Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

DI PANTI REHABILITASI JIWA DR ONNY LAWANG

DEPARTEMEN KEPERAWATAN JIWA

Oleh:
NAMA : RANI WAHYU S
NIM: 2214314901040

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI


DI PANTI REHABILITASI JIWA DR ONNY LAWANG
DEPARTEMEN KEPERAWATAN JIWA

Telah disahkan pada


Hari :
Tanggal :
Disusun oleh

Mahasiswa/ Praktikan

Rani Wahyu S
(Nim: 2214314901040)

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

(Ns. Achmad Dafir Firdaus M.Kep) ( )


NIK. 07314307012 NIP.
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Masalah Utama (Kasus)


Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya,
kesehatannya dan kesejahteraannya sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Klien dinyatakan terganggu perawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan dirinya (Mukhripah & Iskandar, 2012:147).
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada
pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami
ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku
negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga
maupun masyarakat (Yusuf, Rizky & Hanik,2015:154)
Dari definisi diatas dapat disimpulkan defisit perawatan diri adalah
suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari – hari secara
mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir
rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi.
II. ProsesTerjadinyaMasalah
a. Faktor Predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
b. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri. Faktor–faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah:
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
b. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang
untuk menyediakannya.
c. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
d. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
c. Jenis-jenis Defisit Perawatan Diri
Menurut Nanda (2012), jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas makan secara mandiri
4. Defisit perawatan diri : eliminasi / toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas eliminasi sendiri.
d. Rentang Respon
A. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan tidak melakukan


seimbang diri tidak seimbang perawatan diri

Gambar 1. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri


Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor
kadang kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.

e. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan nya di bagi 2 (Stuart &
Sundeen, 2000), yaitu :

 Mekanisme Koping Adaptif


Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan,
belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah : Klien bisa memenuhi
kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
 Mekanisme Koping Mal Adaptif
Mekanisme koping yang menghambat, fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategori nya adalah : Tidak mau merawat diri.
III. Pohon Masalah
A. Pohon Masalah
Gangguan pemeliharaan kesehatan

Defisit perawatan diri Core Problem

Isolasi sosial

B. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


No Data Masalah

1 Data Subyektif Defisit perawatan diri

- Klien mengatakan dirinya malas


mandi
- Klien mengatakan malas makan
- Klien mengatakan tidak tahu cara
membersihkan WC setelah bab/bak
Data Obyektif

- Ketidakmampuan mandi dan


membersihkan diri ; kotor, berbau
- Ketidakmampuan berpakaian;
pakaian sembarangan
- Ketidakmampuan BAB atau BAK
secara mandiri : BAB atau BAK
sembarangan

IV. Diagnosa Keperawatan


1. Defisit perawatan diri
V. Tindakan Keperawatan
Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Keperawatan

Defisit Perawatan TUM : a. Setelah 2 x SP I


Diri pertemuan
Pasien dapat 1. menjelaskan
pasien dapat
merawat diri pentingnya perawatan
melakukan
secara mandri diri
aktivitas
TUK I : perawatan diri 2. menjelaskan cara

dengan aman menjaga kebersihan diri


Pasien mampu
melakukan b. Setelah 2 x 3. Membantu pasien
kebersihan diri pertemuan mempraktekkan cara
secara mandiri pasien dapat menjaga kebersihan diri.
melakukan
TUK II : 4. Menganjurkan pasien
aktivitas
memasukan dalam
Pasien mampu perawatan diri
jadwal kegiatan harian.
melakukan berupa berhias
tindakan dengan aman
perawatan berupa c. Setelah 2 x
SP II
berhias atau pertemuan
berdandan secara 1. Mengevluasi jadwal
pasien mampu
baik kegiatan harian pasien
melakukan
kegiatan makan 2. Menjelaskan cara
TUK III :
secara mandiri makan yang baik
Pasien mampu
dan tepat dengan
melakukan 3. Membantupasien
mengungkapkan
kegiatan makan mempraktikan cara
kepuaan makan
dengan baik makan yang baik.
d. Setelah 2 x
TUK IV : pertemuan 4. Menganjurkan pasien
pasien dapat memasukan dala jadwal
Pasien mampu
melakukan
melakukan perawatan diri kegiatan harian.
kegiatan dalam hal
BAK/BAB secara BAB/BAK
mandiri secara mandiri SP III

1.Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien

2. menjelaskan cara
eliminasi yang baik

3. membantu pasien
mempraktekan cara
eliminasi yang baik dan
memasukkan dalam
jadwal

4. menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian

SP IV

1. mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien

2. menjelaskan cara
berdandan

3. membantu pasien
mempraktekan cara
berdandan

4. menganjurkan pasien
memasukan dalam
jadwal kegiatan harian
DAFTAR PUSTAKA

a. Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, dan Hanik Endang Nihayati,


2015, Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Salemba Medika,
Jakarta
b. Mukhripah &iskandar.(2012). Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung:PT
Refika aditama
c. Herdman Ade.(2011).Asuhan Keperawatan
Jiwa.Yogyakarta:NuhaMedika
d. Kelliat,B.,A,dkk.(2011).Keperawatan Kesehatan Jiwa
Komunitas :CMHN (Basic Couse).Yogyakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai