Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta
karunia-Nya kepada kita sehingga makalah tentang pengertian dan macam-macam Paragraf
dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa kami mengucapkan rasa terima kasih kepada
semua pihak yang telah banyak berperan penting dalam membantu penyusunan makalah ini,
yaitu kepada bapak dan ibu sebagai dosen pembimbing yang banyak memberikan arahan
terhadap terselesaikan makalah ini, dalam penyusunan makalah kami meyadari bahwa
makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu
peyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat dijadikan
pedoman agar memperbaiki pembuatan makalah selanjutnya. Pada kesempatan ini kami
menyampaikan ucapan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan maupun bantuan dalam menyusun makalah dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua baik sekarang maupun di masa yang akan datang.

Amuntai , 2016

Kelompok VI

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................……i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................…...ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................…..iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................................................…...1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................…...1

C. Tujuan.............................................................................................................................…...1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertitan paragraf .....................................................................................................…...2

B. Macam-macam paragraf ...............................................................................................…...3

1. Jenis paragraf berdasarkan letak kalimat tamanya........................................................…...3

2. Jenis paragraf berdasarkan bentuk wacana atau sifat dan tujuannya ............................…...7

3. Paragraf berdasarkan fungsinya ....................................................................................….15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................................….18

B. Saran ..............................................................................................................................….18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.

Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran
menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan
kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam
kalimat lain yang membentuk paragraph, paragraf merupaka sajian kecil sebuah karangan
yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam
karangan.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf.

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea
semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal
jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi,
pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan
sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah
karangan.

B. RUMUSAN MASALAH

1) Apa pengertian dari paragraf?

2) Apa saja macam-macam paragraf?

C. TUJUAN

1) Untuk mengetahui pengertian paragraf

2) Untuk mengetahui macam-macam paragraf

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf

Paragraf merupakan bagian dari suatu tulisan atau karangan. Di dalam paragaraf terdapat
searangkaian kaliamat. Kalimat-Kalaimat itu saling bertalian untuk membentuk gagasan
tertentu. Jadi, paragraf adalah suatu kesatuan pikiran atau gagasan yang lebih tinggi dan luas
daripada kalimat.

Contoh:

Seorang yang berprofesi sebagai penulis, tetapi tidak gemar membaca sangatlah jarang.
Kalaulah ada pastilah suatu pengecualian – jika tidak ingin menyebutnya langka. Oleh karana
itu, siapa pun yang berniat penulis tentu harus rajin dan banyak membaca. Dengan gemar
mrmbaca, niscaya ilmu pengetahuan dan wawasannya menjadi bertambah luas. Hal ini tentu
saja akan besar pengaruhnya pada proses penulisan. Seseorang yang hobi membaca, tentu
dia tidak akan terlalu kesulitan dalam mencari ide dan mengembangkan isi tulisannya.

Kita perlu menyadari bahwa kera otak manusia sangat luar biasa. Meskipun ketika kita
membaca sama sekali tidak berniat untuk menghafalnya, tetapi ilmu yang kita serap tersebut
akan terus tersimpan dalam memori. Boleh saja hari ini kiata lupa, tetapi sat akan
memerlukan-nya ia biasa muncul dengan tibaa-tiba. Hal ini karena rekaman itu memang tidak
pernah hilang, melainkan sekedar tersembunyi di alam bawah sadar. Maka, tidak usah heran
di saat kita menulis tanapa diduga mengalir gagasan-gagasan yang berilian. Kita sendiri
kadang takjub membaca isi tulisan yang kita hasilkan. Itulah keajaiban otak manusian. Kita
saja yang sering abai memberdayakannya.

Berdasarkan contoh paragraf terebut kita dapat menentukan beberapa ciri atau
karekteristik paragaraf. Ciri atau karakteristik paragaraf tersebut sebagai berikut.

1. Setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran atau ide pokok yang relavan dengan
edi pokok keseluruhan karangan.
2. Pada umumnya paragraf dibangun oleh sejumlah kaliamat.
3. Paragrap adalah satu kesatuan ekspresi pikiran.
4. Paragraf adalah satu kesatuan koherin dan padat.
5. Kalimat-kalimat dalam paragraf tersusun secara logis dan sestematis.

Pada prinsifnya paragraf dikembangkan berdasarkan suatu pikiran utama sehingga


menjadi kalimat-kalimat. Akan tetapi, sering ditemui paragraf yang hanya berupa atau terdiri
atas satu kalimat saja. Penulisan seperti itu memang tidak dilarang. Hanya saja, paragraf yang
hanya terdiri atas satu kalimat biasanya kurang memberikan kejelasan iformasi kepada
pembaca. Selain itu, paragraf yang hanya terdiri atas ssatu kaliamat dipandang kurang baik.

2
3

Di dalam satu paragraf hanya terdapat satu pikiran utama atau gagasan utama. Apabila
seorang penulias ingin menggunakan dua atau tiga pikiran utama, penulis harus
menjadikannya dua atau tiga paragraf.

Paragraf juga dapat dikatakan sebagai sebuah karangan pendek. Dengan adanya paragraf
kita dapat membedakan di mana suatu gagasan dimulai dan berakhir. Coba bayangkan ika
tidak ada paragraf. Tentu kita akan kepayahan membaca tulisan atau buku. Jika tidak ada
paragraf, seolah-olah kita dicambuk untuk membaca secara terus-menerus sampai selesai.
Kita pun aakan kesulitan memusatkan pikiran pada suatu gagasan yang terkandung dalam
paragraf itu.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, pengertian paragraf dapat disimpulkan sebagai


berikut.

Paragraf adalah serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dan sistematis
membentuk sebuah gagasan pokok yang merupakan satu kesatuan pikiran.

B. Macam-macam Paragraf

Paragraf dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis paragraf dibedakan


berdasarkan letak kaliamat utama, bentuk wacana, dan fungsinya.

1. Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya

Berdasarkan kalimat utamanya, paragraf terbagi ke dalam beberapa jenis sebagai


berikut.

- Paragraf Induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir kalimat.
Mula-mula dikemukakan fakta-fakta ataupun uraian-uraian. Kemudian, dari fakta-fakta itu
penulias menggeneralisasikan ke dalam sebuah kalimat.

Contoh:

Pada saat penjajah mencengkeramkan kekuasaannya di tanah air kita, dunia sastra pun
bangkit bergolak menentang kezaliman. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya syair-syair
perjuangan rakyat Aceh dan roman satir yang menusuk kekejaman penjajah. Dengan
demikian, nyatalah bahwa dunia sastra kita mampu membuktikan dirinya sebagai unsur
pendobrak tirani.

Kalimat pertama dan kedua paragraf tersebut merupakan kalimat penjelas. Sementara
itu, kalimat terakhir paragraf tersebut merupakan kalimat utamanya.

Jenis bagan ini dapat digambarkan dengan bagan berikut.


4

______________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________

- Paragraf deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal paragraf.
Gagasan utama atau pokok persoalan paragraf itu dinyatakan dalam kalimat pertama.
Kemudian, disusul oleh kalimat-kalimat penjelas atau penjelasan-penjelasan terperinci
terhadap gagasan utama.

Contoh :

Pada prinsipnya karya sastra harus dikembalikan pada tujuan akhirnya yakni
kemanusiaan. Para sastrawan sebagai kreator langsung dalam proses itu, semestinya tidak
hanya duduk berdiam diri sambil menikmati suatu pergolakan yang menyangkut nasib
bangsanya atau menyangkut insan sesamanya. Para sastrawan pun tidak boleh tetap dalam
lamunan penuh bunga, mengingkari kenyataan yang ada disekelilingnya sementara kehidupan
disekitarnya penuh jeritan kelaparan, kesengsaraan, dan penindasan.

Kalimat pertama merupakan kalimat utama paragraf tersebut. Sementara itu, kalimat
kedua dan ketiga merupakan kalimat penjelas atau perincian-perincian untuk memperjelas
kalimat utama.

Jenis paragraf ini dapat digambarkan dengan bagan berikut.

______________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________

- Paragraf campuran ( deduktif-induktif)

Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada kalimat
pertama dan kalimat terakhir. Dalam paragraf campuran ini terdapat dua kalimat utama.
Kalimat terakhir umumnya mengulangi gagasan yang dinyatakan pada kkalimat pertama
dengan sedikit tekanan atau variasi.
5

Contoh :

Gerak perjuangan kita terbatas, tetapi tidak lumpuh sama sekali. Dengan segala daya
bangsa kita melepaskan diri dari penindasan meskipun blokade atau aturan-aturan yang
digariskan penjajah atau penguasa sangat ketat. Balai pustaka dan pujangga baru menjadi
forum untuk merebut kemerdekaan. Itulah bukti bahwa gerak perjuangan kita tidak lumpuh
sama sekali.

