DISUSUN OLEH :
EKA LISTYANINGRUM
P18074
A. Masalah Utama
1. Definisi
perawatan diri.
berhias, makan dan bab bak (Fitriana, 2009 dalam kusuma 2020)
2. Faktor Predisposisi
ketrampilan.
b. Faktor Biologis : Penyakit yang diderita membuat klian merasa
3. Faktor Presipitasi
gigi, shampoo dan alat mandi lainnya yang membutuhkan uang untuk
menyediakannya.
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
a. Mandi / hygiene
b. Berpakaian
mengenakan sepatu.
c. Makan
d. Toileting
mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi,
c. Resiko infeksi
(Arvian, 2018)
6. Pohon masalah
DS :
DO :
tidak mampu mandi, mengenakan pakaian, makan, ke toilet, berhias
secara mandiri
DS :
DO :
DS :
Mengancam
Suara keras
Bicara ketus
DO :
Menyerang orang
Merusak lingkungan
Perilaku agresif
D. Diagnosa Keperawatan
E. Rencana Keperawatan
SP2
-Evaluasi kegiatan yang
lalu(SP1).
-Jelaskan pentingnya
berdandan.
-Latih cara berdandan.
-Masukan jadwal dalam
kegiatan pasien.
SP3
-Evaluasi kegiatan yang
lalu(SP1 dan SP2).
-Jelaskan cara dan alat
makan yang benar.
-Latih kegiatan makan.
-Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien.
SP4
-Evaluasi kegiatan yang
lalu(SP1,2,3)
-Latih cara BAB/BAK
yang baik.
-Jelaskan tempat
BAB/BAK yang sesuai.
-Jelaskan cara
membersihkan diri setelah
BAB/BAK.
Setelah dilakukan SP1
pertemuan selama 3x -Identifikasi masalah
keluarga mampu keluarga dalam merawat
meneruskan melatih pasien dengan masalah
pasien dan mendukung kebersihan diri, berdandan,
agar kemampuan pasien makan, BAB/BAK.
dalam perawatan dirinya -Jelaskan defisit perawatan
meningkat. diri.
-Jelaskan cra merawat
kerbersihan diir,
berdandan, makan,
BAB/BAK.
-Bermain peran cara
merawat.
-Rencana atau tindak lanjut
keluarga atau jadwal
keluarga untuk merawat
pasien.
SP2
-Evaluasi SP1
-Latih keluarga merawat
langsung ke
pasien,kebersihan diri dan
berdandan.
-RTL keluarga atau jadwal
keluarga untuk merawat
pasien
SP3
-Evaluasi SP1 dan SP2.
-Latih keluarga merawat
langsung pasien cara
makan.
-RTL keluarga atau jadwal
keluarga untuk merawat
pasien.
SP4
-Evaluasi SP1 SP2 dan
SP3.
-Evaluasi kemampuan
pasien
RTL keluarga untuk
rujukan.
Harga diri Setelah dilakukan SP 1 :
rendah kunjungan selama 3 kali Mendiskusikan
kronik maka : kemampuan dan aspek
1. Penilaian diri positif positif pasien, membantu
meningkat pasien menilai kemampuan
2. Perasaan memiliki yang masih digunakan,
kelebihan atau membantu pasien memilih
kemampuan positif kemampuan yang akan
meningkat dilatih, melatih
3. Positif terhadap diri kemampuan yang sudah
sendiri meningkat dipilih, menyusun jadwal
4. Berjalan pelaksanaan kegiatan yang
menampakkan wajah telah dilatih dalam rencana
meningkat harian
SP 2 :
Melatih pasien melakukan
kegiatan lain yang sesuai
dengan kemampuan pasien
Resiko Setelah dilakukan SP 1 :
perilaku kunjungan selama 3 kali Identifikasi Perilaku
kekerasan maka : kekerasan dan latih cara
1. Verbalisasi ancaman fisik 1
kepada orang lain
menurun
2. Verbalisasi umpatan
menurun
3. Perilaku menyerang
menurun
4. Perilaku melukai diri
menurun
5. Perilaku agresif
menurun
6. Bicara keras menurun
SP 2 :
Latih minum obat
SP 3 :
Latih cara verbal yang baik
SP 4 :
Latih cara spiritual
SP 5 :
Evaluasi kegiatan fisik 1, 2,
obat, verbal dan spiritual
Arvian, Ricko, (2018), Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Defisit
Provinsi Lampung
Direja, Ade Herman Surya, (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017) Standar Diagnosis keperawatan Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2019) Standar luaran keperawatan Indonesia
A. Masalah Utama
1. Definisi
tidak berdaya, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. Harga diri
seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain (Keliat, 2011).
2011).
diri sendiri atau kemampuan klien seperti tidak berarti, tidak berharga,
tidak berdaya yang berlangsung dalam waktu lama dan terus menerus
penyakit,
tubuh,
a. Penolakan.
3. Faktor presipitasi
mengancam kehidupan.
c. Perilaku
a. Data subjektif
b. Data objektif
1) Produktivitas menurun.
penyalahgunaan zat.
(Putri, 2015)
6. Pohon masalah
Halusinasi
Isolasi sosial
DS :
Merasa malu
DO :
DS :
Mengancam
Mengumpat dengan kata-kata kasar
Susra keras
Bicara ketus
DO :
Merusak lingkungan
3. Isolasi sosial
DS :
DO :
Menarik diri
Afek datar
Afek sedih
Tidak ada kontak mata (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
D. Diagnosis keperawatan
E. Rencana Keperawatan
SP 2 :
Latih minum obat
SP 3 :
Latih cara verbal yang baik
SP 4 :
Latih cara spiritual
SP 5 :
Evaluasi kegiatan fisik 1,2,
obat, verbal dan spiritual
Isolasi sosial Setelah dilakukan SP 1 :
kunjungan selama 3 kali Mengidentifikasi isos dan
maka : latihan berkenalan
1. Interaksi
meningkat
2. Kontak mata
menigkat
3. Keinginana untuk
bertemu orang
lain meningkat
SP 2 :
Melatih berinteraksi dengan
dua orang
SP 3 :
Melatih interaksi dengan 4-
5 orang
SP 4 :
Melatih kegiatan sosial
(Budi, dkk, 2019)
DAFTAR PUSTAKA
Medika
Nuha Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017). Standar diagnosis keperawatan Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2019). Standar luaran keperawatan Indonesia
A. Masalah utama
1. Definisi
PPNI, 2017)
(Subu, 2016).
2. Faktor predisposisi
a. Faktor biologis
b. Faktor psikologis
berperilaku destruktif.
c. Faktor sosiokultural
3. Faktor presipitasi
a. Data subjektif
bingung.
b. Data objektif
1) Muka merah.
4) Tampak mondar-mandir.
9) Nafas pendek.
6. Pohon masalah
DS :
DO :
Mata merah
2. Isolasi sosial
DS :
DO :
Menarik diri
Afek sedih
Tidak bergairah
DS :
DO :
Enggan mencoba hal baru
Berjalan menunduk
D. Diagnosis keperawatan
2. Isolasi sosial
E. Rencana keperawatan
Direja, A.H.S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha
medika
Subu, M.A. (2016). Stigamatisasi dan Perilaku Kekerasan pada Orang dengan
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017) Standar diagnosis keperawatan Indonesia,
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019) standar luaran keperawatan Indonesia
Ardani, Tristiadi Ardi, (2013). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa; Bandung: Karya
Putra Darwati.
Dermawan, Deden,dkk, (2013). Keperawatan Jiwa Konsep dan Kerangka Kerja
Persada.
Keliat, Budi Anna & Akemat, (2015). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas
Offset,Yogyakarta.
Media,Jakarta.
Media,Jakarta.
A. Masalah utama
Halusinasi
1. Definisi
terhadap sumber yang tidak nyata. (Keliat & Akemat, 2007; Stuart,
berbicara.
a. Genetika.
b. Neurobiologi.
c. Neurotrasmitter.
e. Psikologis.
3. Faktor presipitasi
berlebihan.
abnormal.
a. Tanda mayor
1) Subyektif
padahal tidak.
2) Obyektif
a) Bicara sendiri.
b) Tertawa sendiri.
b. Minor
1) Subyektif
a) Sulit tidur
b) Khawatir
c) Takut
2) Objektif
a) Konsentrasi buruk.
c) Afek datar.
d) Curiga.
e) Menyendiri, melamun.
f) Mondar-mandir.
a. Depresi
d. Malnutrisi
e. Kehilangan kepedulian terhadap diri sendiri
penyalahgunaan narkoba
6. Pohon masalah
Halusinasi
Isolasi diri
1. Halusinasi
DS :
pengecapan
DO :
Distori sensori
mencium sesuatu
DS :
Mengancam
Suara keras
Bicara ketus
DO :
Merusak lingkungan
3. Isolasi sosial
DS :
DO :
Menarik diri
Afek datar
Tidak ada kontak mata (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
D. Diagnosis keperawatan
1. Halusinasi
2. Resiko perilaku kekerasan
3. Isolasi sosial
E. Rencana keperawatan
Direja, Ade Herman Surya. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.
Keliat, Budi Anna, dkk. (2020). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar diagnosis keperawatan Indonesia,
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2019). Standar luaran keperawatan Indonesia,
A. Masalah Utama
Isolasi Sosial
1. Definisi
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya (Bob.P,2015)
yang erat, hangat, terbuka dan interdependen dengan orang lain (Tim
2. Faktor predisposisi
a. Faktor perkembangan
c. Faktor sosiokultural
3. Faktor presipitasi
a. Stressor sosiokultural
a. Gejala subjektif
b. Gejala objektif
3) Kurang spontan
4) Apatis
5) Mengisolasi diri
6) Aktifitas menurun
6. Pohon masalah
Resiko perilaku
kekerasan terhadap akibat
diri sendiri
Gangguan sensori
atau persepsi:
halusinasi
pendengaran
Isolasi sosial:
menarik diri masalah
utama
1. Isolasi sosial
DS :
DO :
Menarik diri
Afek sedih
Menunjukkan permusuhan
DS :
DO :
Berjalan menunduk
3. Halusinasi
DS :
pengecapan
Menyatakan kesal
DO :
Distorsi sensori
sesuatu
Menyendiri
Melamun
Konsentrasi buruk
Mondar-mandir
Bicara sendiri
1. Isolasi sosial
3. Halusinasi
E. Rencana keperawatan
1. Interaksi
meningkat
2. Kontak mata
menigkat
3. Keinginana untuk
bertemu orang
lain meningkat
SP 2 :
dua orang
SP 3 :
orang
SP 4 :
rencana harian
SP 2 :
maka : menghardik
1. Verbalisasi
mendengar
bisikan menurun
2. Verbalisasi melihat
bayangan menurun
3. Verbalisasi
merasakan sesuatu
melalui indra
perabaan menurun
4. Verbalisasi
merasakan sesuatu
dari indra pengecapan
menurun
5. Perilaku halusinasi
menurun
SP 2 :
cakap
SP 4 :
kegiatan harian
DAFTAR PUSTAKA
Graha Ilmu
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017), Standar diagnostic keperawatan Indonesia
Washington,D.C.(Washington.D .C)Edisi6