Disusun Oleh :
Kelompok 2 Kelas B
Reza Mutiara Novianti 2110711046
Siti Yaasinta Dwi Pangestu 2110711060
Adinda Zahra Nabila 2110711069
Puji syukur kepada kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah kami yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Anak Gagal Tumbuh” ini tepat pada waktunya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Keperawatan Anak Sehat dan Sakit Akut. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Asuhan Keperawatan Anak Gagal
Tumbuh. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ns. Indah Permatasari, M.Kep
selaku dosen dari mata kuliah Keperawatan Anak Sehat dan Sakit Akut karena telah
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Anak Gagal Tumbuh Kembang
2.2 Etiologi Anak Gagal Tumbuh Kembang
2.3 Patofisiologi
2.4 Tanda dan Gejala Anak Gagal Tumbuh Kembang
2.5 Farmakologi
2.6 Dampak Gagal Tumbuh
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Diagnosis Keperawatan
3.3 Intervensi Keperawatan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
2
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2017, sebanyak
22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting dan lebih dari
setengah balita stunting tersebut berasal dari Asia (55%). Indonesia merupakan
negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar di dunia. Rata-rata prevalensi
balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4% (WHO, 2018 dalam
Hardani & Zuraida, 2019). Menurut Riskesdas tahun 2013, gambaran kasus balita
stunting di Provinsi Lampung masih berada di atas rerata nasional yaitu 42,64%
(Riskesdas, 2018 dalam Hardani & Zuraida, 2019). Sehingga prevalensi tersebut
harus terus dipantau dan perlu implementasi lebih lanjut untuk menurunkan tingkat
kejadian gizi kurang yang dapat menyebabkan gagal tumbuh (stunting). Dalam
makalah ini, akan dibahas seputar gagal tumbuh atau stunting mulai dari pengertian,
faktor yang mempengaruhinya, dampaknya dan lain sebagainya melalui kasus asuhan
keperawatan pada anak gagal tumbuh.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Definisi dari Anak Gagal Tumbuh Kembang?
2. Bagaimana Etiologi yang Menjadikan Anak Gagal Tumbuh Kembang?
3. Bagaimana Patofisiologi Anak Gagal Tumbuh Kembang?
4. Bagaimana Tanda dan Gejala Anak Gagal Tumbuh Kembang?
5. Terapi Farmakologi Apa yang Bisa Diberikan pada Anak Gagal Tumbuh
Kembang?.
6. Apa Saja Dampak Gagal Tumbuh Kembang pada Anak?
7. Bagaimana Cara Pencegahan Timbulnya Gagal Tumbuh Kembang pada
Anak?
8. Bagaimana Cara Menyelesaikan Asuhan Keperawatan Pada Anak Gagal
Tumbuh Kembang?
1.3 Tujuan
9. Untuk Mengetahui Definisi Anak Gagal Tumbuh Kembang.
10. Untuk Mengetahui Etiologi Anak Gagal Tumbuh Kembang.
11. Untuk Mengetahui Patofisiologi Anak Gagal Tumbuh Kembang.
12. Untuk Mengetahui Tanda dan Gejala Anak Gagal Tumbuh Kembang.
13. Untuk Mengetahui Farmakologi Anak Gagal Tumbuh Kembang.
14. Untuk Mengetahui Dampak Gagal Tumbuh Kembang Terhadap Kebutuhan
Dasar.
15. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Anak Gagal Tumbuh
Kembang.
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah Asuhan Anak Gagal Tumbuh diharapkan dapat
bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan memberikan pemahaman yang lebih
mendalam mengenai Konsep Keperawatan Anak Sehat dan Sakit Akut.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
6
10. Adanya Food intolerance, yaitu kondisi dimana tubuh tidak dapat menyerap
zat makanan tertentu seperti protein maupun vitamin. Hal ini sangat berbeda
dengan alergi makanan yang menyebabkan reaksi penolakan pada tubuh.
11. Infeksi kandung kemih, tuberculosis, dan infeksi lainnya.
2.3 Patofisiologi
Perawakan pendek patologis dibedakan menjadi proporsional dan tidak
proporsional. Perawakan pendek proporsional meliputi malnutrisi, penyakit
infeksi/kronik dan kelainan endokrin seperti defisiensi hormon pertumbuhan,
hipotiroid, sindrom cushing, resistensi hormon pertumbuhan dan defisiensi IGF-1.
Perawakan pendek tidak proporsional disebabkan oleh kelainan tulang seperti
kondrodistrofi, displasia tulang, Turner, sindrom Prader-Willi, sindrom Down,
sindrom Kallman, sindrom Marfan dan sindrom Klinefelter (Nair M, 2009).
7
6. Batuk dalam jangka waktu yang lama
7. Sesak nafas
8. Mudah lelah
2.5 Farmakologi
Bentuk terapi farmakologi yang dapat diberikan pada anak dengan diagnosa
gagal tumbuh diantaranya adalah sebagai berikut :
b. Pemberian PMT
PMT Balita merupakan pemberian suplementasi gizi untuk melengkapi
kebutuhan gizi agar mencapai berat badan sesuai usia. Tiap 100 gram PMT
mengandung 450 kalori, 14 gram lemak, 9 gram protein, dan 71 gram
karbohidrat. PMT Balita mengandung 10 vitamin (vitamin A, B1, B2, B3, B6,
B12, D, E, K, dan Asam Folat) dan 7 mineral (besi, zink, fosfor, selenium,
dan kalsium). Setiap bungkus PMT Balita terdiri dari 12 keping biskuit atau
540 kalori (45 kalori per biskuit). Anak berusia 12-59 bulan diberikan 12
keping per hari selama 1 bulan atau setara dengan 30 bungkus PMT Balita.
Bila berat badan telah sesuai, pemberian PMT Balita dihentikan dan untuk
selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang.
8
c. Pemberian Obat Cacing
Obat anti cacing pada pasien diberikan untuk pencegahan infeksi dan
termasuk program pemerintah dalam rangka penanganan kecacingan yang
diatur dalam PMK No. 15 Tahun 2017. Obat yang digunakan dalam
pemberian obat pencegahan massal kecacingan adalah albendazole dalam
bentuk sediaan tablet kunyah dan sirup. Albendazol merupakan obat cacing
berspektrum luas yang bekerja menghambat pembentukan energi cacing.
Dosis albendazole yang direkomendasikan WHO untuk anak usia 1-2 tahun
adalah 200mg atau setengah tablet kunyah dosis tunggal setiap 6 bulan.
9
7. Memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) untuk bayi diatas 6 bulan
hingga 2 tahun
8. Pemberian imunisasi dasar lengkap dan vitamin A
9. Pemantauan pertumbuhan balita di posyandu terdekat
10. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
10
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
3.1 Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : An. X
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 3 tahun
Status Perkawinan : Belum Kawin
Agama :-
Pendidikan :-
Suku Bangsa :-
Bahasa yang digunakan :-
Pekerjaan :-
Alamat :-
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. X
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia :-
Hubungan dengan pasien : Ibu Pasien
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Alamat :-
c. Riwayat Kesehatan
11
Riwayat kesehatan sekarang : Sedang terapi radang paru-paru
Riwayat kesehatan masa lalu : -
Riwayat kesehatan keluarga : -
1. Ibu mengeluh sudah 1 bulan terakhir anak susah 1. Pasien berusia 2 tahun
makan 2. BB : 8 kg
2. Ibu mengatakan berat badan anak sudah 2 bulan 3. TB : 76 cm
tidak naik malah turun. 4. IMT : 13,8 (underweight)
3. Ibu mengatakan anaknya sering demam dan 5. Rambut tampak tipis
diare kemerahan
4. Ibu mengatakan anaknya saat ini sedang 6. Kulit tampak kering
menjalani terapi pengobatan radang paru-paru 7. Otot paha dan lengan atas
teraba lembek
12
kemerahan
5. Kulit tampak kering
6. Otot paha dan lengan
atas teraba lembek
13
4. Ibu mengatakan
anaknya saat ini
sedang menjalani
terapi pengobatan
radang paru-paru
DO :
1. BB : 8 kg
2. TB : 76 cm
3. IMT: 13, 8 (berat
badan kurang)
14
1. BB : 8 kg
2. TB : 76 cm
3. Rambut tampak tipis kemerahan
4. Kulit tampak kering
5. Otot paha dan lengan atas teraba lembek
15
meningkatkan nutrisi Terapeutik
meningkat 1. Sajikan makanan secara menarik dan
3. Pengetahuan tentang pilihan suhu yang sesuai
makanan yang sehat 2. Berikan makanan tinggi serat untuk
meningkat mencegah konstipasi
4. Pengetahuan tentang pilihan 3. Berikan makanan tinggi kalori dan
minuman yang sehat tinggi protein
meningkat 4. Berikan suplemen makanan, jika perlu
5. Pengetahuan tentang standar
asupan nutrisi yang tepat Edukasi
meningkat 1. Anjurkan posisi duduk
6. Penyiapan dan penyimpanan
makanan yang aman Kolaborasi
meningkat 1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
7. Penyiapan dan penyimpanan menentukan jumlah kalori dan jenis
minuman yang aman nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
meningkat
8. Sikap terhadap
makanan/minuman sesuai
dengan tujuan kesehatan
meningkat
9. Rambut rontok menurun
10. Diare menurun
11. Berat badan membaik
12. Indeks Massa Tubuh (IMT)
membaik
13. Frekuensi makan membaik
14. Tebal lipatan kulit trisep
membaik
16
II, Hal. 33) atau minyak pada kulit kering
1. Elastisitas meningkat 2. Gunakan produk berbahan ringan/alami
2. Hidrasi meningkat dan hipoalergik pada kulit sensitif
3. Tekstur membaik 3. Hindari produk berbahan dasar alkohol
4. Pertumbuhan rambut pada kulit kering
membaik
Edukasi
1. Anjurkan menggunakan pelembab
2. Anjurkan minum air yang cukup
3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan asupan buah
dan sayur
5. Anjurkan menghindari terpapar suhu
ekstrem
6. Anjurkan menggunakan tabir surya SPF
minimal 30 saat berada di luar rumah
7. Anjurkan mandi dan menggunakan
sabun secukupnya
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
17
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian imunisasi, jika
perlu
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang saat ini dihadapi oleh
pemerintah dan masyarakat di Indonesia. Stunting didefinisikan sebagai gangguan
pada proses pertumbuhan dan perkembangan akibat adanya malnutrisi dan penyakit
lain yang mengakibatkan defisiensi nutrisi.
Asuhan Keperawatan pada anak stunting sering dihadapkan oleh beberapa
masalah kesehatan yang terjadi. Beberapa masalah yang sering ditemui diantaranya
adalah defisiensi nutrisi, diare, kurangnya perawatan diri, risiko infeksi, risiko
kerusakan integritas kulit, dan kurangnya informasi dan pengetahuan terkait
informasi gizi.
Makanan tinggi protein dan tinggi kalori sangat dianjurkan bagi anak yang
sedang dalam masa pertumbuhan. Tak lupa, program diet harus dijelaskan dalam
asuhan keperawatan pada keluarga. Apabila terdapat masalah yang ditemui dalam
intake nutrisi, mungkin perlu pemberian tambahan suplemen makanan setelah
berkonsultasi dengan dokter ahli. Asuhan keperawatan yang dapat diberikan
didasarkan atas penyebab dari munculnya kerusakan seperti pembersihan dengan air
hangat, penggunaan produk berbahan petroleum/minyak, produk bahan alami pada
kulit sensitif, hingga menghindari aplikasi alkohol pada bagian yang bermasalah.
Keluarga juga harus diberikan edukasi tentang intake air yang cukup, asupan nutrisi,
atau bila memerlukan tambahan buah dan sayur.
4.2 Saran
Dengan mempelajari mengenai Asuhan Keperawatan Anak Gagal Tumbuh,
diharapkan mahasiswa dapat memahami lebih dalam Asuhan Keperawatan Anak
Gagal Tumbuh tersebut untuk memudahkan mahasiswa dalam mencerna materi
kuliah selanjutnya dan mengerjakan tugas pada mata kuliah Keperawatan Anak Sehat
dan Sakit Akut.
19
DAFTAR PUSTAKA
20