Kalimat pertama dan keempat merupakan kalimat utama dalam paragraf tersebut.
Sementara itu, kalimat-kalimat lainnya (kalimat kedua, ketiga, dan keempat) merupakan
kalimat penjelas.

Jenis paragraf ini dapat digambarkan dengan bagan berikut.

______________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________

- Paragraf Ineraktif

Paragraf ineraktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak ditengah paragraf.
Kalimat-kalimat pada awal paragraf seolah-olah menjadi pengantar untuk menuju pada
puncak. Yang dimaksud puncak di sini adalah kalimat utama. Kemudian penulis masih
menambahkan kalimat-kalimat penjelas lagi.

Contoh :

Kedisiplinan masyarakat kota Banjarsari sangat tinggi. Masalah disiplin sudah mendarah
daging di tubuh mereka. Di mana mereka berada selalu menempatkan sikap disiplin.
Masyarakat Banjarsari memang layak dijadikan teladan. Mereka selalu memelihara
kebersihan lingkungan. Mereka tidak mau membuang sampah sembarangan. Bagi mereka
kebersihan adalah hal yang utama,. Dengan lingkungan yang bersih, badan pun sehat dan
suasana menjadi nyaman.

Kalimat utama ontoh paragraf tersebut berada ditengah paragraf. Inilah keunikan
paragraf ineratif. Namun, jenis paragraf ini jarang sekali digunakan.

Jenis paragraf ini dapat digambarkan dengan bagan berikut.


6

______________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________

- Paragraf deskriptif/naratif

Selain keempat jenis paragraf diatas, ada pula paragraf deskriftif atau naratif. Jenis
paragraf ini gagasan utamanya tersebar pada seluruh kalimat. Dengan kata lain, paragraf ini
tidak memiliki kalimat utama. Semua kalimatnya merupakan kalimat penjelas dengan
gagasan utamanya tersirat pada kalimat-kalimat itu. Oleh karena itu, untuk mendapatkan
kalimat utamanya harus menyarikannya sendiri.

Jenis paragraf ini umumnya dijumpai pada karangan-karangan deskripsi dan narasi atau
pada paragraf yang menggambarkan atau menceritakan suatu hal. Oleh karena itu, paragraf
jenis ini disebut paragraf deskriptif atau paragraf naratif.

Contoh :

a. Paragraf deskriftif

Suasana pagi hari di rumah bercat kuning itu sangat sejuk dan asri. Kicau burung
bersahut-sahutan dan semilir angin sepoi-sepoi menambah sejuknya udara pagi, Halaman
depan rumah itu tidak terlalu luas. Di sudut kanan halamannya ada sebuah taman yang cantik.
Dua buah patung burung bangau putih menghiasi taman itu. Di sebelah kiri taman itu
dilengkapi pula dengan air terjun yang mengalir agak deras. Tampak beraneka macam
tanaman yang tumbuh di taman itu. Bunga mawar dan anggrek bulan yang sedang berbunga
di taman mengundang siapa saja untuk memuji indahnya taman itu.

b. Paragraf naratif

Ayahku tampak lebih segar, sekarang. Badannya tinggi besar dan kukuh, tidak
terlelahkan oleh kerja ap pun. Bukan main senang hati ayah mendapatkan pekerjaan di kota.
Ayah sibuk dengan pekerjaan, karena malas adalah musuh terbesar laki-laki, kata ayah.
Benar, di desa kita bayak tetangga tetepi membuat pikiran banci. Dan itu ayah tidak suka.
Kesibukan ayah membuatnya tidak mengenal tetangga, hanya ibu sudah mulai banyak
kawan, seperti biasanya ibuku dimana pun kamiditempatkan. Ayahku mengangguk saja pada
orang sekitar bila kebetulan berpapasan, lalu buru-buru masuk rumah. Ibu sudah sering
mendesak agar ayah suka bergaul dengan masyarakat.
7

Kalimat utama paragraf deskriftif terrsebut adalah taman bunga di halaman rumah bercat
kuning. Sementara itu, kalimat utama paragraf naratif tersebut adalah kita harus bekerja keras
tanpa melupakan hubungan baik dengan orang-orang di sekitar kita.

Jenis paragraf ini dapat digambarkaan dengan bagan berikut.

______________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________

2. Jenis Paragraf Berdasarkan Bentuk Wacana atau Sifat dan Tujuannya

- Paragraf narasi

Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian
sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan
itu. Dalam paragraf narasi terdapat tiga unsur utama, yaitu tokh-tokoh, kajadian, dan latar
ruang atau waktu.

Berdasarkan meteri pengembangannya, paragraf narasi terbagi menjadi dua jenis. Narasi
fiktif disebut juga narasi sugestif. Contoh novel dan cerpen. Narasi nonfiktif adalah narasi
yang mengisahkan peristiwa-peristiwa faktual, sesuatu yang ada dan benar-benar terjadi.
Narasi ini disebut juga narasi ekspositoris. Contohnya biografi dan laporan perjalanan.

Berikut ini perbedaan yang lebih jelas secara narasi fiktif dan nonfiktif.

a. Narasi Fiktif

1) Menyampaikan makna atau amanat secara tersirat; sebagai sarana rekreasi rohaniah.

2) Menggugah mainasi.

3) Penalaran difngsikan sebagai alat pengungkap makna, kalau perlu dapat diabaikan.

4) Bahasa cenderung besifat figuratif dan menitikberat penggunaan konotasi.


8

b. Narasi Nonfiktif

1) Menyampaikan informasi yang memperluas pengetahuan.

2) Memperluas pengetahuan atau wawasan.

3) Penalaran digunakan sebagai sarana untuk mencapai kesepakatan rasional.

4) Bahasa cenderung imformatif dan menitikberatkan penggunaan makna denotasi.

Contoh:

a. Pragraf narasi Fiktif

Matahari sudah tinggi. Seorang diri dalam usianya yang sudah tinggi itu paman penghela
perahunya, menyeretnya ke ait, mendayungnya sendiri ke sana, ke tengah laut. Di tengah laut
sana paman tentu kesepan benar, hanya deru-deru ombak saja yang menemaninya. Dan suara-
suara angin yang mendesir ketika angin-angin itu ramah padanya. Bila angin-angin sedang
marah padanya, perahu mayangnya tentu diamuknya, diolengkan-nya, dipermainkannya.
Tetapi dia tentu biasa dengan angin-angin seprti itu.

b. Paragraf narasi Nonfiktif

Dua tahun yang lalu saya mengikuti paket wisata yang dapat membawa saya melihat
kehidupan penduduk Alaska. Dengan biaya 400 dolar hingga 700 dolar, biro wisata
mengantar saya ke daerah-daerah pasir utara dan barat Alaska, seperti: Prodou Boy, Nome,
dan Katzebue. Di sana saya juga melihat Mount Marathon Race. Adalah adu lomba lari dari
pinggir laut di pusat kota ke puncak Gunung Marathon. Kira-kira seribu pria dan wanita ikut
dalam perlombaan itu. Oleh karena gunung tersebut amat terjal dan berbatu tajam, banyak
peserta marathon yang tergeelincir, terperosok, dan jatuh terguling-gulinrg.

-Paragraf Deskripsi

Paragraf deskrifsi adalah merupakan paragraf yang memberikan, melukiskan, atau


menggambarkan sesuatu bedasarkan pengalaman semua pancaindra. Pengembangan atau
pelukisan tersebut harus dilakukan secara jelas dan rinci sehingga pembaca seolah-olah dapat
9

melihat, mendengar, atau merasakan sendiri apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan oleh
penulis. Dengan demikian, pembaca memperoleh kesan yang mendalam atas tulisan tersebut.

Contoh:

a) Lift bergerak naik dan turun di dalam sebuah gang vertikal yang disebut corong lift itu.
Di dalam corong lift terdapat kabel-kabel kuat yang diikatkan pada kendaraan lift. Di
atas corong lift terdapat kerek untuk menaikturunkan kabel itu. Kerek ini duhubungkan
dengan sebuah kabel listrik. Pada ujung lainnya, kabel-kabel itu diikatkan pada suatu
pemberat sangat berat yang disebut beban lawan. Pemberat ini berfungsi sebagai peng-
imbang. Bobotnya hampir sama dengan rata-rata. Maka, jika motor listrik dihidupkan,
motor itu hanya perlu menggunakan tenaga secukupnya untuk mengengkat kelebihan
penumpang didalam lift. Berat selebihnya diimbangi oleh beban lawan. Kalau
penumpang sedikit, motor itu lebih sedikit menggunakan tenaga untuk naik dan turun.
b) Ia tinggal di sebuah kampung. Kampung itu bernama kampung Mojosari. Halaman
rumah setiap penduduk ditanami beranika macam tanaman yang dapat menghasilkan dan
menyejukkan lingkungan rumahnya. Tiap-tiap rumah juga selalu menyediakan lubang
tempat pembuangan sampah. Pagi-pagi sekali setiap penduduk bekerja membesihkan
lingkungan rumahnya masing-masing. Pagar-pagar rumah dari tanaman sebangsa perdu
itu selalu dipangkasi secara teratur. Kampung yang bersih, sejuk dan rapi itulah julukan
bagi kampung itu.

