Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

STASE KEPERAWATAN JIWA

OLEH :
NADI
NPM. 2014901110057

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
BANJARMASIN 2020

1
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

I. Definisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).

II. Rentang Respon


Rentang respons defisit perawatan diri menurut Stuart (2002):

Respons Adaptif Respons Maladaptif

Pola perawatan Kadang Tidak melakukan


diri seimbang perawatan diri perawatan diri
kadang tidak

- Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
- Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stresor kadang
– kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya,
- Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.

Menurut Depkes (2010) dalam Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang
perawatan diri adalah sebagai berikut : kelelahan fisik dan penurunan kesadaran.

III. Faktor predisposisi (Depkes, 2000)


1) Perkembangan : Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis : penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.

2
3) Kemampuan realitas turun : Klien dengan ganggguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian
dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
4) Sosial : Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya

IV. Faktor presipitasi (Depkes, 2000)


Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri

V. Tanda Gejala
Tanda gejala DPD menurut Fitria (2014) :
 Mandi / hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam mebersihkan badan, memperoleh
atau mendapatkan sumber air, mendapatkan perlengkapan mandi,
mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi
 Berpakaian/ berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan
pakainan, menanggalkan pakaian, mengenakan pakaian mempertahankan
penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian dan
mengenakan sepatu.
 Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan maknan, mempersiapkan makanan, menangani perkakas,
menyunyah makanan, mengambil makanan dari wadah lalu
memasukkannya ke mulut, melengkapi makan, mencerna makan,mengambil
cangkir atau gelas.
 BAB/BAK
Klien memiliki ketidakmampuan dalam mendapatkan jamaban atau kamar
kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian toileting,
membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet.

3
VI. Pathway

Pohon masalah DPD menurut Fitria (2014):

Effect Risiko Tinggi isolasi Sosial

Core Problem Defisit Perawatan Diri

Causa Harga Diri Rendah

VII. Proses Keperawatan


VII.1 Pengkajian
Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan waham menurut Fitria
(2014):
Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji
Defisit perawatan diri Subjektif :
 Klien mengatakan dirinya malas mandi
karena airnya dingin atau di RS tidak tersedia
alat mandi
 Klien mengatakan dirinya malas berdandan
 Klien mengatakan ingin disuapi makan
 Klien mengatakan jarang membersihkan alat
kelaminnya setelah BAK maupun BAB

Objektif :
 Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri
ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,
kulit berdaki, dan berbau serta kuku panjang
dan kotor
 Ketidakmampuan berpakaian/berhias ditandai
dengan rambut acak acakan, pakaian kotor,
dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak
bercukur (laki-laki), atau tidak berdandan
(wanita).
 Ketidakmampuan makan secara mandiri

4
ditandai dengan ketidakmampuan mengambil
makan sendiri, makan berceceran, dan makan
tidak pada tempatnya.
 Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri
ditandai BAB/BAK tidak pada tempatnya,
tidak membersihkan diri dengan baik setelah
BAB/BAK

VII.2 Diagnosa Keperawatan


 Defisit Perawatan Diri

5
VII.3 Rencana Tindakan Keperawatan
Rencana tindakan keperawatan menurut Fitria (2014):
Nama Klien : Ruangan :
No CM : Dx Medis :
No Perencanaan
Tg Diagnosa
.
l Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Dx
Defisit SP 1: dapat mengkaji Setelah...x interaksi, klien Kaji kemampuan klien dalam Kegiatan mengkaji
perawatan diri kemampuan klien dalam dapat mengkaji perawatan diri yang meliputi mandi merupakan tahap awal
perawatan diri yang kemampuan klien dalam berpakaian/berhias, makan dan minum untuk mengidentifikasi
meliputi mandi, perawatan diri yang serta BAK/BAB secara mandiri kebutuhan klien dalam
berpakaian/berhias, meliputi mandi, perawatan diri sehimgga
makan dan minum serta berpakaian/berhias, makan intervensi lebih efektif.
BAK/BAB secara dan minum serta
mandiri. BAK/BAB secara mandiri.
SP 1 : klien Setelah...x interaksi klien Latih klien untuk melakukan mandi, Latihan yang dilakukan
mendapatkan pelatihan mendapatkan pelatihan berpakaian/berhias, makan dan minum secara bertahap akan
tentang cara melakukan tentang cara melakukan serta BAK/BAB secara bertahap. memudahkan perawat
mandi, mandi, berpakaian/berhias, untuk mengevaluasi
berpakaian/berhias, makan dan minum serta keberhasilan klien dalam
makan dan minum serta BAK/BAB secara perawatan diri.
BAK/BAB secara bertahap.
bertahap.

