Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DISUSUN OLEH

FEBRI FADHILAH ADUHA

2014201060

Pembimbing Akademik

( Ns.Welly, M,Kep)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Topik : TIFUS
Sasaran : Masyarakat
Tempat : Jl. Belimbing kuranji padang Rt.04 Rw.06
Hari/Tanggal : Jumat/ 10 juni 2022
Waktu : 09.00-09.45
Penyuluh : Mahasiswa Stikes Alifah

A. Latar Belakang

Tifus adalah suatu penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai


saluran cerna. Diagnosis tifus bisa dilakukan dengan melihat gejala klinis berupa
demam, lemas, nyeri perut, susah buang air besar dan dengan pemeriksaan
laboratorium. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan
darah yang spesifik (seperti kultur kuman atau pengambilan /pemisahan kuman,
tes widal). Penyakit tifus menyerang sekitar 22 juta orang per tahun dengan
angka kematian mencapai 200.000 jiwa per tahun. Menurut WHO, pada tahun
2003 terdapat sekitar 900.000 kasus di Indonesia, di mana sekitar 20.000
penderitanya meninggal dunia.
Banyaknya kasus pasien tifus yang kambuh kembali diakibatkan
oleh beberapa faktor terutama sistem pengobatan yang tidak efektif sehingga
masyarakat mulai memilih obat tradisional untuk meningkatkan sistem imun yang
dapat mencegah berbagai macam penyakit salah satunya penyakit tifus. Tanaman
herbal yang berfungsi untuk mengobati tifus di masyarakat sangat banyak di
antaranya adalah daun salam, buah mengkudu, bidara upas, dan lain-lain.1,3
Umbi bidara upas (Merremia mammosa) adalah tanaman yang akan digunakan
dalam penelitian ini. Pemilihan umbi bidara upas (Merremia mammosa)
dikarenakan tanaman ini merupakan tanaman langka dan minimnya penelitian
tentang tanaman bidara upas ini. Sebagian besar

penelitian terdahulu yaitu melihat efek bidara upas sebagai antibakteri


secara in vitro, belum ada yang melihat efek bidara upas sebagai imunomodulator.
Imunomodulator digunakan untuk memperbaiki sistem imun dengan cara
stimulasi (imunostimulan) pada kondisi defisiensi imun dan menekan
(imunosupresan) atau menormalkannya pada saat reaksi imun berlebihan. Hal
inilah yang melatar belakangi penulis memilih tanaman umbi bidara
imunomodulator dikarenakan kandungan yang terdapat di dalamnya.
Kandungan umbi bidara upas (Merremia mammosa) antara lain adalah alkaloid,
flavonoid, pati, resin dan lain-lain. Akan tetapi, yang berperan dalam peningkatan
sistem imun adalah alkaloid dan flavonoidnya. Mekanisme flavonoid dan alkaloid
sebagai imunomodulator pada umbi bidara upas (Merremia mammosa) kurang
lebih sama seperti mekanisme pada tanaman yang mengandung senyawa ini, yaitu
dengan meningkatkan aktivitas IL-2 dan proliferasi limfosit. Sel
Makrofag termasuk sistem imun seluler yang berperan pada endositosis partikel
lipoprotein, makrofag juga mampu mengikat berbagai

mikroba. Makrofag berfungsi sebagai fagosit professional dan kedua sebagai


APC (Antigen Presenting Cell) yang berfungsi menyajikan antigen kepada limfosit.
Sebagai fagosit professional, sel ini dapat menghancurkan antigen dalam fagolisosom,
dan juga melepaskan berbagai enzim dan isi granula ke luar sel, bersama-sama dengan
sitokin seperti tumor necrosis factor (TNF) yang dapat membunuh organisme patogen.8
NO juga sangat penting peranannya dalam sistem imun tubuh. NO bekerja sama dengan
lisosom makrofag untuk membunuh patogen seperti bakteri, jamur dan virus NO
memegang peranan penting dalam kerusakan sel, baik untuk sitostatik maupun
sitotoksik yang tidak hanya untuk menyerang mikroorganisme tetapi juga untuk sel yang
memproduksi dan untuk sel di sekitarnya. Penelitian kali ini ingin dilihat efek umbi
bidara upas terhadap respon fagositosis makrofag dan produksi nitrit oksida.9
Dosis yang digunakan untuk melihat respon makrofag adalah dosis bertingkat yaitu dosis
1. 0,32mg/ mencit, 1,6mg/mencit, 8mg/mencit. Pemilihan dosis bertingkat ini untuk
melihat dosis mana yang lebih baik untuk meningkatkan respon makrofag terhadap
sistem imun seluler. Besarnya dosis bertingkat dipilih berdasarkan penggunaan dosis di
masyarakat yang digunakan untuk mengobati tifus yaitu sebagai antibakteri. Di
masyarakat dosis yang digunakan untuk mengobati tifus (dosis sebagai antibakteri)
berkisar antara 10-100gr yang kemudian dikonversikan ke mencit sehingga diperoleh
dosis di atas
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 Menit Peserta Memahami penyakit
Gastritis ( Mag ).
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan Penyuluhan Selama 45 Menit diharapkan Peserta dapat :
 Menyebutkan Pengertian Tivus
 Menyebutkan Penyebab Tivus
 Menyebutkan Tanda dan Gejala Penyakit Tivus
 Menyebutkan Bahaya penyakit Tivus
 Menyebutkan Cara Perawatan dan pencegahan penyakit Tivus
C. Rangkaian Kegiatan
1. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
2. Media
a. Laptop
b. Ppt
c. Leaflet
d. Lembar Balik
3. Sasaran
 Masyarakat
4. Materi
 Terlampir
5. Pelaksanaan
 Hari/Tanggal : Jumat / 10 Juni 2022
 Waktu : 09.00-09.45
 Tempat : JL. belimbig kuranji padang Rt.04 RW.06
D. 1. Pengorganisasian
 Moderator : febri fadhilah aduha
 Penyuluh : Olivia herinandes
 Fasilitator : happy luseana rimanda
 Observer :

