Fluktuasi Acak
• Cuaca
• Inflasi
• Campur tangan Pemerintah
Masukan Keluaran
• Tanah Proses • Tomat
• Petani Konversi • Selai tomat
• Bangunan • Saos tomat
• Manajerial • yugourt, dll
Skill
Umpan Balik
• Kondisi Tanah
• Panenan
• Harga
Penjelasan :
1.Lahan
Pengolahan lahan
Tomat tumbuh baik pada tingkat keasaman tanah pH 5,5-7. Apabila tanah terlalu asam
(<5,5), tambahkan dolomit atau kapur pertanian. Manfaat pengapuran selain menaikan pH
tanah juga untuk memperbaiki struktur tanah. Dosisnya harus disesuaikan dengan tingkat pH
tanah masing-masing.
Bajak atau cangkul tanah hingga gembur kemudian bentuk bedengan dengan ketinggian 30
cm, lebar 1 meter dan pajang mengikuti kontur lahan. Buat jarak antar bedeng selebar 30-40
cm. Kemudian diamkan tanah kira-kira satu minggu.
Setelah itu, berikan pupuk dasar berupa pupuk organik seperti pupuk kandang atau pupuk
kompos sebanyak 20 ton per hektar. Aduk hingga merata diatas bedengan. Untuk
memperkaya kandungan fosfor bisa ditambahkan pupuk TSP secukupnya (kira-kira 5 gram
per tanaman). Untuk budidaya tomat organik, jangan ditambahkan pupuk kimia tapi pupuk
dasar harus lebih banyak, kira-kira 30-40 ton per hektar.
Kemudian tutup bedengan dengan mulsa plastik, penutupan dengan mulsa sangat berguna
terutama pada musim kemarau. Mulsa plastik berguna untuk mempertahankan kelembaban
tanah, mengendalikan gulma dan agar buah tomat tetap bersih tidak menyentuh tanah.
Biarkan kembali tanah selama satu minggu sebelum ditanami.
2.Petani
Untuk mendapatkan hasil maksimal dan produksi tinggi tentu diperlukan keterampilan petani yang
dapat menunjang bagaimana aplikasi pertanian yang sebenar benarnya,tentunya dari proses
pengolahan sampai panen dan siap untuk dipasarkan.
1. Pengolahan lahan
2. Pembibitan
3. Penanaman
4. Pemeliharaan
5. Pengendalian hama dan penyakit
6. Pemangkasan
7. Panen
8. Pengolahan hasil
9. pemasaran
3.Bibit
4. Bangunan
Gudang pertanian (barn) adalah bangunan pertanian yang multifungsi, umumnya dipakai
sebagai , penyimpanan hasil pertanian , penyimpanan alat dan mesin pertanian.
Gudang tempat penyimpanan hasil panen tomat sebaiknya terhindar dari panas matahari
langsung dan memiliki suhu yang rendah. Karena sifat tomat yang mudah busuk.
5.Manajerial Skill
B.Proses Konversi
Proses konversi mengupayakan terjadinya efisiensi penggunaan energi. Dalam hal ini,
energi yang terbuang dalam sistem diusahakan sekecil mungkin. Salah satu cara untuk
mengaplikasikan hal ini yaitu dengan pemanfaatan limbah pertanian menjadi sumber
masukan/input produksi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam pertanaman tomat,
limbah yang dihasilkan yaitu berupa tomat yang tidak terpanen (busuk atau tidak layak
konsumsi) dan brangkasan sisa hasil panen.
Limbah ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan dikembalikan ke dalam
sistem sebagai sumber hara. Selain itu dalam pertanian terpadu satu komoditas dapat dipadukan
dengan komoditas lainnya dalam rangka efisiensi penggunaan energi (limbah energi yang
dihasilkan oleh satu komoditas dapat digunakan oleh komoditas lainnya atau sebaliknya) dan
meningkatkan pendapatan per satuan luas lahan. Sebagai salah satu contoh, tomat dapat
dipadukan/tumpang sari dengan kubis. Antara dua komoditas tersebut dapat terjadi pertukaran
energi sehingga input yang digunakan akan lebih efisien.
Buah tomat mudah mengalami kerusakan jika tidak disimpan dengan baik dan salah satu
alternatif yang dapat dilakukan dengan cara mengolah menjadi Sari Tomat
Buah tomat dicuci dengan air mengalir, Buah tomat dikupas & buang bijinya, Buah tomat
dihancurkan dengan blender hingga menjadi bubur tomat, Buah tomat disaring dengan
menggunakan kain saring dan diperas diambil sarinya, Sari buah tomat ditambahkan air ( 1 :
2 ) dan diendapkan, Hasil cairan (fitrat) , gula, CMC, benzoat dipanaskan hingga mendidih (
20-30 menit), setelah mendidih segera diturunkan, Hasil tomat dimasukan dalam botol lalu
diexhousting/sterilisasi selama 30 menit kemudian didinginkan sampai dengan suhu kamar,
baru ditutup.
Bahan: sari tomat 1 liter, Susu skim 5%, Gula (sukrosa) 10%, Starter Yoghurt 1 botol.
Cara Pembuatan: 1. Siapkan sari tomat sebanyak 1 liter, 2. Sari tomat ditambah dengan susu
skim sebanyak 5%, gula 10%. 3. Campuran sari tomat dipasteurisasi suhu 85-90 oC selama
30 menit, 4. Setelah selesai dipasteurisasi, didinginkan, 5. Setelah dingin, siap untuk
diinokulasi dengan starter yoghurt sebanyak 5-10%, 6. Kemudian diinkubasi pada suhu 37oC
selama 24 jam. Kalau tidak ada incubator dapat diinkubasi pada suhu ruang, 7. Yoghurt hasil
inkubasi dikemas ke dalam cup bersih dan steril
Bahan: Tomat 1 kg, Bumbu merica, pala, gula, garam, vetsin, Tepung kanji secukupnya,
asam sitrat secukupnya, Na benzoate secukupnya.
Cara Pembuatan: 1. Buah tomat dicuci dengan air mengalir, lalu dibelah menjadi dua, 2.
Biji dan air di dalam buah tomat dibuang, 3. Daging buah tomat diblancing selama kurang
lebih 3 menit, 4. Buah tomat dikupas kulitnya, dan kulit dibuang, lalu daging dihancurkan
dengan blender hingga menjadi bubur tomat, 5. Bubur tomat dimasukkan ke dalam wajan, 6.
Bumbu (merica, pala, gula dan garam) dihaluskan, kemudian dimasukkan ke dalam wajan, 7.
tambahkan vetsin secukupnya, 8.Tepung kanji (ditambah sedikit air) digunakan untuk
membentuk kekentalan saos tomat
Bahan: Tomat 1 kg, Gula 1/2 kg, Asam Sitrat 0,2%, Na Benzoat 0,1%
Cara Pembuatan: 1. Tomat segar ditimbang sebanyak 1 kg, lalu dicuci bersih, 2.
Tomat dibelah menjadi 2 bagian, sedangkan biji dan air pada bagian dalam tomat dibuang, 3.
Daging buah tomat diblanching selama kurang lebih 5 menit, 4. Setelah ditiriskan, kulit buah
tomat dikelupas, 5. Daging buah tomat dihaluskan dengan blender sampai menjadi bubur
tomat, 6. Bubur / slurry tomat ditambahkan dengan gula sebanyak 50% dan asam sitrat 0,2%
(dari berat slurry), 7. Campuran bubur dimasak dengan api kecil dan diaduk hingga
mengental (kurang lebih selama 20-30 menit), 8. Bila perlu dapat pula ditambahkan Na-
benzoat sebanyak 0,1% dari berat slurry tomat, 9. Sari tomat dimasukan dalam botol lalu
diexhousting/sterilisasi selama 30 menit kemudian didinginkan sampai dengan suhu kamar,
baru ditutup
Bahan: Tomat 1-2 kg, Gula Pasir 5% (b/v), Na Benzoat 0,1% (b/v)
Cara Pembuatan: 1. Buah tomat dicuci dengan air mengalir, 2. Buah tomat dibelah menjadi 2
bagian, biji dan air pada bagian dalam buah tomat, 3. Daging buah tomat diblansing pada
suhu 100 oC selama kurang lebih 3 menit, 4. Setelah ditiriskan, kulit buah tomat dikelupas, 5.
Daging buah tomat dihancurkan dengan blender hingga menjadi bubur tomat , 6. Bubur tomat
/ slurry ditambahkan dengan gula secukupnya (sesuai selera), 7. Campuran slurry dimasak
dengan api kecil dan diaduk hingga mengental (kurang lebih selama 15-20 menit)
Bahan: Tomat 1 kg, gula pasir 200gr, Kapur sirih 1 sendok, air secukupnya.