6
SP 1 : klien dapat Setelah...x interaksi klien Masukkan latihan perawatan diri Masukkan latihan
memasukkan latihan dapat memasukkan latihan kedalam jadwal kegiatan harian. perawatan diri kedalam
perawatan diri kedalam perawatan diri kedalam jadwal kegiatan harian
jadwal kegiatan harian. jadwal kegiatan harian. akan memberikan
kemudahan klien dalam
proses pembuasaan
sehingga perawatan diri
menjadi suat kebutuhan
SP 2 : klien dapat Setelah...x interaksi klien Evaluasi kegiatan perawatan diri klien Evaluasi yang diperlukan
mengevaluasi kegiatan dapat mengevaluasi dalam jadwal jadwal kegiatan dalam menentukan
perawatan diri klien kegiatan perawatan diri hariannya intervensi selanjutnya.
dalam jadwal kegiatan klien dalam jadwal
harian. kegiatan harian.
SP 2 : klien Setelah...x interaksi klien Latih klien untuk melakukan mandi, Setelah dilakukan latihan
mendapatkan latihan mendapatkan latihan cara berpakaian/berhias, makan dan minum perawatan diri secara
cara melakukan mandi, melakukan mandi, serta BAK/BAB secara mandiri. bertahap perawat mampu
berpakaian/berhias, berpakaian/berhias, makan memberikan
makan dan minum serta dan minum serta rekomendasikan klien
BAK/BAB secara BAK/BAB secara mandiri. untuk melatih diri secara
mandiri. mandiri.

7
VIII. Strategi Pelaksanaan
a. Rencana tindakan keperawatan untuk klien. ( Fitria, 2014)
SP 1 untuk klien.
 Mengkaji kemampuan klien melakukan perawatan diri meliputi
mandi/kebersihan diri, berpakaian/berhias, makan, serta BAB/BAK
secara mandiri.
 Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
SP 2 untuk klien.
 Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien.
 Memberikan latihan cara melakukan mandi/kebersihan diri secara
mandiri.
 Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
SP 3 untuk klien.
 Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien.
 Memberikan latihan cara berpakaian/berhias secara mandiri.
 Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
SP 4 untuk klien.
 Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien.
 Memberikan latihan car makan secara mandiri.
 Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
SP 5 untuk klien.
 Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien.
 Memberikan latihan cara BAB/BAK secara mandiri.

b. Tindakan keperawatan untuk keluarga klien.


SP 1 untuk keluarga.
 Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang
dibutuhkan oleh klien untuk menjaga perawatan diri.
SP 2 untuk keluarga.
 Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri klien dan
mampu membantu mengingatkan klien dalam merawat diri (sesuai
jadwal yang telah disepakati).
 Melatih keluarga melakukan cara merawat klien yang mengalami
defisit perawatan diri.

8
SP 3 untuk keluarga.
 Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan
klien dalam merawat diri.
 Menjelaskan follow up klien setelah pulang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis


Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC
Fitria, Nita. 2014. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
Dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta :
Salemba Medika
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Banjarmasin, November 2020

Preseptor Akademik, Ners Muda,

Nadi, S.Kep
Juliadi, Ns.,M.Kep

10

Anda mungkin juga menyukai