Paragraf a termasuk hasil dari kegiatan observasi atau peng-amatan. Setelah melakukan
pengamatan terhadap suatu objek, penulis dapat melukiskan obek yang diamati sehingga
pembaca seolah-olah telah melihat atau mengamati sendiri apa yang dilukiskan. Supaya
lukisan menadi hidup, penulis perlu melukiskan bagian-bagian penting sedetail mungkin.

Sementara itu, pada paragraf deskrifsi b penulis berusaha menonjolkan suatu bagian objek
yang dideskrifsikan yaitu keadaan kampung Mojosari. Hal itu dimaksudkan untuk menarik
perhatian pembaca terhadap bagian objek yang dideskrpsikan itu. Supaya lukisan atau
gambaran menadi hidup, penulis harus menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dan
menarik perhatian pembaca.
10

- Paragraf eksposisi

Paragraf eksposisi adalah paragrap yang menerangkan, menjelaskan, atau memaparkan


sebuah gagasan atau ide kepada pembaca. Paragraf ini ditulis dengan tujuan untuk
menerangkan suatu topik pembaca dengan sejelas-jelasnya. Untuk memahaminya, pembaca
perlu proses berpikir dan melbatkan pengetahuan. Hal-hal yang dapat diimpormasikan dalam
paragraf ini sebagai berikut.

a) Data faktual yaitu sesuatu yang bener-bener terjadi atau bener-bener ada. Selain itu,
dapat juga bersifat historis, misalnya cara suatu mesin bekerja atau teradinya suatu
peristiwa.
b) Suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta.
c) Fakta tentang seorang yang teguh pendirian.

Ada beberapa jenis paragraf eksposisi, sebagai berikut.

a) Eksposisi sebab akibat, berisi suatu prosesyang dapat dianalisis dengan cara
memecahkan objek yang dijelaskan menjadi beberapa peristiwa. Salah satunya dengan
menelusuru peristiwa berdasarkan sebab akibat.

Contoh :

Musim kemarau menyebabkan petani mengalami kerugian akibat terancam gagal panen.
Hal itu diperparah lagi dengan diserangnya tanaman padi mereka oleh hama tikus. Keaadaan
demikian menyebabkan harga beras mahal. Biaya pengolhan tanaman maningkat dan harga
pupuk terus merambat naik. Dengan demikian, pada masa yang akan datang dimungkinkan
terjadinya krisis pangan.

b) Eksposisi ilustrasi, pengembangannya menggunakan keterangan atau penjelasan tambahan


yang berupa contoh, bandingan, gambar, grafik, dan sebagainya untuk memperjelas
paparan. Jenis paragraf ini dapat mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang
memiliki kesamaan atau kemiripan sifat.
11

Contoh :

Dalam tubuh manusia terdapat aktivitas seperti pada mesin mobil. Tubuh manusia dapat
mengubah energi kimiawi yang tekandung dalam bahan-bahan bakarnya, yakni makanan
yang ditelan menjadi energi panas dan energi mekanis. Nasi yang Anda makan akan dibakar
dalam tubuh sebagaimana bensin dibakar dalam silinder mesin mobil. Sebagian dari energi
kimiawi yang disediakan oleh nasi itu diubah menjadi energi panas yang membuat tubuh
tetap hangat. Sebagian lagi berubah menjadi energi mekanis yang memungkinkan otot-otot
dapat memompa darah dalam tubuh atau menggerakkan dada pada waktu bernapas.

c) Eksposisi proses, berisi paparan yang menjelaskan rangkaian tindakan, pembuatan, atau
pengolahan yang menhasilkan suatu produk. Paragraf ini biasanya diurutkan secara
kronologis.