Cara Pembuatan: 1. Tomat dibelah menjadi 2 bagian, 2. Rendam tomat bersama kapur sirih
selama 1-2 jam, tekan tomat hingga cairnnya keluar atau buang bijinya, 3. Tomat dicuci
hingga bersih, 4. Susun tomat ke dalam panci/wajan/kuali, taburkan gula pasir di atasnya (2
kg tomat : 1 kg gula), tutup dan diamkan selama semalam hingga keluar air, 5. Masak tomat
dengan api kecil hingga air habis dan kering (jangan sampai gosong dan tercium bau wangi),
angkat, tiriskan sampai dingin dinginkan, 6. Ambil tomat, bentuk seperti kurma, rapikan,
taruh di atas loyang, lakukan hingga tomat habis, 7. Jemur tomat di atas terik matahari selama
3-4 hari hingga kering seperti kurma atau di dalam oven hingga kering
Bahan B: Agar-agar 2 bungkus, sari tomat 160 gr, gula pasir 600gr, zitrunsur 10gr, glucose
80gr.
Cara Pembuatan:
Bahan A: campur air panas dengan gelatin hingga gelatin larut ,lalu masukkan pengeringnya
aduk kembali hingga rata, sisihkan.
Bahan B: masak agar-agar dengan air hingga agar-agar larut,masukkan gula pasir aduk
kembali sampai gula larut, masukkan zitrunsuur aduk kembali hingga tercampur rata. lalu
masukkan glucosanya aduk kembali hingga tercampur.
Campur bahan A dan bahan B aduk hingga rata,lalu beri warna sesuai selera.
Potong sesuai selera lalu taburi dengan gula pasir dan angin-anginkan hingga kering
D.Umpan Balik
1.Kondisi Tanah
Kondisi tanah merupakan salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan tanaman. Bagi
tanaman, tanah berfungsi sebagai :
Berdasarkan fungsi di atas, maka tanah yang menunjang kesuburan tanaman adalah tanah
yang mengandung zat organik, anorganik, air, dan udara dalam keadaan cukup dan tersedia
sesuai dengan pertumbuhan tanaman. Zat organik merupakan zat yang terbentuk dari hasil
pelapukan atau pembusukan sisa-sisa tanaman dan hewan. Biasanya zat organik terdapat
pada lapisan tanah paling atas (top soil) hingga kedalaman + 15 cm dan berwarna
kehitaman. Sedangkan zat anorganik ialah zat yang berasal dari hancuran bebatuan dan
mineral, biasanya tersebar pada lapisan tanah bawah pada kedalaman lebih dari 15 cm.
Tanah dikatakan subur apabila mengandung bahan-bahan tersebut dengan komposisi 45%
bahan organik, 5% zat anorganik, 25% air dan 25% udara.
2.Pemanenan
Budidaya tomat baru bisa dipanen 60-100 hari setelah tanam, tergantung dari varietasnya.
Penentuan waktu panen berdasarkan umur tanaman kadang kala tidak efektif. Sebaiknya
gunakan pengamatan fisik terhadap tanaman. Tanaman tomat sudah dikatakan siap panen
apabila kulit buah berubah dari hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun
menguning dan bagian batang mengering.
Pemetikan hendaknya dilakukan di pagi atau sore hari karena pada siang hari tanaman masih
melakukan fotosintesis. Pada keadaan demikian penguapan sedang tingi-tingginya sehingga
buah tomat yang dipetik akan cepat layu. Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-3 hari sekali. Di
Indonesia produktivitas tanaman tomat secara rata-rata mencapai 15,84 ton per hektar.
Namun untuk varietas tertentu dan didaerah-daerah tertentu bisa mencapai 25-30 ton per
hektar.
Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah dan
jangan dibanting.
3.Harga
Kebanyakan para petani hanya terpaku untuk fokus dalam penggarapan lahan, penanaman
hingga menunggu masa panen tiba. Beberapa petani memilih menanam buah tomat karena
disamping bibit mudah didapat dan murah juga cara perawatannya tergolong mudah.
Kadang kala ketika masa panen tiba terjadi hal yang sangat tidak di inginkan yakni anjloknya
harga buah tomat yang bahkan bisa mencapai Rp 200 / kg. Sehingga membuat para petani
down dan memilih tidak memanen tomat mereka dan langsung dibajak agar buah tomat tadi
bisa sekalian menjadi pupuk.
Padahal bila mereka mampu mencari peluang dengan mengolah kembali buah tomat yang tak
laku tersebut menjadi produk baru tentu bisa memberikan peluang balik modal hingga
keuntungan yang berlipat ganda seperti membuat produk olahan tomat yaitu:
- Sari Tomat
- Yogourt Tomat
- Saos Tomat
- selai
- puree, dll
E.Fluktusi Acak
Fluktuasi adalah ketidak tetapan atau guncangan, sebagai contoh terhadap harga barang dan
sebagainya, atas segala hal yang bisa dilihat di dalam sebuah grafik.
1.Cuaca
Cuaca adalah seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer Bumi atau sebuah planet lainnya.
Cuaca biasanya merupakan sebuah aktivitas fenomena dalam waktu beberapa hari. Cuaca
rata-rata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal sebagai iklim. Aspek cuaca ini diteliti
lebih lanjut oleh ahli klimatologi, untuk tanda-tanda perubahan iklim.
a. Iklim
Tanaman tomat dapat tumbuh di daerah tropis maupun sub-tropis. Curah hujan yang
dikehendaki dalam pelaksanaan budidaya tomat ini ialah sekitar 750-1.250 mm/tahun.
Keadaan tersebut berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di
daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah hujan yang tinggi juga dapat menghambat
persarian.
Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit,
baik parasit maupun non-parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi akan menghasilkan
vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Penyerapan unsur hara yang
maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai apabila pencahayaan selama 12-14 jam/hari,
sedangkan intensitas cahaya yang dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per jam (Didit, 2010).
b. Suhu
Anomsari, S. D. dan B. Prayudi (2012) menyatakan bahwa kisaran temperatur yang baik
untuk pertumbuhan tomat ialah antara 20-27ºC. Jika temperatur berada lebih dari 30ºC atau
kurang dari 10ºC, maka akan mengakibatkan terhambatnya pembentukan buah tomat. Di
negara-negara yang mempunyai empat musim, biasanya digunakan pemanas (heater) untuk
mengatur udara ketika musim dingin, udara panas dari heater disalurkan ke dalam green
house melalui saluran fleksibel warna putih.
c. Kelembaban
Kelembaban relatif yang baik untuk pertumbuhan tanaman tomat ialah 25 %. Keadaan ini
akan merangsang pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi CO2
menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak. Akan tetapi, kelembaban
relatif yang tinggi juga dapat merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman (Anomsari,
S. D. dan B. Prayudi, 2012).
2.Inflasi
inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang
memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan
tinggi-rendahnya tingkat harga.
Campur tangan pemerintah dalam pengelolaan lingkungan dianggap sebagai bagian dari
pendekatan CAC dan merupakan hal yang sudah biasa ditemukan di dalam praktik. Meskipun
merupakan yang secara tradisional paling dikenal dan banyak diterapkan dalam pengelolaan
lingkungan, instrumen CAC seringkali dikritik karena dianggap melahirkan terlalu banyak
campur tangan pemerintah. Tulisan ini memperlihatkan bahwa campur tangan pemerintah
dapat dibenarkan sebagai upaya mengoreksi kegagalan pasar. Campur tangan pemerintah
juga dapat dibenarkan berdasarkan perspektif keadilan distributif. Selain itu, campur tangan
pemerintah dapat pula dijelaskan dari teori pilihan publik, yang menjelaskan campur tangan
terjadi karena regulatory capture, karena keinginan untuk melayani kepentingan birokrat, dan
keinginan untuk membuat sumber pendapatan. Hukum lingkungan Indonesia masih banyak
menggunakan instrumen CAC sebagai bentuk campur tangan pemerintah dalam pengelolaan
lingkungan. Berikut beberapa kebijakan pemerintah dalam mendukung sektor pertanian:
Mutu produk dan efisiensi akan berpengaruh langsung terhadap harga dari
setiap produk bersangkutan. Kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu
dan efisiensi produksi dan pemasaran hasil pertanian di antaranya adalah:
Jadi setelah mengalami panen pemasaran nya juga harus baik sehingga hasil
jerih payah para petani dapat terbalas . dengan seperti itu produksi pertanian
pun akan semakin membaik karna ada timbal balik dari konsumen kepada
para petani .
F. KESIMPULAN