima timbang terima tampak
fokus memperhatikan dan perawat yang membacakan laporan
didengarkan/diperhatikan.
4. Pelaporan timbang terima menyampaikan keluhan klien, diagnosa
keperawatan yang muncul, intervensi yang sudah dilakukan dan
belum dilakukan, serta tindakan kolaboratif.
5. Timbang terima dilakukan awalnya dimulai di ruangan perawat
lalu dilanjutkan berkeliling keruangan pasien atau keluarga pasien
untuk menvalidasi data.
6. Setiap perawat mengetahui perkembangan klien dan komunikasi
antar perawat berjalan dengan baik.
7. Klien dapat dengan aktif menyampaikan perubahan keluhan yang
dirasakan setiap harinya.
8. Terbina kepercayaan dan kerjasama yang baik antara perawat,
klien maupun keluarga klien.
DAFTAR PUSTAKA

Gillies, 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Edisi


Terjemahan. Alih bahasa: Dika Sukmana dkk. Jakarta.
Nusalam, 2015. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
PSIK, 2013. Buku Panduan Manajemen Keperawatan : Program Pendidikan Ners.
Surabaya
Suarli, YB. 2019. Manajemen Keperawatan dengan Pendidikan Praktik. Jakarta :
Erlangga
Suyanto, 2018. Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah
Sakit. Jakarta:Mitra Cendika Press.

Mengetahui,

Kepala Ruangan Al Biruni

Rumah Sakit Islam Banjarmasin

Efrilian Hidayat, S. Kep


SPO TIMBANG TERIMA

Pengertian Merupakan Teknik atau cara menyampaikan dan menerima


sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien antar shif
dinas

Tujuan 1. Perawat dapat mengikuti keadaan klien secara lengkap

2. Meningkatkan komunikasi antar perawat

3. Akan terjalin suatu hubungan kerja sama yang


bertanggung jawab antar anggota tim perawat

4. Terlaksananya asuhan keperawatan yang


berkesinambungan

Kebijakan Setiap pergantian shif dinas harus dilakukan timbang terima

Prosedur kerja 1. Kedua kelompok dinas sudah siap

2. Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji


secara penuh terhadap masalah, kebutuhan dan tindakan
yang telah dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya
selama masa perawatan.

3. Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang


matang-matang sebaiknya dicatat khusus untuk kemudian
diserah terimakan kepada petugas berikutnya.

4. Hal-hal yang disampaikan dalam timbang terima :

a. Identitas klien dan diagnose medis.

b. Masalah keperawatan yang muncul

c. Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan


(secara umum)

d. Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan

e. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan


dalam kegiatan operatif, pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan penunjang lain, persiapan
untuk konsultasi atau prosedur yang tidak rutin
dijalankan

f. Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu


dilaporkan.

5. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan


klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap
hal-hal yang telah ditimbang terimakan atau berhak
terhadap keterangan-keterangan kurang jelas.

6. Sedapat mungkin mengupayakan penyampaian yang jelas,


singkat dan padat.

7. Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit,


kecuali dalam kondisi khusus dan memerlukan
ketenagaan yang rumit.

Anda mungkin juga menyukai