Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.

T DENGAN GANGGUAN SENSORI

PERSEPSI ; HALUSINASI PENDENGARAN

Tgl/Jam MRS ; 5 Februari 2024

Tgl/Jam Pengkajian ; 7 Februari 2024

Diagnosa medis ; F 20.3

A. Pengkajian

1. Identitas Klien

1. Nama : Tn. T

2. Umur : 33 tahun

3. Jenis kelamin : Laki laki

4. Status perkawinan : Kawin

5. Orang yang berarti adalah : Orang tua

6. Pendidikan terakhir : SMA

7. Tanggal pengkajian : 7 Februari 2024

8. Diagnosa medis : Skizofrenia.

2. Identitas Penanggung jawab

Nama : Ny. W

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 30

Pendidikan terakhir : SMA

Hub dengan klien : Istri


II. RIWAYAT KESEHATAN

1. Alasan Masuk

Pada tahun 2021 tersebut keluarga membawa klien kerumah sakit jiwa dan

didiagnosa skizofrenia sehingga pasien dirawat di RSJ lalu dilanjutkan dengan

rawat jalan selama 1,5 tahun. Pasie sudah 5 kali masuk RSJ. Pasien dan keluarga

menghentikan pengobatan dikarenakan merasa sudah sembuh dan tidak

merasakan gejala halusinasi lagi. Pada tahun 2021 ibu pasien meninggal dunia

sehingga semenjak saat itu pasien sering termenung dan mengalami kesedihan

yang berlarut larut dikarenakan ibu pasien adalah orang yang selalu

memperhatikan klien adalah ibunya sehingga pasien merasa sangat sedih

2. Keluhan Utama

Klien mengatakan adanya suara suara tanpa berwujud yang mengajaknya bicara,

suara juga kadang mengatakan agar dia mengakhiri hidup, suara tersebut muncul

saat pasien sendiri dan termenung, suara biasanya muncul pada malam hari

terkadang membuat pasien sulit tidur, biasanya dalam seminggu suara muncul3-

5x,saat pasien tidak minum obat pasien merasa gelisah dansuara suara itu

mengganggunya terus menerus, biasanya saat suara itu muncul klien istigfar.

III. Faktor Predisposisi :

a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?

Pada tahun 2020 tersebut keluarga membawa klien kerumah sakit jiwa dan

didiagnosa skizofrenia sehingga pasien dirawat di RSJ lalu dilanjutkan dengan

rawat jalan selama 1,5 tahun

b. Pengobatan sebelumnya

Pasien dan keluarga menghentikan pengobatan dikarenakan merasa sudah

sembuh dan tidak merasakan gejala halusinasi lagi.


c. Riwayat penganiyaan

Klien pernah mengalami penganiyaan karena dituduh maling

d. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Pada tahun 2024 pasien pernah dituduh maling oleh orang lain sehingga terjadi

pertengkaran antara klien dan orang tersebut, namun masyarakat tidak percaya

dengan perkataan klien sehingga klien merasa dikucilkan lalu mengisolasi diri

dari masyarakat dan tidak mau berinteraksi dengan siapapun, setelah itu klien

merasakan adanya suara-suara yang menganggunya.

IV. Pemeriksaan Fisik :

a. Tanda vital :

TD : 130/90 N: 88 S: 36,5 RR: 20

b. Ukur

TB : 165 CM BB: 70

c. Keluhahan fisik :

Genogram

Klien memiliki 4 saudara keluarga klien merupakan anak terakhir dari 4 saudara dan

orang tua klien masih hidup

Konsep diri

a. Gambaran diri : Saat di wawancara, apakah ada bagian tubuh yang tidak

disukai klien mengatakan tidak ada

b. Identitas : Saat di wawancara klien menyebutkan namanya, alamatnya

c. Peran : Peran klien sebagai keluarga terganggu dengan penyakit

yang diderita oleh klien


d. Harga diri : Klien mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangga

kurang baik

Hubungan sosial

a. Orang yang berati : Ibunya istrinya

b. Peran serta dalam kelompok : -

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien memiliki hambatan

dengan tetangganya

Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : Klien beragama islam. Saat ditanya, klien mengatakan

jarang sholat 5 waktu

b. Kegiatan ibadah : Klien mengatakan jarang sholat 5 waktu

Status mental

a. Penampilan

Penampilan rapi, memakai pakaian yang sesuai, rambut pendek,

b. Pembicaraan

Pasien mudah merasa bosan dan saat interaksi selalu menanyakan pertanyaan

berulang.

