Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

I. KASUS (MASALAH UTAMA) : Defisit Perawatan Diri

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktifitas perawatan diri secara mandiri baik mandi, berpakaian /
berhias, makan dan BAB/BAK.
2. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif

Pola Perwatan Diri Kadang perawatan Tidak melakukan


Seimbang diri,kadang tidak perawatan diri pada
saat stress

1) Pola perawat diri seimbang : saat pasien mendapatkan stressor dan


mampu untuk berperilaku adaptif m aka pola perawatan yang dilakukan
klien seiambang, klien masih melakukan perawatan diri.
2) Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak : saat pasien
mendapakan stressor kadang kadang pasien tidak memperhatikan
perawatan dirinya.
3) Tidak melakukan perawtan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawtan saat stress (Ade,2011).

3. Penyebab

Penyebab Defisit Perawatan Diri adalah isolasi sosial ( Keliat, 2006).


Isolasi sosial adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain, menghindari hubungan dengan orang lain.

4. Tanda dan Gejala


 Mandi/Higiene.
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran
air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan
tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
 Berpakaian/ berhias.
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil
potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau
menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk
mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat
tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, mempertahankam penampilan pada
tingkat memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.
 Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah
makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan,
membuka kontainer, mamnipulasi makanan dalam mulut,
mengambil makanan dari wadah lalu memasukkannya makanan
dalam mulut, melengkapi makanan, mencerna makanan menurut
cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir/gelas,serta
mencerna cukup makanan dengan aman.
 BAB/BAK (Toileting)
Klien memiliki keterbatasan atau ketidak mampuan dalam
mendapatkan jamban/kamar kecil, duduk/bangkit dari jamban,
memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihakn diri setelah
BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet/kamar kecil.
Keterbatasan perawatan diri di atas biasanya diakibatkan karena
stresor yang cukup jelas dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa
mengalami harga diri trendah), sehingga dirinya tidak mau
mengurus / merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi,
berpakaian, berhias, makan maupun BAB/BAK. Bila tidak
dilakukan intervensi oleh perawat maka kemungkinan klien bisa
mengalami masalah resiko tinggi isolasi sosial.

5. Akibat
Akibat dari defisit perawatan diri adalah gangguan pemeliharaan
kesehatan ( Keliat,2006), gangguan pemeliharaan kesehatan ini bentuknya
bisa bermacam-macam. Bisa terjadi infeksi kulit ( scabies, panu, kurap)
dan juga gangguan lain seperti gratitis kronis ( karena kegagalan dalam
makan),penyebaran penyakit orofecal( karena hygiene BAB dan BAK
sembarangan ) dan lain-lain.
III. POHON MASALAH

Effect Resiko Tinggi Isolasi Sosial

Care Problem Defisit Perawatan Diri

Causa Harga Diri Rendah Kronis

IV. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DI KAJI


A. Masalah keperawatan yang sering muncul
1) Defisit perawatan diri
2) Harga diri rendah kronis
3) Resiko tinggi isolasi sosial
B. Data yang perlu di kaji
1) DS :
 Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya
dingin atau di RS tidak tersedia alat mandi
 Klien mengatakan dirinya malas berdandan
 Klien mengatakan ingin disuapi makan
 Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya
setelah BAK/BAB
2) DO :
 Ketidak mampuan mandi / membersihkan diri ditandai
dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan berbau
serta kuku panjang dan kotor.
 Ketidakmampuan pakaian atau berhias di tandai dengan
rambut acak acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian
tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki), atau tidak
berdandan ( wanita).
 Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan
berceceran, dan tidak makan pada tempatnya.
 Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai
dengan BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak
membersihakan diri setelah BAB/BAK.
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit Perawatan Diri

VI. RENCANA KREPERAWATAN


TUM : Pasien Tidak mengalami Defisit Perawatan Diri
TUK :
1. Tujuan :
 Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri
seperti mandi/membersihakn diri, berpakaian atau berhias, makan
dan BAB / BAK
2. Tindakan Keperawatan Untuk Klien
 Mengkaji kemampuan perawatan diri yang meliputi
mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan dan
BAB/BAK secara mandiri.
 Memberikan latihan cara melakukan mandi atau membersihakan
diri, berpakaian / berhias , makan dan BAB/BAK secara mandiri.
 Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah kurang perawatan diri.
3. Tindakan keperawatan untuk keluarga klien
 Keluarga dapat meneruskan melatih klien dan mendukung agar
kemampuan klien dalam perawatan dirnya meningkat.
 Serangkaian intervemsi ini dapat saudara lakukan dalam
serangkaian berikut :
o Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan
diri yang di butuhkan oleh klienn agar dapat menjaga
kebersihan diri
o Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat dan
membantu klien dalam merawat diri (sesuai jadwal yang
telah disepakati).
o Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas
keberhasilan klien dalam merawat diri.

DAFTAR PUSTAKA

Fitriana N 2009. Prinsip Dasar Dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai