DIRI
PENGERTIAN
DAN ETIOLOGI
Arlia Fika Damayanti
1710711099
Ketidakmampuan dalam : kebersihan diri, Pengertian…
makan, berpakaian, berhias diri, makan sendiri,
buang air besar atau kecil sendiri (toileting)
(Keliat B.A ,dkk, 2011)
Berdasarkan dua pengertian
diatas dapat ditarik kesimpulan
Kurangnya perawatan diri pada pasien bahwa deficit perawatan diri adalah
dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya ketidakmampuan seseorang untuk
perubahan proses pikir sehingga kemampuan melakukan kebersihan diri
untuk melakukan aktivitas perawatan diri diantaranya mandi, makan & minum
menurun. Kurang perawatan diri terlihat dari secara mandiri, berhias mandiri,
ketidakmampuan merawat kebersihan diri toileting akibat adanya perubahan
antaranya mandi, makan minum secara proses pikir sehingga kemampuan
mandiri, berhias secara mandiri, toileting untuk melakukan aktivitas perawatan
(BAK/BAB) (Damayanti, 2012) diri menurun.
ETIOLOGI
Variabel
Citra Kebuday
Tubuh aan
Pengetah
uan
Status Kondisi
Sosial Fisik
Ekonomi
3. Makan
1. Kebersihan Mengalami
Diri 2.Berdandanan kesukaran
/ berhias dalam 4. Toileting
Tidak ada mengambil,
keinginan Kurangnya ketidakmampu Ketidakmam
untuk mandi minat dalam an membawa puan atau tidak
secara teratur, memilih makanan dari adanya
pakaian kotor, pakaian yang piring ke mulut, keinginan
bau badan, bau sesuai, tidak dan makan untuk
napas, dan menyisir hanya beberapa melakukan
penampilan rambut, atau suap makanan defekasi atau
dari piring berkemih tanpa
PENGKA JIAN
N O V I TA S A R I 1710711006
CLARA SEPTI AMANDA 1710711066
ANNISA HILMY NURARIFAH 1710711087
SHERIN ALINDA ZULFA 1710711095
KASUS
Seorang perempuan usia 40 th di bawa ke RSJ 1 minggu yang lalu oleh keluarganya, dengan
keluhan: mengurung diri, tidak mau makan, mandi, sering menangis dan menyendiri selama
dirumah. Hasil pengkajian: mandi tidak bersih, gigi dan rambut kotor dan berpakaian tidak sesuai,
kadang BAK di tempat tidur, sebelum dan sesudah makan jarang cuci tangan
PENGKAJIAN
• Defisit perawatan diri pada lien terjadi akibat adanya perubahan proses piker, yang
menyebabkan menurunnya kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri. Deficit
perawatan diri tampak dari ketidakmampuan individu merawat kebersihan diri, makan, berhias,
dan eliminasi (buang air besar atau buang air kecil) secara mandiri.
FAKTOR PENGKAJIAN
Faktor Predisposisi Faktor Presipitasi
Faktor predisposisi
merupakan faktor- Faktor pesipitasi
faktor yang defisit perawatan
mempengaruhi diri, meliputi
terjadinya suatu kurangnya motivasi,
kondisi kerusakan kognitif
atau perseptual,
• Faktor psikologis cemas, dan kelelahan
• Faktor biologis yang dialami klien.
• Faktor sosial
KASUS
FAKTOR PREDISPOSISI
• Faktor Psikologis
Klien malas untuk melakukan perawatan diri karena merasa trauma pada masa lalunya dan keluarga yang kurang
memperhatikan
• Faktor Biologis
Adanya gangguan psikologis pada klien menyebabkan nya sering menangis dan tidak mau mandi atau merawat dirinya ,
bahkan klien sering BAK di tempat tidur
• Faktor Sosial
Kurang dukungan social dari keluarga tentang perawatan diri. Dimana keluarga tidak ikut andil untuk membantu klien
melakukan perawatan diri.
FAKTOR PRESIPITASI
• Klien memiliki trauma pada suatu hal yang membuatnya mengurung diri di dalam kamar.
ANALISA DATA
18
• Social support : Dukungan dari lingkungan terdekat klien.
• Material aset :Dukungan material yang dimiliki pasien (ekonomi, pendidikan,
asuransi, dan transportasi, jarak mencapai pelayanankesehatan )
• Positif belief : Keyakinan pasien akan kesembuhannya
19
MEKANISME
KOPING
MEKANISME KOPING BERDASARKAN • MEKANISME KOPING MALADAPTIVE
PENGGOLONGAN DIBAGI MENJADI 2 YAITU : MEKANISME KOPING YANG MENGHAMBAT FUNGSI
• MEKANISME KOPING ADAPTIF INTEGRASI MEMECAH PERTUMBUHAN,
MENURUNKAN OTONOMI DAN CENDERUNG
MEKANISME KOPING YANG MENDUKUNG FUNGSI
MENCELAKAI LINGKUNGAN. KATEGORINYA ADALAH
INTERGRASI PERTUMBUHAN BELAJAR DAN
TIDAK MAU MERAWAT DIRI.
MENCAPAI TUJUAN. KATEGORI INI ADALAH KLIEN
BISA MEMENUHI KEBUTUHAN PERAWATAN DIRI
SECARA MANDIRI.
MEKANISME KOPING PADA KASUS
• REGRESI
PROSES PERAWATAN DIRI BERGANTUNG PADA ORANG LAIN DAN TIDAK INGIN MELAKUKAN PERAWATAN
DIRI.
• ISOLASI
KLIEN MENGURUNG DIRI DAN SELALU MENANGIS.
• PENYANGKALAN
KLIEN MENGANGGAP PERAWATAN DIRI TIDAK PENTING
POHON MASALAH,
DX, DAN INTERVENSI
D E F I S I T P E R A W ATA N
DIRI
FENNY ANDRIANI 1710711077
D I N DA T R I A N A N DA 1710711089
S I N T YA M A R L I A N I P U T R I 1710711092
POHON MASALAH
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit Perawatan Diri : Kebersihan diri (Mandi), berdandan, makan, BAB/BAK (Yusuf, Rizky & Hanik,2015:155).
TUK:
TUK:
2. Dalam … kali interaksi klien 2. Diskusikan dengan klien:
2. Klien mengetahui menyebutkan: • Penyebab klien tidak
pentingnya • Penyebab tidak merawat merawat diri
perawatan diri diri • Manfaat menjaga
• Manfaat menjaga perawatan diri untuk
perawatan diri keadaan fisik, mental, dan
• Tanda-tanda bersih dan rapi sosial.
• Gangguan yang dialami jika • Tanda-tanda perawatan
perawatan diri tidak diri yang baik
diperhatikan • Penyakit atau gangguan
kesehatan yang bisa
dialami oleh klien bila
perawatan diri tidak
adekuat
Tgl No Dx Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
TUK:
6.1. Dalam … kali interaksi 6.1 Diskusikan dengan
6. Klien mendapatkan keluarga menjelaskan cara-cara keluarga:
dukungan keluarga membantu klien dalam • Penyebab klien tidak
memenuhi kebutuhan perawatan melaksanakan perawatan
untuk meningkatkan
dirinya diri
perawatan diri • Tindakan yang telah
6.2. Dalam … kali interaksi dilakukan klien selama di
keluarga menyiapkan sarana rumah sakit dalam menjaga
perawatan diri klien: sabun mandi, perawatan diri dan
pasta gigi, sikat gigi, shampoo, kemajuan yang telah
handuk, pakaian bersih, sandal, dialami oleh klien
dan alat berhias • Dukungan yang bisa
diberikan oleh keluarga
6.3. Keluarga mempraktekan untuk meningkatkan
perawatan diri pada klien kemampuan klien dalam
perawatan diri
Tgl No Dx Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Tahun 2018
35
Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis
bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan
menimbulkan gangguan pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia (Keliat,
2011). Menurut World Health Organization (2012) secara global saat ini sekitar
450 juta orang mengalami gangguan jiwa, diantaranya 150 juta menderita
depresi, 90 juta mengalami gangguan penggunaan zat dan alkohol, 38 juta
mengalami epilepsi, 25 juta mengalami skizofrenia, serta hampir 1 juta
melakukan bunuh diri setiap tahun.
Berdasarkan data Riskesdas (2013) Indonesia mengalami peningkatan jumlah
penderita gangguan jiwa, dimana prevalensi gangguan jiwa berat mencapai 1,7
Latar per mil dan Provinsi Jawa Tengah tercatat ada 1.091 kasus yang mengalami
gangguan jiwa. Depresi masih menjadi salah satu gangguan jiwa dengan jumlah
belakang penderita yang signifikan di dunia terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi,
termasuk di Indonesia. Prevalensi depresi pada populasi dunia adalah 3-8 %
dengan 50% kasus terjadi pada usia produktif yaitu 20-50 tahun.
Gangguan yang timbul membuat kemampuan dalam melakukan aktivitas
menurun, salah satunya adalah kemampuan dalam melakukan perawatan diri.
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
hambatan atau gangguan dalam kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berpakaian, makan, dan
eliminasi untuk diri sendiri (Wilkinson, 2007).
Merujuk pada penjelasan diatas, kemandirian dalam melakukan perawatan diri
akan menjadi tantangan yang berat saat seorang yang menderita depresi.
Klasifikasi stroke
Tabel 1: Distribusi pasien stroke menurut tipe stroke pada
pasien rawat inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD
Kabupaten Solok Selatan periode 1 Januari 2010 – 31 Juni
2012
Tipe stroke Jumlah pasien Persentase (%)
Iskemik 59 61,46
Hemoragik 37 38,54
Hasil
JUMLAH 96 100,00
Hasil
Berdasarkan grafik di atas, dari 53 responden yang
Hasil terbagi dalam 3 tingkat depresi, paling banyak responden
masuk dalam kategori moderate depression yaitu
sebanyak 56,6% responden. Pada tingkat depresi ini
43,4% reponden membutuhkan pertolongan orang lain
untuk bantuan, pengawasan, pendidikan dalam
perawatan diri mandi dan berpakaian sedangkan untuk
perawatan diri makan dan eliminasi terdapat 45,3%
responden. Kemudian 13,2% lainnya hanya
membutuhkan peralatan atau alat bantu dalam perawatan
diri mandi dan berpakaian sedangkan untuk perawatan
diri makan dan eliminasi terdapat 11,3% reponden.
Hasil Uji Pearson diperoleh nilai sig
Kurang dari α (< 0,05) maka H0 ditolak
dan H1 diterima yang berarti ada
hubungan antara tingkat kemampuan
perawatan diri dengan tingkat depresi
pada pasien depresi di RSJD Surakarta.
Nilai koefisien korelasi pearson sebesar
0,617 yang artinya menunjukan bahwa
arah korelasi positif dengan kekuatan
Hasil kuat.
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari 53 responden penelitian yang merupakan pasien Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
dengan depresi, 30 responden atau 56.6% tergolong dalam kategori moderate depression atau
tingkat depresi sedang.
2. Jumlah responden yang membutuhkan pertolongan orang lain untuk bantuan, pengawasan,
pendidikan pada tingkat kemampuan perawatan diri: mandi 32 responden (60,4%) , berpakaian 31
responden (58,5%) dan makan 28 responden (52,8%) kemudian tingkat kemampuan perawatan
diri: eliminasi responden yang membutuhkan peralatan atau alat bantu sebanyak 30 responden
(56,6%). Secara umum tingkat kemampuan perawatan diri responden terbanyak adalah responden
yang membutuhkan pertolongan orang lain untuk bantuan, pengawasan, pendidikan, sebanyak
56,6%.
Kesimpulan 3. Hasil Uji Pearson diperoleh nilai sig 0.000 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya bahwa
ada hubungan antara tingkat kemampuan perawatan diri dengan tingkat depresi pada pasien
dan Saran
depresi di RSJD Surakarta. Nilai koefisien korelasi pearson sebesar 0,617 yang artinya
menunjukan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan kuat.
Maka dari itu perhatian terhadap kesehatan jiwa harus ditingkatkan terkhususnya depresi dimana
dari tahun ketahun angka kejadian depresi semakin meningkat selain itu dalam bidang
keperawatan penelitian ini juga dapat menjadi masukan kepada proses perawatan pasien dengan
gangguan kesehatan jiwa depresi. Bagi bidang pendidikan keperawatan penelitian ini bisa
dijadikan sumber untuk penelitian yang berkaitan mengenai depresi.
Kekurangan dari penelitian ini adalah penelitian ini tidak memandang segala aspek kehidupan
seperti aspek dukungan keluarga ataupun motivasi sehingga penelitian selanjutnya bisa
menggunakan aspek dukungan keluarga dan motivasi pada pasien depresi dalam pemenuhan
perawatan diri.
Craven, F.R, & Hirnle, J.C. Fundamentals of nursing: Human health andfunction.(5 th
ed). Philadelphia:
Lippincott William & Wilkins; 2007. Departemen Kesehatan RI. Pharmaceutical care untuk penderita depresi [Internet]. 2007. [diakses pada 29 November
2016]. Dari http://www.binfar.depkes.go.id/bmsimage s/13615 17835.
Desty Emilyani. Peningkatan Kemampuan Mengendalikan Halusinasi Pada Pasien
Skizofrenia Dengan Terapi Aktivitas Kelompok Menggunakan Pendekatan Health Belief Model Di Rumah Sakit Jiwa Propinsi NTB. 2012
Fidora I. Faktor-faktor kinerja yang berhubungan dengan pelaksanaan standar operasional (SOP) sindromdefisit perawatan diri pasien oleh perawat
pelaksana di RSJ Prof.Dr.HB.Sa’anin Padang pada tahun 2010. Padang : Jurnal FK Unand; 2010.
Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2013.
Sixtine Agustiana Fahmi. Tingkat Kecemasan Dan Depresi Pada Penderita Geographic
Tongue (Studi Epidemiologi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember) Jawa Tengah: Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember; 2015.
Daftar Pustaka Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta; 2013.
Wilkinson, Judith M. Nursing Diagnosis Handbook with NIC Interventions and NOC Outcomes. 8th Ed. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall Health;
2008.
Wilkinson. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC; 2007.
World Health Organization. Depression [Internet]. 2010. [diaskes pada 28 November 2016]. Dari http://library.who.edu.au/~sthomas/papers/perseff.html.
Thanks!
43