Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS DEFISIT

PERAWATAN DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI


BUKIT RAWI

Oleh :

Nama : Rini

Nim : 2021-01-14091-057

YAYASAN STIKES EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN AJARAN 2021/2022
I. Pengertian
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene),
berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK (toileting).

II. Rentang Respon


Respons Adaptif Respons Maladaptif
Pola perawatan diri seimbang Kadang perawatan diri kadang Tidak melakukan perawatan
tidak perawatan diri diri saat stres

III. Faktor Predisposisi


1. Perkembangan : Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
2. Biologis : Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
3. Kemampuan realitas turun : Klien dengan gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya
dan lingkungan termasuk perawatan diri.
4. Sosial : Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.

IV. Faktor presipitasi


1. Body image : Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu
tidak peduli terhadap kebersihannya.
2. Praktik social : Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,
maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status sosioekonomi : Personal hygiene memerlukan alat dan bahan
seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan : Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada
pasien penderita diabetes mellitus dia harus menjaga kebersihan kakinya.
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, hambatan
lingkungan, cemas, lelah atau lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri (Nanda,
2006).

V. Manifestasi Klinis/Tanda dan Gejala


1. Kurang perawatan diri mandi atau hygiene : Klien mengalami
ketidakmampuan dalam memenuhi aktivitas mandi atau kebersihan diri
secara mandiri, dengan batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta
masuk dan keluar kamar mandi.
2. Kurang perawatan diri berpakaian atau berhias : Ketidakmampuan klien
dalam mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat
tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang
memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.
3. Kurang perawatan diri makan : Ketidakmampuan klien dalam
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka container,
memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu
memasukkannya ke mulut, melengkapi makan, mencerna makanan
menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas,
serta mencerna cukup makanan dengan aman.
4. Kurang perawatan diri toileting : Ketidakmampuan klien dalam pergi ke
toilet atau menggunakan pispot, duduk atau bangkit dari jamban,
memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB
atau BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.

VI. Pohon Masalah / Patway


Effect Gangguan pemeliharaan kesehatan

Defisit Perawatan diri


Core problem
Harga diri rendah : kronis

Pohon masalah defisit perawatan diri : mandi, berhias. Sumber : Keliat,


2006)

VII. Proses Keperawatan


7.1 Pengkajian
1. Subjektif: Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya
dingin atau di RS tidak tersedia alat mandi, mengatakan dirinya
malas berdandan, mengatakan ingin disuapi makan, mengatakan
jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK maupun BAB.
2. Objektif: Rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku
panjang dan kotor, rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak
rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur,
pada pasien wanita tidak berdandan, ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak
pada tempatnya, BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak
membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK.
7.2 Diagnosa keperawatan : Defisit Perawatan diri : mandi, makan,
berpakaian
7.3 Rencana tindakan keperawatan : melaksanakan SP Waham

VIII. Strategi Pelaksanaan


SP1 Pasien: percakapan saat melakukan pengkajian pada klien dengan
kurang perawatan diri: mandi/kebersihan diri, berpakaian/berhias,
makan, dan BAB/BAK.
SP2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan:
Berpakaian, Menyisir rambut, Bercukur
SP2 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita :
Berpakaian, Menyisir rambut, Berhias
SP3 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b. Menjelaskan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
SP4 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK
secara mandiri
a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
SP 1 Keluarga : memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang
masalah perawatan diri dan cara merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah kurang perawatan diri
SP 2 Keluarga : melatih keluarga cara merawat pasien
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
Daftar Pustaka

Aziz R, dkk, (2003) Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang :RSJD Dr.
Amino Gonohutomo.

Carpenito, L.J, (2009). Buku Saku Diagnosa keperawatan (terjemahan), Edisi 8,


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Keliat Budi Ana, (2006) Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 2, Jakarta :
EGC.

Stuart GW, Sundeen,(2008) Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th


ed.). St.Louis Mosby Year Book.

Tim Direktorat Keswa,(2000) Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1,


Bandung: RSJP Bandung.

Anda mungkin juga menyukai