Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR PERSONAL HYGIENE

DZUL ADHAN GHIFARI


NIM : PO7120421053

PRECEPTOR RUANGAN PRECEPTOR INSTITUSI

POLTEKKES KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
2021
A. Pengertian

Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal yang
artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Wartonah, 2004).
Personal Hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejah teraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien di nyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
(Direja, 2011).
Defisit Perawatan Diri adalah keadaan ketika individu mengalami suatu
kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkan
penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
(Carpenito, 2006).
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hiygiene) merupakan
perawatan diri sendiri yang di lakukan untuk mempertahankan kesehatan,
baik secara fisik maupun psikologis (Hidayat, 2006).
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari
ketidak mampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias
secara mandiri, dan toileting (Damaiyanti, 2008).
Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa Defisit
Perawatan Diri (Personal Hygiene) adalah kurannya pemeliharaan diri
untuk menjaga kebersihan dan kesehatan diri.

B. Etiologi

1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi menurut Dep Kes (2000) adalah :
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Sosial
Kurang dukungan dari latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempemgaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.

2. Faktor Presipitasi

Stresor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang


penuh stres seperti kehilanga, yang mempengaruhi kemampuan
individu untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan
ansietas. Stresor pencetus dapat dikelompokkan dalam kategori :
Stresor sosiokultural, merupakan stres yang dapat ditimbulkan oleh
menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang yang
berarti didalam kehidupannya.
1. Stresor psikologik, ansietas berat yang berkepanjangan terjadi
bersamaan dengan keterbatasan kemampuan untuk
mengatasinya (Stuart, 2006).

C. Tanda dan Gejala

Menurut Damaiyanti (2008) tanda dan gejala personal hygiene adalah

1. Gannguan kebersihan diri, di tandai dengan rambut kotor, gigi


kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
2. Ketidak mampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut
acak- acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai,
pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak
berdandan.
3. Ketidak mampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidak
mampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan
makan tidak pada tempatnya.
4. Ketidak mampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan
BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan
baik setelah BAK/BAB.

Data yang bisa di temukan dalam defisit perawatan diri adalah

1. Data subyektif
a). Klien merasa lemah
b). Malas untuk beraktifitas
c). Merasa tidak berdaya
2. Data obyektif
a). Rambut kotor acak-acakan
b). Badan pakaian kotor dan bau
c). Mulut dan gigi bau
d). Kulit kusam dan kotor
e).kuku panjang dan tidak terawat

D. Mekanisme Koping

Mekanisme koping mempengaruhi respon individu dalam


menanggapi stress meliputi status sosial ekonomi, jaringan interpersonal,
organisasi yang dinaungi oleh lingkungan sosial yang lebih luas, juga
menggunakan kreativitas untuk mengekspresikan stress interpersonal
seperti kesenian, musik atau tulisan.
E. Rentang Respon

Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat
merawat diri sendiri adalah :

1. Meningkatkan kesadaran dn kepercayaan diri

a). Bina hubungan saling percaya


b). Bicarakan tentang pentingnya kebersihan
c). Kuatkan kemampuan klien merawat diri
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri
a). Bantu klien merawat diri
b). Ajarkan ketrampilan secara bertahap
c). Buatkan jadwal setiap hari
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
1. Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi
2. Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien
3. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya :
kamar mandi yang dekat dan tertutup

F. Masalah Keperawatan
1. Defisit perawatan diri
2. Harga diri rendah
3. Risiko Tinggi perilaku kekerasan
4. Menarik diri
5. Koping individu tidak efektif
6. Halusinasi

G. Pohon Masalah

Penurunan kemampuan dan motivasi perawatan diri

Core problem
Devisit perawatan diri

Menarik diri

Skema 1:1 pohon masalah (Sumber, Fitria, 2009)


H. Diagnosa Keperawatan

1. Devisit perawatan diri ( personal hygiene)


2. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
3. Menarik diri

I. Intervensi
N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL T
O T
D
1 Defisit TUM : 1. Bantuklien 1. Klien dapat
Perawatan Diri melakukan
Melatih klien mengungkapkan
kebersihan diri
cara-cara arti bersih diri secara mandiri
dan menjaga
perawatan dan tujuan
kebersihan diri
kebersihan memelihara 2. Reinforcement
diberikan agar
diri. kebersihan.
klien
2. Beri bersemangat
TUK :
dalam
reinforcemen t
- Menjelaskan menjaga
pentingnya yang positif personal
- Menjaga hygine
setelah klien
kebersihan
diri mampu
- Menjelaskan
mengungkap kan
alat-alat
untuk arti bersih.
menjaga
3. Libatkan klien
kebersihan
diri untuk
- Menjelaskan
memelihara
cara-cara
melakukan kebersihan diri
kebersihan
seperti : mandi
diri
- Melatih klien 2x, pagi dan
mempraktekk
sore,sikat gigi
an cara
- menjaga sehari 2x
kebersihan
(sesudah makan
diri
- Latih cara dan sebelum
berpakaian
tidur), keramas
yang benar
- Latih cara dan menyisir
menyisir
rambut, gunting
rambut
- Menjlaskan kuku bila
cara
panjang.
mempersiapk
a n makan 4. Motivasi klien
- Mengajarkan
untuk mandi.
cara
merapikan 5. Bimbing klien
peralatan
makan untuk mandi.
setelah
6. Anjurkan klien
makan
- Mengajarkan mengganti baju
klien
setiap hari.
melakukan
BAB dan 7. Kaji keinginan
BAK dengan
klien untuk
benar
memotong kuku
dan merapikan
rambut
2 Penurunan TUM: 1. Bina hubungan 1. Membina
Klien dapat saling percaya hubungan
kemampua n meningkatkan dengan saling percaya.
dan motivasi minat dan menggunakan
motivasinya prinsip 2. Dorongan atau
merawat diri untuk komunikasi motivasi dari
mempertahan terapeutik. orang
kan kebersihan 2. Diskusikan lmeningkatkan
diri. bersama klien klien untuk
pentingnya
melakukan
TUK: kebersihanke
1. Klien dapat bersihan diri kebersihan diri
membina dengan cara dan selalu
hubungan menjelaskan menjaga
saling pengertian kebersihan
percaya tentang arti bersih
dengan dan tanda-tanda
perawat bersih.
3. Dorong klien
untuk
menyebutkan
tanda kebersihan
diri.
4. Diskusikan fungsi
kebersihan diri
dengan
5. Menggali
pengetahuan klien
terhadap hal yang
berhubugan
dengan
kebersihan diri.
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T.Heather.2016. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi .


EGC :Jakarta

Perry, Potter.2017. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.EGC : Jakarta

Sparks Ralps, Sheila, M.Taylor, Cynthia.2016.Diagnosa Keperawatan Dengan Rencana


Asuhan EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai