DISUSUN OLEH
2014201060
Pembimbing Akademik
( Ns.Welly, M,Kep)
Topik : TIFUS
Sasaran : Masyarakat
Tempat : Jl. Belimbing kuranji padang Rt.04 Rw.06
Hari/Tanggal : Jumat/ 10 juni 2022
Waktu : 09.00-09.45
Penyuluh : Mahasiswa Stikes Alifah
A. Latar Belakang
2. Uraian Tugas
O m
p
m m m m m
f f
Keterangan Gambar
p : penyuluh
o : obsever
F : Fasilator
m : moderator
m : masyarakat
F. Kegiatan Penyuluhan
Menjelaskan bahaya
Memperhatikan
penyakit tivus
Menjelaskan cara
perawatan dan Memperhatikan
G. Kriteria Evaluasi
1. Struktur : Diharapkan :
a. Ruangan penyuluhan telah dikoordinasikan 1 hari sebelum kegiatan
b. Peserta diberitahu dan dipersiapkan 10 menit sebelum kegiatan
c. Media (leaflet) telah dipersiapkan 1 hari sebelum kegatan
d. Penyuluh/pemateri menyiapkan materi 2 hari sebelum kegiatan
2. Proses : Diharapkan Peserta Memahami :
Pengertian tivus
Menyebutkan Penyebab tivus
Menyebutkan Tanda dan Gejala Penyakit tivus
Menyebutkan Bahaya penyakit tivus
Menyebutkan Cara Perawatan dan pencegahan penyakit tivus
3. Hasil : Setelah dilakukan penyuluhan tentang gastritis selama 30 menit, peserta mampu:
a. Menyebutkan kembali pengertian penyakit tivus dengan benar
b. Menyebutkan penyebab dari penyakit tivus
c. Menyebutkan 3 dari 5 tanda dan gejala dari penyakit tivus
d. Menyebutkan 4 dari 7 cara pencegahan dan perawatan penyakit tivus
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Seseorang yang terinfeksi bakteri penyebab tipes bisa menyebar ke seluruh tubuh yang
dapat mempengaruhi banyak organ tubuh penderitanya. Orang yang terinfeksi penyakit
demam tifoid / tipes dapat menularkan bakteri melalui fases dan urine, makan dan
minuman yang sudah terkontaminasi dengan urine atau fases penderita tipes. Ataupun
mengkonsumsi makanan yang ditangani oleh orang yang sedang mengalami tipes dan
belum dinyatakan sembuh oleh dokter, Demam tifoid termasuk infeksi bakteri yang bisa
menyebar ke seluruh tubuh dan memengaruhi banyak organ. Tanpa perawatan yang cepat
dan tepat, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius yang berakibat fatal.
B. Penyebab
Penyebab utama dari penyakit ini adalah bakteri Salmonella Thypi. Jenis bakteri ini juga
berkaitan langsung dengan penyakit Salmonelosis yang menyebabkan infeksi pada sistem
pencernaan yang lebih buruk dibandingkan tifus.
Penyakit ini mudah menular. Salmonella Thypi dapat menular melalui makanan serta
minuman yang terkontaminasi. Paparan bakteri pada makanan atau minuman bisa terjadi
saat seseorang kurang menjaga kebersihan tangan atau mengonsumsi makanan yang
dibersihkan menggunakan air yang tercemar bakteri Salmonella Thypi. Begitu juga dengan
minuman. Pastikan kamu selalu mengonsumsi minuman dengan tingkat kematangan yang
optimal.
Gejala tifus umumnya mulai muncul pada 1 hingga 3 minggu setelah tubuh terinfeksi
dengan ciri-ciri berupa demam tinggi, diare atau konstipasi, sakit kepala, dan sakit perut.
Kondisi ini dapat memburuk dalam beberapa minggu.
Begitu Anda terinfeksi, tubuh biasanya akan mengalami berbagai tanda dan gejala awal
seperti:
Penyakit tifus dapat menyebabkan komplikasi jika tidak diatasi dengan baik. Perdarahan atau
terbentuknya lubang pada usus menjadi komplikasi tifus yang cukup parah. Kemudian, ada radang
otot jantung, radang selaput jantung, radang paru-paru, radang pankreas, infeksi ginjal, hingga
infeksi kandung kemih.
Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan vaksinasi. Di Indonesia, vaksin tifoid
merupakan imunisasi yang dianjurkan oleh pemerintah, meski demikian vaksin ini belum
masuk dalam kategori wajib. Vaksin tifoid diberikan kepada anak yang sudah berusia di
atas dua tahun dan diulang tiap tiga tahun. Imunisasi tifoid di Indonesia sendiri diberikan
dalam bentuk suntik pada balita dan dalam bentuk oral pada anak yang berusia di atas
enam tahun.Seperti halnya pada vaksin-vaksin lain, vaksin tifoid tidak memberikan
perlindungan 100 persen. Anak yang sudah diimunisasi tifoid tetap rentan terserang
terinfeksi, tetapi tingkat infeksi yang dialami anak yang sudah divaksin tidak akan seberat
mereka yang belum divaksin sama sekali.
DAFTAR PUSTAKA
Bruner & Sudart. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8. Jakarta: EGC
Doengoes M.E. 2016. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Ode, Sarif. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik Berstandarkan Nanda, NIC, dan NOC .
Yogyakarta: Nuha Medika
Prince., Lorraine. 2017. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit . Jakarta: EGC
Smeltzer, S. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta: EGC
Suyono, Slamet. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI