Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG DEFISIT PERAWATAN DIRI

DI RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI


PALANGKA RAYA

OLEH :
DANTINI
NIM : 2022-04-14901-012

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena atas
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan Dengan
Diagnosa Defisit Perawatan Diri Di RSJ Kalawa Atei Palangka Raya”.
Penyusun menyadari tanpa bantuan dari semua pihak maka asuhan keperawatan
jiwa ini tida kakan selesai sesuai dengan waktu yang diharapkan.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini pula penyusun mengucapkan banyak terima
kasih terutama kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia,S.Pd.,M.Kes. Selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep. Selaku Ketua Prodi Ners STIKes Eka
Harap Palangka Raya.
3. Bapak Henry Wiyono, Ners, M.Kep. Selaku Dosen Pembimbing Akademik di
RSJ Kalawa Atei Palangka Raya, yang telah banyak memberi saran dan
bimbingan dalam menyelesaikan Asuhan Keperawatan Jiwa ini.
4. Bapak Nikolas, S.Kep., Ners., Selaku Dosen Pembimbing Lahan di RSJ
Kalawa Atei Palangka Raya, yang telah banyak memberi saran dan bimbingan
dalam menyelesaikan Asuhan Keperawatan Jiwa ini.
5. Orang tua kami, keluarga kami dan orang terdekat yang telah memberikan
bimbingan, motivasi danbantuan kepadasayadalam hal material.
6. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan studi kasus
ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
studi kasus ini. Oleh karena itu,penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun untuk menyempurnaan penulisan
studi kasus ini. Akhir kata,penulis mengucapkan terimakasih dan semoga
laporan studi kasus ini bermanfaat bagi kita semua.
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pengertian
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas
perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan
dan BAB/BAK (toileting).
1.2 Rentang Respon
Respons Adaptif Respons Maladaptif

Pola perawatan diri kadang perawatan diri kadang tidak melakukan


seimbang tidak perawatan diri perawatan diri saat
stres

1.3 Faktor Predisposisi

1.3.1 Perkembangan : Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga


perkembangan inisiatif terganggu.
1.3.2 Biologis : Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
1.3.3 Kemampuan realitas turun : Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
1.3.4 Sosial : Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam
perawatan diri.

1.4 Faktor Presipitasi


1.4.1 Body image : Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu
tidakpeduli terhadap kebersihannya.
1.4.2 Praktik social : Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,
makakemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
1.4.3 Status sosioekonomi : Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi,sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untukmenyediakannya.
1.4.4 Pengetahuan : Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderitadiabetes mellitus dia harus menjaga kebersihan kakinya.Yang
merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalahkurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perseptual,hambatan lingkungan, cemas, lelah atau lemah
yang dialami individusehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatandiri (Nanda, 2006).
1.5 Manifestasi Klinis/Tanda dan Gejala

1.5.1 Kurang perawatan diri mandi atau hygiene : Klien mengalami


ketidakmampuan dalam memenuhi aktivitas mandi atau kebersihan diri secara
mandiri, dengan batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk
dan keluar kamar mandi.
1.5.2 Kurang perawatan diri berpakaian atau berhias : Ketidakmampuan klien
dalam mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat
tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan
kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan,
mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.
1.5.3 Kurang perawatan diri makan : Ketidakmampuan klien dalam mempersiapkan
makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat
tambahan, mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi
makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu memasukkannya
ke mulut, melengkapi makan, mencerna makanan menurut cara yang diterima
masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan
dengan aman.
1.5.4 Kurang perawatan diri toileting : Ketidakmampuan klien dalam pergi ke toilet
atau menggunakan pispot, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB atau BAK dengan
tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.
1.6 Pohon Masalah / Patway
Effect Gangguan pemeliharaan kesehatan

Defisit Perawatan diri


Core problem
Harga diri rendah : kronis

Pohon masalah defisit perawatan diri : mandi, berhias. Sumber : Keliat, 2006)

1.7 Proses Keperawatan

1.7.1 Pengkajian

1. Subjektif: Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin atau
di RS tidak tersedia alat mandi, mengatakan dirinya malas berdandan,
mengatakan ingin disuapi makan, mengatakan jarang membersihkan alat
kelaminnya setelah BAK maupun BAB.

2. Objektif: Rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan
kotor, rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak
sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak
berdandan, ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran,
dan makan tidak pada tempatnya, BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak
membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK.

1.7.2 Diagnosa keperawatan :Defisit Perawatan diri: mandi,makan,berpakaian

1.7.3 Rencana tindakan keperawatan : melaksanakan SP Waham

1.8 Strategi Pelaksanaan

SP1 Pasien: percakapan saat melakukan pengkajian pada klien dengan kurang
perawatan diri: mandi/kebersihan diri, berpakaian/berhias, makan, dan
BAB/BAK.

SP2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan:Berpakaian,


Menyisir rambut, Bercukur

SP2 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita : Berpakaian,


Menyisir rambut, Berhias
SP3 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri

a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan

b. Menjelaskan cara makan yang tertib

c. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan

d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

SP4 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara


mandiri

a. Menjelaskantempat BAB/BAK yang sesuai

b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK

c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

SP 1 Keluarga : memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang masalah


perawatan diri dan cara merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
kurang perawatan diri

SP 2 Keluarga : melatih keluarga cara merawat pasien

SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga


DAFTARPUSTAKA

Aziz R, dkk, (2003) Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang :RSJD Dr.
Amino Gonohutomo.
Carpenito, L.J, (2009). Buku Saku Diagnosa keperawatan (terjemahan), Edisi
8, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Keliat Budi Ana, (2006) Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi2, Jakarta
: EGC.
Stuart GW, Sundeen,(2008) Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th
ed.). St.LouisMosby Year Book.
Tim Direktorat Keswa,(2000) Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1,
Bandung: RSJP Bandung.

Anda mungkin juga menyukai