BRONCHIAL
OLEH
1. Pengertian
Asma bronchial adalah penyakit obstruksi saluran pernafasan akibat penyempitan
saluran nafas yang sifatnya reversibel (penyempitan dapat hilang dengan sendirinya) yang
ditandai oleh episode obstruksi pernafasan diantara dua interval asimtomatik
(Djojodibroto,2017).
Asma bronchial adalah penyakit radang / inflamasi kronik pada paru, karena
adanya penyumbatan saluran nafas (obstruksi) yang bersifat reversible, peradangan pada
jalan nafas, danpeningkatan respon jalan nafas terhadap berbagai rangsangan hiper
responsivitas, obstruksi pada saluran nafas bisa disebabkan oleh spasme / kontraksi otot
polos bronkus, oedema mukosa bronkus dan sekresi kelenjar bronkus meningkat(Resti Ida
Hastuti.2022).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan asma bronchial adalah
penyakit saluran pernafasan yang terjadi karena adanya penyempitan saluran nafas yang
mengakibatkan sesak nafas dimana fase inspirasi lebih pendek dari fase ekspirasi dan
diikuti oleh bunyi mengi (wheezing).
2. AnatomidanFisiologiSistemRespirasi
Sistemrespirasiadalahsistemyangmemilikifungsiutamauntukmelakukan respirasi
dimana respirasi merupakan proses mengumpulkan oksigendan mengeluarkan
karbondioksida. Fungsi utama sistem respirasi adalah untukmemastikan bahwa
tubuh mengekstrak oksigen dalam jumlah yang cukup untukmetabolismesel
danmelepaskankarbondioksida(Peateand Nair, 2017).
Sistemrespirasiterbagimenjadisistempernafasanatasdansistempernafasan bawah.
Sistem pernafasan atas terdiri dari hidung, faring dan laring.Sedangkan sistem
pernafasan bawah terdiri dari trakea, bronkus dan paru-paru(Peateand Nair, 2017).
a)Hidung
Masuknyaudarabermuladarihidung.Hidungmerupakanorganpertamadalam
sistem respirasi yang terdiri dari bagian eksternal (terlihat) dan bagianinternal. Di
hidung bagian eksternal terdapat rangka penunjang berupa tulangdan hyaline
kartilago yang terbungkus oleh otot dan kulit. Struktur interior dari bagian eksterna
lhidung memiliki tiga fungsi:
Faring, atau tenggorokan, adalah saluran berbentuk corong dengan panjang 13
cm. Dinding faring disusun oleh otot rangka dan dibatasi oleh membranemukosa.
Ototrang kayang terelaksasi membuat faring dalam posisi tetap sedangkan apabila
otot rangka kontraksi maka sedang terjadi proses menelan.Fungsi faring adalah
sebagai saluran untuk udara dan makanan, menyediakan ruang resonansi untuk
suara saat berbicara, dan tempat bagi tonsil (berperan pada reaksi imun terhadap
bendaasing).
c) Laring
Laring tersusun atas 9 bagian jaringan kartilago, 3 bagian tunggal dan 3 bagian
berpasangan. 3 bagian yang berpasangan adalah kartilagoarytenoid,cuneiform, dan
corniculate. Arytenoid adalah bagian yang paling signifikan dimana jaringan ini
mempengaruhi pergerakan membrane mukosa (lipatanvokal sebenarnya) untuk
menghasilkan suara. 3 bagian lain yang merupakan bagian tunggal adalah tiroid,
epiglotis, dan cricoid. Tiroiddan cricoid keduanya berfungsi melindungi pita suara.
Epiglotis melindungi saluran udaradan mengalihkan makanan dan minuman agar
melewati esofagus (Peate andNair,2017).
d) Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan saluran tubuler yang di lewati udara
dari laring menuju paru -paru.
Trakea juga dilapisi oleh epitel kolumnarbersiliasehinggadapatmenjebakzatselainud
arayangmasuklaluakandidorongkeatasmelewatiesofagusuntukditelanataudikeluarka
nlewatdahak. Trakea dan bronkus juga memiliki reseptor iritan yang
menstimulasibatuk, memaksa partikel besar yang masuk kembali keatas (Peate and
Nair,2017).
e) Bronkus
Setelah laring, trakea terbagi menjadi dua cabang utama, bronkus kanan
dankiri,yangmanacabang-cabanginimemasukiparukanandankiripula.Didalam
masing-masing paru, bronkus terus bercabang dan semakin sempit,pendek, dan
semakin banyak jumlah cabangnya, seperti percabangan padapohon. Cabang
terkecil dikenal dengan sebutan bronchiole.Pada pasien PPOK sekresi mukus
berlebih ke dalam cabang bronkus sehingamenyebabkanbronkitis kronis.
f) Paru
1.) Ventilasi pulmonar : bagaimana udara masuk dan keluar dari paru
2.) Respirasi eksternal : bagaimana oksigen berdifusi dari paru kesir kulasi darah
dan karbondioksida berdifusi dari darah ke paru
3.) Transportgas : bagaimana oksigen dan karbondioksida dibawa dari paru
ke jaringan tubuh atau sebaliknya
4.) Respirasiinternal : bagaimana oksigen dikirim ke sel tubuh dan karbondioksid
a diambil dari sel tubuh (PeateandNair,2011)
3. Etiologi
Faktor penyebab asma bronchial adalah sebagai berikut (Resti Ida Hastuti.2022) :
1) Factor predisposisi (genetic/keturunan): dimana yang di turnkan adalah bakat alerginya,
meskipun belum diketahui bagaimana cara oenurunannya yang jelas.
2) Factor presipitasi
i. Alergen
Bila tingkat hiperaktivitas bronkus tinggi diperlukan jumlah alergen yang sedikit untuk
menimbulkan serangan asma.
ii. Infeksi saluran pernafasan
Infeksi saluran pernafasan biasanya disebabkan oleh virus respiratory synchyhal virus
(RSV) dan virus para influenza.
iii. Iritasi
Iritasi dapat di sebabkan oleh hairspray, minyak wangi, asap rokok, bau asam dari cat
dan polutan udara, air dingin dan udara dingin.
iv. Refleks gastroesopagus
Iritasi trakeobronkheal karena isi lambung dapat memperberat penyakit asma.
v. Psikologis
Hal ini dapat memicu stress yang akan menurunkan respon tubuh sehingga mudah
terjadi inflamasi pada bronkus yang akan menimbulkan asma bronkiale (Muttaqin,
2008).
4. Klasifikasi
Menurut Djojodibroto (2017), ada 2 penggolongan besar asma bronchial, yaitu :
i. Asma bronchial yang berkaitan dengan penderita yang mempunyai riwayat pribadi
atau riwayat keluarga dengan kelainan atopik. Dapat disebut asma ekstrinsik (asma
alergik) yaitu asma yang mulai terjadi saat kanak-kanak, kadar IgE serum meningkat,
mekanisme terjadinya berkaitan dengan sistem imun.
ii. Asma bronchial pada penderita yang tidak ada kaitannya dengan diatesis atopik.
Asma ini golongkan sebagai asma instrinsik atau asma idiosinkratik yaitu asma yang
terjadi saat dewasa, kadar IgE normal dan bersifat Non-imun.
5. Manifestasi klinik
Menurut Putri & Sumarno, 2013 manifestasi klinik untuk asma bronkial adalah
sesak nafas mendadak disertai inspirasi yang lebih pendek dibandingkan dengan fase
ekspirasi dan diikuti oleh bunyi mengi (wheezing), batuk yang disertai serangan sesak
nafas yang kumat - kumatan.
Manifestasi Klinik pada pasien asthma adalah batuk, dyspne, dari wheezing. Dan
pada sebagian penderita disertai dengan rasa nyeri dada pada penderitayang sedang bebas
serangan tidak ditemukan gejala klinis, sedangkan waktu serangan tampak penderita
bernafas cepat, dalam, gelisah, duduk dengan tangan menyanggah ke depan serta tampak
otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras. Ada beberapa tingkatan penderita asma
yaitu :
1. Tingkat I:
Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru.
Timbul bila ada faktor pencetus baik di dapat alamiah maupun dengan
testprovokasibronkial di laboratorium.
2. Tingkat II:
Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukkan
adanya tanda-tanda obstruksi jalan nafas. Banyak dijumpai pada klien setelah
sembuh serangan.
3. Tingkat III :Tanpa keluhan.Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan
adanya obstruksi jalan nafas. Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak
diteruskan mudah diserang kembali. Tingkat IV:
Status asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut
yang berat bersifat refrator sementara terhadap pengobatan yang lazim
dipakai.
Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan nafas yang reversibel. Pada
asma yang berat dapat timbul gejala seperti: Kontraksi otot-otot pernafasan, cyanosis,
gangguan kesadaran, penderita tampakletih, takikardi.
6. Pathofisiologi
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan
sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap
benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan
cara sebagai berikut: seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk
sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi
alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat
pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus
dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut
meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan
menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat
anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik
eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor- faktor ini akan menghasilkan
edema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam
lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan
saluran napas menjadi sangat meningkat.
Pada asma , diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi
karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar
bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya
adalahakibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama
ekspirasi.
Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat,
tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu
fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat
kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest
(Resti Ida Hastuti.2022).
7. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Mubarak, Chayatin, dan Susanto (2015) (Resti Ida Hastuti.2022)
pemeriksaan diagnostik pada pasein asma bronchial yaitu :
i. Pemeriksaan laboratorium dapat dilihat leukosit dengan netrofil yang meningkat
menunjukkan adanya infeksi, eosinofil darah meningkat > 250/mm3.
ii. Pemeriksaan radiologi pada asma bronchial akan ditandai dengan adanya
hiperinflasi paru-paru diafragma mendatar.
iii. Uji kulit dilakukan untuk menunjukan adanya antibody IgE hipersensitif yang
spesifik dalam tubuh.
8. Penatalaksanaan
Menurut (Muttaqin, 2008) (Resti Ida Hastuti.2022),penatalaksanaan pada pasien
asma bronchial yaitu :
i. Pengobatan Farmakologi
1) Agnosis beta: metaproterenol ( alupent, metrapel). Bentuknya aerosol, bekerja
sangat cepat, diberikan sebanyak 3-4 x semprot, dan jarak antara semprotan
pertama dan kedua adalah 10 menit.
2) Metilxantin:aminofilin dan teofilin. Obat ini diberikan bila golongan beta agonis
tidak memberikan hasil yang memuaskan.
3) Kortikosteroid. Diberikan jika agonis beta dan metilxantin tidak memberikan
respon yang baik. Dosis 4 x semprot tiap hari. Pemberian steroid dalam jangka
yang lama harus diawasi dengan ketat.
4) Kromolin dan Iprutropioum bromide (atroven). Kromolin merupakan obat
pencegah asma khusunya untuk anak-anak.
5) Terapi nebulizer. Dosis obat untuk pemberian Nebulizer ditentukan dengan cara
Berat badan (BB) x 3600/ cc. Jenis obat yang dipakai yaitu Pulmicord
( budesonide 100 μg, 200 μg, 400 μg/ dosis), Ventolin ( beclomethasone 50, 100,
200, 250, 400 μg / dosis, NaCl 2 ml, Bisolvon larutan (Resti Ida Hastuti.2022).
ii. Non Farmakologi
Penatalaksanaan pada pasien asma menurut Putri & Sumarno (2013) (Resti
Ida Hastuti.2022),dapat dilakukan dengan melakukan terapi nebulizer dan batuk
efektif
a. Batuk Effektif. Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar,
dimana pasien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat
mengeluarkan secret secara maksimal. Tujuan membantu membersihkan jalan
nafas.
Indikasi:Produksi sputum yang berlebihan, pasien dengan batuk yang tidak
efektif
b. Menerapkan posisi semi fowler untuk memfasilitasi nafas dan ekspansi paru.
Posisi ini mengurangi kerja napas dan meningkatkan ekspansi paru.
9. Komplikasi
Status asmatikus merupakan asma yang lama dan hebat dan tidak berespon
terhadap terapi rutin. status asmatikus dapat menyebabkan gagal napas dengan
hipoksemia, hiperkapnia, dan asidosis. Intubasi endotrakea, ventilasi mekanis, dan
terapi obat agresif dapat diperlukan untuk mempertahankan jiwa. Selain gagal nafas
akut, komplikasi lain terkait status asma, antara lain dehidrasi, infeksi pernafasan,
atelektasis, pneumotoraks, dan kor pulmonale (Priscilla, Karen, Gerene, 2016).
Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan ikatan emosional dan mengidentifikasian diri mereka sebagai bagian
dari keluarga (Zakaria, 2017).Sedangkan menurut Depkes RI tahun 2017, keluarga adalah
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
kebergantungan.Duval dan Logan (Zakaria, 2017)mengatakan keluarga adalah
sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan
menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan pertumbuhan fisik, mental,
emosional serta sosial dari tiap anggota keluarganya.Dari hasil analisa (Zakaria, 2017)
keluarga sebagai unit yang perlu dirawat, boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau
hukum, tetapi berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka
sebagai suatu keluarga.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan
oleh ikatan perkawinan, kelahiran, adopsi dan boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah
dan hukum yang tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dengan keadaan saling
ketergantungan dan memiliki kedekatan emosional yang memiliki tujuan
mempertahankan budaya, meingkatkan pertumbuhan fisik, mental, emosional serta sosial
sehingga menganggap diri mereka sebagai suatu keluarga.
2. Tipe Keluarga
Menurut Nadirawati (2018) pembagian tipe keluarga adalah :
a. Keluarga Tradisional
b. Keluarga Besar (The Extended Fmily) yaitu keluarga yang terdiri dari tiga generasi
yang hidup bersama dalam satu rumah, contohnya seperti nuclear family disertai
paman, tante, kakek dan nenek.
c. Keluarga Orang Tua Tunggal (The Single-Parent Family) yaitu keluarga yang terdiri
dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak. Hal ini biasanya terjadi karena
perceraian, kematian atau karena ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
d. Commuter Family yaitu kedua orang tua (suami-istri) bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan yang bekerja di luar kota
bisa berkumpul dengan anggota keluarga pada saat akhir minggu, bulan atau pada
waktuwaktu tertentu.
e. Multigeneration Family yaitu kelurga dengan beberapa generasi atau kelompok umur
yang tinggal bersama dalam satu rumah.
f. Kin-Network Family yaitu beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu tumah atau
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama.
Contohnya seperti kamar mandi, dapur, televise dan lain-lain.
g. Keluarga Campuran (Blended Family) yaitu duda atau janda (karena perceraian) yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari perkawinan
sebelumnya.
h. Dewasa Lajang yang Tinggal Sendiri (The Single Adult Living Alone), yaitu keluarga
yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan
(separasi), seperti perceraian atau ditinggal mati.
i. Foster Familyyaitu pelayanan untuk suatu keluarga dimana anak ditempatkan di
rumah terpisah dari orang tua aslinya jika orang tua dinyatakan tidak merawat anak-
anak mereka dengan baik. Anak tersebut akan dikembalikan kepada orang tuanya jika
orang tuanya sudah mampu untuk merawat.
j. Keluarga Binuklir yaitu bentuk keluarga setela cerai di mana anak menjadi anggota
dari suatu sistem yang terdiri dari dua rumah tangga inti.
k. Keluarga Non-tradisional
a) The Unmarried Teenage Motheryaitu keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b) The Step Parent Family yaitu keluarga dengan orang tua tiri.
c) Commune Family yaitu beberapa keluarga (dengan anak) yang tidak ada hubungan
saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber, dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama; serta sosialisasi anak melalui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
d) Keluarga Kumpul Kebo Heteroseksual (The Nonmarital Heterosexual Cohabiting
Family), keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melakukan
pernikahan.
e) Gay and Lesbian Families, yaitu seseorang yang mempunyai persamaan seks
hidup bersama sebagaimana ‘marital partners’.
f) Cohabitating Family yaitu orang dewasa yang tinggal bersama diluar hubungan
perkawinan melainkan dengan alasan tertentu.
g) Group-Marriage Family, yaitu beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-
alat rumah tangga bersama yang saling merasa menikah satu dengan lainnya,
berbagi sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anak.
h) Group Network Family, keluarga inti yang dibatasi aturan/nilainilai, hidup
berdekatan satu sama lain, dan saling menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab.
3. Struktur Keluarga
Beberapa ahli meletakkan struktur pada bentu/tipe keluarga, namun ada juga yang
menggambarkan subsitem-subsistemnya sebagai dimensi struktural. Struktur keluarga
menurut Nadirawati (2018) sebagai berikut :
1) Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi keluarga merupakan suatu proses simbolik, transaksional untuk
menciptakan mengungkapkan pengertian dalam keluarga.
2) Struktur Kekuatan
Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung pada kemampuan
keluarga untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga.Struktur kekuatan
keluarga merupakan kemampuan (potensial/aktual) dari individu untuk mengontrol
atau memengaruhi perilaku anggota keluarga. Beberapa macam struktur keluarga:
a. Legimate power/authority (hak untuk mengontrol) seperti orang tua terhadap
anak.
b. Referent power (seseorang yang ditiru) dalam hal ini orang tua adalah sesorang
yang dapat ditiru oleh anak.
c. Resource or expert power (pendapat, ahli, dan lain).
d. Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima).
e. Coercive power (pengaruh yang dipaksa sesuai dengan
keinginannya).
f. Informational power (pengaruh yang dilalui melalui pesuasi)
g. Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi cinta kasih,
misalnya hubungan seksual).
5. Tugas Keluarga
Tugas kesehatan keluarga menurut Bsilon dan Maglalaya (2019) :
1) Mengenal masalah kesehatan
Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahanperubahan yang dialami
anggota keluarga.Dan sejauh mana keluarga mengenal dan mengetahui fakta-fakta
dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab
dan yang mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan.
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Hal ini meliputi sejauh mana kemampuan keluarga mengenal sifat dan luasnya
masalah. Apakah keluarga merasakan adanya masalah kesehatan, menyerah terhadap
masalah yang dialami, adakah perasaan takut akan akibat penyakit, adalah sikap
negatif terhadap masalah kesehatan, apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas
kesehatan yang ada, kepercayaan keluarga terhadap tenaga kesehatan, dan apakah
keluarga mendapat informasi yang benar atau salah dalam tindakan mengatasi
masalah kesehatan.
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, keluarga
harus mengetahui beberapa hal seperti keadaan penyakit, sifat dan perkembangan
perawatan yang dibutuhkan, keberadaan fasilitas yang diperlukan, sumber-sumber
yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, finansial,
fasilitas fisik, psikososial), dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
4) Memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat Hal-hal yang
harus diketahui oleh keluarga untuk memodifikasi lingkungan atau menciptakan
suasana rumah yang sehat yaitu sumbersumber keluarga yang dimiliki, manfaat dan
keuntungan memelihara lingkungan, pentingnya dan sikap keluarga terhadap hygiene
sanitasi, upaya pencegahan penyakit.
5) Merujuk pada fasilitas kesehatan masyarakat
Hal-hal yang harus diketahui keluarga untuk merujuk anggota keluarga ke fasilitas
kesehatan yaitu keberadaan fasilitas keluarga, keuntungankeuntungan yang dapat
diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga dan adanya
pengalaman yang kurang baik terhadap petugas dan fasilitas kesehatan, fasilitas yang
ada terjangkau oleh keluarga.
KonsepAsuhanKepererawatanPasien AsmaBronkhiale
1) Pengkajiankeperawatan
a) Anamesis
menyerang segala usia tetapi lebih sering dijumpai pada usia dini. Separuhkasus timbul
sebelum usia 10 tahun dan sepertiga kasus lainnya terjadi sebelum usia 40 tahun.