c. Aktivitas motorik

d. Pasien saat bicara pembawaan santai, kadang gelisah jika terlalu lama. Saat

komunikasi klien menatap lawan bicara namun mudah bosan dan teralihkan.

e. Interaksi selama wawancara

Pasien saat berbicata kontak mata dengan lawan bicara, namun pasien mudah

teralihkan.

f. Alam perasaan

Pasien saat ini merasa cukup sehat namun masih membutuhkan obat untuk
menenangkan diri, pasien merasa sangat kehilangan ibunya dan sangat sedih

dengan kepergian ibunya sehingga sering termenung.

g. Daya tilik diri

Saat keadaan tertentu seperti pasien melihat pisau ada rasa ingin menyayat

tangannya.

f. Tingkat kesadaran

Klien mengatakan sekarang siang hari, dank klien mengatakan sekarang ada di

RSJ

g. Memori

Klien tidak mengalami gangguan daya ingat, klien dapat mengingat nama

anggota keluarga

h. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien mampu berkonsentrasi dengan pertanyaan dan klien masih mampu

berhitung

i. Kemampuan Penilaian

Klien kurang mampu membedakan antara baik dan buruk tentang berpenampilan

XI. ASPEK MEDIS

Terapi medis

1. Risperidon3mg2x1,

2. clozapin100mg1x¼ tablet,

3. chlorpromazine100 mg ½ tab pagi, 1 tab malam,

4. lorazepam 2 mg 1 x 1,

5. depakote 250 mg 2x 1.
X11. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

a. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi Pendengaran

b. Resiko Bunuh Diri

X111. POHON MASALAH

Gangguan persepsi sensori:

Halusinasi pendengaran

Resiko Bunuh Diri


1. Analisa Data

no DATA MASALAH

1. DS:
1. Mendengar suara bisikan atau melihat bayangan, Gangguan sensori
klien mengatakan adanya suara suara tanpa persepsi Halusinasi
berwujud yang mengajaknya bicara, suara juga pendengaran
kadang mengatakan agar dia mengakhiri hidup,
2. suara tersebut muncul saat pasien sendiri dan
termenung,
3. biasanya dalam seminggu suara muncul 3-5x
biasanya saat suara itu muncul klien istigfar.
DO:
1. Pasien saat berbicara dapat melakukan kontak mata
dengan lawan bicara, namun pasien mudah
teralihkan.
2. klien kadang sulit memahami pertanyaan dan lama
dalam menjawab pertanyaan. Jawaban yang
diharapkan kadang tidak sesuai dengan yang
disampaikan klien.
3. Bersikap seolah mendengar dan keluarga
mengatakan terkadang pasien sering pergi keluar
sendiri dan berbicara sendiri.
DS:
1. Klien merasa sedih dengan kepergian ibunya, Resiko bunuh diri
klien mengatakan adanya suara suara yang
menyuruhnya untuk menyakiti diri sendiri dan
adanya keinginan untuk mengakhiri hidup.

2. Klien kadang sulit untuk tidur karena ada suara


yang menganggunya dan klien tampak sedih dan
sering bermenung hingga berlarut larut.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Perencanaan


Keperawatan
Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional

1. Perubahan persepsi SP 1 : Setelah 1x interaksi, klien 1. Identifikasi jenis 1) Ungkapan dari klien mengenai
sensori : halusinasi Klien dapat mengidentifikasi dapat mengidentifikasi jenis halusinasi pasien jenis halusinasi menunjukan
pendengaran jenis halusinasi halusinasi apa yang dibutuhkan dan
dirasakan oleh klien
SP 1 :Klien dapat Setelah 1x interaksi klien 2. Identifikasi isi 2) Ungkapan dari klien mengenai
mengidentifikasi isi dapat mengidentifikasi isi halusinasi pasien isi halusinasi menunjukan apa
halusinasi halusinasi yang dibutuhkan dan dirasakan
oleh klien
SP 1: Klien dapat Setelah 1x interaksi klien 3. Identifikasi waktu 3) Ungkapan dari klien mengenai
mengidentifikasi waktu dapat mengidentifikasi halusinasi pasien waktu halusinasi menunjukan
halusinasi waktu halusinasi apa yg dibutuhkan dan
dirasakan oleh klien
SP 1: Klien dapat Setelah 1x interaksi klien 4. Identifikasi frekuensi 4) Ungkapan dari klien mengenai
mengidentifikasi dapat mengidentifikasi halusinasi pasien frekuensi halusinasi
frekuensi halusinasi frekuensi halusinasi menunjukan apa yang
dibutuhkan dan dirasakan oleh
klien
SP 1: Klien dapat Setelah 1x interaksi, klien 5. Identifikasi situasi yang 5) Ungkapan dari klien mengenai
mengidentifikasi situasi dapat mengidentifikasi menimbulkan halusinasi situsasi halusinasi menunjukan
yang menimbulkan respon klien terhadap apa yang dibutuhkan dan
halusinasi halusinasi dirasakan oleh klien
SP 1: Klien dapat Setelah 1x interaksi klien 6. Identifikasi respon 6) Ungkapan dari klien mengenai
mengidentifikasi respon dapat mengidentifikasi pasien terhadap respons klien saat halusinasi
klien terhadap halusinasi respon klien terhadap halusinasi menunjukan apa yang
halusinasi dibutuhkan dan dirasakan oleh
klien
SP 1: Klien dapat Setelah 1x interaksi, klien 7. Ajarkan pasien 7) Tindakan menghardik
menghardik halusinasi dapat menghardik menghardik halusinasi merupakan salah satu upaya
halusinasi mengontrol halusinasi
SP : 1 Klien dapat Setelah 1x interaksi klien 8. Anjurkan pasien 8) Memasukan kegiatan
memasukan cara dapat memasukan cara memasukan cara menghardik halusinasi ke dalam
menghardik halusinasi menghardik halusinasi menghardik halusinasi jadwal harian klien membantu
dalam jadwal kegiatan dalam jadwal kegiatan dalam jadawal kegiatan mempercepat klien dapat
harian klien harian harian mengontrol halusinasi
SP2 : Klien dapat Setelah 1x interaksi, klien 1. Mengevaluasi jadwal 1. Evaluasi akan membantu untuk
mengevaluasi jadwal dapat mengevalusi jadwal kegiatan harian pasien merencanakan selanjutnya
kegiatan harian klien kegiatan harian
SP 2: Klien dapat Setelah 1x interaksi, klien 2. Melatih pasien 2. Bercakap-cakap dengan orang
mengendalikan halusinasi dapat mengendalikan mengendalikan lain merupakan slah satu
dengan cara bercakap- halusinasi dengan cara halusinasi dengan cara tindakan yang dapat
cakap dengan orang lain bercakap-cakap dengan bercakap-cakap dengan mengendalikan halusinasi
orang lain orang lain
SP 2: Klien dapat Setelah 1x interaksi klien 3. Masukan bercakap- 3. Memasukan kegiatan
memasukan dalam jadwal dapat memasukan dalam cakap dengan orang lain menghardik halusinasi ke dalam
kegiatan harian jadwal kegiatan harian ke dalam jadwal jadwal kegiatan harian klien
kegiatan harian klien membantu mempercepat klien
dapat mengontrol halusinasi
SP 3 : Klien dapat Setelah 1x interaksi klien 1. Mengevaluasi jadwal 1. Evaluasi akan membantu untuk
mengevaluasi jadwal dapat mengevaluasi kegiatan harian pasien merencanakan selanjutnya
kegiatan hariannya jadwal kegiatan hariannya
SP 3: Klien dapat Setelah 1x interaksi klien 2. Latih klien 2. Melakukan kegiatan di RS yang
mengendalikan halusinasi dapat mengendalikan mengendalikan sesuai dengan kegiatan yang
dengan melakukan halusinasi dengan halusinasi dengan biasa dilakukan klien dirumah
kegiatan di RS sesuai melakukan kegiatan di RS melakukan kegiatan di
dengan kegiatan yang rs sesuai dengan
biasa dilakukan di rumah kegiatan yang biasa
dilakukan klien di
rumah
SP 4: Klien dapat Setelah 1x interaksi klien 1. Mengevaluasi jadwal 1. Evaluasi akan membantu untuk
mengevaluasi jadwal dapat mengevaluasi kegiatan harian pasien merencanakan selanjutnya
kegiatan hariannya jadwal kegiatan hariannya
SP 4: Klien dapat Setelah 1x interaksi klien 2. Memberikan penkes 2. Menggunakan obat secara
menggunakan obat secara dapat menggunakan obat tentang penggunaan teratur merupakan salah satu
teratur secara teratur obat secara teratur tindakan yang dapat
mengendalikan halusinasi
2.INTERVENSI RESIKO BUNUH DIRI

No Diagnosis Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1 2 3 4 5
Risiko Bunuh Setelah dilakukan Pencegahan Bunuh Pencegahan
Diri 14 kali kunjungan Diri Bunuh Diri
Fakor Risiko : dalam 30 menit Observasi 1) Untuk
1) Gangguan dihaparkan 1) Identifikasi melindungi
prilaku kontrol diri gejala resiko bunuh pasien dari
(misalnya pasien meningkat diri ( mis. percobaan
euforia dengan kriteria Gangguan mood, bunuh diri
mendadak hasil : halusinasi, delusi, 2) Untuk
setelah depresi, 1) Verbalisasi panik, melindungi
perilaku mencari ancaman kepada penyalahgunaan pasien dari
senjata orang lain zat, kesedihan, isyarat bunuh
berbahaya, menurun gangguan diri
membeli obat 2) Verbalisasi kepribadian ) 3) Untuk
dalam jumlah umpatan 2) Identifikasi meningkatkan
banyak, menurun keinginan dan harga diri
membuat surat 3) Perilaku pikiran rencana pasien risiko
warisan) menyerang bunuh diri bunuh diri
2) Demografi ( menurun 3) Monitor 4) Untuk
misalnya lansia, 4) Perilaku lingkungan bebas meningkatkan
status melukai diri bahaya secara kemampuan
perceraian, sendiri/orang rutin ( mis. Barang dalam
janda/duda, lain menurun pribadi, pisau menyelesaikan
ekonomi rendah, 5) Perilaku cukur, jendela ) masalah pada
pengangguran agresif/amuk 4) Monitor pasien risiko
3) Gangguan menurun adanya perubahan bunuh diri
fisik ( 6) Verbalisasi mood atau perilaku 5) Untuk
misalnya nyeri keinginan bunuh mengajarkan
kronis, diri menurun keluarga
penyakit pasien tentang
terminal )
4) Masalah 7) Verbalisasi Terapeutik cara merawat
sosial ( misalnya isyarat bunuh diri 1) Libatkan anggota
berduka, tidak menurun dalam keluarga
berdaya, putus 8) Verbalisasi perencanaan dengan risiko
asa, kesepian, ancaman bunuh perawatan mandiri bunuh diri
kehilangan diri menurun 2) Libatkan
hubungan yang 9) Verbalisasi keluarga dalam
penting, isolasi rencana bunuh perencanaan
sosial ) diri menurun perawatan
5) Gangguan 10) Verbalisasi 3) Lakukan
psikologis ( kehilangan pendekatan
misalnya hubungan yang langsung dan
penganiayaan penting menurun tidak menghakimi
masa kanak – 11) Perilaku saat membahas
kanak, riwayat merencanakan bunuh diri
bunuh diri bunuh diri 4) Berikan
sebelumnya, menurun lingkungan dengan
remaja 12) Euforia pengamanan ketat
homoseksual, menurun dan mudah
gangguan 13) Alam dipantau ( mis.
psikiatrik, perasaan depresi tempat tidur dekat
penyakit menurun ruang perawat )
psikiatrik, 5) Tingkatkan
penyalahgunaan pengawasan pada
zat ). kondisi tertentu (
mis. Rapat staf,
pergantian shif )
6) Lakukan
intervensi
perlindungan ( mis.
Pembatasan area,
pengekangan fisik
) jika perlu
7) Hindari
diskusi
berulang
tentang bunuh diri
1 2 3 4 5
sebelumnya, 10)
diskusi berorientasi
pada masa sekarang
dan masa depan
8) Diskusikan
rencana
menghadapi ide
bunuh diri di masa
depan ( mis.orang
yang dihubungi,
kemana mencari
bantuan )
9) Pastikan obat
ditelan
Edukasi
1) Anjurkan
mendiskusikan
perasaan yang
dialami kepada
orang lain
2) Anjurkan
menggunakan
sumber pendukung
( mis. Layanan
spiritual , penyedia
layanan)
3) Jelaskan
tindakan
pencegahan bunuh
diri kepada
keluarga atau orang
terdekat
4) Informasikan
sumber daya
4. Implementasi

