Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN BAYI BARU LAHIR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

OLEH
KELOMPOK 1

Mhd.azland fikri
Nurul febri gustina
Retno kartika sari
Suci ramadhani
Yolla arahmah

Program Studi S1 Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ( STIKes)
Yarsi Sumbar Bukittinggi
Tahun Ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam penulis panjatkan, karena
atas rahmat dan karunianya, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan
tepat waktu.

Makalah ini berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN BAYI


BARU LAHIR”. Dengan tujuan penulisan sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk
memperdalam pemahaman. Selain itu, penulisan makalah ini tak terlepes pula dengan tugas mata
kuliah Keperawatan Keluarga.

Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kami
berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya profesi keperawatan.

Bukittinggi,18 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................................4


B. Tujuan ………………………………………….................………….....…….....5
C. Manfaat ……………………………………………………...........…….....….…5

BAB II ISI

A. Konsep Dasar Keluarga..........................................................................................6


B. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir..............................................................................14
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Bayi Baru Lahir ......................16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................................46

B. Saran .........................................................................................................................46

DAFTARPUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan pada bayi ditujukan pada bayi usia 29 hari sampai dengan 11
bulan dengan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi klinis kesehatan (Kemenkes, 2014). Dari data (Kemenkes, 2014)
kelompok usia anak di Indonesia pada tahun 2013 mencakup 37,66 % dari seluruh kelompok
usia, dimana kelompok usia bayi sejumlah 4.665.025.
Pelayanan kesehatan pada bayi menurut (Kemenkes, 2014) terdiri dari penimbangan
berat badan, pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, dan Campak),
Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi, pemberian vitamin A
pada bayi, penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta penyuluhan ASI Eksklusif dan
pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI). Namun dalam pelaksanaan pelayanannya
masalah pelayanan kesehatan pada bayi yang sering terjadi terjadi di Indonesia adalah
pemberian ASI ekslusif dan pemberian imunisasi dasar. Cakupan pemberian ASI ekslusif
pada bayi 0-6 bulan di Indonesia 2014 sebesar 52,3% (target nasional 80%), sedangkan
cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi di Indonesia tahun 2014 sebesar 86,9% (target
nasional 90%) (Kemenkes, 2014).
Untuk mengatasi masalah pelayanan tersebut perlu adanya kerjasama antar berbagai
pihak diantaranya pemerintah, tenaga kesehatan dan keluarga. Keluarga menjadi salah satu
bagian penting dalam pemberian pelayanan kesehatan pada bayi karena keluarga merupakan
bagian terdekat dari bayi tersebut.
Namun keluarga pada tahap perkembangan dengan bayi baru lahir terkadang
kesulitan ikut serta menjalankan perannya dalam pemberian pelayanan kesehatan pada bayi.
Hal ini karena periode keluarga dengan bayi baru lahir adalah waktu transisi fisik dan
psikologis bagi ibu dan seluruh keluarga. Orang tua harus beradaptasi terhadap perubahan
struktur karena adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu anak. Dengan kehadiran anak
maka sistem dalam keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga harus
dikembangkan. Pada periode transisi, keluarga membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga
kondisi ini menempatkan keluarga menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan bantuan

4
untuk beradaptasi dengan peran yang baru. Untuk mengetahui peran perawatpada keluarga
dengan bayi baru lahir maka kelompok kami tertarik untuk membahas asuhan keperawatan
pada keluarga dengan bayi baru lahir.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar serta asuhan keperawatan keluarga
dengan bayi baru lahir.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian keluarga dengan bayi baru lahir
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tahap perkembangan keluarga dengan bayi
baru lahir
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tugas keluarga dengan bayi baru lahir
d. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang permasalahan yang terjadi pada keluarga
dengan bayi baru lahir
e. Mahasiswa mampu menjelaskan proses keperawatan keluarga dengan bayi baru lahir

C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan makalah ini dapat membantu dan mempermudah mahasiswa
dalam memahami dan membentuk kerangka berpikir secara sistematis tentang asuhan
keperawatan keluarga dengan bayi baru lahir.
2. Manfaat Praktis
a. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada keluarga dengan bayi baru
lahir.

5
BAB II
ISI

A. KONSEP DASAR KELUARGA


1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2008).
Menurut UU No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya.
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial diri tiap anggota
keluarga (Duval dan logan, 1986 dalam Setiadi, 2008).
2. Tipe Keluarga
Menurut Sri Setyowati (2007), Tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak
2) Keluarga Besar (Exstended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan
sebagainya.
3) Keluarga “Dyad”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa
anak.
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah yang terdiri satu orang tua (ayah/ibu) dengan
anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian
5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja/kuliah)

6
b. Tipe Keluarga Non Tradisional
1) The Unmarriedteenege Mother, yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
2) The Stepparent Family, yaitu keluarga dengan orang tua tiri
3) Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara
hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman
yang sama: sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan
anak bersama.
4) The Non Heterosexual Conhibiting Family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan melalui pernikahan
5) Gay And Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami-
istri (marital partners)
6) Foster Family , yaitu keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga
atau sudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
7) Homeless Family, yaitu keluarga yang terbentuk dan tidaknya mempunyai
perlindungan yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan suatu problem kesehatan mental
8) Gang , yaitu sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan krminal dalam kehdupannya.
3. Struktur Keluarga
Menurut Setiadi (2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya
adalah:
a. Patrilineal, yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah
b. Matrilineal, yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
c. Matrilokal, yaitu sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri

7
d. Patrilokal, yaitu sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e. Keluarga kawinan, yaitu hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.
4. Fungsi Keluarga
Menurut Setiadi (2008), terdapat beberapa fungsi keluarga, antara lain:
a. Fungsi Biologi
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologi
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi Sosialisasi
1) Membina sosial pada anak
2) Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak-anak, jaminan hari tua
dan sebagainya
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki
2) Mempersiapkan anak untuk kehiduoan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa

8
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

Sedangkan menurut Effendy (1998) dalam (Setiadi, 2008), dari berbagai fungsi diatas
terdapat 3 fungsi pokok keluarga , yaitu:
a. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai
usia dan kebutuhannya
b. Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan anak-anak yang
sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual
c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia
dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
5. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Lima (5) tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan menurut Friedman
(1998), dalam (Murwani, 2008), yaitu:
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya
perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi beberapa
besar perubahannya.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga
yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga
maka segera melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau
bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya meminta bantuan
orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Perawatan ini dapat dilakukan tindakan dirumh apabila keluarga memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan

9
kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih para tidak
terjadi.
d. Mempertahankan /menciptakan suasana rumah sehat
e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat
(pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).

6. Tahap Perkembangan Keluarga


Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun
secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 1998).
Duval, 1997 dalam Sudiharto 2007 menjelaskan bahwa daur atau siklus
kehidupan keluarga terdiri dari delapan tahap perkembangan yang mempunyai tugas dan
risiko tertentu dalam tiap tahap perkembangannya.
a. Pasangan baru/keluarga baru (bargaining family)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawainan sah dan meninggalkan (psikologi)
keluarga masing-masing: (pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak)
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Membina hubungan intim/perkawinan yang saling memuaskan
2) Menetapkan tujuan bersama
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
4) Persiapan menjadi orang tua
5) Mendiskusikan rencana memiliki anak dan memahami prenatal care (pengertian
kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua)
b. Keluarga dengan kelahiran anak pertama (child-bearing)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Masa ini
merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi
klasik Le Master (1957) dari 46 orang tus dinyatakan 17% tidak bermasalah,
selebihnya bermasalah dalam hal:
1) Suami merasa diabaikan
2) Peningkatan perselisihan dan argument

10
3) Interupsi dalam jadwal kontinyu
4) Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Parsiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual
dan kegiatan keluarga
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
4) Membagi peran dan tagging jawab
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat anak pertama/tertua berusia 2,5 tahun dan berakhir
saaat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan disesuaikan dengan kebutuhan pada
anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial)
dan merencanakan kelahiran berikutnya.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi
dan rasa aman
2) Membantu anak bersosialisasi
3) Berdaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7) Merencakana kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah, anak tertua berusia 6 tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota
keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk:
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:

11
1) Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan, termasuk
membantu anak-anak mencapai prestasi ayng baik di sekolah, membantu anak-
anak membina hubungan dengan teman sebaya)
2) Mempertahankan keintiman pasangan/mempertahankan hubungan perkawinan
yang memuaskan
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai 6 -7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya.
Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa:
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat
remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
4) Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari
jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersama orang tua:
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Memperluas keluarga intim/harmonis menjadi keluarga besar, termasuk
penambahan anggota keluarga dengan kehadiran anggota keluarga yang baru
melalui pernikahan anak-anak yang telah dewasa.
2) Menata kembali hubungan perkawainan

12
3) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
(menyiapkan datangnya proses penuaan termasuk timbulnya masalah-masalah
kesehatan)
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tahap ini dimulai pada saaat anak yang terakhir maninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal:
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya, anak dan
cucu
3) Meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya
meninggal:
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Mempertahankan suasana rumah uyang menyenangkan
2) Adaptasi dengan perubahan: kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
3) Mempertahankan keakraban dengan pasangan dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya)

13
B. KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR
1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran
(Saifuddin, 2002).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes, 2005).
2. Karakteristik
Karakteristik bayi baru lahir normal adalah :
a. Bayi yang memiliki berat badan 2500 - 4000 gram
b. Bayi yang memiliki panjang badan 48 - 52 cm
c. Bayi yang memiliki lingkar dada 30 - 38 cm
d. Bayi yang memiliki lingkar kepala 33 - 35 cm
e. Bayi yang memiliki frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
f. Bayi yang memiliki frekwensi pernafasan ± 40 – 60 kali/menit
g. Bayi kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
h. Bayi yang memiliki rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna
i. Bayi yang memiliki kuku agak panjang dan lemas
j. Bayi yang memiliki ciri genetalia : perempuan, labia mayora sudah menutupi labia
miyora.Laki – laki , testis sudah turun dan skrotum sudah ada
k. Bayi yang memiliki reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

l. Bayi yang memiliki reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik

m. Bayi yang memiliki reflek graps atau menggenggan sudah baik


n. Bayi yang memiliki pola eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.
(Pusdiknakes, 2003).

3. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Bayi Baru Lahir


Tugas perkembangan keluarga dengan bayi baru lahir antara lain :
a. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan)

14
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
c. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaiman peran orang tua terhadap bayi dengan
memberi sentuhan dan kehangatan)
d. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak
e. Konseling KB post partum 6 minggu
f. Menata ruang untuk anak
g. Biaya/dana Child Bearing
h. Memfasilitasi role learning anggota keluarga
i. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
Sedangkan menurut Carter dan Mc. Goldrick (1988), tugas perkembangan dalam
tahap ini adalah:
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan bayi
baru ke dalam keluarga)
b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota
keluarga
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran
orang tua dan kakek/nenek.

4. Permasalahan Pada Keluarga Dengan Bayi Baru Lahir


Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis
keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17% tidak
bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
a. Suami merasa diabaikan
b. Peningkatan perselisihan dan argument
c. Interupsi dalam jadwal kontinu
d. Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.

5. Peran Perawat Dalam Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Bayi Baru Lahir
Menurut Mubarak, dkk (2006), peran perawat dalam tahap ini adalah melakukan
perawatan dan konsultasi antara lain:

15
a. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi
b. Mengenali gangguan kesehatan bayi secara dini dan mengatasinya
c. Imunisasi yang dibutuhkan anak
d. Tumbuh kembang anak yang baik
e. Interaksi keluarga
f. Keluarga berencana
g. Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN BAYI BARU LAHIR


1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seseorang perawat mengambil informasi secara
terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya (Murwani, 2008).
a. Data Umum
1) Nama Kepala keluarga (KK)
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga
6) Tipe keluarga
7) Tipe bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
10) Aktivitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah:
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada inti, yang meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian terhadap pencegahan penyakit (imunisasi), sumber pelayanan

16
kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat perkembangan dan kejadian-
kejadian atau pengalaman penting yang berhubungan dengan kesehatan.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan
istri.
c. Data Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakterisitik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas rumah, tipe rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakkan perabotan
rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air
minum yang digunakan serta denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga  ditentukan dengan kebiasaan keluarga  berpindah
tempat.
4) Perkumpulan keluarga  dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga  untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga  yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga  dengan
masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Sistem pendukung keluarga meliputi jumlah anggota keluarga  yang sehat,
fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga  untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga
dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga

17
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain
untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal.
4) Nilai/norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang
berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi-fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki
dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga
lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga, dan bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan
serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga
mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas
kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah, mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat
dilingkungan setempat.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a) Berapa jumlah anak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak yang diinginkan

18
c) Metode apa yang digunakan kelurga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga
5) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan snadang,pangan dan papan
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan suumber yang ada di masyarakat dalam
upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
f. Stress dan koping keluarga
1) Stresor jangka pendek dan panjang
a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
Hal yang oerlu dikaji adalah sejauh mana keluarga bersepon terhadap
situasi/stresor.
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional keluarga yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
a. Ketidakcukupan ASI
b. Ketidakefektifan pemberian ASI
c. Kesiapan meningkatkan pemberian ASI
d. Risiko ketidakmampuan menjadi orang tua

19
e. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan

3. Prioritas Masalah
KRITERIA SKOR BOBOT
NO
1 Sifat masalah
 Aktual (Tidak/kurang sehat) 3
 Ancaman kesehatan 2 1

 Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat
diubah 2
 Mudah 1 2
 Sebagian 0

 Tidak dapat
3 Potensi masalah untuk dicegah
 Tinggi 3
 Sedang 2 1

 Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
 Masalah berat, harus segera 2
ditangani 1 1
 Ada masalah, tetapi tidak
perlu segera ditangani 0
 Masalah tidak dirasakan

Skoring :
Skor
_____________ x  Bobot
Angka tertinggi

20
BAB III
TINJAUAN KASUS

Kasus:
Tn.B 28 tahun dan Ny.B 26 tahun adalah pasangan suami istri. Usia pernikahan mereka 1,5
tahun. Mereka memiliki satu anak perempuan bernama Bayi C yang berusia 3 bulan. Persalinan
terakhir adalah 3 bulan yang lalu pada tanggal 07 Agustus 2016. Ia melahirkan normal di
puskesmas ditolong bidan. Berat lahir bayi 2800 gram. Ny.B menyatakan persalinan Ny.B lancar
dan cepat. Tn.B tinggal satu rumah dengan istri, anak, dan ibu mertua. Tn.B bertempat tinggal di
Sleman. Tn.B dan Ny.B pendidikan terakhirnya adalah SMP. Tn.B bekerja sebagai buruh dan
Ny.B adalah seorang karyawan. Pada keluarga Tn.B terdapat beberapa masalah kesehatan yang
terjadi, yaitu menurut Ny.B, Bayi C baru diberi imunisasi satu kali saat ia lahir. Setelahnya bayi
belum dibawa ke puskesmas untuk imunisasi. Menurut catatan imunisasi bayi C baru diberi
imunisasi satu kali. Status gizi bayi kurang. Berat badan bayi saat ini 4700 gram, bayi dalam
keadaan sehat, gerak aktif. Bayi C belum diberi tambahan vitamin A. Bayi hanya diberikan susu
SGM, karena ASI Ny.B keluar hanya sedikit. Ny.B tidak rutin membawa bayi nya ke posyandu
karena menyesuaikan waktu kerjanya.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.B DENGAN TAHAP TUMBUH
KEMBANG KELUARGA CHILDBEARING

A. PENGKAJIAN
1. Struktur dan Sifat Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn.B
Umur : 28 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Sleman
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Jumlah anggota keluarga : 3

21
b. Daftar Anggota Keluarga
No Nama L/P Umur Agama Hub. Dg Pendidikan Pekerjaan
KK
1 Ny.B P 26 th Islam Istri SMP Karyawan
Laundry
2 By.C P 3 bln Islam Anak Belum -
sekolah
3 Ny.M P 60 th Islam Mertua SD -

c. Genogram

Ny.M Keterangan:
(60 th)
: Laki-laki
: Perempuan

Ny.B : Sakit
Tn.B (26 th)
(28 th) : Tinggal satu rumah
By.C
(3 bln) : Meninggal

d. Struktur Keluarga
Keluarga Tn.B menganut struktur keluarga matrilokal. Tipe keluarga Tn.B termasuk
keluarga ekstended family, merupakan beberapa keluarga yang tinggal bersama,
karena keluarga Tn.B tinggal dengan mertua.
e. Tahap perkembangan keluarga
Keluarga Tn.B berada pada tahap II yakni keluarga Child Bearing, karena memiliki
anak pertama usia 3 bulan.
f. Tugas Perkembangan Yang Belum Terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu belum mengimunisasikan
bayinya dan tidak memberikan ASI serta berat badan bayi kurang.
g. Hobby Masing-masing Anggota Keluarga
Ny.B menyatakan ia dan keluarga tidak memiliki hobi tertentu. Tetapi kalau ada
waktu senggang ia menyempatkan untuk jalan-jalan.

22
h. Hubungan antar anggota keluarga
1) Hubungan suami-istri:
Suami menyatakan hubungan dengan istri harmonis. Bila ada masalah
diselesaikan bersama. Suami menyatakan sering menghabiskan waktu bersama
istri dan anaknya. Saat kunjungan dilakukan, suami tampak sering membimbing
istrinya menjawab pertanyaan perawat.
2) Hubungan orang tua-anak:
Saat kunjungan rumah dilakukan, suami sedang istirahat siang. Ia bermain-main
dengan anaknya dan membuatkan susu untuk anaknya. Tn.B menyatakan bila
istirahat siang, ia selalu pulang untuk menemui anaknya.
3) Hubungan antar anggota, baik dengan anggota keluarga dan keluarga lain:
Tn.B menyatakan hubungan dengan anggota keluarga dan dengan tetangga baik,
tidak pernah ada masalah berarti. Tn.B mengatakan jika ada masalah dengan
tetangga akan diselesaikan bersama. Tn.B jarang ikut kegiatan di masyarakat
seperti kerja bakti dan pengajian. Hubungan anggota keluarga dengan keluarga
yang lain juga baik. Adik-adik Ny.B tinggal di dekat rumah Ny.B sehingga bisa
saling membatu jika ada kesulitan. Anggota keluarga Tn.B selalu berinteraksi
dengan tetangga dan saling membantu apabila ada kesulitan. Adik Ny.B
menyatakan tetangga dan saudara sering mengingatkan Ny.B untuk
mengimunisasikan bayinya, tetapi Ny.B menolak.
i. Anggota keluarga yang berpengaruh dalam mengambil keputusan
Tn.B menyatakan, ia yang mengambil keputusan dalam keluarga karena ia adalah
kepala keluarga. Segala sesuatu yang berkaitan dengan keluarga harus dengan
persetujuannya.
j. Kebiasaan anggota keluarga sehari-hari
1) Nutrisi
a) Frekuwensi makan : Tn.B menyatakan makan tidak teratur, karena ia bekerja
di pabrik. Sedangkan istri dan mertua makan 3x sehari. By.C minum tidak
tentu, rata-rata 6-7 x sehari, tergantung kebutuhan bayi. Jika menangis,
diberikan susu. sekali memberikan 100 cc

23
b) Porsi makan : Tn.B menyatakan ia makan satu piring penuh, sedangkan istri
dan mertua satu piring rata dan kadang sedikit. By.C minum susu banyaknya
tergantung tangisan. Tn.B menyatakan bayinya habis satu kotak susu sehari
(satu kotak susu=150 gr).
c) Jenis Makanan :
- Makanan pokok : nasi
- Porsi : cukup
- Lauk pauk : tahu tempe
- Sayuran : berbagai macam sayuran
- Porsi sayuran : cukup
- Buah-buahan : jarang
- Makanan Selingan : ada , mi instan
d) Cara Pengolahan dan penyajian makanan
Ny.B menyatakan ia memasak menu yang bervariasi tiap harinya. Setiap hari
menu ganti. Apabila makanan bersisa akan dibuang. Makanan akan disajikan
langsung setelah memasak. Keluarga makan sendiri-sendiri, jarang bersama,
karena jadwal kerja yang berbeda antar anggota keluarga. Alat makan
menggunakan piring dan sendok.
e) Makanan pantang keluarga
Tn.B menyatakan ia memiliki makanan pantangan ikan laut, karena akan
menyebabkan alergi gatal-gatal. Tetapi Ny.B dan mertuanya tidak memiliki
makanan pantangan.
f) Makanan kesukaan keluarga
Ny.B menyatakan tidak ada makanan tertentu yang menjadi kesukaan
keluarga, keluarga makan apa adanya.
k. Kebiasaan Minum Keluarga
Tn.B menyatakan ia minum 6 gelas/hari. Ia lebih sering minum kopi. Sedangkan,
Ny.B minum 3 gelas/hari. Ny.M minum 4 gelas/hari, lebih sering minum teh manis.
l. Pola Istirahat
Tn.B menyatakan keluarga jarang istirahat siang. Tn.B menyatakan sering
mengkonsumsi kopi dan sering begadang. Ia sering susah tidur. Ny.B tidur di malam

24
hari setelah Bayi C tidur. Dan bangun di pagi hari jam 05.00. Ny.B menyatakan
tidurnya cukup. Ny.B menyatakan bayinya jarang rewel, kalau siang jarang tidur, tapi
kalau malam dapat tidur nyenyak. Di malam hari bayi rewel kalau mau tidur saja.
Bayi C hanya sesekali saja rewel. Ny.M tidur jam 22.00 dan bangun pukul 03.00.

m. Rekreasi
Ny.B mengatakan keluarga jarang berekreasi, karena ia dan suami sibuk kerja, tetapi
jika ada waktu luang, ia menyempatkan untuk jalan-jalan. Adanya waktu senggang
tidak tentu, tetapi jarang. Setiap hari keluarga Tn.B memenuhi kebutuhan rekreasi
dengan menonton TV, berkumpul keluarga, melepas lelah dan bermain-main bersama
bayi C.
n. Pemanfaatan waktu senggang
Ny.B dan Tn.B menyatakan kesibukannya selain bekerja adalah mengasuh anaknya.
Tn.B tidak pernah berolah raga. Keluarga Tn.B juga sering menonton TV bila waktu
senggang..
o. Pola eliminasi
1) Miksi
Tn.B menyatakan keluarganya buang air kecil teratur dengan frekuensi 5 kali
sehari. Tetapi saat keadaan dingin frekuensi meningkat hingga 6-7 kali sehari.
Mereka Buang air kecil di kamar mandi yang berada di samping rumah. Ny.B
menyatakan tidak tahu frekuensi buang air kecil By.C.
2) Defekasi
Tn.B menyatakan keluarganya buang air besar sehari sekali saat pagi hari di WC
samping rumah. Ny.B menyatakan frekuensi buang air besar anaknya tidak tentu.
Kadang sekali, kadang dua kali sehari.
p. Hygiene perorangan
Keluarga Tn.B mandi 2 kali sehari menggunakan sabun. Keluarga Tn.B menggosok
gigi 2 kali sehari ketika mandi pagi dan sore. Keluarga Tn.B keramas 2 kali seminggu
menggunakan shampoo. Keluarga Tn.B ganti baju dua kali sehari. Terkadang baju
dipakai dua kali, sehingga digantung di kamar masing- masing.

25
Kebiasaan memotong kuku jika kuku sudah panjang. Keluarga Tn.B jarang mencuci
tangan sebelum makan dan mencuci kaki sebelum tidur. Keluarga Tn.B menggunakan
WC samping rumah untuk keperluan eliminasi.
Ny.B menyatakan By.C mandi dua kali sehari menggunakan air hangat. Yang
memandikan Ny.B, tetapi jika Ny.B tidak dirumah, bayi C dimandikan neneknya.
Setelah mandi bayi ganti baju dan diberi bedak.
q. Kebiasaan keluarga yang merugikan
Tn.B menyatakan memiliki kebiasaan merokok habis 1 bungkus perhari dan
menyatakan lebih baik tidak makan daripada tidak merokok. Ny.B menyatakan
suaminya selalu merokok dan tidak bisa menghentikan suaminya merokok. Tn.B
kadang merokok disamping bayi C.
2. Faktor Sosial, Ekonomi dan Budaya
a. Penghasilan
1) Pekerjaan dan penghasilan utama
Tn.B menyatakan kerja di pabrik sebagai buruh dengan penghasilan sekitar
600.000 sebulan atau 20.000 perhari. Sedangkan Ny.B mengatakan bekerja
sebagai keryawan laundry dengan penghasilan 500.000 perbulan. Tn.B bekerja
dari pagi sampai sore dan istirahat saat jam 12 siang, sedangkan Ny.B bekerja
dengan 2 shift yaitu kadang pagi ( jam 09.00-16.00 WIB) kadang siang (13.00-
21.00 WIB).
2) Penghasilan sampingan/tambahan : tidak ada
b. Penggunaan dan Pemanfaatan dana keluarga per bulan:
Selain untuk biaya kebutuhan pokok dan makan sehari-hari , penghasilan Tn.B
dihabiskan untuk membeli rokok serta susu untuk bayinya. Tn.B tidak ada
pengeluaran untuk pendidikan anak namun kadang pengeluaran untuk biaya
perbaikan rumah. Pengeluaran untuk biaya kesehatan jarang, karena jarang berobat.
Keluarga Tn.B jarang menabung.
Dilihat dari penghasilan masing-masing anggota keluarga, dan harta benda yang
dimiliki, keluarga masuk dalam status sosial ekonomi menengah ke bawah.
c. Pengelolaan keuangan dikelola oleh istri.
d. Hubungan anggota keluarga dalam masyarakat:

26
Ny.B menyatakan mengikuti arisan ibu-ibu yang diadakan di kampungnya. Namun
sering tidak hadir karena bartabrakan dengan jadwal kerjanya sedangkan Tn.B
menyatakan tidak pernah mengikuti kegiatan yang diadakan di kampungnya. Ny.B
menyatakan sering ngobrol dengan tetangganya dan sering saling membantu. Ny.M
menyatakan juga jarang ikut PKK dan arisan. Ny M juga jarang ke pengajian.
e. Fasilitas untuk pertemuan masyarakat:
Pertemuan biasa dilakukan di masjid (untuk pengajian). Kumpulan PKK
dilakukan di rumah kepala dusun. Arisan dilakukan di rumah salah seorang warga
secara bergilir.

3. Faktor Rumah Dan Lingkungan


a. Rumah
1) Denah rumah
Halaman

Teras

R.Tamu K.Tidur

R.Keluarga K.Tidur

Dapur
KM

K.Tidur

2) Status kepemilikan : Milik sendiri


3) Dinding rumah : Permanen
4) Lantai : semen
5) Langit-langit : tanpa eternit
6) Atap rumah : genting
7) Ventilasi ruangan : kurang dari 10% kali luas lantai
8) Jenis ventilasi : Melalui jendela, pintu,
9) Pemanfaatan jendela : kadang-kadang dibuka

27
10) Penenerangan : malam hari dengan listrik, pada siang hari masih bisa
membaca meskipun tidak ada lampu.
11) Ukuran rumah : 68m2
12) Pembagian ruang:
ada 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 ruang dapur, tidak ada
ruang makan, dan 1 kamar mandi. Rumah tersebut dihuni oleh 4 orang .
13) Kebersihan rumah: disapu tiap hari sekali
b. Sarana Memasak:
1) Bahan bakar untuk memasak menggunakan kayu bakar karena karburator
bocor dan belum membeli yang baru. Ny.B memasak di luar rumah yaitu berada
di samping rumah
2) Tempat menyimpan peralatan dapur berada di rak piring
3) Kebersihan dapur : tidak ada sampah berserakan di dapur

c. Sampah
1) Sarana pembuangan sampah : ada di dapur berupa tempat sampah tertutup.
2) Tempat pembuangan sampah : bak sampah
3) Letak pembuangan sampah : halaman depan rumah berjarak 5 meter
4) Jarak tempat sampah dengan sumber air minum : 8 meter
5) Pengelolaan sampah : dibakar
d. Sumber air
1) Sumber air minum : sumur gali
2) Jarak sumber air dengan WC : kurang dari 10 meter
3) Pencemaran air : tidak ada
4) Kualitas air :
a) Warna : tidak berwarna
b) Bau : tidak berbau
c) Rasa : tidak berasa
d) Kebersihan sumber air : cukup bersih, area sekitar sumur disemen
e. Pembuangan air limbah
1) Jenis limbah : rumah tangga

28
2) Bak limbah : tidak ada
3) Saluran limbah : dibuang ke samping rumah
4) Jarak limbah dengan sumur : kurang dari 10 m
5) Letak : samping rumah
6) Vektor : tikus, nyamuk
7) Bau limbah : tidak tercium bau limbah
8) Kebersihan : cukup
f. Jamban keluarga
1) Pemilikan jamban : punya
2) Jenis jamban : jongkok
3) Letak jamban : luar rumah
4) Jarak jamban-sumur : kurang dari 10 m
5) Vektor : adanya tikus dan nyamuk
6) Kebersihan jamban : baik
g. Kandang ternak : tidak ada
h. Halaman
1) Pemilikan : punya, luas 10 m 2
2) Pemanfaatan : tidak dimanfaatkan
3) Letak : depan rumah
4) Kebersihan :tidak banyak daun dan sampah berserakan
i. Kamar mandi
1) Pemilikan : ada
2) Letak : luar rumah
3) Bak mandi : Ada
4) Kebersihan : lantai kamar mandi disikat seminggu sekali, bak mandi
tidak ada jentik.
j. Lingkungan
1) Geografi rumah : desa
2) Jarak dengan tetangga : berdekatan
3) Suasana : ramai
4) Lokasi : dekat rumah

29
k. Fasilitas perdagangan : warung ± 200 m, toko ± 300 m
l. Fasilitas peribadatan : masjid 500 m
m. Fasilitas kesehatan : Puskesmas Mlati 2 ± 1 km, Puskesmas Gamping
2 ± 4 km.
n. Sarana hiburan : ada, berupa TV, radio
o. Fasilitas transportasi : ada, 1 buah sepeda motor

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga
Dalam keluarga, tidak ada riwayat penyakit menular, menahun, menurun.
Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:
Tn. B menyatakan ia tak pernah menderita sakit serius, selama ini ia merasa sehat-
sehat saja, demikian pula dg Ny.B. Ny.M juga menyatakan Ia tak memiliki keluhan
kesehatan. Ia juga tidak memiliki penyakit serius meskipun sudah tua. Ny.B
menyatakan ayahnya meninggal karena penyakit tua. Ayahnya meninggal 11 bulan
yang lalu. Ny.M menyatakan suaminya meninggal karena penyakut yang parah, dan
ia tak tahu penyakit apa. Ia menyatakan sudah memeriksakan suaminya ke berbagai
tempat tetapi tak kunjung membaik dan akhirnya meninggal.
Ny.B juga menyatakan bayinya jarang sakit. Selama ini sehat-sehat saja. Ny. M
menyatakan bayi C pernah sekali pilek.
b. Kebiasaan Memeriksakan Diri
1) Waktu : bila sakit dan ada waktu
2) Tempat : Puskesmas Mlati 2. Tn.B menyatakan rumahnya merupakan
wilayah puskesmas Gamping 2, tetapi karena jauh, ia memilih ke puskesmas
Mlati 2 saja
c. Kebiasaan Minum Obat
1) Waktu : bila sakit
2) Asal obat yang diminum : dokter puskesmas, warung
d. Kesehatan Ibu dan Anak
1) Riwayat kehamilan yang lalu:

30
Ny.B menyatakan ia baru hamil sekali. Ia melahirkan pada usia 9 bulan di
puskesmas Mlati 2. Ny.B menyatakan tidak ada keluhan selama hamil. Ny.B
menyatakan lebih sering tidur dan malas ketika hamil. Ny.B menyatakan tidak
pernah periksa selama hamil. Buku KIA Ny.B menunjukkan ia pernah ANC 1x.
Selama hamil ia merasa biasa-biasa saja. Ny.B menyatakan walaupun selama
hamil tidak kontol, ia tetap sehat. Pola makan dan kegiatan sama saja ketika hamil
dan tidak hamil. Tidak ada makanan pantangan ketika hamil.
2) Ibu hamil: tidak ada
3) Persalinan
Persalinan terakhir adalah 3 bulan yang lalu pada tanggal 22 juli 2016. Ia
melahirkan normal di puskesmas ditolong bidan. Berat lahir bayi 2800 gram. Ny.
M menyatakan persalinan Ny.B lancar dan cepat.
4) Masa nifas
Ny.B menyatakan ia nifas normal, tetapi lamanya ia sudah lupa. Tidak ada
keluhan pada masa nifas. Nafsu makan tidak berubah selama nifas.
Ny.B menyatakan ASI hanya keluar sedikit di awal kelahiran bayi. Ia
memberikan ASI hanya 2 hari saja, selanjutnya ASI masih keluar sedikit-sedikit
tetapi bayi tidak mau menyusu, bayi sering rewel sehingga ia memberikan susu
formula SGM pada bayinya. hingga sekarang, ASI sudah tidak keluar. Saat
pengkajian, ibu memberi susu formula dengan botol pada bayi.
Selama ini bayi C diirawat oleh Tn.B dan Ny.B sendiri, tetapi ketika Tn.B dan
Ny.B bekerja, bayi C dirawat oleh neneknya. Ny.B menyatakan anaknya selama
ini sehat dan tidak pernah sakit.

5) Keluarga Berencana
Pasangan Usia Subur : ada
Umur pasangan usia subur : 28 dan 36 tahun
Pernah mendengar KB : pernah
Kalau pernah mendengarkan dari: bidan, tetangga, TV
Telah ikut KB : belum

31
Ny. B menyatakan saat ini belum mengikuti KB. Saat ditanya apakah ingin KB,
Ny.B menjawab ingin KB, tetapi ia tak tahu kapan akan mulai KB dan belum
memilih KB yang akan digunakan.
6) Pemeriksaan Bayi
Keluarga Tn.B mempunyai seorang bayi. Bayi C diikutkan di posyandu, akan
tetapi Ny.B tidak rutin membawa bayi ke posyandu karena menyesuaikan waktu
kerjanya. Kalau ibu kerjanya masuk pagi, anak tidak diantar ke posyandu. KMS
diisi oleh kader posyandu.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi saat ini ia dapat bergerak aktif, dapat
mengoceh dan sudah berusaha miring untuk tengkurap.
Ny.B menyatakan bayi baru diberi imunisasi saat ia lahir. Setelahnya, bayi belum
dibawa ke puskesmas untuk imunisasi. Catatan imunisasi bayi C menunjukkan ia
baru diimunisasi saat lahir.
Status gizi bayi kurang. Berat badan bayi saat ini 4,7 kg. Bayi C dalam keadaan
sehat, gerak aktif. Bayi belum diberi tambahan vitamin A. Bayi belum diberikan
makanan tambahan. Ia hanya diberikan susu SGM.
e. Riwayat Kesehatan-Mental-Psikososial-Spiritual
1) Memenuhi kebutuhan jiwa:
a) Pemenuhan rasa aman: Tn.B mengatakan keluarganya merasa aman tinggal di
lingkungan rumahnya
b) Perasaan bangga atau senang: keluarga Tn.B merasa senang bila bisa
berkumpul bersama dan tidak ada masalah.
c) Semangat untuk maju : Tn.B mengatakan selama ini ia biasa saja. Tidak
terlalu bersemangat.
2) Pemenuhan status sosial:
a) Perasaan dilayani: Tn.B mengatakan selalu mendapatkan pelayanan yang baik
jika sedang membutuhkan untuk mengurus surat-surat, dll baik dari
lingkungan tempat tinggal seperti : RT, RW, Dukuh, Kelurahan, dan instansi
pemerintahan lainya .

32
b) Perasaan dibenci: Tn.B mengatakan selalu akrab dengan tetangga sekitar,
hubungan dengan keluarga yang lain baik, tidak merasa dibenci dan tidak ada
permasalahan dengan orang lain.
c) Perasaan diasingkan: Tn.B mengatakan walaupun hidupnya pas-pasan
tetangga sekitar menghargai keluarganya dan tidak mengucilkanya.
3) Riwayat kesehatan mental keluarga
Keluarga klien menyatakan tidak ada yang pernah dirawat di RS Jiwa. Ny.M
menyatakan dulu suaminya sering mengamuk di rumah sehingga diperiksakan ke
RS Grhasia, tetapi tidak sampai dirawat disana, hanya kontol rutin tiap kali obat
habis. Ny.M menyatakan kata dokter disana, Tn.M tidak ada gangguan jiwa,
sehingga tidak perlu dirawat di RS.
4) Gangguan mental pada anggota keluarga: Tn.B mengatakan tidak ada anggota
keluarga yang merasa bersalah, gagal, kecewa, tertekan dan dalam keluarga tidak
sering bertengkar.
5) Penampilan tingkah laku anggota keluarga yang menonjol:
Tn.B menyatakan dirinya tegas, Bayi C ceria, Ny.B taat kepadanya. Sedangkan
Ny.M terbuka untuk membantu permasalahan keluarganya.
f. Riwayat Spiritual Anggota Keluarga
Tn.B dan Ny.B menyatakan solat tetapi tidak 5 waktu. Ny.M solat rutin 5 waktu.
Keluarga jarang mengikuti pengajian rutin di masjid. Tn.B rutin solat jumat. Keluarga
rutin solat di hari raya.
g. Tanggapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan :
Tn.B menyatakan tidak pernah periksa ke puskesmas. Ny.B juga jarang periksa ke
puskesmas. Keluarga menyatakan jika ada sedikit keluhan dibiarkan akan sembuh
sendiri. Mertua yang sudah lansia juga tidak pernah datang ke posyandu lansia. Ia
tidak pernah diukur tekanan darahnya. Tn.B menyatakan tidak pernah diukur tekanan
darahnya juga sehat-sehat saja. Tn.B menyatakan khawatir akan kesehatan anaknya ,
karena berat badannya yang rendah. Ny.B menyatakan perlu untuk membawa
anaknya ditimbang rutin di posyandu, tetapi ia sering sibuk bekerja. Ny.B
menyatakan kadang takut pergi ke puskesmas karena takut dimarahi bidan, karena ia
pernah mengalaminya.

33
h. Keadaan Kesehatan keluarga saat kunjungan
No Nama Umur L/P Kesehatan
1 Tn.B 28 L N : 72 x/menit, RR : 16x/menit, TD : 120/70 mmHg
BB : 50 Kg, TB : 160 cm , IMT: 20,32
Keluhan: Tn.B mengeluh nyeri pada pinggang
kanan belakang sejak beberapa bulan yang lalu,
tetapi ia tidak pernah memeriksakan kesehatannya.
2 Ny B 26 P BB : 47 Kg, TB : 163 cm, IMT: 17,7
N : 80x/menit, RR : 17x/menit, TD : 120/80 mmHg
Keluhan: tidak ada keluhan
3 Ny.M 60 P N : 88x/menit
RR : 18x/menit
TD : 140/90 mmHg
BB : 56 kg
TB : 159 cm
IMT: 22,22
Keluhan: tidak ada keluhan
APGAR lansia: 9
Index katz: 6
Skor short portable mental questioner: 7

5. PERSEPSI DAN TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP MASALAH


a. Persepsi keluarga terhadap masalah yang dihadapi:
Tn.B menyatakan khawatir karena berat badan anaknya kurang. Saat pengkajian,
Tn.B beberapa kali menanyakan berapa berat badan anaknya tadi saat di posyandu.
Saat dilakukan pengkajian, keluarga tampak heran dan khawatir, ada apa dengan
anaknya kok sampai didatangi dan dilakukan pendataan.
b. Tanggapan/mekanisme koping keluarga terhadap masalah:
Jika ada masalah keluarga Tn.B selalu mencari solusi bersama, keputusan ada di
Tn.B.
c. Tugas kesehatan keluarga

34
1) Keluarga mampu mengenal masalah
Keluarga Tn.B mengetahui mengenai berat badan anaknya yang kurang, karena
kader posyandu selalu memberitahukannya. Tn.B menyatakan khawatir karena
berat badan anaknya kurang. Saat pengkajian, Tn.B beberapa kali menanyakan
berapa berat badan anaknya tadi saat di posyandu. Keluarga Tn.B menyatakan
tidak mengetahui takaran susu formula yang benar.
Keluarga Tn.B menyatakan tidak tahu kalau penyebab berat badan kurang pada
bayi adalah asupan susu yang kurang.
Ny.M menyatakan dulu Ny.B juga tidak mau minum ASI, tetapi ia biarkan saja.
Ia menyatakan Ny.B tetap sehat walau tidak minum ASI.
Tn.B menjawab dengan santai saat ditanya tentang imunisasi anaknya. Ia
menyatakan belum diimunisasikan karena tidak sempat. Ny.B menyatakan ia tahu
kalau anak tidak diimunisasi akan beresiko terkena penyakit..

Tn.B menyatakan ia, istri dan mertua mengetahui jika ada rasa tidak nyaman di
tubuh adalah masalah kesehatan.
2) Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat
Ny.B menyatakan ia tidak memberikan ASI sejak anaknya usia 2 hari. Ia
menyatakan tidak memberikan ASI karena ASI hanya keluar sedikit, tetapi pada
hari ke-2 anak tidak mau menyusu sehingga ia menghentikan pemberian ASI.
Hingga sekarang ASI tidak keluar lagi. Sejak usia 2 hari itu, Ny.B memberi bayi
susu formula.
Tn.B menyatakan pernah mencampuri susu formula dengan sedikit bubur susu,
tetapi Bayi C diam dan tidak menangis. keluarga ingin menghemat susu, karena
susu mahal.

Keluarga Tn.B jarang periksa jika sakit, jika ada sedikit keluhan, Tn.B
menyatakan dibiarkan saja akan sembuh sendiri.
Ny.B menyatakan belum membawa anaknya ke puskesmas karena sibuk kerja.
Ny.B menyadari sebenarnya penting untuk mengimunisasikan anaknya. Ia sudah
diberikan penjelasan oleh bidan bahwa ia harus membawa anaknya datang ke
puskesmas saat usia bayinya 40 hari, namun hingga kini belum mengimunisasikan

35
bayinya. Ny.B juga mengetahui jadwal imunisasi puskesmas yaitu hari selasa.
Ny.B menyatakan malas membawa anak imunisasi karena takut dimarahi bidan
dan malas antri di puskesmas. Selain itu, ia tidak tega melihat anaknya kesakitan
kalau disuntik.
3) Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
Tn.B menyatakan ia ada keluhan di pinggang tetapi ia biarkan saja. Ny.B tidak
memberikan ASI bagi bayinya. Ny.B memberi susu formula dengan botol buat
bayinya. Ny.B tidak menyendawakan anak setelah diberi susu. Ny.B membawa
anak ke posyandu untuk ditimbang tetapi tidak rutin. Ny.B belum membawa
anaknya untuk imunisasi. Catatan imunisasi Bayi C menunjukkan ia baru
diimunisasi saat lahir. Nenek dan saudara yang sering membuatkan By.C susu
menyatakan memberikan susu 1 sendok takar dalam 100 cc. Ny.M menyatakan
dalam memberikan susu, botol kadang direbus. Ny.M menyatakan jika susu tidak
habis,bisa didiamkan lebih dari 2 jam, lalu diberikan lagi

4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan


Anggota keluarga mengerti potensi yang ada pada setiap anggota keluarga dan
mengerti tentang sumber keluarga yang dimiliki.
Keluarga menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang bersih dapat
mencegah penyebaran penyakit.
Anggota keluarga Tn.B yang lain membiarkan Ny.B tidak menyusui bayinya.
Adik Ny.B menyatakan keluarga dan tetangga berulang kali menasehati agar
Ny.B KB dan membawa anaknya imunisasi tetapi Ny.B ngeyel.
5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia di
lingkungan
Keluarga mengetahui dengan jelas tentang segala fasilitas kesehatan yang ada di
sekitar
Keluarga memahami dan mengerti keuntungan yang diperoleh jika memanfaatkan
fasilitas kesehatan
Keluarga percaya terhadap fasilitas kesehatan, terbukti Ny.B membawa bayi ke
posyandu, meskipun tidak rutin
Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga

36
Keluarga memiliki jaminan kesehatan jamkesmas dan dapat memanfaatkan
jamkesmas tersebut.
Keluarga Tn.B jarang periksa ke puskesmas jika sakit.
Ny.M tidak pernah memeriksakan kesehatan ke posyandu lansia
Ny.B dulu tidak mengkonsultasikan mengenai ASI untuk bayinya.
Ny.B tidak kontrol selama nifas. Buku KIA Ny.B menunjukkan ia tak pernah
kontrol selama nifas.
6. ANALISA DATA
Data Masalah Etiologi
DS: Ketidakcukupan air
Ny.B menyatakan ASI hanya keluar susu ibu pada Ny.B di
sedikit di awal kelahiran bayi. keluarga Tn.B
DO:
a. Saat pengkajian, ibu memberi
susu formula dengan botol pada
bayi.
b. Status gizi bayi kurang
DS: Ketidakmampuan
a. Ny.M menyatakan dulu Ny.B juga Keluarga Tn.B
tidak mau minum ASI, tetapi ia mengenal
biarkan saja. Ia menyatakan Ny.B masalah
tetap sehat walau tidak minum pemberian ASI
ASI pada bayi C
b. Keluarga Tn.B menyatakan tidak
mengetahui takaran susu formula
yang benar
c. Keluarga Tn.B menyatakan tidak
tahu kalau penyebab berat badan
kurang pada bayi adalah asupan
susu yang kurang.
DO:-
DS: Ketidakmampuan

37
a. Ny.B menyatakan ia tidak keluarga Tn.B
memberikan ASI sejak anaknya mengambil
usia 2 hari. Ia menyatakan tidak keputusan dengan
memberikan ASI karena ASI tepat untuk
hanya keluar sedikit, tetapi pada memberikan ASI
hari ke-2 anak tidak mau bagi bayi C
menyusu sehingga ia
menghentikan pemberian ASI.
Hingga sekarang ASI tidak keluar
lagi. Sejak usia 2 hari itu, Ny.B
memberi bayi susu formula.
b. Tn.B menyatakan pernah
mencampuri susu formula dengan
sedikit bubur susu, tetapi bayi C
diam dan tidak menangis. Tn.B
ingin menghemat susu karena
susu mahal
DO:-
DS: Ketidakmampuan
a. Ny.B menyatakan membawa anak keluarga Tn.B
ke posyandu untuk ditimbang merawat bayi C
tetapi tidak rutin.
b. Bayi C minum tidak tentu, rata-
rata 6-7 x sehari, tergantung
kebutuhan bayi. Jika menangis,
diberikan susu. sekali
memberikan 100 cc.
c. Nenek dan saudara yang sering
membuatkan By.N susu
menyatakan memberikan susu 1
sendok takar dalam 100 cc.

38
d. Ny.M menyatakan jika susu tidak
habis,bisa didiamkan lebih dari 2
jam, lalu diberikan lagi.
DO:
a. Ny.B tidak memberikan ASI bagi
bayinya
b. Ny.B tidak menyendawakan anak
setelah diberi susu.
c. Berat badan bayi saat ini 4,7 kg

DS: Ketidakmampuan
Anggota keluarga Tn.B yang lain keluarga Tn.B
membiarkan Ny.B tidak menyusui memelihara
bayinya. lingkungan yang
DO:- mendukung
kesehatan bayi C
DS: Ketidakmampuan
a. Ny.B dulu tidak keluarga Tn.B
mengkonsultasikan mengenai ASI memanfaatkan
untuk bayinya. pelayanan
b. Ny.B tidak kontrol selama nifas kesehatan bagi
DO: pemberian nutrisi
Buku KIA Ny.B menunjukkan ia tak bayi C.
pernah kontrol selama nifas

7. SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS


a. Ketidakcukupan ASI

Bobo
No Kriteria Skala Skoring Pembenaran
t
1. a. Sifat Masalah: 3 1 3/3 x 1 = Sifat masalah ini termasuk

39
Ancaman 1 masalah kesehatan aktual,
Kesehatan karena status gizi pada
(Resiko) bayi C yang kurang yaitu
berat badan bayi saat ini
4,7 kg dan ASI Ny.B
hanya keluar sedikit pada
awal kelahiran bayi
b. Kemungkinan 1 2 1/2 x 2 = Sarana yankes terjangkau,
masalah dapat 1 perhatian keluarga
di ubah : terhadap bayi ada tetapi
Sebagian ASI sudah tidak lagi
keluar dan keluarga tidak
menyadari pentingnya
pemberian ASI serta status
ekonomi keluarga
tergolong rendah yang
menyebabkan pemberian
takaran susu formula
rendah
c. Potensi 3 1 3/3 x 1 = Bayi masih berusia 3
masalah 1 bulan, keluarga sudah
untuk berusaha memberikan
dicegah: nutrisi bagi bayi tetapi
Tinggi kurang tepat. Jika keluarga
memberikan susu formula
dengan takaran yang pas
dapat meningkatkan berat
badan bayi.
d. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = Tn.B menyadari kalau
masalah: 1 berat badan anaknya yang
Masalah kurang harus segera

40
berat, harus diatasi. Tn.B khawatir
segera dengan berat badan
ditangani anaknya

Total 4

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakcukupan ASI
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosis Tujuan dan kriteria Intervensi
Keperawatan hasil
1. Ketidakcukupan Setelah diberi asuhan 1. Beri pendidikan kesehatan kepada
ASI (00216) keperawatan keluarga keluarga tentang nutrisi yang baik
mampu mengenal bagi bayi
masalah pemberian 2. Anjurkan keluarga untuk
nutrisi pada bayi C, membuang sisa susu formula dan
dengan kriteria hasil: membersihkan botol setiap selesai
a. Keluarga mampu memberikan makan
menyebutkan 3. Jelaskan kepada keluarga
kembali nutrisi yang kemungkinan penyebab berat
tepat bagi bayi badan bayi kurang
b. Keluarga dapat 4. Evaluasi pemahaman keluarga
menyebutkan
kembali
kemungkinan
penyebab BB
kurang pada bayi

41
2. Setelah diberi asuhan 1.
keperawatan keluarga tentang cara menyiapkan susu
mampu mengambil formula, yaitu takaran yang benar
keputusan yang tepat dalam memberikan susu dan
untuk memberikan pentingnya takaran susu bayi
nutrisi bagi bayi C, yang benar terhadap kebutuhan
dengan kriteria hasil: nutrisi bayi
a. Keluarga
2. menyatakan
akan memberikan tidak mencampur makanan
susu sesuai takaran seperti bubur, sereal kedalam
yang benar botol, yaitu hanya susu
b. Keluarga
formula/ASI
menyatakan
saja
akan memberikan 3.
susu saja sampai mengambil keputusan dengan
bayi usia 6 bulan tepat

Setelah diberi asuhan 1.


keperawatan keluarga tentang cara menyiapkan susu
mampu mengambil formula, yaitu takaran yang benar
keputusan yang tepat dalam memberikan susu dan
untuk memberikan pentingnya takaran susu bayi
nutrisi bagi bayi C, yang benar terhadap kebutuhan
dengan kriteria hasil: nutrisi bayi
c. Keluarga
2. menyatakan
akan memberikan tidak mencampur makanan
susu sesuai takaran seperti bubur, sereal kedalam
yang benar botol, yaitu hanya susu
d. Keluarga
formula/ASI
menyatakan
saja
akan memberikan 3.
susu saja sampai mengambil keputusan dengan
bayi usia 6 bulan tepat

42
Setelah diberi asuhan 1.
keperawatan keluarga susu yang tepat
mampu merawat bayi 2.
C, dengan kriteria hasil: menimbang anak rutin ke
a. posyandu
bayi ke posyandu 3.
b. setelah minum susu
bayi C 3 1/3 takar 4.
sendok makan/100 menyendawakan bayi
cc air 5.
c. bayi
menyendawakan
bayi setelah diberi
susu

Setelah diberi asuhan 1. Berikan pengertian bagi keluarga


keperawatan keluarga tentang masalah yang dialami
mampu memelihara bayi C
lingkungan yang 2. Berikan pengertian kepada Ny.M
mendukung kesehatan dan adik Ny.B pentingnya
bayi C, dengan kriteria dukungan keluarga bagi Ny.B
hasil: 3. Anjurkan keluarga membantu
a. Keluarga pemberian nutrisi yang tepat bagi
mendukung Ny.B bayi.
memberikan nutrisi
yang tepat bagi bayi
b. Keluarga
memotivasi Ny.B
untuk merawat bayi
dengan baik
Setelah diberi asuhan 1.
keperawatan keluarga peran pelayanan kesehatan bagi

43
mampu memanfaatkan pemenuhan kenbutuhan nutrisi
pelayanan kesehatan bayi
bagi pemberian nutrisi 2.
bayi C ,dengan kriteria masalah kesehatan bayi dan
hasil: segera mengkoinsultasikan
a. Ny.B menyebutkan kepada petugas kesehatan
kembali peran
pelayanan
kesehatan untuk
pemenuhan nutrisi
bayi
b. Ny.B
mengkonsultasikan
kesehatan bayi
secara rutin (1 bulan
sekali ke posyandu)

44
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri kepala keluarga serta beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal dalam satuatap dalam keadaan saling ketergantungan.
Sedangkan bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Keluarga dengan bayi baru lahirperlu memahami tugas perkembangan yang harus
dilakukan sehingga tidak terjadi berbagaipermasalahan pada keluarga tersebut seperti suami
merasa diabaikan, peningkatan perselisihan dan argument, interupsi dalam jadwal kontinu
dan kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.
Perawat perlu berperan dalan perkembangan keluarga tahap ini dengan memberikan
perawatan dan konsultasi seperti bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil
dan bayi, mengenali gangguan kesehatan bayi secara dini dan mengatasinya, imunisasi yang
dibutuhkan anak, tumbuh kembang anak yang baik, interaksi keluarga, keluarga berencana,
pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja.

B. SARAN
1. Bagi perawat diharapkan mampu menciptakan hubunganyang harmonis dengan keluarga
sengga keluarga diharapkanmampu memahami tentang masalah yang sedang dialami/
terjadi pada keluarga dengan bayi baru lahir
2. Bagi Keluarga hendaknya mengenal masalah yang terjadi pada anggota keluarganya,
menerapkan apa yang telah disampaikan perawat melalui pendidikan kesehatan guna
mengatasi masalah kesehatan yang ada di keluarga secara mandiri, ikut serta
mempertahankan dan mempergunakan fasilitas kesehatan yang ada dan mencegah
terjadinya penyakit sebaikanya keluarga sedini mungkin memeriksakan anggota keluarga
yang sakit ke puskesmas yang terdekat serta keluarga sebaiknya melakukan modifikasi
lingkungan yang sehat di sekitar lingkungan keluarga seperti menjaga kebersihan
lingkungan rumah sekitar, dan mampu menjaga pola hidup sehat.

45
DAFTAR PUSTAKA

Glorya Bulechek et al. (2016). Nursing Intervention Classification (NIC), 6th Indonesian edition.
Elsevier Singapore Pte Ltd
Setyowati, S. (2007). Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info
Media
Sue Moorhead, et al. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC) Ed 5 thIndonesian Editon.
Elsevier Singapore Pte Ltd
Mubarak,dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi Dalam
Praktik dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik dan Keluarga.
Yogyakarta : Sagung Seto
Murwani. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus. Yogyakarta :
Mitra Cendikia Press
Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural. Jakarta : EGC

46

Anda mungkin juga menyukai