Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Diajukan untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :

Ligar Pitaloka
P2790522023

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKNIK KESEHATAN BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

I. Masalah Utama (Kasus)


Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya dan
kesejahteraannya sesuai dengan kondisi kesehatannya. Klien dinyatakan terganggu
perawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan dirinya (Mukhripah &
Iskandar, 2012:147).
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada pasien
gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian
merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan
menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat
(Yusuf, Rizky & Hanik,2015:154)
Dari definisi diatas dapat disimpulkan defisit perawatan diri adalah suatu
keadaan seseorang mengalami kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari – hari secara mandiri. Tidak ada
keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau
badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi.
II. Proses Terjadinya Masalah
A. Faktor Predisposisi
1. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
2. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
4. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
diri.
B. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.
Faktor–faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
2. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
3. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes
mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
4. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.
C. Jenis-jenis Defisit Perawatan Diri
Menurut Nanda (2012), jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
makan secara mandiri
4. Defisit perawatan diri : eliminasi / toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri.
D. Rentang Respon
A. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan tidak melakukan


seimbang diri tidak seimbang perawatan diri

Gambar 1. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri


Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor
kadang kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.

E. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan nya di bagi 2 (Stuart & Sundeen,
2000), yaitu :

1. Mekanisme Koping Adaptif


Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar
dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah : Klien bisa memenuhi kebutuhan
perawatan diri secara mandiri.
2. Mekanisme Koping Mal Adaptif
Mekanisme koping yang menghambat, fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
Kategori nya adalah : Tidak mau merawat diri.
III. Pohon Masalah
A. Pohon Masalah
Gangguan pemeliharaan kesehatan

Defisit perawatan diri Core Problem

Isolasi sosial

B. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


No Data Masalah

1 Data Subyektif Defisit perawatan diri

- Klien mengatakan dirinya malas


mandi
- Klien mengatakan malas makan
- Klien mengatakan tidak tahu cara
membersihkan WC setelah bab/bak
Data Obyektif

- Ketidakmampuan mandi dan


membersihkan diri ; kotor, berbau
- Ketidakmampuan berpakaian; pakaian
sembarangan
- Ketidakmampuan BAB atau BAK
secara mandiri : BAB atau BAK
sembarangan
IV. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit perawatan diri

V. Tindakan Keperawatan
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Keperawatan
Defisit Perawatan TUM : a. Setelah 2 x SP I
Diri pertemuan pasien
Pasien dapat dapat melakukan - Menjelaskan
merawat diri secara aktivitas pentingnya perawatan
mandri perawatan diri diri
dengan aman - Menjelaskan cara
TUK I : menjaga kebersihan
b. Setelah 2 x
Pasien mampu pertemuan pasien diri
melakukan dapat melakukan - Membantu pasien
kebersihan diri aktivitas mempraktekkan cara
secara mandiri perawatan diri menjaga kebersihan
berupa berhias diri.
TUK II : - Menganjurkan pasien
dengan aman
c. Setelah 2 x memasukan dalam
Pasien mampu
pertemuan pasien jadwal kegiatan
melakukan tindakan
mampu harian.
perawatan berupa
berhias atau melakukan SP II
berdandan secara kegiatan makan
baik secara mandiri - Mengevluasi jadwal
dan tepat dengan kegiatan harian pasien
TUK III : mengungkapkan - Menjelaskan cara
kepuaan makan makan yang baik
Pasien mampu
d. Setelah 2 x - Membantupasien
melakukan kegiatan
pertemuan pasien mempraktikan cara
makan dengan baik
dapat melakukan makan yang baik.
TUK IV : perawatan diri - Menganjurkan pasien
dalam hal memasukan dala
Pasien mampu BAB/BAK secara jadwal kegiatan
melakukan kegiatan mandiri harian.
BAK/BAB secara
mandiri SP III
- Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
- Menjelaskan cara
eliminasi yang baik
- Membantu pasien
mempraktekan cara
eliminasi yang baik
dan memasukkan
dalam jadwal
- Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian
SP IV
- Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
- Menjelaskan cara
berdandan
- Membantu pasien
mempraktekan cara
berdandan
- Menganjurkan pasien
memasukan dalam
jadwal kegiatan
harian

VI. DAFTAR PUSTAKA


Yusuf, Rizky Fitryasari PK, dan Hanik Endang Nihayati, 2015, Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa, Salemba Medika, Jakarta
Mukhripah &iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung:PT Refika
aditama
Herdman Ade. (2011).Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta:NuhaMedika
Kelliat, B. A., dkk. (2011).Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas :CMHN
(Basic Couse).Yogyakarta :EGC
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
DIFISIT PERWATAN DIRI (DPD)

Hari / tanggal : Senin, 29 November 2021


Ruangan : Nuri
Nama Pasien : Tn. B
Pertemuan/ SP : 1/ Pengkajian Dan Melatih Cara Menjaga Kebersihan Diri :
Mandi, Mencuci Rambut, Sikat Gigi

A. Proses Keperawatan
1) Kondisi Klien
a. Data Subjektif
 Klien mengatakan malas mandi
 Klien mengatakan mandi 1x/hari
 Klien mengatakan mandi hanya memakai air tidak memakai sabun
 Klien mengatakan sikat gigi hanya 1x/hari
b. Data Objektif
 Mulut klien tercium bau khas
 Rambut klien tercium bau
 Tampak suka menggaruk-garuk kepala karena gatal

2) Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri .

3) Tujuan Umum
 Pasien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri

4) Tujuan Khusus
 Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
 Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
 Pasien mampu melakukan makan dengan baik
 Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
5) Tindakan Keperawatan
a. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
b. Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
c. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
d. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
e. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

B. Strategi Komunikasi
1) Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum Wr. Wb. Pak, perkenalkan saya perawat yang akan
merawat bapak, nama saya aisyah fathaniah, senang dipanggil aisyah.
Saya dinas disini dari jam 08.00 pagi sampai jam 14.00 siang pak.
Nama bapak siapa? Senang dipanggil apa?”
b. Evaluasi/ Validasi
“Bagaimana tidurnya semalam? Bagaimana perasaan bapak saat ini?
Apa ada keluhan? Apakah bapak sudah mandi tadi ?
c. Kontrak
 Topik
“Baiklah, Bagimana kalau kita berbincang tentang kebersihan diri
pak ?”
 Tujuan
“Tujuan kita berbincang – bincang topik ini adalah agar bapak
mengerti tentang manfaat dan pentingnya menjaga kebersihan diri,
dan bisa melakukan kegiatan mandi, mencuci rambut, sikat gigi
dengan baik dan benar ya pak”
 Waktu
“Berapa lama bapak ingin berbincang – bincang mengenai topik
hari ini ? Bagaimana jika 20 menit?”
 Tempat
“Baiklah mau dimana kita ngobrolnya bapak ? Oh, jadi kita
ngobrolnya diruang ini saja

2) Fase Kerja
“ Berapa kali bapak mandi dalam sehari?”
“Apakah bapak sudah mandi hari ini?”
“Menurut bapak apa kegunaannya mandi ?”
“Apa alasan bapak sehingga tidak bisa merawat diri?”
“Menurut bapak apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri?”
“Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti
apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak teratur
menjaga kebersihan diri masalah apa menurut bapak yang bisa muncul ?
Betul ada kudis, kutu...dsb”
“Menurut bapak mandi itu seperti apa? Sebelum mandi apa yang biasanya
bapak persiapkan? Benar sekali, bapak perlu menyiapkan pakain ganti
yang bersih, handuk kering, sikat gigi, odol, shampo dan sabun mandi.”
“Menurut bapak tempat mandi dimana? Benar sekali kita mandi di kamar
mandi, bagaimana kalau kita ke kamar mandi sekarang. Saya akan bantu
melakukannya. Pertama kita gosok gigi dulu dengan sikat gigi, ambil sikat
gigi yang sudah di kasih odol kemudian sikat gigi dengan gerakan
memutar dari atas ke bawah kemudian bapak berkumur kumur dengan air
bersih.
“Bagus sekali bapak, sekarang buka pakaian bapak, siram seluruh tubuh
bapak dengan air termasuk rambut dan kepala lalu ambil shampo sedikit
dan gosokkan ke atas kepala bapak sampai berbusa lalu bilas sampai
bersih.”
“Bagus sekali bapak, sekarang ambil sabun dan gosokan ke seluruh tubuh
bapak secara merata dan di mulai dari bagian sebelah kanan lalu siram
dengan air sampai bersih, pastikan bersih tidak ada sisa sabun yang
menempel. Setelah selesai di siram dengan air sampai bersih keringkan
tubuh bapak dengan handuk kering yang sudah disiapkan”
“Bagus sekali bapak melakukannya. Selanjutnya bapak menggunakan
pakaian bersih yang sudah di siapkan

3) Fase Terminasi
a. Evaluasi
 Subjektif
“Bagaimana perasaan   bapak setelah mandi dan mengganti
pakaian? Coba bapak sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang
baik yang sudah bapak lakukan tadi? Bagus sekali sekarang bapak
sudah tahu manfaat dan cara mandi yang baik.
 Objektif
“Nah, tadikan kita sudah belajar cara mandi dan sikat gigi yang
benar. Sekarang coba bapak lakukan ulangi kembali?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian.  Bapak Mau
berapa kali sehari mandi dan sikat gigi? Bagus, dua kali yaitu pagi dan
sore. Kalau pagi jam berapa ? kalau sore ?? Beri tanda M (mandiri)
kalau dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru
dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan.”
c. Kontrak
 Topik
“Bapak besok kita akan berbincang – bincang kembali ya pak,
untuk mengulangi tentang mandi dan sikat gigi yang benar.
Setelah itu kita belajar untuk latihan berdandan ya pak”
 Waktu
“Bapak mau berapa lama melakukan kegiatannya? Bagaimana
jika 15 menit?”
 Tempat
“Dimana kita akan latihannya? Di ruang kegiatan? Baiklah
karena pertemuan untuk hari ini sudah selesai. Saya permisi dulu
ya pak, sampai jumpa besok. Selamat beraktivitas kembali.
Assalamualaikum.”

Anda mungkin juga menyukai