Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ITP (Idiopatic Trombositopenia Purpura)


DI RUANG 27

Disusun Oleh :
STIKES BANYUWANGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
UNIVERSITAS TRIBUANA

PROGRAM KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)

RSUD Dr SAIFUL ANWAR MALANG

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP ITP)

Pokok Bahasan : ITP (Idiopatic Trombositopenia Purpura)


Hari/tanggal : Kamis/ 6 Februari 2020
Waktu : 1x30 menit
Tempat : Ruang 27
Sasaran : Keluarga pasien

1. Tujuan Umum :

Setelah dilakukan penyuluhan diharapakan peserta dapat mengetahui tentang


penyakit ITP (Idiopatic Trombositopenia Purpura)
2. Tujuan Khusus :
setelah dilakukan penyuluhan diharapkan:
a. Peserta dapat mengetahui tentang pengertian ITP
b. Peserta dapat mengetahui tentang penyebab ITP
c. Peserta dapat mengetahui tentang tanda dan gejala ITP
d. Peserta dapat mengetahui tentang pemeriksaan penunjang ITP
e. Peserta dapat mengetahui tentang terapi ITP
f. Peserta dapat mengetahui tentang cara pencegahan ITP
3. Materi
a. Menjelaskan tentang definisi ITP
b. Menjelaskan tentang penyebab ITP
c. Menjelaskan tentang tanda dan gejala ITP
d. Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang ITP
e. Menjelaskan tentang terapi ITP
f. Menjelaskan cara pencegahan ITP
4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
5. Media/alat
a. Leaflet
b. Laptop
c. LCD
6. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran Metode & Waktu


Media
1. Pembukaan a. Memperkenalkan diri a.Menjawab Ceramah 5 menit
b. Menyampaikan maksud dan salam dan tanya
tujuan dilaksanakannya jawab
b.Memperhatikan
penyuluhan
dan menjawab
c. Menggali pengetahuan sasaran
pertanyaan
tentang materi yang akan
disampaikan

2. Penyajian a. Menjelaskan tentang definisi a. Menyimak 15


Ceramah
ITP penjelasan menit
b. Menjelaskan tentang penyebab b. Mengajukan
ITP pertanyaan
c. Menjelaskan tentang tanda dan seputar materi
gejala ITP
d. Menjelaskan tentang
pemeriksaan penunjang ITP
e. Menjelaskan tentang terapi ITP
f. Menjelaskan cara pencegahan
ITP

a. Memperhatikan 10
3. Penutup a. Memberi kesimpulan materi Ceramah
penjelasan menit
b. Menyampaikan hasil evaluasi dan tanya
dan umpan balik b.Menjawab jawab
c. Menutup acara penyuluhan pertanyaan dari
penyuluh

7. Pengorganisasian
- Pemateri : Yusmah muda
Tugas :Memberikan materi tentang ITP
- Moderator : Diah dwi
Tugas : Mengatur jalannya penyuluhan
- Fasilitator : Fifi Fatimatur
Ulya Unzila
Dina Fitrah
Rizky Oktaviani
Novelin Annisa
Mega Selviana
Tugas : Memfasilitasi jalannya penyuluhan
- Notulen : Sri Lestari
Tugas : Menulis pertanyaan yang muncul dari peserta, menulis jawaban dari
pemateri
- Operator : Lorensius Umbu
Tugas : Membantu proses penggunaan media dalam penyuluhan

8. Evaluasi :
a. Evaluasi struktur
Tim penyuluhan datang sebelum waktu yang ditetapkan untuk mempersiapkan sarana
dan prasarana untuk kegiatan penyuluhan.
b. Evaluasi proses
Pelaksaan penyuluhan berjalan sesuai rencana. Peserta antusias mendengarkan materi
penyuluhan, sangat kooperatif dan menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji.
c. Evaluasi hasil
- Peserta mampu menjelaskan kembali tentang ITP
- Peserta mampu menjelaskan kembali tentang penyebab, dan pencegahan ITP

MATERI PENYULUHAN
ITP
(Idiopatic Trombositoenia Purpura)

