Disusun oleh
NIM : 010114A101
FAKULTAS KEPERAWATAN
1. Pengertian
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan pasien untuk
mengakhiri kehidupannya.
Risiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapat
mengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena
merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya. Perilaku bunuh diri disebabkan
karena stress yang tinggi dan berkepanjangan dimana individu gagal dalam
melakukan mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi masalah. Beberapa
alasan individu mengakhiri kehidupan adalah kegagalan untuk beradaptasi, sehingga
tidak dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan
hubungan interpersonal/ gagal melakukan hubungan yang berarti, perasaan marah/
bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri, cara untuk
mengakhiri keputusasaan (Stuart, 2006).
2. Manifestasi Klinis
a. Data Subjektif
Klien mengungkapkan ingin diakui jati dirinya
Klien mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli
Klien berkata tidak bisa apa-apa
Klien merasa dirinya tidak berguna
Klien mengkritik diri sendiri
Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin membunuh,
ingin membakar atau mengacak-acak lingkungannya
b. Data Objektif
Merusak diri sendiri
Merusak orang lain
Menarik diri dari hubungan sosial
Tampak mudah tersinggung
Tidak mau makan dan tidak tidur
Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang, melakukan tindakan
kekerasan pada orang-orang disekitarnya
3. Penyebab
a. Predisposisi
Beberapa faktor predisposisi perilaku bunuh diri meliputi :
1. Diagnosa medis;gangguan jiwa
Diagnosa medis gangguan jiwa yang beresiko untuk bunuh diri yaitu
gangguan afektif, penyalahgunaan zat dan schizophrenia. Lebih dari 90%
orang dewasa mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri megalami gangguan
jiwa.
2. Sifat kepribadian
Sifat kepribadian yang menibgkatkan resiko bunuh yaitu suka bermusuhan,
impulsif, kepribadian anti sosial dan depresif.
3. Lingkungan psikososial
Individu yang mengalami kehilangan dengan proses berduka yang
bekepanjangan akibat perpisahan atau bercerai, kehilangan barang dan
kehilangan dukungan sosial merupakan faktor penting yang mempengaruhi
individu untuk melakukan tindakan bunuh diri.
4. Riwayat keluarga
Keluarga yang pernah melakukan bunuh diri dan konflik yang terjadi dalam
keluarga merupakan faktor penting untuk melakukan bunuh diri
5. Faktor biokimia
Menurunnya neurotransmitter serotonin, opiat dan dopamin dapat
menimbulkan perilaku destruktif-diri
(Purwanto, 2009)
b. Presipitasi
Seringkali berupa peristiwa kehidupan yang memalukan seperti masalah
hubungan interpersonal, dipermalukan di depan umum, kehilangan pekerjaan,
ancaman penahanan dan dapat juga berpengaruh media yang menampilan
peristiwa bunuh diri (Purwanto, 2009).
4. Rentang respon dan jenis-jenis
Rentang respon
Respon adaptif respon maladaptif
peningkatan pengambilan perilaku pencederaan bunuh diri
diri resiko yang destruktif- diri
meningkatkan diri tidak
pertumbuhan langsung
Keterangan :
a. Peningkatan diri
Seseorang dapat meningkatkan proteksi atau pertahanan diri secara wajar
terhadap situasional yang membutuhkan pertahanan diri. Sebagai contoh
seseorang mempertahankan diri dari pendapatnya yang berbeda mengenai
loyalitas terhadap pimpinan ditempat kerjanya.
b. Beresiko destruktif
Seseorang memiliki kecenderungan atau beresiko mengalami perilaku
destruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang seharusnya dapat
mempertahankan diri, seperti seseorang merasa patah semangat bekerja ketika
dirinya dianggap tidak loyal terhadap pimpinan padahal sudah melakukan
pekerjaan secara optimal.
c. Destruktif diri tidak langsung
Seseorang telah mengambil sikap yang kurang tepat (maladaptif) terhadap
situasi yang membutuhkan dirinya untuk mempertahankan diri. Misalnya, karena
pandangan pimpinan terhadap kerjanya yang tidak loyal, maka seorang karyawan
menjadi tidak masuk kantor atau bekerja seenaknya dan tidak optimal.
d. Pencederaan diri
Seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan diri akibat
hilangnya harapan terhadap situasi yang ada.
e. Bunuh diri
Seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan nyawanya
hilang.
Jenis-jenis
Ada beberapa kategori, antara lain :
1. Isyarat bunuh diri
Ditunjukkan dengan perilaku secara tidak langsung ingin bunuh diri.
2. Ancaman bunuh diri
Diucapkan oleh pasien, berisi keinginan untuk mati disertai dengan rencana untuk
mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk melaksanakan rencana tersebut.
3. Percobaan bunuh diri
Tindakan pasien mencederai atau melukai diri untuk mengakhiri kehidupannya.
(Keliat, 2007)
5. Psikopatologi
Bunuh diri adalah perilaku merusak diri yang langsung dan disengaja untuk
mengakhiri kehidupan. Individu secara sadar berkeinginan untuk mati sehingga
melakukan tindakan-tindakan untuk mewujudkan keinginan tersebut.
Perilaku bunuh diri disebabkan karena individu mempunyai koping tidak adaptif
akibat dari gangguan konsep diri : harga diri rendah.
Resiko yang mungkin terjadi pada klien yang mengalami krisis bunuh diri
adalah mencederai diri dengan tujuan mengakhiri hidup. Perilaku yang muncul
meliputi isyarat, percobaan atau ancaman verbal untuk melakukan tindakan yang
mengakibatkan kematian perlukaan atau nyeri pada diri sendiri. (Fitria, 2009)
Pohon masalah
Bunuh Diri
Isolasi Sosial
6. Diagnosis Keperawatan
Risiko Bunuh Diri
7. Intervensi Keperawatan
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba
Medika.
Keliat. 2007. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN (Basic Course). Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
1. Kondisi Klien
Klien bicara sendiri nampak bingung, mempermainkan jari-jari tangannya, kontak
mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara, sulit berkomunikasi dengan perawat,
sering menunduk, pembicaraan kacau.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh Diri
3. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya dan mengenali masalah bunuh diri.
Tindakan:
a. memperkenalkan diri
b. menjelaskan tujuan interaksi
c. menciptakan lingkungan yang aman dan tenang
d. mewawancarai dan mengobservasi kondisi klien secara langsung dari keluarga.
4. Strategi Pelaksanaan
ORIENTASI
Selamat pagi mbak, perkenalkan nama saya Ria, mahasiswa keperawatan dari
Universitas Ngudi Waluyo. Saya yang akan merawat mbak di ruangan ini. Nama mbak siapa
? senang dipanggil apa ?
Bagaimana perasaan Dea hari ini? Saya akan selalu menemani Dea disini mulai dari
pukul 08.00-14.00, nanti akan ada perawat yang menggantikan saya untuk menemani Dea
selama dirawat di rumah sakit ini.
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang mbak rasakan selama ini, saya
siap mendengarkan sesuatu yang ingin mbak sampaikan. Bagaimana kalau kita lakukan disini
saja? Jam berapa kita akan berbincang – bincang? Bagaimana kalau jam 13.00 setelah makan
siang mbak?
KERJA
Bagaimana perasaan Dea setelah bencana itu terjadi? Apakah dengan bencana
tersebut Dea merasa paling menderita di dunia ini? Apakah Dea kehilangan kepercayaan diri?
Apakah Dea merasa tidak berharga dan lebih rendah dari pada orang lain? Apakah Dea
sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi? Apakah Dea berniat untuk menyakiti diri
sendiri seperti ingin bunuh diri atau berharap Dea mati? Apakah Dea mencoba untuk bunuh
diri? Apa sebabnya?
Jika klien telah menyampaikan ide bunuh diri, segera memberikan tindakan untuk
melindungi klien.
Baiklah tampaknya Dea memerlukan bantuan untuk menghilangkan keinginan untuk
bunuh diri. Saya perlu memeriksa seluruh kamar Yuki untuk memastikan tidak ada benda-
benda yang membahayakan Dea.
Nah, karena Dea tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup
Dea, maka saya tidak akan membiarkan Dea sendiri.
Apakah yang akan Dea lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul? Ya, saya setuju. Dea
harus memaggil perawat yang bertugas di tempat ini untuk membantu Dea. Saya percaya Dea
dapat melakukannya.
TERMINASI
Bagaimana perasaan Dea setelah kita bincang – bincang selama ini ?
Coba ibu sebutkan cara tersebut ?
Dea, untuk pertemuan selanjutnya kita membicarakan tentang meningkatkan harga diri pasien
isyarat bunuh diri. Jam berapa Dea bersedia bercakap-cakap lagi? mau berapa lama?
Dea, mau dimana tempatnya?
SP 2 Pasien : Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri
ORIENTASI
Selamat pagi Dea, masih ingat dengan saya? Ya betul sekali. Bagaimana perasaan
Dea saat ini? Masih adakah dorongan mengakhiri kehidupan? Baik, sesuai janji kita kemarin
sekarang kita akan membahas tentang rasa syukur atas pemberian Tuhan yang masih Dea
miliki. Mau berapa lama? Dimana?
KERJA
Apa saja dalam hidup Dea yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yang sedih dan
rugi kalau Dea meninggal. Coba Dea ceritakan hal-hal yang baik dalam kehidupan Dea.
Keadaan yang bagaimana yang membuat Dea merasa puas? Bagus. Ternyata kehidupan
Deamasih ada yang baik yang patut Dea syukuri. Coba Dea sebutkan kegiatan apa yang
masih dapat Dea lakukan selama ini. Bagaimana kalau Dea mencoba melakukan kegiatan
tersebut, Mari kita latih.
TERMINASI
Bagaimana perasaan Dea setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa-apa
saja yang Dea patut syukuri dalam hidup Dea? Ingat dan ucapkan hal-hal yang baik dalam
kehidupan Dea jika terjadi dorongan mengakhiri kehidupan. Bagus Dea. Coba Dea ingat lagi
hal-hal lain yang masih Dea miliki dan perlu di syukuri! Nanti jam 2 siang kita bahas tentang
cara mengatasi masalah dengan baik. Tempatnya dimana? Baiklah, tetapi kalau ada perasaan-
perasaan yang tidak terkendali segera hubungi saya ya!