Implementasi dilakukan selama 5 hari dengan waktu pelaksanaan pada

tanggal 8 Februari 2024 hingga 12 Februari 2024 dengan melakukan strategi

pelaksanaan pasien gangguan persepsi sensori halusinasi 1-4 dengan SP 1

menghardik, SP 2 minum obat, SP 3 bercakap-cakap dan SP 4 melakukan

aktivitas harian. Sedangkan strategi pelaksanaan keluarga 1-3 dengan SP 1

mengenal halusinasi dan menghardik, SP 2 6 benar minum obat, SP 3 bercakap

cakap. Implementasi pada diagnosa resiko bunuh diri dilakukan SP 1-4 dengan

SP 1 afirmasi positif pada diri sendiri, SP 2 afirmasi positif pada keluarga dan

lingkungan, SP 3 & 4 cara mencapai harapan masa depan. Jadi secara

keseluruhan telah dilakukan sebanyak 11 SP selama 5 hari

Pada hari pertama tanggal 8 Februari 2024 dilakukan SP 1 pasien

gangguan presepsi sensori halusinasi dengan membina hubungan saling percaya,

mengidentifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus,

perasaan, respon, menjelaskan cara mengontrol halusinasi: hardik, obat,

bercakap-cakap, melakukan kegiatan, melatih cara mengontrol halusinasi

dengan menghardik dan memasukan pada jadwal kegiatan untuk latihan

menghardik. SP 1 keluarga gangguan preseosi sensori halusinasi dengan

mendiskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien, menjelaskan

pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya halusinasi, jelaskan cara

merawat halusinasi,melatih cara merawat halusinasi: hardik anjurkan membantu

pasien sesuai jadual dan memberi pujian.

Pada hari kedua tanggal 9 Februari 2024 dilakukan Sp 1 pasien resiko

bunuh diri dengan mengidentifikasi beratnya masalah risiko bunuh diri:isarat,

ancaman, percobaan, mengidentifikasi benda-benda berbahaya dan


mengankannya (lingkungan aman untuk pasien),melatihan cara mengendalikan

diri dari dorongan bunuh diri: membuat daftar aspek positif diri sendiri, latihan

afirmasi/berpikir aspek positif yang dimiliki dan memasukan pada jadual latihan

berpikir positif 5 kali per hari. Sp 2 pasien resiko bunuh diri dengan

mengevaluasi kegiatan berpikir positif tentang diri sendiri,beripujian. Kaji ulang

risiko bunuh diri, melatih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri:

membuat daftar aspek positif keluarga dan lingkungan, melatih afirmasi/berpikir

aspek positif keluarga dan lingkungan lalu masukkan pada jadual latihan

berpikir positif tentang diri, keluarga dan lingkungan.

Pada hari ketiga tanggal 10 Februari 2024 dilakukan Sp 2 pasien

gangguan presepsi sensori halusinasi dengan mengevaluasi kegiatan

menghardik, memberikan pujian ,melatih cara mengontrol halusinasi dengan

obat (jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum

obat) dan memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik dan

minum obat. Sp 2 keluarga gangguan presepsi sensori dengan mengevaluasi

kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik, beri pujian ,

jelaskan 6 benar cara memberikan obat, melatih cara memberikan/ membimbing

minum obat, menganjurkan membantu pasien sesuai jadualdan memberi pujian.

Pada hari keempat tanggal 11 Februari 2024 dilakukan SP 3 pasien

gangguan presepsi sensori halusinasi dengan mengevaluasi kegiatan latihan

menghardik & obat, memberikan pujian, melatih cara mengontrol halusinasi

dengan bercakap-cakap saat terjadi halusinasi, memasukkan pada jadwal

kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan bercakap-cakap. SP 3

keluarga gangguan presepsi sensori halusinasi dengan mengevaluasi kegiatan

keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik dan memberikan obat,


memberikan pujian,menjelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan kegiatan

untuk mengontrol halusinasi, melatih dan sediakan waktu bercakap- cakap

dengan pasien terutama saat halusinasi, menganjurkan membantu pasien sesuai

jadual dan memberikan pujian. Sp 3 pasien resiko bunuh diri dengan

mengevaluasi kegiatan berpikir positif tentangdiri, keluarga dan lingkungan,

memberi pujian, mengkaji risiko bunuh diri, mendiskusikan harapan dan masa

depan, mendiiskusikan cara mencapai harapan dan masa depan, latih cara-cara

mencapai harapan dan masa depan secara bertahap (setahap demi setahap) lalu

memasukkan pada jadual latihan berpikir positif tentang diri, keluarga dan

lingkungan dan tahapan kegiatan yang dipilih.

Pada hari kelima tanggal 12 Februari 2024 dilakukan SP 4 pasien

gangguan presepsi sensori halusinasi dengan mengevaluasi kegiatan latihan

menghardik & obat & bercakap-cakap. memberi pujian , melatih cara

mengontrol halusinasi denganmelakukan kegiatan harian beternak, lalu

memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat,

bercakap-cakap dan kegiatan harian. Sp 4 keluarga gangguan presepsi sensori

halusinasi dengan mengevaluasi kegiatan latihan menghardik & obat &

bercakap-cakap. memberi pujian , melatih cara mengontrol halusinasi dg

melakukan kegiatan harian (mulai 2 kegiatan),memasukkan pada jadwal

kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan kegiatan

harian. Sp 4 pasien resiko bunuh diri dengan mengevaluasi kegiatan berpikir

positif tentang diri, keluarga dan lingkungan serta kegiatan yang

dipilih,memberi pujian,melatih tahap kedua kegiatan mencapai masa depan,

masukkan pada jadwal latihan berpikir positif tentang diri, keluarga dan

lingkungan, serta kegiatan yang dipilih untuk persiapan masa depan.


5. Evaluasi 1

Pada hari pertama tanggal 8 Februari 2024 telah dilakukan implementasi SP 1

No Har Diagnosa J SO
i
/
T
g
l
1. 8 Perubahan DS:
F Persepsi klien mengatakan suara suar
e Sensori tersebut ada saat pasien
b Halusina mengganggu tapi pasien m
r si suara tersebut mengajakny
u pendenga klien istigfar, klien meng
a ran kegiatan menghardik, kli
r menghardik
i DO:
2 klien tampak kooperatif dan
0 perawat saat berbicara nam
2 sudah paham dan bisa me
4 halusinasi dengancara men

A: Halusinasi Pendengaran
P : SP 1 Halusinasi
dilanjutkan dengan SP 2 la
februari 2024

Evaluasi 2

Pada hari kedua tanggal 9 februari 2024 dilakukan implementasi SP 1 & 2 pasien

resiko bunuh diri


No H Diagn J SOAPIE
os
a
2. 9 Perub DS:
ah Klien mengatakan rasa ingin melukai
an bisikan dari batinya dan hal itu mu
Pe klien merasa tidak ada hasrat untuk b
rse kelebihan klien yaitu klien kuat, patu
psi mengatakan akan melatih cara m
Se menyebutkan hal positif yang ada
ns bahwa keluarganya menyayangi kli
ori bangga dengan keluarga dan klien
Ha positif nya
lus DO:
in klien bersikap terbuka, klien tampak
asi pertanyaan, namun jika terlalu lama
pe tenang, klien tampak mampu menyeb
nd A: Resiko Bunuh diri
en
ga P : . Maka SP 1 & 2 pasien mengendali
ra berfikir positif pada keluarga, lingk
n pasien sehingga intervensi dilanjut
melatih cara mencapai harapan klien
Evaluasi 3

