Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

DENGAN ASMA DI PUSKESMAS NUSA BAKTI

DISUSUN OLEH :
NAMA : Henrika Meylina Setya Yanti
NPM : 22.14901.14.14
DOSEN PEMBIMBING :Ns. Mareta Akhriansyah,S.Kep.,M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN

1. KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian Asma
Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas
yang mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila
terangsang oleh factor  risiko  tertentu, jalan napas  menjadi  tersumbat  dan
aliran  udara  terhambat karena  konstriksi  bronkus,  sumbatan  mukus,
dan  meningkatnya proses radang (Almazini, 2012).
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami
penyempitan karena hiperaktifitas   terhadap  rangsangan 
tertentu,  yang  menyebabkan  peradangan,  penyempitan  ini 
bersifat  sementara. Asma dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul
disegala usia, tetapi umumnya asma lebih sering terjadi pada anak-anak usia
di bawah 5 tahun dan orang dewasa pada usia sekitar 30 tahunan (Saheb,
2011).
Asma adalah  gangguan  inflamasi  kronik  saluran
n a p a s   y a n g   m e l i b a t k a n   banyak  sel  dan  elemennya. & inflamasi 
kronik menyebabkan peningkatan hiper responsilitas saluran napas yang
menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada
terasa berat, batuk terutama malam hari dan atau dini hari. pisodik tersebut
berhubungan dengan obstruksi saluran napas yang luas, bervariasi dan
seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan (Sundaru,
2013).
Kesimpulan asma merupakan gangguan pada saluran
pernafasan yang dapat m e n y e b a b k a n   s e s e o r a n g   s u l i t   u n t u k
b e r n a f a s   d a n   d a p a t   m e n y e b a b k a n   k e m a t i a n apabila tidak
ditangani secara cepat.
B. Anatomi dan Fisiologi
1) Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama,
mempunyai dua lubang (kavum nasi, dipisahkan oleh sekat hidung
(septum nasi didalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk
menyaring  udara,  debu,  dan kotoran yang masuk ke dalam lubang
hidung. 
2) Faring
Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan
pernapasan dan  jalan  makanan,  terdapat di bawah  dasar tengkorak, 
di belakang rongga hidung, dan mulut sebelah depan ruas tulang leher
di sebelah belakang terdapat epiglotis (empang tenggorok yang
berfungsi menutup laring pada waktu menelan makanan.
3) Laring
Laring atau pangkal tenggorokan merupakan saluran udara dan berti
ndak sebagai pembentukan suara, terletak di depan bagian faring sampai 
ketinggian vertebra seringkali dan masuk ke dalam trakhea di bawahnya.
dangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang tenggorokan
yang biasanya disebut epiglotis, yang terdiri  dari  tulang-tulang 
rawan  yang  berfungsi  pada  waktu  kita  menelan makanan
menutupi laring.
4) Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan lanjutan dari laring yang
dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang- tulang rawan
yang berbentuk seperti kuku  kuda  (huruf C)sebelah  dalam  diliputi 
oleh  selaput  lendir  yang  berbulu getar  yang  disebut  sel  bersilia, 
hanya  bergerak  ke arah luar. Panjang trakea  9 sampai 11 cm dan di
belakang terdiri dari jarigan ikat yang dilapisi oleh otot polos. Fungsi
utama dari trakea adalah untuk menyediakan saluran napas
yang jelas untuk udara masuk dan keluar dari paru-paru.
 
5) Bronkus
Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan dari
trakea, ada 2 buah y a n g   t e r d a p a t   p a d a   k e t i n g g i a n  
vertebr torakalis IV dan V,
m e m p u n y a i   s t r u k t u r   serupa dengan trakea dan dilapisi oleh
jenis set yang sama. Bronkus itu berjalan ke bawah dan ke
samping ke arah tampuk paru-paru. Fungsi utama bronkus mirip seperti
“Pipa” yang membawa masuk dan keluar udara dari dan ke paru-paru.
Bronkus tidak  berfungsi sebagai tempat pertukaran gas.
6) Paru-paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung (gelembung hawa atau alveoli).Paru-paru dibagi dua yaitu
paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belahan paru) lobus pulmo dekstra
superior, lobus media, dan lobus inferior.
a) Fungsi paru-paru yang pertama adalah sebagai organ
respirasi. Respirasi untuk   pertukaran gas karbondiaksida dan
oksigen.
b) Karena saat bernapas kita mengeluarkan limbah karbondiaksida maka
fungsi paru-paru adalah bagian dari sistem ekskresi.
c) Mengendalikan Ph darah dengan cara mengubah tekanan
karbondioksida.
d) Menyaring gumpalan darah yang terbentuk dalam vena.
e) Mempengaruhi konsentrasi beberapa zat biologis dan obat-obatan yang
digunakan dalam pengobatan dalam darah.
f) Mengubah angiotensin I menjadi  angiotensin II oleh enzim
angiotensin-converting.
g) Dapat berfungsi sebagai lapisan pelindung jantung dari guncangan.
C. Etiologi
1) Factor ekstrinsik (asma imunologik/asma alergi)
- Reaksi antigen antibodi
- Inhalasi allergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
2) Factor instrinsik (asma nonimunoligik/asma non alergi)
- Infeksi (Influenza virus)
- Fisik ( cuaca dingin, perubahan temperatur)
- Iritan : bahan kimia
- Polusi udara : karbondioksida,asap rokok, parfum
- Emosional : takut, cemas dan tegang
- Aktifitas yang berlebihan juga dapat menjadi factor pencetus ( suriadi,
2011)

D. Pathway
Faktor pencetus

Alergi Idiopatik

Sekresi mukus kental


Edema dinding Spasme otot polos
didalam humen
bronkiolus bronkiolus
bronkiolus

Menekan sisi Diameter bronkiolus Bersihan jalan nafas


Ekspirasi
luar bronkiolus menegcil tidak efektif

Intoleransi aktivitas Dispnea

Gangguan Pertukaran gas Perfusi paru tidak cukup


mendapat ventilasi
Gangguan saraf autonom
Saraf Simpatis Saraf para simpatis
(Andrenergik) (Kolinergik)

Bronko dilatasi Bronko konstrikal

Gangguan saraf simpatis Hiperaktivitis syarat kolinergik


(Blokade reseptor andrenergik - Hawa dingin
Beta dan Hiperaktivitis AD 2) - Asap rokok
- Debu rumah

Bronko Kontriksi
- Sesak nafas
- Bersihan jalan nafas tidak efektif
- PK : Hipoglikemia
- Intoleransi aktivitas
- Cemas
- Kurang Pengetahuan
(Almazini, 2012)

E. Manifestasi Klinis
Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat
hiperaktifitas bronkus,obstruksi jalan  nafas dapat  refersible
secara spontan maupun dengan pengobatan gejala-gejala asma antara
lain :
1) Bising Mengi (wheezing yang terdengar dengan atau tanpa stetoscop)
2) Batuk produktif, sering pada malam hari
3) Nafas atau dada seperti tertekan (Halim, 2012)
F. Komplikasi
1) Pneumotorak
2) Bronchitis
3) gagal nafas
4) efisiema subkutis
5) Aateletasis

G. Pemeri'saan Diagnostik
1) Spirometri
Melihat respon pengobatan dengan bronkodilator.
2) pemeriksaasn sputum
sputum eisinofil sangat karakteristik untuk asma
3) uji profokasi bronkus
untuk menunjukkan adanya hiperaktifitas bronkus
4) foto torax
melihat komplikasi asma

H. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


1) Penatalaksanaan Medis
a) Terapi Obat  
Penatalaksanaan medis pada penderita asma bisa dilakukan
dengan pengguaan obat-obatan asma dengan tujuan penyakit
asma dapat dikontrol dan dikendalikan
Menurut AAAI (American Academy of Allergy, Asthma &
Immunology) Penggolongan obat asma (Hadibroto & Alam, 2006)
adalah sebagai berikut :
1) Obat-obat anti peradangan (Preventer)
(a) Usaha pengendalian dalam jangka panjang
(b) Golongan obat ini mencegah dan mengurangi peradangan,
pembengkakan saluran napas, dan produksi lendir
(c) Cara kerjanya adalah dengan mengurangi sensitivitas saluran 
pernapasan terhadap pemicu asma yang berupa alergen
(d) Penggunaannya harus teratur dalam jangka panjang
(e) Daya kerja lambat/gradual, biasanya mengambil waktu
sekitar dua minggu baru terlihat efektifitasnya yang terukur. 
(f) Obat-obat pelega gejala berjangka panjang, obat-obat
pelega gejala berjangka panjang dalam
nama generik yang ada di pasaran adalah salmeterol
hidroksi naftoat (salmeterol xinafoate) dan teofilin
(theophylline)
(1) Salmeterol
Obat ini adalah bronkodilator yang bekerja perlahan
dimana obat ini bekerja dengan mengendurkan otot-otot
yang mengelilingi saluran pernapasan.Obat ini paling
efektif  bila dikombinasikan dengan suatu obat kortikoste
-roid hirup, dan tidak dapat berfungsi sebagai pelega
seketika dalam hal terjadi serangan asma.
Obat ini umumnya bekerja setelah setengah jam dan daya
kerjanya bertahan hingga 1 2 j a m .Obat ini disajikan
dalam bentuk obat hirup dosis terukut dan obat
hirup bubuk kering.Obat ini tidak dapat digunakan untuk
anak-anak di bawah 12 tahun.
 
(2) Teofilin
Obat ini t e r m a s u k   s a t u   g o l o n g a n   d e n g a n  
kafein(zat aktif yang terdapat Secangkir
k o p i d a n termasuk bronkodilator yang lama daya
kerjanya.Efek samping obat ini sama seperti kafein
sehingga tidak dianturkan untuk pasien hiperaktif.

(3) Albuterol Sulfat atau Salbutamol


Bronkolidarot yang paling populer dan disajikan dalam
bentuk obat hirup dosis terukur, obat hirup bubuk
kering, larutan untuk alat nebulizer, sirup, tablet
biasa,tablet lepas-tunda (extended-reliase)
(4) Obat-obat pelega gejala asma (reliever bronkodilator)
Misalnya salbutamol
(Ventolin), terbutaline (Bricany), Formoterol
(Foradil oxis)dan salmeterol (Serevent) secara cepat
mengembalikan saluran napas yang menyempit yang
terjadi selama serangan asma ke kondisi semula. Obat
pereda pelega biasanya tersedia dalam bentuk inhaler
berwarna biru atau abu-abu.
Obat-obatan kortikosteroid oral kortikosteroid oral
adalah obat yang ampuh untuk mengatasi
pembengkakan dan  peradangan  yang  mencetuskan 
serangan  asma. Obat  ini  membutuhkan  enam  hingga
delapan jam untuk bekerja, sehingga makin cepat
digunakan makin cepat pula daya kerja yang
dirasakan. 
 
2) Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan  keperawatan yang  dapat  dilakukan  pada 
penderita  asma  adalah sebagai berikut, yaitu memberikan
penyuluhan (pendidikan kesehatan, pemberian cairan,
fisiotherapy, dan beri  O2 bila perlu.

DAFTAR PUSTAKA
Almazini, P. 2012. Bronchial Thermoplasty Pilihan Terapi Baru untuk Asma
Berat. Jakarta : Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.

Saheb, A. 2011. Penyakit Asma. Bandung. CV Medika

Sundaru, H. 2013.Apa yang diketahui tentang asma. Jakarta : Departemen Ilmu


Penyakit Dalam, FKUI/RSCM

Suriadi. 2011. Asuhan Keperawatan pada anak.Jakarta : ISBN

Halim Danukusantoso, 2012. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta. Penerbit:
Hipokrates

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian Keperawatan Asma
1. Pengkajian Primer
a) Airway
- Peningkatan sekresi pernafasan
- Bunyi nafas krekles, ronchi, wheezing
b) Breathing
- Distress pernafasan : Pernafasan cuping hidung,
takipneu/bradipneu,retraksi
- Menggunakan otot aksesoris pernafasan
- Kesulitan bernafas : Diaforesis, sianosis
c) Circulation
- Penurunan curah jantung : gelisah, latergi,takikardi
- Sakit kepala
- Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah
- Papil edema
- Urin output menurun
d) Disability
- Mengetahui kondisi umum dengan pemeriksaan cepat status umum
dan neurologi dengan memeriksa atau cek kesadaran, reaksi pupil .
2. Pengkajian Sekunder Asma
a) Anamnesis
Anamnesis pada penderita asma sangat penting, berguna untuk
mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan untuk menyusun
strategi pengobatan. Gejala asma sangat bervariasi baik antar individu
maupun pada diri individu itu sendiri ( pada saat berbeda), dan tidak ada
gejala sama sekali sampai kepada sesak yang hebat disertai gangguan
kesadaran.
Keluhan dan gejala tergantung berat ringannya pada waktu serangan.
Pada serangan asma bronkial yang ringan dan tanpa adanya komplikasi,
keluhan dan gejala tak ada yang khas. Keluhan yang paling umum ialah :
Napas berbunyi, sesak, batuk, yang timbul secara tiba-tiba dan dapat
hilang segera dengan spontan atau dengan pengobatan, meskipun ada
yang berlangsung terus untuk waktu yang lama.
b) Pemeriksaan Fisik
Berguna selain untuk menemukan tanda-tanda fisik yang mendukung
diagnosis asma dan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain, juga
berguna untuk mengetahui penyakit yang mungkin menyertai asma,
meliputi pemeriksaan :
(1) Status Kesehatan Umum
Perlu dikaji tentang kesadaran pasien,
kecemasan,gelsiah,kelemahan suara bicara, tekanan darah ,nadi,
frekuensi pernapasan yang meningkat, penggunaan otot-otot
pembantu pernapasan sianosis batuk dengan lendir dan posisi istirahat
pasien.
(2) Integumen
Dikaji adanya permukaan yang kasar, kering, kelainan
pigmentasi,turgor kulit , kelembapan, mengelupas atau
bersisik,perdarahan ,enzim,serta adanya bekas atau tanda urtikaria
atau dermatitis pada rambut dikaji warna rambut, kelembapan dan
kusam.
(3) Thorak
(4) Inspeksi
- Inspeksi
Dada di inspeksi terutama postur bentuk dan kesimetrisan
adanya peningkatan diameter anteroposterior, retraksi otot-otot
interkostalis, sifat dan irama pernafasan serta frekuensi pernafasan.
- Palpasi
Pada palpasi dikaji tentang kosimetrisan, ekspansi dan taktil
fremitus

- Perkusi
Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor
sedangkan diafragma menjadi datar dan rendah.
- Auskultasi
Terdapat suara vesikuler yang meningkat disertai dengan
ekspirasi lebih dari 4 detik atau lebih dari 3x inspirasi, dengan
bunyi pernapasan dan wheezing.
c) Sistem pernafasan
1) Bentuk mula-mula kering tidak produktif kemudian makin keras dan
seterusnya menjadi produktif yang mula-mula encer kemudian
menjadi kental. Warna dahak jernih atau putih tetapi juga bisa
kekuningan atau kehijauan terutama kalau terjadi infeksi sekunder.
2) Frekuensi pernapasan meningkat
3) Otot-otot bantu pernapasan
4) Bunyi pernapasan mungkin melemah dengan ekspirasi yang
memanjang disertai ronchi kering dan wheezing
5) Ekspirasi lebih daripada 4 detik atau 3x lebih panjang daripada
inspirasi bahkan mungkin lebih.
6) Pada pasien yang sesaknya hebat mungkin ditemukan :
- Hiperinflasi paru yang terlihat dengan peningkatan diameter
anteroposterior rongga dada yang pada perkusi terdengar
hipersonor.
- Pernapasan makin cepat dan susah, ditandai dengan pengaktifan
otot-otot bantu napas (antar iga, stemokleidomastoideus) sehingga
tampak retraksi suprasternal , supraclavicula dan sela iga serta
pernapasan cuping hidung.
7) Pada keadaan yang lebuh berat dapat ditemukan pernapasan cepat dan
dangkal xdengan bunyi pernapasan dan wheezing tidak terdengar
(silent chest), sianosis

d) Sistem kardiovaskuler
1) Tekanan darah meningkat, nadi juga meningkat
2) Pada pasien yang sesaknya hebat mungkin ditemukan :
- Takikardi makin hebat disertai dehidrasi.
- Timbul pulsus paradoksus dimana terjadi penurunan tekanan darah
sistolik lebih dari 10 mmHg pada waktu inspirasi. Normal tidak
lebih daripada 5 mmHg, pada asma yang berat bisa sampai 10
mmHg atau lebih.
- Pada keadaan yang lebih berat tekanan darah menurun, gangguan
irama jantung.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan tachipnea,
peningkatan produksi mukus, kekentalan sekresi dan bronchospasme.
2. Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler-
alveoli
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan bronkus
4. Nyeri akut, ulu hati berhubungan dengan proses penyakit
5. Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas dan rasa takut sufoksi.

C. Intervensi Keperawatan
N DIAGNOSA DEFINISI PENYEBAB TANDA DAN TANDA DAN KONDISI KLINIS
O GEJALA GEJALA MINOR TERKAIT
MAYOR
1. Bersihan Ketidakmamp Fisiologis Subjektif : Subjektif : 1. Gullian Barre
jalan nafas uan 1. Spasme jalan (Tidak a.Dispnea Syndrome
tidak efektif membersihkan nafas tersedia) b. Sulit bicara2. Sklerosis multiple
(0001) sekret atau 2. Hipersekresi c.Ortopnea 3. Myasthenia gravis
obstruksi jalan jalan napas Objektif: 4. Prosedur diagnostik
napas untuk 3. Disfungsi a.Batuk tidak Objektif : (mis.bronkoskopi,
mempertahank neuromuskule efektif a.Gelisah transesophageal
an jalan napas r b. Tidak b. Sianosis echocardiography
tetap paten 4. Benda asing mampu c. Bunyi napas (TEE))
dalam jalan batuk menurun 5. Depresi sistem saraf
nafas c. Sputum d. Frekuensi pusat
5. Adanya jalan berlebih nafas 6. Cedera Kepala
nafas buatan d. Mengi,whe berubah 7. Stroke
6. Sekresi yang ezing Pola napas 8. Kuadriplegia
tertahan dan/atau berubah 9. Sindrom aspirasi
7. Hiperplasia ronkhi mekonium
dinding jalan kering Infeksi saluran
nafas e. Mekonium napas
8. Proses infeksi dijalan
9. Respon alergi napas (pada
10. Efek agen neonatus)
farmakologis
(mis
anastesi)

Situasi :
1. Merokok aktif
2. Merokok pasif
Terpajan
polutan

2. Gangguan Kelebihan atau 1. Ketidakseimb Subjektif : Subjektif : a.Penyakit paru


pertukaran kekurangan angan 1. Dispnea a. Pusing obstruksif kronis
gas oksigenasi ventilasi- b. Penglihatan (PPOK)
(D0003) dan/atau perfusi Objektif kabur b.Gagal jantung
eliminasi 2. Perubahan a. PCO2 kongestif
karbondioksid membran meningkat/ Objektif : c.Asma
a pada alveolus- Menurun a. Sianosis d.Pneumonia
membran kapiler b.PO2 menurun b. Diaforesis e.Tuberkulosis paru
alveolus- c.Takikardia c. Gelisah f.Penyakit membran
kapiler. d.pH arteri d. Napas cuping hialin
meningkat/ hidung g.Asfiksia
menurun e. Pola napas h.Parsistent Pulmonary
e. Bunyi nafas abnormal hypertension of
tambahan (cepat/lambat, newborn (PPHN)
regular/iregule i.Prematuris
r, j.Infeksi saluran napas
dalam/dangkal
)
f. Warna kulit
abnormal
(mis. Pucat,
kebiruan)
g. Kesadaran
menurun
1.
3. Pola Nafas Inspirasi 1. Depresi pusat Subjektif : Subjektif :Ortop 1. Depresi sistem saraf
pernapasan Dispnea nea pusat
Tidak dan/atau
2. Hambatan 2. Cedera kepala
Efektif ekspirasi yang upaya napas Objektif : Objektif : 3. Trauma thoraks
(mis. Nyeri a.Penggunaan a. Pernapasan 4. Gullian Barre
tidak otot bantu pursed-lip
saat bernapas, syndrome
memberikan kelemahan pernapasan b. Pernapasan 5. Multiple sclerosis
otot b.Fase cuping hidung 6. Myasthenia gravis
ventilasi ekspirasi c. Diameter
pernapasan 7. Stroke
adekuat 3. Deformitas memanjang thoraks 8. Kuadriplegia
dinding dada c. Pola napas anterior- 9. Intoksikasi alkohol
4. Deformitas posterior
abnormal (mis.
tulang dada meningkat
5. Gangguan Takipnea, d. Ventilasi
neuromuskule semenit
bradipnea,
r menurun
6. Gangguan hiperventilasi, e. Kapasitas vital
neurologis menurun
kussmaul,
( elektroensefa f. Tekanan
logram (EEG) cheyne-stokes) ekspirasi
positif, cedera menurun
kepala, g. Tekanan
gangguan inspirasi
kejang) menurun
7. Imaturitas Ekskursi dada
neurologis berubah
8. Penurunan
Energi
9. Obesitas
10. Posisi tubuh
yang
menghambat
ekspansi
paru
11. Sindrom
hipoventilasi
12. Kerusakan
inervasi
diafragma
(Kerusakan
saraf C5 ke
atas)
13. Cedera pada
medula
spinalis
14. Efek agen
farmakologis
Kecemasan
4. Ansietas Kondisi emosi 1. Krisis Subjektif : Subjektif : a. Penyakit kronis
(D.0080) dan situasonal a. Merasa 1. Mengeluh progresif (mis.
pengalaman 2. Kebutuhan bingung pusing Kanker, penyakit
subjektif tidak b. Merasa 2. Anoreksia autoimun)
individu terpenuhi khawatir 3. Palpitasi b. Penyakit akut
terhadap objek 3. Krisis dengan 4. Merasa tidak c. Hospitalisasi
yang tidak maturasional akibat dari berdaya d. Rencana operasi
jelas dan 4. Ancaman kondisi yang e. Kondisi diagnosis
spesifik akibat terhadap dihadapi Objektif : penyakit belum
antisipasi konsep diri c. Sulit 1. Frekuensi jelas
bahaya yang 5. Ancaman berkonsentra napas f. Penyakit
memungkinka terhadap si meningkat neurologis
n individu kematian 2. Frekuensi nadi g. Tahap tumbuh
melakukan 6. Kekhawatiran meningkat kembang
tindakan untuk mengalami Objektif : 3. Tekanan darah
menghadapi kegagalan a.Tampak meningkat
ancaman. 7. Disfungsi gelisah 4. Diaforesis
sistem b.Tampak 5. Tremor
keluarga tegang 6. Muka tampak
8. Hubungan c.sulit tidur pucat
orang tua- 7. Suara bergetar
anak tidak 8. Kontak mata
memuaskan buruk
9. Faktor 9. Sering
keturunan
(temperamen berkemih
mudah 10. Berorientasi
teragitasi pada masa
sejak lahir) lalu
10. Penyalah
gunaan zat
11. Terpapar
bahaya
lingkungan
(mis toksin,
polutan, dan
lain-lain)
12. Kurang
terpapar
informasi
5. Nyeri akut Pengalaman 1. Agen Subjektif : Subjektif : 1. Kondisi
sensorik atau pencedera a. Mengeluh (Tidak pembedahan
emosional fisiologis nyeri tersedia) 2. Cedera traumatis
yang berkaitan (mis. Objektif : Objektif : 3. Infeksi
dengan Inflamasi, a. Tampak a. Tekanan darah 4. Sindrom koroner
kerusakan iskemia,neopl meringis meningkat akut
jaringan aktual asma) b. Bersikap b. Pola nafas 5. Glaukoma
atau 2. Agen protektif berubah
fungsional, pencedera (mis.waspad c. Nafsu makan
dengan onset kimiawi a, posisi berubah
mendadak atau (mis.terbakar, menghindari d. Proses
lambat dan bahan bakar nyeri) berpikir
berintensitas iritan) c. Gelisah terganggu
ringan hingga Agen d. Frekuensi e. Menarik diri
berat yang pencedera nadi f. Berfokus pada
berlangsun g fisik meningkat diri sendiri
kurang dari 3 (mis.abses,am e. Sulit tidur Diaforesis
bulan. putasi,terbakar
,terpotong,me
ngangkat
berat,prosedur
operasi,trauma
,latihan fisik
berlebihan)

Anda mungkin juga menyukai