Predisposisi laki-laki dan perempuan diusia dinimem berikan implikasi bahwa sangat
berada. Berdasarkan alamatter sebut, dapat diketahui pula faktor yang mungkin
menjadi pencetus serangan Asma Bronkhiale, pekerjaan serta suku bangsa juga perlu
dikaji untuk mengetahui adanya pemaparan bahan allergen.
b) KeluhanUtama
Keluhan utama meliputi sesak napas, bernapas terasa berat pada dada, dan
adanya keluhan sulit untuk bernapas saat serangan Asma Bronkhiale kambuh
c) RiwayatPenyakit saatini
dengan keluhan sesak napas yang hebat dan mendadak, kemudian diikuti dengan
gejala-gejala lain seperti wheezing, penggunaan otot bantu napas, kelelahan, gangguan
stadium. Stadium pertama ditandai dengan batuk-batuk berkala dan kering.Batuk ini
terjado karena iritasi mukosa yang kental dan mengumpul. Pada stadiumini terjadi
mokus yang jernih dan berbusa. Klien merasa sesak napas, berusaha untuk bernapas
dalam, ekspirasi memanjang di ikuti bunyi mengi (wheezing). Klien lebih suka duduk
dengan tangan di letakkan pada pinggir tempat tidur, tampak pucat, gelisah, dan warna
kulit mulai membiru. Stadium ketiga ditandai dengan hampir tidak terdengarnya suara
napas karena aliran udara kecil,tidak ada batuk , pernapasan menjadi dangkal dan tidak
Perawat perlu mengkaji obat-obatan yang biasa di minum klien dan memeriksa
kembali setiap jenis obat apakah masih releven untuk digunakan kembali.
Penyakit yang pernah diderita pada masa-masa dahulu seperti adanya infeksi
saluran pernapasan atas, sakit tenggorokan, amandel, sinusitis, dan polip hidung.
dicurigai sebagai pencetus serangan, serta riwayat pengobatan yang dilakukan untuk
meringankan gejala AsmaBronkhiale.
Pada klien dengan serangan Asma Bronkhiale perlu dikaji tentang penyakit
Asma Bronkhiale atau penyakit alergi yang lain pada anggota keluarganya karena
hipersensifitas pada penyakit Asma Bronkhiale ini lebih ditentukan oleh faktor genetik
dan lingkungan.
f) Pengkajian Psiko-sosio-kultural
perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas tentang status emosi, kognitif, dan
kapasitas fisik dan intelektual saat ini, karena keduanya juga turut menentukan tingkat
Pada klien Asma Bronkhiale, salah satu faktor pencetus serangan Asma
Bronkhiale adalah kondisi psikologis klien yang tidak stabil termasuk didalamnya
perasaancemas. Hal ini sering diabaikan oleh klien sehingga frekuensi kekambuhan
buruk.Kondisiinimerupakansuaturantaiyangsulityansulitditentukan,manayangmenj
g) PemeriksaanFisik
suara mengi (wheezing) pada kedua fase respirasise makin menonjol, dapat
disertai batuk dengan sputum kental yang sulit dikeluarkan, bernapas, dengan
menggunakan otot-otot napas tambahan, seosonosis, takikardi, gelisah dan
.
Konsep Epidance Based
a) Pengertian Keluarga
budaya yang umum: meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial
dari tiap anggota.Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil dalam
masyarakat(Harmoko.2012).
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian
darah, adopsi atau perkawinan.(WHO, dalam Harmoko 2012). Keluarga adalah dua atau
lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam
satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan
Keluarga adalah sekelompok manuasia yang tinggal dalam satu rumah tangga
dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat. (Helvie, dalam Harmoko
2018). Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan
sekumpulan orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah serta adopsi dan tinggal
b) Tipekeluarga
1) NuclearFamily
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal
dalam satu rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu
2) ExtendedFamily
3) ReconstitudNuclear
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
4) Middle Age/AgingCouple
perkawinan/meniti karier.
5) DyadicNuclear
6) SingleParent
7) DualCarier
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
9) SingleAdult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
10) ThreeGeneration
11) Comunal
12) GroupMarriage
Unmarried paretandchild
c) Jenis strukturkeluarga
1) Patrilineal
Ayah.
2) Matrilineal
keturunanIbu.
1) Matrilokal
2) Patrilokal
sedarah suami.
1. Patriakal
palipersetujuan.
2. Matriakal
keputusantersebut.
d) Dimensi StrukturKeluarga
(1998) dalam buku Dion & Betan (2013) mengatakan ada 4 dimensi
strulktur keluargayaitu:
dan opini. Pola dan komunikasi ini akan menggambarkan bagaimana cara dan
komunikasi dalam keluarga diterapkan baik antar sesama orang tua dengan anak,
anak dengan anak dan anggota keluarga besar dengan keluarga inti.
Komunikasi sukses bila ide-ide pesan yang disampaikan dapat
Menurut Galvin dan Brommel (1986) dalam buku Dion & Betan (2013)
b. StrukturPeran
c. strukturkekuatan
d. Struktur nilai-nilaikeluarga
Nilai adalah suatu ide, sifat dan kepercayaan yang secara sadar
sehari-hari.
kapan waktu yang tepat untuk mempunyai anak dan berapa jumlah
2. Menetapkantujuanbersama
4. Merencanakananak(KB)
lain:
1. Persiapan menjadiorangtua
rumahYangmenyenangan
berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadap kebutuhan-
pertumbuhannya.Kehidupan keluarga pada tahap ini sangat sibuk dan anak sangat
Kedua orang tua harus mengatur waktunya sedemikian rupa, sehingga kebutuhan
anak, suami/istri, dan ekerjaan (punya waktu/paruh waktu) dapat terpenuhi. Orang
kehidupan perkawinan tetap utuh dan langgeng dengan cara menguatkan kerja
sama antara suami istri. Orang tua mempunyai peran untuk menstimulasi
2. Membantu anakuntukbersosialisasi
e. Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun
dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini keluarga mencapai jumlah anggota
masing-masing anak memiliki aktifitas dan minat sendiri demikian pula orang tua
yang mempunyai aktifitas berbeda dengan anak. Untuk itu, keluarga perlu bekerja
f. Pada tahap ini keluarga (orang tua) perlu belajar berpisah dengan anak, memberi
luar sekolah. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai
berikut :
dan semangatbelajar
2. Tetapmempertahananhubunganyang harmonisdalamperkawinanMendorong
3. Menyediakan aktifitasuntukanak
4. Manyesuaikanpadaaktifitaskomunitasdenganmengikutsertakananak.
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya.
Tujuannya keluarga melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta
meningkatotonominya.
(lounching centerfamilies)’
keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
Orang tua akan merasa kehilangan peran dalam merawat anak dan
2. Mempertahankankeintimanpasangan
3. Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan
memasuki masatua
bagianak- anaknya
1. Mempertahankankesehatan
4. Keakraban denganpasangan
keakraban pasangan.
Proses usia lanjut dan pensiun merupakan realitas yang tidak dapat
5. Melakukanlifereview
kematian (harmoko,2012).
e) FungsiKeluarga
Menurut Friedman dalam Suprajitno (2012), secara umum fungsi keluarga adalah
sebagai berikut:
1) FungsiAfektif
b. Salingmenghargai.
2) FungsiSosialisasi
anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang
3) FungsiReproduksi
manusia.Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi
kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk
meneruskanketurunan.
4) FungsiEkonomi
5) Fungsi PerawatanKesehatan
kesehatan yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan
besarperubahannya.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
Sering kali keluarga telah mengalami tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga
lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.Perawatan
Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
Edisike5.Jakarta:EGC.Friedman,MarilynM.(2010).Bukuajarkeperawatankeluarga.
Riset,Teoridan Praktek. Jakarta:EGC
Friedman, MM, Bowden, O & Jones, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : riset,teori, &
praktik ; alih bahasa, Achir Yani S. Hamid...[et al.]; editor edisi bahasaIndonesia, Estu
Tiar,Ed.5.Jakarta:EGC
Jakarta:EGC
Peate I & Nair M. (2017). Fundamentals Of Anatomy and Physiology For Nursing and
Healthcare Students. UK: John Wiley & Sons
Resti Ida Hastuti,(2022),Manajeman Asuhan Keperawtan Gawat Darurat Pada Pasien Asma
Bronkial Di Ruang IGD RS IBNU SINA YM-UMI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi I
Jakarta ,Perastuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI,(2018),Standar Luaran Keperawatan Indonesia(SLKI), Edisi
I,Jakarta,Perastuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI,(2018), Standar Intervensi Keperawtan Indonesia (SIKI), Edisi
I,Jakarta,Perastuan Perawat Indonesia.