Pada hari ketiga tanggal 10 Februari 2024 dilakukan implementasi SP 2 pasien

gangguan presepsi sensori halusinasi

No H Diagn J SOAPIE
os
a
3. 1 Perub DS:
ah klien mengatakan melakukan kegiatan m
an karena suara suara tersebut muncul, k
Pe minum obat
rse DO:
psi Tampak sudah paham dengan apa yang
Se menyebutkan 6 benar obat, namu
ns jikadiingatkan oleh perawat, klien tam
ori
Ha A: Gangguan persepsi sensori: Halusinas
lus
in P : Maka SP2 dengan minum obat m
asi bantuan perawat sehingga dilanjutk
pe cakap pada 11 Februari 2024.
nd
en
ga
ra
n

Evaluasi 4

Pada hari keempat tanggal 11 Februari 2024 SP 3 pasien gangguan presepsi

sensori halusinasi

No H Diagn J SOAPIE
os
a
4. 1 Perub DS:
ah Klien mengatakan sudah paham den
an melakukan kegiatan harian
Pe DO:
rse Klien tampak mampu menyampaika
psi bercakap-cakap, klien mampu m
Se halusinasi namun harus diingatkan ol
ns
ori A: Gangguan persepsi sensori: Halusinas
Ha
lus P : Maka SP 3 dengan bercakap – cakap
in sehingga dilanjutkan intervensi SP
asi harian pada 12 Februari 2024.
pe
nd
en
ga
ra
n

SP 3 resiko bunuh diri

No H Diagn J SOAPIE
os
a
4. 1 Resik DS:
o Klien mengatakan
Bu kegiatansebelumnya,klienmengatakan
nu diri, klien mengatakan di masa depa
h karena klien suka beternak, klien m
Di sayuran seperti cabe,bawang
ri DO:
Dalam jadwal kegiatan harian, klien m
secara mandiri di sore hari, klien m
semakin tenang setelah melihat terna
3 cara mengontrol dorongan bunuh d

A: Resiko Bunuh Diri

P : Maka SP 3 mencapai harapan masa

mandiri dan intervensi dilanjutkan

masa depan pada 12 Februari 2024.

Evaluasi 5

Pada hari kelima tanggal 12 Februari 2024 telah dilakukan intervensi SP 4 pasien

gangguan presepsi sensori

No H Diagn J SOAPIE
os
a
5. 1 Perub DS:
ah klien mengatakan sudah paham deng
an dengan beternak ayam pada pag
Pe mengatakan masi mendengar suara
rse dan dapat mengalihkanya
psi DO:
Se klien tampak mampu melakukan kegiata
ns ayam, klien mampu mengulangi 4 c
ori kuisoner AHRS (Auditory Hallucina
Ha penurunan skor dari 23 menjadi 5.
lus A: Gangguan persepsi sensori: Halusinas
in
asi P : Maka SP 4 dengan melakukan aktivit
pe sehingga intervensi dihentikan.
nd
en
ga
ra
n

SP 4 resiko bunuh diri

No H Diagn J SOAPIE
os
a
5. 1 Resik DS:
o Klien mengatakan melakukan kegiatan
Bu tidak ada hasrat untuk bunuh diri, k
nu ingin menjadi peternak ayam, karen
h menghasilkan uang
Di DO:
ri Klien mengatakan ingin berkebun say
sedangkan evaluasi objektif yaitu al
melakukan kegiatan sebelumnya se
sore hari, klien mampu menyebutk
bunuh diri.

A: Resiko Bunuh Diri

P : SP 4 resiko bunuh diri mampu d

dihentikan

Anda mungkin juga menyukai