Contoh :

Pertama-tama bawang bombai, bawang putih, dan paprika ditumis dengan margarin.
Masukkan satu per satu wortel, jagung, daging ayam, daging asap, dan kacang polog, aduk
rata hingga masak. Kemudian, kocok telur dengan garpu. Campurkan santan dengan telur,
lalu masukan semua bahan yang telah ditumis. Selanjutnya beri garam, lada, dan bubuk
penyedap, aduklah hingga rata. Olesi pinggan tahan panas dengan margarin terlebihdahulu,
lalu masukkan adonan kedalamnya. Panggang dalam oven hingga kuning kecoklatan, dan
angkatlah. Hidangkan schotel jagung dalam keadaan panas.

d) Eksposisi perbandingan, dalam hal ini penulis mencoba menerangkan ide dalam kalimat
utamadengan cara membandingkannya dengan hal lain.

Contoh:

Tinju bukanlah jenis olahraga yang banyak peminatnya. Namun, yang banyak adalah
penggemarnya. Berbeda dengan olah raga jalan kaki. Peminatnya banyak, penggemarnya
sedikit. Tidak ada orang yang menonton orang lain berjalan kaki.

e) Eksposisi pertentangan, berisi pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain.
Frase penghubung yang biasa digunakan adalah “akan tetapi, meskipun begitu,
sebaliknya.”
12

Contoh :

Orang yang gemar bersepeda umumnya orang yang suka pada alam. Sebaliknya, orang
yang tak pernah bersepeda kebanyakan orang kota yang ke mana-mana terbiasa naik mobil
nyaman. Mereka akan menggerutu ika menemui jalan sempit di desa-desa.

f) Eksposisi definisi, berisi batasan pengertian sesuatu dengan memfokuskan pada


karakteristik sesuatu itu.

Contoh :

Hobi mempunyai pengertian kesenangan istimewa pada waktu senggang atau bukan
pekerjaan utama. Kata hobi mempunyai persamaan arti dengan kata kegemaran yaitu
kesukaan atau kesenangan seseorang. Tentu saja hobi atau kegemaran antara orang yang satu
dengan orang lain sangat berbeda. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hobi atau
kegemaran adalah kesenangan istimewa seseorang dan berbeda antara orang yang satu
dengan orang lain.

g) Eksposisi analisis, proses memisah-misahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama
menjadi beberapa subbagian, lalu masing-masing dikembangkan secara berurutan.

Contoh :

Berbagai teori dikembangkan untuk mencari latar belakan kematian Merilyn Monroe.
Ada yang berpendapat dia diancam oleh mafia. Seorang detektif memperkirakan, Merilyn
pernah berhubungan dengan J.F. Kennedy. Dia dibunuh untuk menutupi kejadian yang dapat
merusak nama baik tokoh penting AS tersebut…

h) Eksposisi klasifikasi, membagi sesuatu dan mengelompokkan ke dalam kategori-kategori.

Contoh :

Tumbuhan biji dikelompokkan menjadi dua macam yaitu tumbuhan biji berkeping dua
atau dikotil dan tumbuhan biji tumbuhan biji berkeping tunggal monokotil. Ciri-ciri
tumbuhan dikotil, antara lain ikatan pembuluh teratur, urat daun menyirip, dan keping biji
ganda. Ciri-ciri tumbuha monokotil, antara lain ikatan pembuluh tersebar, urat daun sejajar
13

atau melengkung, dan keping biji tunggal. Contoh tumbuhan dikotil adalah pohon mangga
dan contoh tumbuhan monokotil adalah pohon kelapa.

- Pargraf argumentasi

Paragraf argumantasi adalah paragraf yang di dalamnya dikemukakan alasan atau


argumen yang kuat untuk memperkuat ataupun menolak suatu pendapat, pendirian, atau
gagasan. Untuk memperkuat argumen, penulis dapat menyertakan alasan, contoh, bukti-bukti
atau data pendukung, seperti : fakta-fakta, hasil observasi, dokumen penting, statistik, hasil
survei, dan gambar.

Alasan-alasan, bukti dan sejenisnya itu dapat digunakan penulis untuk mempengaruhi
pembaca agar mereka menyetujui pendapat, sikap atau keyakinan. Dengan banyaknya bukti
yang dimiliki, penulis harus berusaha agar pertalian antara berbagai macam fakta dengan
gagasan yang hendak disampaikannya logis dan kritis. Jadi, semua data yang diketemukan
harus saaling mendukung serrta memberikan kontribusi yang cukup bagi ide atau gagasan
penulis.

Dalam beberapa hal memang terdapat persamaan dan perbedaan antara paragraf
eksposisi dan paragraf argumentasi. Berikut ini persamaan dan perbedaan antara paragraf
eksposisi dan argumentasi.

a. Persamaan

1) Argumentasi dan eksposisi sama-sama menjelaskan pendapat, gagasan, dan keyakinan


kita.

2) Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan fakta yang diperkuat atau diperjelas
dengan angka, peta, grafik, diagram, gambar, dan lain-lainnya.

3) Argumentasi dan Eksposisis sama-sama memerlukan analisis dan sintesis dalam


pebahasannya.

4) Argumentasi dan eksposisi sama-sama menggali idenya dari :

a) Pengalaman,
14

b) Pengamatan dan penelitian, serta

c) sikap dan keyakinan.

b. Perbedaan

1) Tuuan eksposisi hanya menjelaskan dan menerangkan sehingga pembaca memperoleh


informasi yang sejelas-jelasnya. Argumentasi bertujuan untuk mempengaruhi pembaca
sehingga pembaca menyetujui bahwa pendapat, sikap, dan keyakinan kita benar.

2) Eksposisi menggunakan contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk menjelaskan sesuatu yang
kemukakan. Arugumentasi memberi contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk membuktikan
bahwa sesuatu yang kita kemukakan itu benar.

3) Penutup pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi dari sesuatu yang telah diuraikan
sebelumnya.

4) Penutup pada akhir argumentasi bisanya berupa kesimpulan atas sesuatu yang telah
diuraikan sebelumnya.

Contoh :

Jumlah anak jalanan di kota-kota besar semakin hari semakin bertambah. Mereka
memenuhi jalan-jalan utama di pusat kota dengan segala tingkah dan aksinya. Berbagai
macam cara mereka lakukan agar dapat bertahan hidup di jalanan, dari cara yang sopan
hingga yang paling brutal. Mereka berkeliaran di jalan dan mencari hidup dengan cara
meminta-minta. Fenomena seperti ini mulai tampak menggejala ketika krisis ekonomi
melanda negara kita. Krisis yang berkepanjangan menjadi penyebab kesulitan di segala sektor
atau bidang kehidupan.

Paragraf argumentasi tersebut dikembangkan dengan pola akibat-sebab. Paragraf


tersebut diawali oleh suatu peristiwa yang merupakan akibat yaitu jumlah anak jalanan di
kotaa-kota besar semakin hari semakin bertambah. Peristiwa yang dikemukakan selanjutnya
merupakan sebab dari peristiwa sebelumnya yaitu anak jalanan semakin bertambah banyak
karena krisis ekonomi yang berkepanjangan.
15

- Paragraf persuasi

Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan untuk meyakinkan dan membujuk
pembaca agar melakukan apa yang dilakukan atau diinginkan penulis. Seperti halnya dengan
paragraf argumentasi, mula-mula penulis dapat memaparkan gagasan dengan alasan, bukti,
dan contoh untuk meyakinkan pembaca. Selain itu, penulis mengajak, membujuk,
mengimbau atau memberikan sarankepada pembaca.

Dari uraian tersebut dapat ditentukan ciri-ciri seperti berikut ini.

a. Persuasi menggunakan fakta dan bukti untuk memengaruhi atau membujuk pembaca.

b. Persuasi bertujuan mendorong, memengaruhi, dan membujuk pembaca.

c. Persuasi menggunakan bahasa secara manarik untuk memberikan sugesti kepada pembaca.

Meskipun menggunakan fakta dan bukti, tetapi sasaran paragraf persuasi berbeda dengan
paragraf argumentasi. Paragraf persuasi lebih bersifat memengaruhi emosi pembaca sehingga
pembaca terpengaruh dengan apa yang dilakukan atau diinginkan penulis. Sementara itu,
paragraf argumrntasi lebih bersifat memengaruhi logika pembaca sehingga pembaca dapat
meyakini kebenaran yang disampaikan oleh penulis.

Contoh :

Gaya hidup masyarakat masa kini cenderung bersifat konsumerisme. Terlebih lagi
dengan banyaknya pusat perbelanjaan tentu sangat mendukung gaya hidup ini. Namun, perlu
segera disadari bahwa gaya hidup yang cenderung berlebih-lebihan dan bersikap boros
tidaklah baik. Bahkan, gaya hidup seperti ini dapat merusak moral seseorang. Seseorang
dapat melakukan apa saja untuk memperoleh bayak uang sehingga dapat memenuhi gaya
hidupnya. Akibatnya, banyak tindak kejahatan yang terjadi, seperti : korupsi dan mencuri.
Oleh karea itu, sejak dini marilah kita tanamkan kepada para generasi kita untuk bersikap
hemat dan hidup sederhana.

