Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN


“ANALISIS KECUKUPAN TEORITIS TEORI KEPERAWATAN KONSEPTUAL
DALAM JURNAL MEKANISME KOPING PADA ODHA DENGAN
PENDEKATAN TEORI ADAPTASI CALLISTA ROY”

Oleh:

ANISYA RIZKY KARTIKA


NIM: 1911102411146

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR


FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI PRODI S1 KEP AHLI JENJANG
SAMARINDA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, sayadapat menyelesaikan makalah dengan judul “Analisis kecukupan teoritis
teori keperawatan konseptual dalam jurnal mekanisme koping pada odha dengan
pendekatan teori adaptasi Callista Roy.”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Mata Ajar Falsafah dan Teori
Keperawatan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu saran dan masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan.

Samarinda, 12 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................................. ii
Daftar Isi ......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kejelasan: Seberapa Jelas teori ini? .......................................................................... 2
2.2 Kesederhanaan: Seberapa Sederhana Teori ini? ........................................................ 3
2.3 Keumuman: Seberapa Umum Teori ini? ................................................................... 3
2.4 Aksebilitas: Seberapa Bisa Diakses Teori ini?........................................................... 4
2.5 Kepentingan: Seberapa Penting Teori Ini? ................................................................ 4

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 5
3.2 Saran ............................................................................................................................ 5

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang mengancam jiwa baik di
indonesia maupun di luar negeri. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari
masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia lalu menimbulkan AIDS. AIDS
(Acquired Immuno Deficiency Sindrom) merupakan kumpulan gejala penyakit
yang disebakan oleh virus HIV yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia
(Zein 2006)
Penderita HIV/AIDS akan mengalami berbagaimacan stresor atau stimulus
yang dapat mempengaruhi mekanisme koping, stimulus atau input yang masuk
diantaranya adalah stimulus fokal, stimulus konstekual dan stimulus residual
sehingga ODHA membutuhkan mekanisme koping yang tepat untuk upaya
penanganan stressor (Roy, Sr 2009).

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Mengetahui seberapa jelas teori orem berdasarkan jurnal ini?
1.2.2 Mengetahui seberapa sederhana teori orem berdasarkan jurnal ini?
1.2.3 Mengetahui seberapa umum teori orem berdasarkan jurnal ini?
1.2.4 Mengetahui seberapa mudah diakses teori orem ini ?
1.2.5 Mengetahui seberapa penting teori orem ini ?

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kejelasan Teori
Model adaptasi Roy menjelaskan adanya pertahanan dan peningkatan
kemampuan proses adaptasi pasien terhadap stimulus kearah koping yang lebih
adaptif. Roy juga mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan
kesatuan informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat
menimbulkan respon, dimana dibagi dalam tiga tingkatan yaitu stimulus fokal:
stimulus yang langsung berhadapan dengan seseorang, kontekstual: semua
stimulus lain yang dialami seseorang baik internal maupun eksternal yang
mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi dan stimulus residual: semua
stimulus lain yang dialami seseorang baik internal maupun eksternal yang
mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi

2.2. Kesederhanaan
Teori ini cukup sederhana sehingga mudah untuk dipahami dan di terapkan ke
masyarakat.

2.3.Keumuman
Teori Dorothea E. Orem self care merupakan teori yang universalyang dapat
digunakan pada klien yang sehat maupun sakit. Dapat digunakan untuk anak-anak
hingga lansia, untuk asuhan keperawatan individu maupun komunitas.seperti
yang tertuang pada buku Nursing: Concept of Practice. Pada edisi pertama
fokusnya terhadap individu, sedangkan edisi kedua (1980), menjadi lebih luas lagi
meliputi multi person unit (keluarga, kelompok dan masyarakat). Edisi ketiga
(1985) Orem menghadirkan General Theory Keperawatan dan pada edisi keempat
(1991) Orem memberikan penekanan yang lebih besar terhadap anak-anak,
kelompok dan masyarakat.

2
Pada jurnal ini Hasil penelitian yang dilakukan pada lansia dengan rheumatoid
artritis di Posyandu Lansia Bangsal Kota Kediri didapatkan lebih dari 50%
responden memiliki kekuatan ego baik yaitu 31 responden (56,4%). Self-care
agency adalah kemampuan atau kekuatan yang dimiliki oleh seorang individu
untuk mengidentifikasi, menetapkan, mengambil keputusan dan melaksanakan
self-care (Alligood & Tomey, 2006 dalam Nursalam, 2013).
Ericksson menyatakan tugas perkembangan lansia adalah integrity versus
despair. Lansia yang menemukan arti dari hidup yang dijalaninya akan memiliki
integritas ego untuk menyesuaikan dan mengatur proses menua yang dialaminya.
Lansia yang tidak memiliki integritas akan marah, depresi dan merasa tidak
adekuat dengan kata lain mengalami keputusasaan (Dewi, 2014).

2.4.Aksebilitas
Teori self care dikembangkan orem atas dasar bahwa seorang perawat itu
adalah “diri sendiri” yang memunculkan ide dan kemudian dikembangkan dalam
konsep keperawatannya “self care”.
Pada jurnal ini peneliti menggunakan beberapa refrensi yang berasal dari
dalam maupun luar negeri disebutkan dalam daftar kepustakaan yang
berhubungan dengan teori model Dorothea E. Orem dan Reumathoid Arttritis.

2.5. Kepentingan
Teori ini sangatlah penting dalam ilmu keperawatan karena self care
merupakan salah satu kemampuan dasar manusia dalam menjaga fungsi tubuh dn
kehidupan yang harus dimilikinya. Aplikasi teori OREM tentang self-care sangat
efektif dilakukan pada pasien karena mampu melakukan perawatan diri secara
mandiri, sehingga pasien mampu menjaga kesehatan agar tidak terjadi komplikasi
secara langsung.

3
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Self-care agency pada lansia dengan rheumatoid arthritis adalah baik yang
meliputi aspek kekuatan ego baik, aspek penilaian kesehatan baik, aspek
pengetahuan tentang kesehatan dan kemampuan mengambil keputusan baik, serta
aspek perhatian terhadap kesehatan baik sedangkan self-care agency yang kurang
meliputi aspek energi dan aspek perasaan.

3.2 Saran
Untuk penelitian yang telah dilakukan agar terus menerapkan sehingga
memungkinkan tercapainya self care seperti yang diharapkan.

4
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak,Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan masyarakat: teori dan aplikasi.


Jakarta: Salemba Medika

Prawesti,D,Christiawan,J.(2015). Self-Care Agency pada Lansia dengan Rheumatoid


Artritis Berdasarkan Teori Dorothea E. Orem. Jurnal INJEC Vol. 2 No. 2 Oktober
2015: (237-245)

Anda mungkin juga menyukai