BAB I
PENDAHULUAN
pembangunan terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni
dibandingkan dengan negara lain di kawasan asia bukanlah merupakan sebuah negara
yang kaya malahan termasuk negara yang miskin.mengapa demikian? Salah satu
bukan hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas
moral dan kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari aparat
sudah merupakan patologi social (penyakit social) yang sangat berbahaya yang
telah mengakibatkan kerugian materiil keuangan negara yang sangat besar. Namun yang
yang dilakukan secara kolektif oleh kalangan anggota legislatif dengan dalih studi
banding, thr, uang pesangon dan lainsebagainya di luar batas kewajaran. Bentuk
perampasan dan pengurasan keuangan negara demikian terjadi hampir di seluruh wilayah
tanah air. Hal itumerupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu, sehingga yang
2
menonjol adalah sikap kerakusan dan aji mumpung. Persoalannya adalah dapatkah
korupsi diberantas? Tidak ada jawaban lain kalau kita ingin maju, adalah korupsi harus
diberantas. Jika kita tidak berhasil memberantas korupsi,atau paling tidak mengurangi
sampai pada titik nadir yang paling rendahmaka jangan harap negara ini akan mampu
mengejar ketertinggalannya dibandingkan negara lain untuk menjadi sebuah negara yang
maju. Karenakorupsi membawa dampak negatif yang cukup luas dan dapat membawa
kepedulian dan sebagai motivator untuk terus berjuang mengerahkan segala daya dan
strategi agar maksud dan tujuan pemberantasan korupsi dapat lebih cepat, dan selamat
tercapai. Selain itu, diperlukan dukungan yang besar dari segenap kalangan akademis
tinggi.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui arti yang lebih mendalam mengenai Korupsi.
2. Untuk mengetahui perkembangan Korupsi di Indonesia dari Tahun ke tahun.
3. Untuk mengetahui Lembaga apa saja yang memberantas atau menindaklanjuti korupsi.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah dan memberantas korupsi.
BAB II
PEMBAHASAN
Korupsi atau rasuah. ( bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang
pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam
3
tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidaklegal menyalahgunakan kepercayaan publik
yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Dalam arti
yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk
prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk
penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai
dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi
adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, dimana pura-
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau
berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal
seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak
terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya,
Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang
dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada yang legal di
satu tempat namun ada juga yang tidak legal di tempat lain.
memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara
dimana segala sesuatu yang dijalankan adalah sesuai dengan hukum/peraturan yang
seleksi mulai dari seleksi administratif sampai ujian pengetahuan atau kemampuan,akan
dengan demikian, maka total penanganan perkara tindak pidana korupsi dari tahun 2004-
2014 adalah penyelidikan 658 perkara, penyidikan 402 perkara, penuntutan 314 perkara,
KKN.
c) UU No. 3 tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
d) UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
e) Ketetapan MPR No. X/MPR/1998 tentang Penyelengaraan Negara yang Bersih
(KPK).
h) Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi.
i) Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran
RI atau KPK), adalah lembaga negara yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya
guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. Komisi ini
Tugas :
pidana korupsi.
b) Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi.
Wewenang :
korupsi.
b) Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana
korupsi.
dimiliki baik sebelum dan sesudah menjabat. Masyarakat ikut memantau tingkat
yang kecil dan mulai hari ini agar setiap daerah terbebas dari korupsi
e) Perlu pemantauan dan evaluasi terhadap seluruh pekerjaan atau kegiatan
pemantauan dan evaluasi dapat dilihat strategi atau program yang sukses dan gagal.
penyebabnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara langsung
merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam perbuatan korupsi
meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan kedudukannya
kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber daya
manusia, serta struktur ekonomi.Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu
Adminstrative Coruption dan Against The Rule Corruption. Serta ada hukum yang
mengatur tindakan tersebut dan ada lembaga tersendiri yang menangani kasus tersebut.
8
3.2 Saran
pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil. Dan seharusnya pemerintah lebih
dengan sebaik-baiknya. Agar korupsi tidak lagi menjadi budaya di negara ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://acch.kpk.go.id/statistik;jsessionid=7F20FD5BEB7FBE969BDB1233677BED8D
http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi
http://nabilazizarrohman.wordpress.com/2013/06/07/makalah-korupsi/
http://rezkirasyak.blogspot.com/2012/04/korupsi-dan-jenis-jenis-korupsi.html