3. Paragraf Berdasarkan Fungsinya

Dilihat dari fungsi paragraf secara keseluruhan dalam tulisn/karangan, paragraf dapat
dibedakan menjadi tiga bagian sebagai berikut.
16

1. Paragraf pembuka

Paragraf pembuka mempunyai beerapa fungsi. Fungsi paragraf pembuka antara lain
untuk menarik perhatian pembaca, mengarahkan perhatian pembaca ke masalah yang akan
disampaikan, atau memberikan gambaran umum mengenai masalah yang akan disampaikan
penulis.

2. Paragraf Isi

Paragraf ini berisi penjelasan secara terperinci mengenai masalah yang akan
disampaikan penulis. Paragraf ini merupakan paragraf inti. Hal ini karena dalam paragraf
inilah penulis dapat menjelaskan kepada pembaca tentang inti permasalahan atau
pemecahannya.

Biasanya paragraf ini terdiri atas lebih dari satu paragraf tergantung pada luas sempitnya
masalah yang disampaikan penulis. Paragraf ini dapat disebut pula sebagai paragraf
penghubung. Hal ini berkaitan dengan letaknya yang berada diantara paragraf pembuka dan
paragraf penutup. Seolah-olah paragraf ini menghubungkan paragraf pembuka dengan
paragraf penutup.

3. Paragraf penutup

Paragraf penutup bertujuan untuk menutup suatu tulisan atau karangan. Paragraf ini
dapat berisi simpulan dari permasalahan yang dibahas, saran, harapan, ajakan, atau seruan.
Hal ini tergantung pada jenis karangan yang dibuat. Selain itu, paragraf penutup juga dapat
berisi penekanan bagian-bagian tertentu dan prediksi yang berkaitan dengan isi tulisan.

Contoh :

Pulau Bangka merupakan salah satu pulau yang memiliki banyak sekali tempat wisata.
Sakah satu tempat wisata yang dapat dikunjungi adalah pantai Matras. Pantai itu terletak di
Desa Matras, Kelurahan Sinar Jaya, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka. Tepatnya
terletak di sebelah timur laut Pulau Bangka dan berjarak sekitar 40 km dari pangkalpinang
atau 7 km dari kota Sungailiat.
17

Di Pantai Matras tersebut, pengunjung akan menemukan pemandangan pasir putih yang
halus dan pemandangan alam yang mempesona. Lokasinya yang nyaman dan tenang juga
akan memberikan keleluasaan kepada para pengunjung untuk menyantap makanan sambil
bersandar di bebatuan alam dan menikmati keindahan suasana pantai. Panjang pantai ini
mencapai 3 km dan lebar 20-30 m dan dilatarbelakangi pepohonan kelapa dan aliran sungai
yang jernih dari daratan menuju laut.

Oleh karena keelokan pemandangan dan suasananya, pengunjung sering menyebut


pantai ini sebagai “ Pantai Surga”. Di antara pantai-pantai indah yang ada di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, pantai ini merupakan yang paling banyak dikunjungi
wisatawan, baik oleh masyarakat Bangka sendiri ataupun wisatawan luar daerah dan
mancanegara.

Demikian, beberapa jenis paragraf yang dapat dikembangkan dalam kegiatan menulis.
Dengan berbagai jenis paragraf itu seorang penulis dapat mengembangkan gagasan atau buah
pikirannya. Pembaca pun akan mudah memahaminya karena gagasan atau buah pikiran
penulis dituangkan dalam setiap unit paragraf.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu Bahasa Indonesia dapat memberi kita
ilmu pengetahuan yang mendalam dan Bahasa Indonesia adalah Bahasa Resmi kebangsaan
dengan Berbahasa Indonesia kita bias menambah cakrawala dan pemikiran

B. Saran

Sebaiknya dalam penyusunan paragraf harus menggunakan aturan-aturan yang sudah


disepakati, karena masih banyak orang yang menulis sebuah paragraf bahkan wacana tidak
mengikuti aturan-aturan dalam penulisan paragraf yang baik dan benar.

18
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan; Dardjowidjojoh, soenjono; Lapoliwa, Nans; Moeliono, Anton m.


2003. Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia. Jaarta: Balai Pustaka.
Keraf. Gorys. 1984. Komposisi. Jakarta: Nusa Dua.
Taringan, Djago. 197. Membina Keterampilan Menulias paragraf dan Pengembangannya. Bandung:
Angkasa Bandung.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2002.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta : Gramedia Widiasarana.

Anda mungkin juga menyukai