A. PENGERTIAN
Idiophatic (Autoimmune) Trobocytopenic Purpura (ITP/ATP) merupakan
kelainan autoimun dimana autoanti body Ig G dibentuk untuk mengikat trombosit. Tidak
jelas apakah antigen pada permukaan trombosit dibentuk. Meskipun antibodi
antitrombosit dapat mengikat komplemen, trombosit tidak rusak oleh lisis langsung.
Insident tersering pada usia 20-50 tahum dan lebi serig pada wanita dibanding laki-laki
(2:1). (Mansjoer, 2010).
ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura) juga bisa dikatakan merupakan
suatu kelainan pada sel pembekuan darah yakni trombosit yang jumlahnya menurun
sehingga menimbulkan perdarahan. Perdarahan yang terjadi umumnya pada kulit berupa
bintik merah hingga ruam kebiruan. (Amran, 2009).

Tabel Perbedaan ITP akut dengan ITP kronik


ITP akut ITP kronik
Awal penyakit 2-6 tahun 20-40 tahun
Rasio L:P 1:1 1:2-3
Trombosit <20.000/mL 30.000-100.000/mL
Lama penyakit 2-6 minggu Beberapa tahun
Perdarahan Berulang Beberapa hari/minggu

B. ETIOLOGI
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), penyebab ITP yang pasti belum diketahui,
tetapi dikemukakan berbagai kemungkinan diantaranya ialah :
a. Trombositopenia (Jumlah trombosit dapat sedikit atau sangat menurun, bila kurang
dari 20.000 bahkan mencapai 0)
b. Infeksi virus (demam berdarah, morbili, varisela, rubela, dll)
c. Bahan kimia
d. Pengaruh fisis (radiasi, panas)
e. Kekurangan faktor pematangan (misalnya malnutrisi)
f. Mekanisme imun yang menghancurkan trombosit

C. FAKTOR RESIKO
Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda terkena penyakit
ini, Faktor risiko terkena ITP adalah:
1. Jenis kelamin
Wanita dua kali lebih berisiko mengembangkan ITP daripada pria
2. Infeksi virus

Banyak anak-anak yang menderita ITP mengalami gangguan kesehatan setelah


terinfeksi virus, misalnya gondok, campak, bahkan infeksi saluran pernapasan

D. TANDA DAN GEJALA


Menurut Kiswari Rukman (2014), tanda dan gejala ITP adalah:
a. Biasanya didahului oleh infeksibakteri atau virus (misalnya rubella, rubeola,
varicella), atau vaksinasi dengan virus hidup 1-3 minggu sebelum trombositopenia.
b. Riwayat perdarahan
c. Perdarahan gusi
d. Riwayat pemberian obat-obatan, misalnya heparin, sulfonamid, kuinidin/kuinin,
aspirin.
e. Riwayat ibu menderita HIV, riwayat keluarga yang menderita trombositopenia atau
kelainan hematologi.
f. Manifestasi perdarahan (ekimosis/memar, petekie/bintik merah,
epistaksis/pendarahan dari hidung)
g. Hati, limpa dan kelenjar getah bening tidak membesar
h. Infeksi

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap
b. Pemeriksaan laboratorium darah FH (Faal Hemostasis)
c. BMP (Bone Marrow Puncture)
(Amran, 2009)

F. TERAPI
Terapi ITP lebih ditujukan untuk menjaga jumlah trombosit dalam kisaran
aman sehingga mencegah terjadinya pendarahan mayor. Selain itu, terapi ITP didasarkan
pada berapa banyak dan seberapa sering pasien mengalami pendarahan dan jumlah
platelet. Terapi untuk anak-anak dan dewasa hampir sama. Kortikosteroid (ex: prednison)
sering digunakan untuk terapi ITP. kortikosteroid meningkatkan jumlah platelet dalam
darah dengan cara menurunkan aktivitas sistem imun. Imunoglobulin dan anti-Rh
imunoglobulin D. Pasien yang mengalami pendarahan parah membutuhkan transfusi
platelet atau tranfusi TC dan dirawat dirumah sakit .
Terapi awal ITP (standar) :
Prednison
Terapi awal prednisoon atau prednison dosis 0,5-1,2 mg/kgBB/hari selama 2
minggu. respon terapi prednison terjadi dalam 2 minggu dan pada umumnya terjadi
dalam minngu pertama, bila respon baik dilanjutkan sampai 1 bulan, kemudian tapering.

Imunoglobulin intravena (IgIV)


Imunoglobulin intravena dosis 1g/kg/hr selam 2-3 hari berturut-
turutndigunakan bila terjadi pendarahan internal, saat AT(antibodi trombosit) <5000/ml
meskipun telah mendapat terapi kortikosteroid dalam beberapa hari atau adanya purpura
yang progresif. Pendekatan terapi konvensional lini kedua, untuk pasien yang dengan
terapi standar kortikosteroid tidak membaik, ada beberapa pilihan terapi yang dapat
digunakan . Luasnya variasi terapi lini kedua menggambarkan relatif kurangnya efikasi
dan terapi bersifat individual.
1. Steroid dosis tinggi
Terapi pasien ITP refrakter selain prednisolon dapat digunakan deksametason oral
dosis tinggi. Deksametason 40 mg/hr selama 4minggu, diulang setiap 28 hari
untuk 6 siklus.
2. Metiprednisolon
Metilprednisolon dosis tinggi dapat diberikan pd ITP anak dan dewasa yang
resisten terhadap terapi prednison dosis konvensional. Dari hasil penelitian
menggunakan dosis tinggi metiprednisolon 3o mg/kg iv kemudian dosis
diturunkan tiap 3 hr samapi 1 mg/kg sekai sehari.
3. IgIV dosis tinggi
Imunoglobulin iv dosis tinggi 1 mg/kg/hr selama 2 hari berturut-turut, sering
dikombinasi dengan kortikosteroid, akan meningkatkan AT dengan cepat. Efek
samping, terutama sakit kepala, namun jika berhasil maka dapat diberikan secara
intermiten atau disubtitusi dengan anti-D iv
4. Anti-D
Dosis anti-D 50-75 mg/ka/hr IV. Mekanisme kerja anti-D yakni destruksi sel
darah merah rhesus D-positif yang secara khusus diberikan oleh RES terutama di
lien, jadi bersaingdengan autoantibodi yang menyelimuti trombosit melalui Fc
reseptor blockade.
5. Alkaloid vinka
Misalnya vinkristin 1 mg atau 2 mg iv, vinblastin 5-10 mg, setiap minggu selama
4-6 minggu.
6. Danazol
Dosis 200 mg p.o 4x sehari selama sedikitnya 6 bulan karena respon sering
lambat. Bila respon terjadi, dosis diteruskan sampai dosis maksimal sekurang-
kurangnya hr 1 tahun dan kemudian diturunkan 200mg/hr setiap 4 bulan.
7. Immunosupresif dan kemoterapi kombinasi
Imunosupresif diperlukan pada pasien yang gagal beresponsdengan terapi lainya.
Terapi dengan azatioprin (2 mg kg max 150 mg/hr) atau siklofosfamiddenga
sebagai obat tunggal dapat dipertimbangkan dan responya bertandng tertahan
sampai 5%.
8. Dapsone 
Dosis 75 mg p.o per hari, respon terjadi dalam 2 bulan. Pasien harus diperiksa
G6PD, karena pasien dengan kabar G6PD yang rendah mempunyai risiko
hemolisis yang serius.
(Nurarif & Kusuma, 2015)

G. PENCEGAHAN
Idiopatik Trombositopeni Purpura (ITP) tidak dapat dicegah, tetapi dapat dicegah
komplikasinya. Menghindari obat-obatan seperti aspirin atau ibuprofen yang dapat
mempengaruhi platelet dan meningkatkan risiko pendarahan.
Lindungi dari luka yang dapat menyebabkan memar atau pendarahan. Lakukan
terapi yang benar untuk infeksi yang mungkin dapat berkembang. Konsultasi ke dokter
jika ada beberapa gejala infeksi, seperti demam. Hal ini penting bagi pasien dewasa dan
anak-anak dengan ITP yang sudah tidak memiliki limfa (Mansjoer, 2010).

DAFTAR PUSTAKA

Amran,R. (2009). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.


Arief Mansjoer (2010), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4, Jakarta : Media Aesculapius.

Kiswari Rukman. (2014) Hematologi & Transfusi.Jakarta : Erlangga

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa

Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Anda mungkin juga menyukai