2. Uraian Tugas

 Moderator : 1. Memimpin sap dari awal sampai akhir


2. mengatur jalannya kegiatan sap sampai selesai
3. menfasilitasi semua anggota untuk mengepresikan
Perasaan mengajukan pendapat

 Penyuluh : 1. mengarahkan jalan nya s ap dari awal sampai akhir


2. melaksanakan dan menjelaskan tujuan dari sap
3. mengembangkan dan mengevaluasi acara sap

 Fasilitator : 1. menyediakan fasilitator selama kegiatan berlangsung


2. ikut serta dalam kelompok
3. menfasilitasi dan memberikan stimulus dan monivator pada
Anggota kelompok
 Observer : 1. Membantu penyuluh mengorganisasikan anggota kelompok
2. mengingatkan penyuluh
3. mengingat menulis pendapat klien
E. Setting Tempat

O m
p

m m m m m

f f

Keterangan Gambar

p : penyuluh

o : obsever

F : Fasilator

m : moderator

m : masyarakat

F. Kegiatan Penyuluhan

N WAKTU KEGIATAN PENYELUHAN KEGIATAN PESERTA


O
1 10 Menit  Memberikan salam dan  Mendengarkan
 Menjawab Salam dan
memperkenalkan diri
Menjawab Pertanyaan
 Menjelaskan tujuan dari  Memperhatikan
penyuluhan
 Menyebutkan materi yang
akan diberikan
 Kontrak Waktu dengan
Peserta Penyuluhan
2 25 Menit  Menjelaskan pengertian  Memperhatikan
penyakit tivus  Memperhatikan
 Menjelaskan penyebab
penyakit tivus  Memperhatikan

 Menjelaskan tanda dan  Memperhatikan


gejala penyakit penyakit
tivus  Memperhatikan

 Menjelaskan bahaya
 Memperhatikan
penyakit tivus
 Menjelaskan cara
perawatan dan  Memperhatikan

pencegahan penyakit tivus


3 10 Menit  Mengadakan Tanya Jawab  Bertanya/
untuk mengetahui seberapa  Menjawab Pertanyaan
jauh peserta paham tentang  Menerima Leaflet
materi yang telah  Memperhatikan
disampaikan  Menjawab salam
 Membagikan leaftet
 Menyimpulkan hasil
penyuluhan
 Ucapan terimakasih dan
salam penutup

G. Kriteria Evaluasi
1. Struktur : Diharapkan :
a. Ruangan penyuluhan telah dikoordinasikan 1 hari sebelum kegiatan
b. Peserta diberitahu dan dipersiapkan 10 menit sebelum kegiatan
c. Media (leaflet) telah dipersiapkan 1 hari sebelum kegatan
d. Penyuluh/pemateri menyiapkan materi 2 hari sebelum kegiatan
2. Proses : Diharapkan Peserta Memahami :
 Pengertian tivus
 Menyebutkan Penyebab tivus
 Menyebutkan Tanda dan Gejala Penyakit tivus
 Menyebutkan Bahaya penyakit tivus
 Menyebutkan Cara Perawatan dan pencegahan penyakit tivus

3. Hasil : Setelah dilakukan penyuluhan tentang gastritis selama 30 menit, peserta mampu:
a. Menyebutkan kembali pengertian penyakit tivus dengan benar
b. Menyebutkan penyebab dari penyakit tivus
c. Menyebutkan 3 dari 5 tanda dan gejala dari penyakit tivus
d. Menyebutkan 4 dari 7 cara pencegahan dan perawatan penyakit tivus
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian

Tivus adalah penyakit yang terjadi karena infeksi  bakteri Salmonella typhi  yang


menyebar melalui makanan dan minuman yang telah terontaminasi. Penyakit yang banyak
terjadi di negara-negara berkembang dan dialami oleh anak-anak ini dapat membahayakan
nyawa jika tidak ditangani dengan baik dan secepatnya

Seseorang yang terinfeksi bakteri penyebab tipes bisa menyebar ke seluruh tubuh yang
dapat mempengaruhi banyak organ tubuh penderitanya. Orang yang terinfeksi penyakit
demam tifoid / tipes dapat menularkan bakteri melalui fases dan urine, makan dan
minuman yang sudah terkontaminasi dengan urine atau fases penderita tipes. Ataupun
mengkonsumsi makanan yang ditangani oleh orang yang sedang mengalami tipes dan
belum dinyatakan sembuh  oleh dokter,   Demam tifoid termasuk infeksi bakteri yang bisa
menyebar ke seluruh tubuh dan memengaruhi banyak organ. Tanpa perawatan yang cepat
dan tepat, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius yang berakibat fatal.

B. Penyebab

Penyebab utama dari penyakit ini adalah bakteri Salmonella Thypi. Jenis bakteri ini juga
berkaitan langsung dengan penyakit Salmonelosis yang menyebabkan infeksi pada sistem
pencernaan yang lebih buruk dibandingkan tifus.

Penyakit ini mudah menular.  Salmonella Thypi dapat menular melalui makanan serta
minuman yang terkontaminasi. Paparan bakteri pada makanan atau minuman bisa terjadi
saat seseorang kurang menjaga kebersihan tangan atau mengonsumsi makanan yang
dibersihkan menggunakan air yang tercemar bakteri Salmonella Thypi. Begitu juga dengan
minuman. Pastikan kamu selalu mengonsumsi minuman dengan tingkat kematangan yang
optimal.

C. Tanda dan Gejala

Gejala tifus umumnya mulai muncul pada 1 hingga 3 minggu setelah tubuh terinfeksi
dengan ciri-ciri berupa demam tinggi, diare atau konstipasi, sakit kepala, dan sakit perut.
Kondisi ini dapat memburuk dalam beberapa minggu.

Begitu Anda terinfeksi, tubuh biasanya akan mengalami berbagai tanda dan gejala awal
seperti:

1. Demam yang meningkat setiap hari hingga mencapai 39o – 40o celcius


2. Sakit kepala
3. Lemah dan lelah
4. Nyeri otot
5. Berkeringat
6. Batuk kering
7. Kehilangan nafsu makan dan menurunkan berat badan
8. Sakit perut
9. Diare atau sembelit
10. Muncul ruam pada kulit berupa bintik-bintik kecil berwarna merah muda
11. Perut yang membengkak
12. Jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat, Anda akan mengalami kondisi seperti:
13. Mengigau
14. Berbaring lemah dengan mata setengah tertutup

C. Bahaya Penyakit tifus

Penyakit tifus dapat menyebabkan komplikasi jika tidak diatasi dengan baik. Perdarahan atau
terbentuknya lubang pada usus menjadi komplikasi tifus yang cukup parah. Kemudian, ada radang
otot jantung, radang selaput jantung, radang paru-paru, radang pankreas, infeksi ginjal, hingga
infeksi kandung kemih.

D. Cara pencegahan dan pengobatan

Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan vaksinasi. Di Indonesia, vaksin tifoid
merupakan imunisasi yang dianjurkan oleh pemerintah, meski demikian vaksin ini belum
masuk dalam kategori wajib. Vaksin tifoid diberikan kepada anak yang sudah berusia di
atas dua tahun dan diulang tiap tiga tahun. Imunisasi tifoid di Indonesia sendiri diberikan
dalam bentuk suntik pada balita dan dalam bentuk oral pada anak yang berusia di atas
enam tahun.Seperti halnya pada vaksin-vaksin lain, vaksin tifoid tidak memberikan
perlindungan 100 persen. Anak yang sudah diimunisasi tifoid tetap rentan terserang
terinfeksi, tetapi tingkat infeksi yang dialami anak yang sudah divaksin tidak akan seberat
mereka yang belum divaksin sama sekali.
DAFTAR PUSTAKA

Bruner & Sudart. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8. Jakarta: EGC

Chandrasoma, P. 2013. Ringkasan Patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta: EGC

Doengoes M.E. 2016. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta: EGC.

Ester, Monica. 2001. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

Ode, Sarif. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik Berstandarkan Nanda, NIC, dan NOC .
Yogyakarta: Nuha Medika

Prince., Lorraine. 2017. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit . Jakarta: EGC

Smeltzer, S. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta: EGC

Suyono, Slamet. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI

Anda mungkin juga menyukai