Contoh kasus
Tn. A masuk Rumah Sakit Jiwa karena klien mengamuk , memecah kaca, melempar mobil,
marah-marah tanpa sebab, emosi labil, bicara-bicara sendiri. Pada saat dilakukan wawancara
Tn.A tidak mampu berkonsentrasi, asik dengan kesibukannya dan cenderung meninggalkan
perawat saat berinteraksi. Partisipan mampu memilih untuk keluar dari proses bercakap-cakap.
Tn A mengatakan ada suara-suara yang menyuruhnya bunuh diri.
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan criteria sebagai berikut. Ekspresi wajah
bersahabat Mnunjukkkan rasa senang. Klien bersedia diajak berjabat tangan. Klien bersedia
menyebutkan nama dan kontak mata. Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat. Klien
bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya.