Oleh:
Muhammad Syaifulloh Mahdzur
NIM. 190070300011049
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. JN (L/P) Tanggal Pengkajian /jam:_____________________
Umur :___________________________ RM No. :_____________________
Alamat : Pricenton
Pekerjaan : Dosen dan Ilmuwan
Informan : Klien dan keluarga
Klien mengalami halusinasi sudah sejak tahun 1947 saat klien kuliah menyelesaikan program
Doktor nya, halusinasi bahwa ada teman sekamarnya bernama charles herman
(Pada waktu lain diceritakan klien sudah pernah pergi ke RSJ dilakukan ECT 5x/mgg dalam 10
minggu tetapi klien tidak minum obatnya sudah cukup lama sehingga halusinasinya kembali lagi)
➢ RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pelaku/ usia Korban/ usia Saksi/ usia
1. Aniaya fisik
2. Aniaya seksual
3. Penolakan
4. Kekerasan dalam keluarga
5. Tindakan kriminal
Jelaskan :
penolakan dibuktikan dengan ditolak oleh seorang wanita yang mau diajak berkencan tetapi
dikarenakan terlalu jujur dan terlalu vulgar dalam berbicara dg wanita tersebut klien dipukul oleh
wanita itu kemudian klien juga mendapatkan penolakan dari lingkungan sekitarnya, karena pasien
terlalu terobsesi terhadap tujuan utamanya tanpa melihat lingkungan sekitar. Hal tersebut yang
memicu orang sekitar menjauh dari klien karena teman-teman merasa klien ini aneh. klien
menjadi korban
aniaya fisik dibuktikan dengan klien juga pernah membenturkan kepalanya sendiri di jendela
karena merasa gagal dalam menyelesaikan tugasnya
Pertanyaa : apakah bapak pernah mengalami hal buruk selama bapak hidup sampai sekarang ?
6. Pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural, spiritual):
Klien kurang bisa bersosialiasi dengan lingkunganya dikarenakan klien merasa orang disekitarnya
tidak meyukai klien dan klien sendiri menganggap dirinya aneh.
Diagnosa Keperawatan: Isolasi diri
Pertanyaan yang diajukan :
“Selama bapak hidup apakah ada pengalaman yang menyenangkan dan dingat menurut bapak ?”
(pada fase ini mungkin saya tidak langsung menanyakan pengalaman yang tidak menyenangkan
dikhawatirkan klien tidak menjawab sehingga saya menanyakan hal baik terlebih dahulu)
“Wahh pengalaman yang bagus sekali ya bapak, kemudian bagaimana kalau pengalaman yang
tidak menyenangkan ? coba bapak ceritakan kepada saya ?”
Diagnosa Keperawatan:____________________________________________________________
Tidak terkaji (Pada film Tidak digambarkan bagaimana kondisi keluarga klien)
STATUS MENTAL
1. Penampilan
tidak rapi penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti
tidak sesuai biasanya
Jelaskan : klien selalu berpakaian rapi seperti biasanya
Diagnosa Keperawatan:____________________________________________________________
2. Kesadaran
➢ Kwantitatif/ penurunan kesadaran]
compos mentis apatis/ sedasi somnolensia
sopor subkoma koma
➢ Kwalitatif
tidak berubah berubah
meninggi gangguan tidur: sebutkan______________________________
hipnosa disosiasi: sebutkan____________________________________
3. Disorientasi
waktu tempat orang
Jelaskan :
Relasi : klien dapat berinteraksi dengan orang lain tapi minimal, pandangan lebih sering
menunduk, tatapan mata kurang, klien mengatakan lebih suka menyendiri, tidak
suka keramaian dan merasa bahwa orang disekitarnya tidak menyukainya
Orientasi : orientasi klien tampak baik, dapat menyebutkan nama, waktu, tempat dsb
Limitasi : pembicaraan klien tampak terkontrol namun kurang bisa memulai pembicaraan
Diagnosa Keperawatan: Isolasi sosial
Peningkatan:
hiperkinesia, hiperaktivitas gaduh gelisah katatonik
TIK grimase tremor gagap
stereotipi mannarism katalepsi akhopraxia
command automatism atomatisma nagativisme reaksi konversi
verbigerasi berjalan kaku/ rigit kompulsif lain-2 sebutkan
5. Afek/ Emosi
adequat tumpul dangkal/ datar labil
inadequat anhedonia marasa kesepian eforia
ambivalen apati marah depresif/ sedih
cemas: ringan sedang berat panik
Jelaskan :
• Merasa kesepian: didapatkan data klien tinggal sendirian di asrama dan klien mengungkapkan
bahwa teman temannya tidak terlalu menyukainya.
• Apati: berkurangnya respek kepedulian klien dibuktikan dengn klien yang asyik menghitung
ruus dari seseorang yang sedang terjambret bukan menolongnya. Klien yang menutup
jendela kelas padahal AC sedang mati karena paien tidak mau berusaha mengeraskan
suaranya.
• Panic: Klien panik ketika merasa diawasi dan terancam oleh tentara rusia.
• Labil: emosi klien tampak tidak stabil karena bergantung pada halusinasinya
Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial, Ansietas dan HDR
6. Persepsi
halusinasi ilusi depersonalisasi derealisasi
Macam Halusinasi
pendengaran penglihatan perabaan
pengecapan penghidu/ pembauan lain-lain, sebutkan...................
Jelaskan :
• Halusinasi pendengaran dan penglihatan ditandai klien dapat melihat dan berkomunikasi
dengan halusinasinya (wiliam, Charles, Marche).
• Halusinasi perabaan di tandai dengan klien yang seakan akan tangan terpasangi chip sebagai
mata mata dari agen rahasia
Diagnosa Keperawatan: halusinasi
7. Proses Pikir
➢ Arus Pikir
koheren inkoheren asosiasi longgar
fligt of ideas blocking pengulangan pembicaraan/ persevarasi
tangansial sirkumstansiality logorea
neologisme bicara lambat bicara cepat irelevansi
main kata-kata afasi assosiasi bunyi lain2 sebutkan..
Jelaskan :
• Fantasi: klien selalu berfikir tentang kejadian atau keadaan yang diinginkan seperi menjadi
mata mata pemerintahan
• Isolasi sosial : karena klien lebih nyaman sendiri juga klien jarang kontak dengan
kawankawannya karenaa sibuk interaksi dan melakukan apa yang di pikirkannya yaitu waham
dan halusinasinya
• Waham kebesaran: klien mengnggap dirinya istimewa, super jenius, dan tidak terkalahkan
• Waham curiga : klien menganggap bahwa dirinya akan dilkukai oleh tentara rusia
• Waham kejaran : klien merasa dimata-matai ole tentara rusia dan Wiliam
Diagnosa Keperawatan:WAHAM
➢ Bentuk Pikir
realistik nonrealistik
autistik dereistik
bentuk pikir klien yang nonrealistik dikarenakan klien tidak berfikir sesuai kenyataan,
klienmengalami waham dan halusinasi
8. Memori
gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
gangguan daya ingat saat ini amnesia, sebutkan.........................
paramnesia, sebutkan jenisnya........................................................
hipermnesia, sebutkan ...................................................................
Panjang
• ”bisakah bapak menyebutkan tahun berapa menikah?”
• ”bisakah bapak menyebutkan nama presiden pertama di negara bapak?
Pendek
• ”bisakan bapak menyebutkan tanggal berapa pada hari selasa minggu lalu?”
• ”bisakah bapak sebutkan menu makan siang aapa yang disajikan kemarin?”
Sekarang
• ”bisakah bapak menyebutan hari tanggal bulan dan tahun pada hari ini?”
• ”bisaka bapak sebutkan pukul berapa saat ini?
Diagnosa Keperawatan: Tidak Ada
Jelaskan : klien dapat berkonsentrasi tetapi pada saat tertentu seperti saat melakukan
seminar/kuliah tamu di harvard waham klien dan halusinasi klien muncul dan merasa terancam
sehingga tidak bisa berkonsentrasi
Diagnosa Keperawatan: Tidak Ada
Jelaskan : klien tidak menyadari bahwa dirinya sakit, halusinasi, waham karena percaya
dengan apa yang dilihat, didengar dan dirasakannya
Diagnosa Keperawatan:____________________________________________________________
Jelaskan :
• Tidak kooperatif : Klien menolak saat akan dibawa ke RSJ dan saat klien diborgol klien
berusaha melarikan diri.
• Kontak mata kurang: Pada saat wawancara di kantor dr. Rosen klien tidak melakukan
kontak Mata.
• Curiga : klien mencurigai dr. Rosen tentara rusia
Diagnosa Keperawatan:Curiga, HDR
Tn. J
Usia tidak Ny. A
diketahui Usia tidak
diketahui
pasien
An. J
Usia tidak
diketahui
= Hubungan Darah
= Tinggal serumah
Keterangan :
Ny. A merupakan istri dari Tn. J (Klien) mereka menikah sebelum klien masuk rumah sakit jiwa, Tn.
J mempunya satu anak laki-laki.
3. Hubungan Sosial
a. Hubungan terdekat :
klien memiliki hubungan terdekat dengan istrinya dan cukup dekat dengan kedua temannya
dikantor.
Klien sangat mencintai istrinya dan istrinya sangat mensupport klien untuk sembuh dan
melawan sakitnya
b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat
peran klien sebelum sakit adalah kepala keluarga, suami, dan pemimpin/leader di tempat
kerjanya dan merupakan dosen
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien jarang terlihat bersosialisasi, tampak suka menunduk, kontak mata kurang, menarik diri,
mengatakan suka menyendiri dan tidak suka keramaian, sulit menemukan teman/tidak ada
teman
Diagnosa Keperawatan: isolasi sosial
4. Spiritual dan kultural
a. Nilai dan keyakinan
Bagaimana keyakinan bapak/ibu terhadap apa yang dialami sekarang ? apakah ada budaya
tertentu yang berhubungan dengan kondisi sekarang ? apa arti nilai/keyakinan/agama bagi
bapak ?
b. Konflik nilai/ keyakinan/ budaya
Bisa ccceritakan bagaimana keyakinan bapak/ibu ? yang berhubungan dengan kondisi sekarang
?
c. Kegiatan ibadah
Kegiatan ibadah apa saja yang biasa bapak/ibu lakukan ?
DiagnosaKeperawatan:______________________________________________________________
1. Makan
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
2. BAB/BAK
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
3. Mandi
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
6. Pengginaan obat
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan Lanjutan Ya Tidak
Sistem pendukung Ya Tidak
Klien melakukan perawatan lanjutan berupa obat dan sangat didukung oleh keluarganya/istrinya,
tetapi suatu hari klien tidak meminum pbat lagi karena merasa efeksamping obat sangat
merugikan dirinya, saat klien mengambil keputusan tidak melakukan ECT kembali istri klien tetap
mendukung keputusan klien dan selalu ada disamping dan mendukung klien
8. Aktivitas di dalam rumah
Mempersiapkan makanan Ya Tidak
Menjaga kerapihan rumah Ya Tidak
Mencuci pakaian Ya Tidak
Pengaturan keuangan Ya Tidak
Didalam film saat klien setelah krs dari rsj klien hanya melakukan beberapa kegiatan seperti
membuang sampah dan pernah melakukan kegiatan memandikan anaknya tetapi karena saat itu
klien putus obat sehingga halusinasi dan nyaris mencedarai anaknya
9. Aktivitas di luar rumah
Belanja Ya Tidak
Transportasi Ya Tidak
Lain-lain Ya Tidak
Jelaskan : saat klien setelah keluar dari rumah sakit jiwa, tampak jarang keluar rumah
Diagnosa Keperawatan:____________________________________________________________
Terapi medik : post ECT 5x/mgg dalam 10 mgg, obat rutin (tidak diketahui obatnya) tapi putus
obat
NO DATA MASALAH
1 DS : Halusinasi
• klien mengatakan lebih mempunyai teman sekamar saat
kuliah bernama charles, dan sepupu charles marcee, serta
klien mengatakan bekerja untuk agen rahasia negara
bernama william cather
• klien mengatakan ada dan bekerja di laboratorium untuk
memecahkan kode
• klien merasa mengirim surat ke rumah seseorang/kotak
surat rumah seseorang dan diawasi disana
• klien mengatakan terdapat chip di tangannya berisi kode
DO :
• klien tampak sering terlihat berbicara dan menggerakan
tubuhnya seperti berinteraksi dengan orang lain
2 DS : Isolasi sosial
• klien mengatakan lebih suka menyendiri
• klien mengatakan tidak suka keramaian
• klien mengatakan orang-orang sekitar meganggap dirinya
aneh dan tidak menyukai dirinya
DO :
• tampak klienx sering menunduk
• kontak mata kurang
• menarik diri/suka menyendiri
• tampak lebih sering belajar sendiri
• tidak mempunyai banyak teman
4 DS : Waham
• klien merasa dirinya paling jenius dari yang lain
• klien merasa selalu diikuti/dimatai-matai oleh mata-mata
rusia
• klien megatakan melakukan pekerjaan rahasia dan besar
yaitu menjadi agen rahasia untuk memecahkan kode
DO :
• klien tampak waspada
• klien tampak marah
• perilaku seperti wahamnya yaitu menghubung-hubungkan
majalah dan menulis-nulis dan mengirim laporan ke rumah
kosong
5 DS : Risiko perilaku kekerasan
• klien mengatakan kepada istrinya mungkin klien bisa
melukai istrinya
• mengatakan benci
DO :
• klien tampak memukul dr. Rosen
• klien tampak tidak sengaja mendorong istri dan bayinya
• klien tampak hammpir menciderai anaknya saat halusinasi
muncul
• klien tampak melukai tangannya saat di RS dikarenakan
berhalusinasi mengambil chip yang ada di tangannya
• klien membenturkan kepala sendiri saat kesal tidak bisa
menemukan rumus/penelitiannya
• klien mendorong meja
• melotot
• pandangan tajam
• tangan mengepal
• memukul
6 DS: Ansietas
• Pasien tampk frustasi dan kebingungan mencari ide
penelitian
• Pasien mengabaikan diri dengan focus mencari ide dan
berada diperpus selama 2 hari
DO:
• Pasien tampak melakukan pengambaian diri
• Pasien tampak gelisah, was was dan ketakutan.
7 DS : Ketidakefektifan
• klien mengatakan sudah tidak minum obat kembali karena pemeliharaan kesehatan
efeksamping obat sangat merugikan diirnya
DO :
• klien tampak menyembunyikan obatnya di laci
• klien tampak mengalami kekambuhan setelah beberapa
kali tidak minum obat
• klien tampak gagal mencegah kekambuhan
• gagal menerapkan program perawatan dalam kehidupan
sehari-hari
XIV. POHON MASALAH
Mahasiswa
Ruang :
Nama Klien : Tn. J
No. Register :
No. TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANDA
Dx MUNCUL TERATASI TANGAN
1. 21-04-2020 Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
Pendengaran & Penglihatan
Waham kebesaran & curiga
2. 21-04-2020
Risiko perilaku kekerasan
3. 21-04-2020
Isolasi sosial
4. 21-04-2020
Harga diri rendah
5. 21-04-2020
Ansietas
6. 21-04-2020
Ketidakefektifan pemeliharaan Kesehatan
7. 21-04-2020
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Tn. JN
Alamat :
Dx Perencanaan
Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Gangguan TUM: Klien dapat Setelah dilakukan intervensi 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan komunikasi antar pribadi bagi
sensori mengontrol keperawatan selama 1x24 jam interaksi menggunakan prinsip komunikasi terapeutik : perawat sangat berperan penting
persepsi: halusinasi yang klien menunjukkan tanda – tanda a. Sapa klien dengan ramah baik verbal dalam menangani
halusinasi dialaminya percaya kepada perawat, seperti : maupun non verbal dan merawat klien gangguan jiwa.
(lihat/dengar/p • Ekspresi wajah bersahabat. b. Perkenalkan nama, nama panggilan dan Komunikasi antarpribadi yang
enghidu/raba/k TUK 1 : • Menunjukkan rasa senang. tujuan perawat berkenalan dilakukan perawat dalam
ecap) Klien dapat membina • Ada kontak mata. c. Tanyakan nama lengkap dan nama menangani dan merawat klien
hubungan saling • Mau berjabat tangan. panggilan yang disukai klien gangguan jiwa yaitu menggunakan
percaya • Mau menyebutkan nama. d. Buat kontrak yang jelas komunikasi terapeutik sehingga
• Mau menjawab salam. e. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji akan terjalan BHSP antara perawat
• Mau duduk berdampingan setiap kali interaksi dan klien. bila BHSP sudah
dengan perawat. f. Tunjukan sikap empati dan menerima terbentuk maka akan bermanfaat
apa adanya dalam :
• Bersedia mengungkapkan
g. Beri perhatian kepada klien dan 1. memberikan informasi atau
masalah yang dihadapi.
perhatikan kebutuhan dasar klien pesan antara perawat dengan
h. Tanyakan perasaan klien dan masalah klien gangguan jiwa yang
yang dihadapi klien efektif
i. Dengarkan dengan penuh perhatian 2. hubungan yang baik antara
ekspresi perasaan klien perawat dengan klien
gangguan jiwa
3. kepercayaan antara perawat
dengan klien gangguan jiwa
4. menghilangkan rasa
kecurigaan klien terhadap
perawat.
Sehingga asuhan keperawatan
dapat efektif diberikan pada klien
(Sumangkut,2019)
TUK 2 : Setelah dilakukan intervensi 1.1 Adakan kontak sering dan singkat secara Pada penelitian Rahmawati (2014)
Klien dapat keperawatan selama 1x24 jam klien bertahap yang menerapakan asuhan
mengenal dapat menyebutkan : 1.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan keperawatan pada klien halusinasi,.
halusinasinya • Isi halusinasinya (* dengar /lihat /penghidu /raba Pada penelitian tersebut juga pada
• Waktu /kecap), jika menemukan klien yang sedang salah satu intervensinya dikatakan
• Frekuensi halusinasi: mengkaji halusinasi yang terdiri dari
• Situasi dan kondisi yang a. Tanyakan apakah klien mengalami isi halusinasi, frekuensi, waktu
menimbulkan halusinasi sesuatu ( halusinasi dengar/ lihat/ halusinasi, situasi dan respon. Hal
penghidu /raba/ kecap ) tersebut sangat penting dilakukan
b. Jika klien menjawab ya, tanyakan apa untuk melakukan analisa lebih
yang sedang dialaminya lanjut, penegakan diagnosa dan
c. Katakan bahwa perawat percaya klien intervensi yang akan dilakukan.
mengalami hal tersebut, namun perawat Pada penelitian tersebut penerapan
sendiri tidak mengalaminya ( dengan askep yang dilakukan peneliti
nada bersahabat tanpa menuduh atau menunjukkan halusinasi dapat
menghakimi) terkontrol.
d. Katakan bahwa ada klien lain yang
mengalami hal yang sama.
e. Katakan bahwa perawat akan
membantu klien
TUK 3 : 1. Setelah dilakukan intervensi 1.1 Identifikasi bersama klien cara atau tindakan Latihan menghardik dapat
Klien dapat keperawatan selama 1x24 jam klien yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, berpengaruh terhadap tingkat
mengontrol dapat : marah, menyibukan diri dll) halusinasi pendengaran. Anggraini
halusinasinya • menyebutkan tindakan yang 1.2 Diskusikan cara yang digunakan klien, dkk (2016) dalam penelitiannya
biasanya dilakukan untuk a. Jika cara yang digunakan adaptif beri mengungkapkan bahwa terdapat
mengendalikan halusinasinya pujian. pengaruh pemberian latihan
b. Jika cara yang digunakan maladaptif menghardik terhadap penurunan
diskusikan kerugian cara tersebut tingkat halusinasi pendengaran di
RSJ Dr. Aminogondohutomo
Semarang.
2. Setelah dilakukan intervensi 2.1 Diskusikan cara baru untuk memutus/ Latihan bercakap-cakap akan
keperawatan selama 1x24 jam klien mengontrol timbulnya halusinasi : meningkatkan kontrol halusinasi
dapat : a. Menghardik/mengusir/ tidak pada klien halusinasi (Fresa 2015).
• menyebutkan cara baru memperdulikan pada saat halusinasi
mengontrol halusinasi terjadi)
b. Bercakap-cakap dengan orang lain Menurut Kristiadi dkk (2015)
(perawat/teman/anggota keluarga) menyatakan bahwa terdapat
untuk menceritakan tentang pengaruh terapi aktivitas terjadwal
halusinasinya. terhadap penurunan halusinasi di
c. Membuat dan melaksanakan jadwal RSJ Dr. Aminogondohutomo
kegiatan sehari hari yang telah di Semarang.
susun.
d. Meminta keluarga/teman/ perawat
menyapa jika sedang berhalusinasi.
3.1 Beri contoh cara menghardik halusinasi : Pada penelitian Kumboyono (2017)
3. Setelah dilakukan intervensi “Pergi ! , saya tidak mau mendengar kamu, menyatakan bahwa terjadi
keperawatan selama 1x24 jam klien saya mau mencuci piring / bercakap-cakap hubungan yang signifikan antara
dapat : dengan suster” dukungan keluarga pesien
• klien dapat memilih dan 3.2 Beri pujian atas keberhasilan klien Skizophrenia dengan peningkatan
memperagakan cara 3.3 Minta klien untuk mengikuti contoh yang adaptasi pasien Skizoprenia.Tingkat
menghardik/mengusir / tidak diberikan dan minta klien mengulanginya adaptasi yang baik dapat
memperdulikan halusinasinya 3.4 Susun jadwal latihan klien dan minta untuk menunjang pancapaian remisi
menuliskan pada jadwal kegiatan hariannya pasien yang lebih baik.
5.1 Beri contoh dan penjelasan tentang jenis, Penelitian Astuti (2017) menyatakan
5. Setelah dilakukan intervensi dosis dan waktu minum obat tersebut bahwa terdapat hubungan signifikan
keperawatan selama 1x24 jam klien dengan prinsip 5 benar (benar waktu, benar antara kepatuhan minum obat
dapat : orang, benar obat, benar dosis, benar dengan periode kekambuhan pada
pemberian) klien skizofrenia: halusinasi di RSJ
• klien dapat mendemontrasikan 5.2 Diskusikan dengan klien tentang jenis obat Prof. Dr. Soeroyo Magelang. Oleh
kepatuhan minum obat untuk yang di minum (nama, warna dan besarnya), karena itu edukasi kepatuhan
mencegah halusinasi waktu minum minum obat, jenis obat, efek
5.3 Beri contoh proses minum obat : samping, warna obat, jadwal minum
a. Klien meminta obat kepada perawat (jika obat sangat penting dilakukan
di RS), kepada keluarga (jika di rumah) karena berpengaruh pada
b. Klien memeriksa obat sesuai dengan kesehatan atau kekambuhan klien.
kondisinya
c. Klien meminum obat pada waktu yang
tepat
5.4 Anjurkan klien untuk bicara dengan
mengenai manfaat serta efek samping obat
5.5 Beri pujian terhadap kemajuan dan
keberhasilan klien
TUK 4 : 1. Setelah dilakukan intervensi 1.1 Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan ( Penelitian berjudul Pengaruh
Keluarga dapat keperawatan selama 1x24 jam waktu, tempat dan topik ) Intervensi Strategi Pelaksanaan
merawat klien keluarga dapat : 1.2 Diskusikan dengan keluarga ( pada saat
Keluarga Terhadap Pengetahuan
dirumah dan menjadi • menyatakan setuju untuk pertemuan keluarga/ kunjungan rumah)
sistem pendukung mengikuti pertemuan dengan a. Pengertian halusinasi Dan Kemampuan Keluarga Dalam
yang efektif untuk perawat b. Tanda dan gejala halusinasi Merawat Pasien Skizofrenia.
klien • keluarga dapat menyebutkan c. Proses terjadinya halusinasi
Penelitian dilakukan dengan desain
pengertian, tanda dan gejala, d. Cara yang dapat dilakukan klien dan
proses terjadinya halusinasi dan keluarga untuk memutus halusinasi pre post dengan pemberian
tindakan untuk mengendali kan e. Obat- obatan halusinasi intervensi strategi pelaksanaan jiwa.
halusinasi f. Cara merawat anggota keluarga yang
Dari hasil penelitian tersebut ebelum
• keluarga dapat menyebutkan; halusinasi di rumah ( beri kegiatan, jangan
biarkan sendiri, makan bersama, bepergian diberikan intervensi strategi
˗ Manfaat minum obat
˗ Kerugian tidak minum obat bersama, memantau obat – obatan dan pelaksanaan keluarga menunjukkan
˗ Nama,warna,dosis, efek cara pemberiannya untuk mengatasi bahwa dari 15 orang keluarga yang
terapi dan efek samping halusinasi )
g. Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit menjadi responden didapatkan
obat
˗ mendemontrasikan dan bagaimana cara mencari bantuan jika sebagian besar pengetahuan
penggunaan obat dgn benar halusinasi tidak dapat diatasi di rumah
˗ menyebutkan akibat berhenti responden dengan kategori tidak
minum obat tanpa konsultasi tahu. Setelah diberikan intervensi
dokter
strategi pelaksanaan jiwa 15 orang
˗ tanda dan gejala kambuh
keluarga yang menjadi responden
didapatkan sebagian besar
pengetahuan responden dengan
kategori tahu (Susilawati & Fredika,
2019).
TUK 5 : Tindakan Kolaborasi : Salah satu element penting dari
Kolaborasi dengan 1. Melakukan kolaborasi dengan dokter asuhan keperawatan adalah
dokter terkait menggunakan SBAR dan TbaK, pemberiian keselamatan klien. tindakan
pengobatan/obat- obat-obatan anti psikotik, seperti kolaborasi menggunakan teknik
obatan medis Chlorpromazine, Haloperidol Dan obat komunikasi SBAR merupakan
maupun kolaborasi golongan antikolinergik seperti trihexyphenidyl salah satu tindakan yang dapat
dengann ners 2. Memberikan program terapi dokter (obat) : menignkatkan keselamatan klien.
spesialis untuk edukasi 8 benar pemberian obat dengan menurut Rahmah (2018) terdapat
melakukan terapi menggunakan konsep safety pemberian obat hubungan antara penggunaan
keperawatan lebih 2. Mengobservasi manfaat dan efek samping komunikasi SBAR dengan
lanjut obat, manfaat : kesalamatan klien.
a. Chlorpromazine
Mengatasi gejala psikosis
b. Haloperidol
membuat fikiran lebih tenang,
menurunkan kegelisahan Penelitian Muliani (2017)
c. Trihexyphenidyl menyatakan bahwa Terapi
Membuat rileks atau vasodilitasi Keterampilan Sosial Dan Cognitive
mengurangi spasme Behaviour Therapy mampu
Efek samping : emnurunkan tanda gejala pada
a. Chlorpromazine klien dengan halusinasi serta
• Tremor isolasi sosial.
• Mulut kering
• Disfungsi ereksi
• Sakit kepala
• Jantung berdebar dsb
b. Haloperidol
• Disfungsi ereksi
• Pusing
• Keingan untuk terus bergerak
• Gangguan gerakan otot
• BB naik
• lemas
c. Trihexyphenidyl
• Konstipasi
• Pusing
• Sulit buang air kecil
• Mulut kering
• Pandangan buram
• mual
3. Kolaborasi dengan ners spesialis untuk
melakukan terapi lanjutan seperti
a. Terapi perilaku
b. Terapi penerimaan komitmen
STRATEGI PELAKSANAAN
NO DIAGNO TINDAKAN PERTEMUAN
SA 1 2 3 4 5 S.D 12
1 HALUSI KLIEN 1. Identifikasi halusinasi: isi, 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan
NASI frekuensi, waktu terjadi, menghardik. Beri pujian. latihan menghardik menghardik, obat dan latihan
situasi pencetus, perasaan, 3. Latih cara mengontrol dan minum obat. bercakap-cakap. Beri menghardik,
respon. halusinasi dengan obat Beri pujian. pujian. obat, bercakap-
2. Jelaskan cara mengontrol (jelaskan 6 benar: jenis, 2. Latih cara 2. Latih cara mengontrol cakap dan
halusinasi: hardik, obat, guna, dosis, frekuensi, mengontrol halusinasi dengan kegiatan harian.
bercakap-cakap, melakukan cara, kontinuitas minum halusinasi dengan melakukan kegiatan Beri pujian.
kegiatan. obat). bercakap-cakap saat harian (mulai 2 kegiatan). 2. Latih kegiatan
3. Latih cara mengontrol 4. Masukkan pada jadual terjadi halusinasi. 3. Masukkan pada jadual harian.
halusinasi dengan kegiatan untuk latihan 3. Masukkan pada kegiatan untuk latihan 3. Nilai kemampuan
menghardik. menghardik dan minum jadual kegiatan menghardik, minum obat, yang telah
4. Masukkan pada jadwal obat. untuk latihan bercakap-cakap dan mandiri.
kegiatan untuk latihan menghardik, minum kegiatan harian. 4. Nilai apakah
menghardik. obat dan bercakap- halusinasi
cakap. terkontrol.
KELUARGA 1. Diskusikan masalah yang 1. Evaluasi kegiatan keluarga 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
dirasakan dalam merawat dalam merawat/melatih keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam
klien. klien menghardik. Beri merawat/melatih merawat/melatih klien merawat/melatih
2. Jelaskan pengertian, tanda pujian. klien menghardik menghardik, klien menghardik,
dan gejala, dan proses 2. Jelaskan 6 benar cara dan memberikan memberikan obat dan memberikan obat
terjadinya halusinasi memberikan obat. obat. Beri pujian. bercakap-cakap. Beri dan bercakap-
(gunakan booklet). 3. Latih cara 2. Jelaskan cara pujian. cakap dan
3. Jelaskan cara merawat memberikan/membimbing bercakap-cakap dan 2. Jelaskan follow up ke melakukan
halusinasi. klien minum obat. melakukan kegiatan PKM, tanda kambuh kegiatan harian
4. Latih cara merawat 4. Anjurkan membantu klien untuk mengontrol dan rujukan. dan follow up.
halusinasi: hardik. sesuai jadual dan memberi halusinasi. 3. Anjurkan membantu Beri pujian.
5. Anjurkan membantu klien pujian. 3. Latih dan sediakan klien sesuai jadual dan 2. Nilai kemampuan
sesuai jadual dan member waktu bercakap- memberi pujian. keluarga merawat
pujian. cakap dengan klien klien.
terutama saat 3. Nilai kemampuan
halusinasi. keluarga
4. Anjurkan membantu melakukan
klien sesuai jadual kontrol ke PKM.
dan memberi pujian.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) 1
HALUSINASI (KLIEN)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
Tn. J mengalami halusinasi, teradapat beberapa halusinasi pada Tn. J yaitu halusinasi
penglihatan, halusinasi pendengaran maupun halusinasi perabaan. Tn. J dapat
berkomunikasi dengan halusinasinya (teman sekamarnya bernama, sepupu temannya
dan agen rahasia), Tn. J banyak dipengaruhi oleh halusinasinya dalam memutuskan
suatu tindakan atau kehidupannya.
2. Diagnosa Keperawatan: Halusinasi penglihatan, pendengaran, & perabaan
3. Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sebagai berikut.
• Ekspresi wajah bersahabat
• Menunjukkkan rasa senang
• Klien bersedia diajak berjabat tangan
• Klien bersedia menyebutkan nama
• Ada kontak mata
• Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
• Klien bersedia mengutarakan Ibualah yang dihadapinya.
b. Membantu klien mengenal halusinasinya
c. Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik halusinasi
4. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan prinsip terapeutik
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien.
b. Bantu klien mengenal halusinasi (isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus,
perasaan, respon saat terjadinya halusinasi)
c. Jelaskan cara mengontrol halusinasi (hardik, obat, bercakap-cakap, melakukan
kegiatan).
d. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik.
e. Tahapan tindakannya meliputi :
1) Jelaskan cara menghardik halusinasi
2) Peragakan cara menghardik
3) Minta klien memperagakan ulang
4) Pantau penerapan cara ini, beri penguatan perilaku klien
5) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik.
“Baik pak John, Bagamaina perasaan pak John pada hari ini ? apa
ada keluhan ? Ohh bapak merasakan biasa saja ya pak ? biasanya
seperti apa pak ?, jadi bapak sudah terbiasa dengan hal tersebut
pak ya ? dan apa yang dilakukan bapak ?”
3. Kontrak topik, waktu dan tempat
a. Kontrak topik
"Apakah bapak tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya?
Menurut bapak sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau
kita ngobrol tentang teman-teman bapak”
b. Kontrak tempat dan waktu
“Baik pak, pak john mau kita mengobrol dimana pak ? ohh di
taman ya pak, untuk waktunya menghendaki berapa menit ? 30
menit apakah cukup ? atau kebanyakan ? Kita mulai ya pak.”
Kerja Langkah-langkah tindakan keperawatan
a. Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu terjadi,
situasi pencetus, perasaan, respon.
“Coba pak john ceritakan apa yang terjadi dirumah sehingga
pak john dibawa kesini.
jadi bapak mempunyai teman dan teman tersebut mempunyai
sepupu, bapak juga disuruh-suruh oleh agen rahasia untuk
melakukan tugas ragasia serta ditangan bapak terdapat chip
rahasia? Apakah bapak bisa berkomunikasi dengan mereka pak
? seberapa sering bapak berkomunikasi dengan teman bapak ?
teman bapak ini muncul waktu kapan ya pak ? jadi selalu muncul
ya pak, apalagi jika bapak sedang sendirian ya? Lalu bagaimana
perasaan pak john dan tindakan pak john ketika bertemu
dengan mereka pak ? jadi bapak merasa senang dan mengobrol
dengan mereka serta melakukan sesuatu yang diinginkan oleh
mereka ya pak ? "
b. Jelaskan cara mengontrol halusinasi: hardik, obat,
bercakap-cakap, melakukan kegiatan.
“jadi begini pak John, saya percaya apa yang bapak lihat,
dengar, dan rasakan, tetapi sekarang saya tidak melihat,
mendengar, dan merasakan apa yang bapak dengar.
yang bapak rasakan itu namanya halusinasi pak, halusinasi
adalah mendengar, melihat, merasakan, atau membau sesuatu
yang sebnarnya itu tidak ada. Baik pak saya mengerti perasaan
bapak, tetapi apakah apabila bapak melakukan hal yang disuruh
oleh teman bapak apakah menimbulkan efek negatif apa positif
? negatif ya pak ? seperti apa pak ? jadi seperti mendorong dan
sebagainya ya pak, baik pak, nah jadi hal tersebut menganggu
bapak kan sebenarnya ? baik jadi bapak sudah tahu ya apa
sebenarnya teman-teman bapak tersebut, nah apakab bapak
ingin menghilangkan teman-teman bapak supaya bapak tidak
merasa dirugikan setiap waktu ? baik kalau begitu ada 4 cara
pak untuk menghilangan teman-teman bapak dan tidak
menganggu bapak, yaitu menghardik, meminum obat,
bercakap-cakap, dan melakukan aktivitas rutin. Cara
mengurangi halusinasi ini akan sangat efektif jika bapak
melakukannya secara rutin.”
c. Latih cara mengontrol halusinasi dengan
menghardik.
“Hari ini bagaimana kalau kita berlatih mengurangi halusinasi
dengan cara menghardik. Menghardik itu seperti mengusir pak.
Caranya jika teman khayalan bapak itu dating/muncul atau
hanya mendengar bayangan/suaranya saja maka bapak bisa
menghardiknya/mengusirnya dengan cara bapak dalam hati
mengatakan “pergi..pergi… kamu palsu kamu tidak nyata, pergi
pergi” jika halusinasi bapak masih ada bisa dilakukan dengan
suara keras atau dengan menutup mata dan telinga. Sekarang
kita coba ya pak (memperagakan) baguss benar begitu pak john.
Bagus sekali pak john dapat melakukannya dengan baik dan
benar , Jadi kalau halusinasinya datang pak john sudah bisa
mengusirnya ya pak dengan cara yang tadi bapak pperagakan.
Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berlatih menghardik tadi
pak ?”
Evaluasi objektif
“Apa yang telah bapak pelajari tadi pak ? coba diperagakan pak
(beri pujian)”
Tindak lanjut
“ baik pak john, karena bapak sudah bisa menghardik dan
sudah ada jadwal latihan menghardik, sekarang kita
memaskukkan jadwal menghardik di jadwal harian pak john
ya ? bapak mau latihan pukul berapa? baik, jadi pak john akan
berlatih menghardik 3x sehari setelah minum obaat ya pak?
Tetapi bila halusinasi muncul bapak langsung bisa
memakainya”
Kontrak pertemuan selanjutnya (waktu, topik, tempat)
“Baik pak john, saya rasa latihan hari ini cukup, kemudian
bagaimana kalau kita besok bertemu lagi? Besok akan saya
ajari cara yang lainya selain mengharidik, bagaimana ? Dimana
pak ? disini saja ? untuk waktunya pukul berapa pak? Baik pak
besok kita akan bertemu di taman ini pada pukul 10.00 untuk
latihan cara kedua yaitu meminum obat ya pak. Sampai jumpa
pak john, selamat pagi.”
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) 2
HALUSINASI (KLIEN)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
Tn. J mengalami halusinasi, teradapat beberapa halusinasi pada Tn. J yaitu halusinasi
penglihatan, halusinasi pendengaran maupun halusinasi perabaan. Tn. J dapat
berkomunikasi dengan halusinasinya (teman sekamarnya bernama, sepupu temannya
dan agen rahasia), Tn. J banak dipengaruhi oleh halusinasinya dalam memutuskan
suatu tindakan atau kehidupannya.
Hari pertama sudah dilakukan PHBS dan diajarkan cara menghardik, sekarang klien
sudah lebih akrab dengan perawat, dan beberapa kali mempraktikkan menghardik
tetapi masih menunjukkan tanda dan gejala halusinasi
2. Diagnosa Keperawatan: Halusinasi penglihatan, pendengaran, & perabaan
3. Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sebagai
berikut.
• Ekspresi wajah bersahabat
• Menunjukkkan rasa senang
• Klien bersedia diajak berjabat tangan
• Klien bersedia menyebutkan nama
• Ada kontak mata
• Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
• Klien bersedia mengutarakan Ibualah yang dihadapinya.
b. Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan minum obat (8 benar)
4. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan prinsip terapeutik
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien.
b. Evaluasi kegiatan menghardik. Beri pujian.
c. Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat (jelaskan 8 benar minum obat yaitu
: benar klien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar cara, benar manfaat,
benar kadaluwarsa, dan benar dokumentasi)
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik dan minum obat.
“Bagamaina perasaan pak John pada hari ini ? apa ada keluhan ?
apakah lebih baik daripada kemarin pak ? syukurlah kalau seperti
itu, jadi bagaimana pak, apakah bapak melakukan latihan sesuai
jadwal ? apakah bapak melakukan menghardik saat halusinasi
muncul ? baikkk bagus pak kalau seperti itu, tetapi saya lihat bapak
masih menunjukkan tanda-gejala halusinasi ya ? baik pak saya
akan mengajarkan cara lain agar halusinasi dapat lebih
berkurang/hilang dari sebelumnya”
3. Kontrak topik, waktu dan tempat
c. Kontrak topik
"sesuai perjanjuan kemarin kan saya mengajak bapak untuk
latihan lain selain menghardik, nah pada hari ini saya akan
mengajarkan cara menghilangkan halusinasi dengan cara
minum obat dengan teknik 8 benar, apakah bapak bersedia ?”
d. Kontrak tempat dan waktu
“Baik pak, pak john mau kita mengobrol dimana pak ? tetap
disini ya, untuk waktunya menghendaki berapa menit ? 30 menit
apakah cukup ? atau kebanyakan ? Kita mulai ya pak.”
Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berlatih menghardik tadi
pak ?”
Evaluasi objektif
“Apa yang telah bapak pelajari tadi pak ? coba dijelalskan kembali
pak (beri pujian)”
5. Tindak lanjut
“ baik pak john, sekarang kan pak john sudah bias mengontrol
halusinasi dengan menghardik dan dengan minum obat
sekarang kita memaskukkan jadwal menghardik dan minum
obat dijadwal harian pak john ya ? tetap untuk latihan
menghardik harus dilakukan ya pak, apabila muncul diluar
jjam latihan juga harus menghardik, obat harus diminum
sesuai jadwal dan sebelum minum harus lihat 8 benar”
6. Kontrak pertemuan selanjutnya (waktu, topik,
tempat)
“Baik pak john, saya rasa latihan hari ini cukup, kemudian
bagaimana kalau kita besok bertemu lagi? Besok akan saya
ajari cara yang lainya selain mengharidik dan obat, bagaimana
? Dimana pak ? di ruang tengah ya ? untuk waktunya pukul
berapa pak? Baik pak besok kita akan bertemu di ruang tengah
pada pukul 10.00 untuk latihan cara ketiga yaitu bercakap-
cakap ya pak. Sampai jumpa pak john, selamat pagi.”
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) 3
HALUSINASI (KLIEN)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
Tn. J mengalami halusinasi, teradapat beberapa halusinasi pada Tn. J yaitu halusinasi
penglihatan, halusinasi pendengaran maupun halusinasi perabaan. Tn. J dapat
berkomunikasi dengan halusinasinya (teman sekamarnya bernama, sepupu temannya
dan agen rahasia), Tn. J banak dipengaruhi oleh halusinasinya dalam memutuskan
suatu tindakan atau kehidupannya.
Hari pertama dan kedua sudah dilakukan PHBS dan diajarkan cara menghardik, dan
minum obat sekarang klien sudah lebih akrab dengan perawat, dan beberapa kali
mempraktikkan menghardik.
2. Diagnosa Keperawatan: Halusinasi penglihatan, pendengaran, & perabaan
3. Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sebagai berikut.
• Ekspresi wajah bersahabat
• Menunjukkkan rasa senang
• Klien bersedia diajak berjabat tangan
• Klien bersedia menyebutkan nama
• Ada kontak mata
• Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
• Klien bersedia mengutarakan Ibualah yang dihadapinya.
b. Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan bercakap cakap
4. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan prinsip terapeutik
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien.
b. Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan minum obat. Beri pujian.
c. Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap saat terjadi halusinasi.
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
No Tahapan SPTK SPTK
3. Orientasi 1. Salam terapeutik
“Selamat pagi, pak John. Apakah bapak masih mengingat saya? Iya
benar, saya Syaiful yang kemarin mengajari bapak menghardik dan
minum obat”
2. Evaluasi validasi
“Bagamaina perasaan pak John pada hari ini ? apa ada keluhan ?
apakah lebih baik daripada kemarin pak ? syukurlah kalau seperti
itu, jadi bagaimana pak, apakah bapak melakukan latihan sesuai
jadwal ? apakah bapak melakukan menghardik saat halusinasi
muncul ? baikkk bagus pak kalau seperti itu, untuk obatnya rutin
ya pak ? boleh saya lihat lembarannya ? wah bagus pak, baik pak
saya akan mengajarkan cara lain agar halusinasi dapat lebih
berkurang/hilang dari sebelumnya”
3. Kontrak topik, waktu dan tempat
a. Kontrak topik
"sesuai perjanjuan kemarin kan saya mengajak bapak untuk
latihan lain selain menghardik dan minum obat, nah pada hari
ini saya akan mengajarkan cara menghilangkan halusinasi
dengan cara bercakap-cakap, apakah bapak bersedia ?”
b. Kontrak tempat dan waktu
“Baik pak, pak john mau kita mengobrol dimana pak ? tetap
disini ya, untuk waktunya menghendaki berapa menit ? 30 menit
apakah cukup ? atau kebanyakan ? Kita mulai ya pak.”
Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berlatih menghardik tadi
pak ?”
Evaluasi objektif
“Apa yang telah bapak pelajari tadi pak ? coba dijelalskan kembali
pak (beri pujian)”
1. Tindak lanjut
“ baik pak john, sekarang kan pak john sudah bias mengontrol
halusinasi dengan menghardik, dengan minum obat, dan yang
baru kita latih adalah dengan bercakap-cakap nah sekarang
kita memaskukkan jadwal latihan bercakap-cakap ya pak
tetapi diluar jam latihan bercakap-cakap bisa juga dilakukan
dan bapak tetap untuk latihan menghardik harus dilakukan ya
pak dan minum obat secara rutin
2. Kontrak pertemuan selanjutnya (waktu, topik,
tempat)
“Baik pak john, saya rasa latihan hari ini cukup, kemudian
bagaimana kalau kita besok bertemu lagi? Besok akan saya
ajari cara yang lainya selain mengharidik dan obat, bagaimana
? Dimana pak ? di ruang tengah ya ? untuk waktunya pukul
berapa pak? Baik pak besok kita akan bertemu di ruang tengah
pada pukul 10.00 untuk latihan cara keempat yaitu melakukan
kegiatan harian pak. Sampai jumpa pak john, selamat pagi.”
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) 4
HALUSINASI (KLIEN)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
Tn. J mengalami halusinasi, teradapat beberapa halusinasi pada Tn. J yaitu halusinasi
penglihatan, halusinasi pendengaran maupun halusinasi perabaan. Tn. J dapat
berkomunikasi dengan halusinasinya (teman sekamarnya bernama, sepupu temannya
dan agen rahasia), Tn. J banak dipengaruhi oleh halusinasinya dalam memutuskan
suatu tindakan atau kehidupannya.
Hari pertama dan kedua sudah dilakukan PHBS dan diajarkan cara menghardik,minum
obat, bercakap-cakap, sekarang klien sudah lebih akrab dengan perawat, dan
beberapa kali mempraktikkan menghardik.
2. Diagnosa Keperawatan: Halusinasi penglihatan, pendengaran, & perabaan
3. Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sebagai
berikut.
• Ekspresi wajah bersahabat
• Menunjukkkan rasa senang
• Klien bersedia diajak berjabat tangan
• Klien bersedia menyebutkan nama
• Ada kontak mata
• Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
• Klien bersedia mengutarakan Ibualah yang dihadapinya.
b. Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan melakukan kegiatan
sehari-hari
4. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan prinsip terapeutik
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien.
b. Evaluasi kegiatan latihan menghardik, obat dan bercakap-cakap. Beri pujian.
c. Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian (mulai 2
kegiatan).
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat,
bercakap-cakap dan kegiatan harian.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
No Tahapan SPTK SPTK
4. Orientasi 1. Salam terapeutik
“Selamat pagi, pak John. Apakah bapak masih mengingat saya? Iya
benar, saya Syaiful yang kemarin mengajari bapak menghardik dan
minum obat”
2. Evaluasi validasi
“Bagamaina perasaan pak John pada hari ini ? apa ada keluhan ?
apakah lebih baik daripada kemarin pak ? syukurlah kalau seperti
itu, jadi bagaimana pak, apakah bapak melakukan latihan sesuai
jadwal ? apakah bapak melakukan menghardik saat halusinasi
muncul ? baikkk bagus pak kalau seperti itu, untuk obatnya rutin
ya pak ? boleh saya lihat lembarannya ? wah bagus pak, untuk
bercakap-cakap apakah bapak juga melakukan sesuai yang ada
pada jadwal ? wah bagus, baik pak saya akan mengajarkan cara
lain agar halusinasi dapat lebih berkurang/hilang dari sebelumnya”
3. Kontrak topik, waktu dan tempat
a. Kontrak topik
"sesuai perjanjian kemarin kan saya mengajak bapak untuk
latihan lain selain menghardik, minum obat, dan bercakap-
cakap, nah pada hari ini saya akan mengajarkan cara
menghilangkan halusinasi dengan cara melakukan kegiatan
sehari-hari, apakah bapak bersedia ?”
b. Kontrak tempat dan waktu
“Baik pak, pak john mau kita mengobrol dimana pak ? tetap
disini ya, untuk waktunya menghendaki berapa menit ? 30 menit
apakah cukup ? atau kebanyakan ? Kita mulai ya pak.”
Kerja Langkah-langkah tindakan keperawatan
“hari ini kan kita akan berlatih tentang beraktivitas pak,
sebelumnya saya tnya apakah hobi pak john? Ooh hobi pk john
membaca buku rumus ya, selain itu pak? Ohh hobi pak john
membantu istri pak john untuk membereskan rumah, baik pak
bagaimana kalua kita membuat membersihkan rumah itu sebagai
aktivitas harian bapak? Jadi jika nanti halusinasi bapak dating
bapak bias menyibukkan diri dengan membantu istri
membersihkan rumah juga. Tujuan membersihkan rumah akan
menjadi salah satu caara bpak agar bapak tidak terfokus pada
halusinasi bapak. Apakah bapak setuju? Baik, biasanya bapk
membantu memberihkan rumah pada bagian apa pak? Ohh
membereskan kamar dan buang sampah ya? Baik bias kita
praktikkan pak bagaimana bapak membuang sampah dan
membersihkan kamar? Pintar sekali pak John. Baik kita akan
membuat kedua aktivitas tersebut menjadi aktivitas harian bapak
ya?”
Terminasi 3. Evaluasi respon terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berlatih menghardik tadi
pak ?”
Evaluasi objektif
“Apa yang telah bapak pelajari tadi pak ? coba dijelalskan dan
dipraktikkan kembali pak (beri pujian)”
4. Tindak lanjut
“ baik pak john, sekarang kan pak john sudah bias mengontrol
halusinasi dengan menghardik, dengan minum obat, dengan
bercakap-cakap dan yang baru kita latih adalah dengan
melakukan kegiatan sehari-hari nah sekarang kita
memaskukkan jadwal latihan kegiatan sehari-hari ya pak tetapi
diluar jam latihan kegiatan sehari-hari bisa juga dilakukan dan
bapak tetap untuk latihan menghardik harus dilakukan ya pak
dan minum obat secara rutin, juga latihan bercakap-cakap
5. Kontrak pertemuan selanjutnya (waktu, topik, tempat)
“Baik pak john, saya rasa latihan hari ini cukup, kemudian besok
saya akan kesini lagi untuk mengecek kondisi bapak dan
melihat apakah bapak sudah melakukan kegiatan sesuai jadwal,
apakah halusinasi bapak sudah terkontrol dengan baik atau
belum. Tapi untuk besok tidak ada kontrak ya pak, pokok saya
bertemu atau bapak mencari saya saja gakpapa hehe,
terimakasih pak selamat pagi.”
STRATEGI PELAKSANAAN HALUSINASI
UNTUK KELUARGA
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Keluarga:
Ny. A adalah istri tn. Jn ny. A tidak menyadari tn. Jn menderita halusianasi. Setelah
diberikan penjelasan dr. rosen ny. A baru menyadari semua yang diceritakan suaminya
adalah halusinasi.
2. Diagnosis keperawatan:
Gangguan persepsi sensori: Halusinasi (pendengaran, penglihatan perabaan)
3. Tujuan khusus intervensi
Mengatasi masalah keperawatan halusinasi dengan tujuan khusus keluarga dapat
mengerti pgertian, anda dan gejala, serta proses terjadinya halusinasi pada pasien
4. Tujuan umum intervensi
a. Keluarga dapat merawat dan memutuskan cara merawat sesuai kondisi pasien
b. Keluarga dapat membantu pasien untuk menghindari situasi yang menyebabkan
halusinasi
c. Keluarga dapa membimbing pasien melakukan cara mengendalikan halusinasi
d. Keluarga dapat membeikan pujian atas keberhasilan pasien
e. Keluarga dapat mengetahui tanda dan gejala ketika pasien membutuhkn ruukn
seta memfollow up ke yankes secara teratur
B. STRATEGI PELAKSANAAN
• SP Keluarga
1. SP I:
a. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.
b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya
halusinasi.
c. Jelaskan cara merawat halusinasi.
d. Latih cara merawat halusinasi: hardik.
e. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan member pujian.
2. SP II
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik.
Beri pujian.
b. Jelaskan 6 benar cara memberikan obat.
c. Latih cara memberikan/membimbing pasien minum obat.
d. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian.
3. SP III
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik
dan memberikan obat. Beri pujian.
b. Jelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan kegiatan untuk
mengontrol halusinasi.
c. Latih dan sediakan waktu bercakap-cakap dengan pasien terutama saat
halusinasi.
d. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian.
4. SP IV
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien menghardik,
memberikan obat dan bercakap-cakap. Beri pujian.
b. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh dan rujukan.
c. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian.
d. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien.
e. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke PKM
STRATEGI KOMUNIKAASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SPTK PADA KELUARGA PASIEN HALUSINASI
Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berlatih
menghardik tadi bu ?”
“Coba Ibu sebutkan lagi apa pengertian dan
gejala dari halusinasi yang dialami oleh suami
ibu ? Coba Ibu sebutkan kembali cara-cara
yang dapat dilakukan untuk membantu cara
mengatasi halusinasi pada suami Ibu “
Evaluasi objektif
“Apa yang telah ibu pelajari tadi bu ? coba
diperagakan lagi bu (beri pujian)”
2. Tindak lanjut
Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berlatih
menghardik tadi bu ?”
“Coba Ibu sebutkan lagi apa saja jenis obat dan
prinsip meminum obat yang baik dan benar ? Coba Ibu
sebutkan kembali cara-cara yang dapat dilakukan
untuk membantu cara mengatasi halusinasi pada
suami Ibu yang telah kita pelajari hari ini dan kemarin
“
Evaluasi objektif
“Apa yang telah ibu pelajari tadi bu ? coba diperagakan
lagi bu (beri pujian)”
5. Tindak lanjut
Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang tadi
bu ?”
“Coba Ibu sebutkan lagi apa yang harus dilakukan jika
melihat pak john sendirian dan melamun ? Coba Ibu
sebutkan kembali cara-cara yang dapat dilakukan
untuk membantu cara mengatasi halusinasi pada
suami Ibu yang telah kita pelajari hari ini dan kemarin
“
Evaluasi objektif
“Apa yang telah ibu pelajari tadi bu ? coba diperagakan
lagi bu (beri pujian)”
2. Tindak lanjut
Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang tadi
bu ?”
“Coba Ibu sebutkan lagi apa yang harus harus
dilakukan jik pak john mengalami perburukan kondisi
? Coba Ibu sebutkan kembali cara-cara yang dapat
dilakukan untuk membantu cara mengatasi halusinasi
pada suami Ibu yang telah kita pelajari hari ini dan
kemarin “
Evaluasi objektif
“Apa yang telah ibu pelajari tadi bu ? coba diperagakan
lagi bu (beri pujian)”
2. Tindak lanjut
Astuti, A. P., Susilo, T., & Putra, S. M. A. (2017). Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan
Periode Kekambuhan pada Klien Skizofrenia Halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
Soeroyo Magelang. Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan, 6(2), 53.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Fresa, O., Rochmawati, D. H., & Arif, S. (2015). Efektifitas Terapi Individu Bercakap-Cakap
Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pada Klien Halusinasi
Pendengaran Di Rsj Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah.
Kala, A., & Dahrianis. (2014). Pengaruh Tak Stimulasi Persepsi Terhadap Kemampuan Klien
Dalam Mengontrol Halusinasi Diruang Kenari Rskd Provinsi Sul-Sel, 4(2008), 157–162.
Karina, A., Arief, N., & Supriyadi. (2016). Pengaruh Menghardik Terhadap Penurunan
Tingkat Halusinasi Dengar Pada Klien Skizofrenia Di Rsjd Dr. Aminogondohutomo
Semarang. Ejournal Stikestelogorejo. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Kristiadi, Y., Rochmawati, H. D., Program, D., Keperawatan, S., Sultan, U., Program, D., …
Kemenkes, P. (2014). Pengaruh aktivitas terjadwal terhadap terjadinya halusinasi di rsj
dr amino gondohutomo provinsi jawa tengah, 000, 1–6.
Muliani, N. (2017). Penerapan Terapi Keterampilan Sosial Dan Cognitive Behaviour Therapy
Pada Klien Isolasi Sosial Dan Halusinasi. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 1(1), 83–90.
https://doi.org/10.35952/jik.v6i2.98
Rachmah. (2018). Optimalisasi Keselamatan Klien Melalui Komunikasi Sbar Dalam Handover
Sbar. Idea Nursing Journal, IX(1), 34–41.
Rahmawati, Y. (2014). Asuhan Keperawatan Pada Ny. L Dengan Gangguan Persepsi Sensori
Halusinasi Pendengaran Di Ruang Srikandi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.
Sepalanita, W., & Khairani, W. (2019). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok dengan Stimulasi
Persepsi terhadap Kemampuan Mengontrol Halusinasi pada Klien Skizofrenia. Jurnal
Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(2), 426.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v19i2.690
Sumangkut, C. E. (2019). Peran Komunikasi Antar Pribadi Perawat Dengan Klien Gangguan
Jiwa Di Rumah Sakit Ratumbuysang Manado. E-Journal Universitas Sam Ratulangi.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004