curah hujan antara 100-220 mm/hujan, ketinggian tempat optimal tanaman berkisar antara 100-1000 mdpl tergantung dari varietas maupun tipe pertumbuhan tanaman. Untuk menopang pertumbuhan tanaman, tomat membutuhkan sinar matahari, dengan intensitas antara 10-12 jam per hari. Suhu optimal pertumbuhan tomat berkisar 25-30C, sedangkan proses pembungaan membutuhkan suhu malam hari 15-20C. tanaman ini juga membutuhkan air dalam jumlah cukup. Kita ketahui, bahwa kandungan air yang terdapat pada buah tomat mencapi 90%, sehingga pemberian air tidak boleh terhambat selama masa budidaya. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan pembentukan serta bobot buah tomat Hal lain untuk diperhatikan dalam budidaya tanaman tomat adalah masalah lokasi penanaman. Lokasi penanaman tomat dipilih dari lahan yang masih baru, atau lahan tersebut tidak digunakan sebagai lokasi penanaman tomat pada musim sebelumnya. PERSIAPAN BUDIDAYA A. Pengukuran Ph tanah Nilai pH netral (pH 7) merupakan kondisi ideal bagi akar tanaman B. Persiapan Lahan Persiapan yang harus dilakukan saat budidaya tanaman tomat meliputi pembajakan, penggaruan, pembuatan bedengan kasar, pengapuran tanah (200 kg/rol mulsa plastik hitam perak untuk pH di bawah 6,5), pemupukan pupuk kandang matang sebanyak 40 ton/ha, pemupukan kimia NPK sebanyak 150 kg/rol mulsa (Aduk-aduk bedengan biar pupuk bercampur rata dengan tanah), pemasangan mulsa PHP, pembuatan lubang tanam (60 cm x 60 cm untuk penanaman tomat di musim kemarau atau 70 cm x 70 cm saat musim hujan), dan pemasangan ajir. Ukuran bedengan dibuat dengan lebar 110-120 cm, dan tinggi menyesuaikan musim, yaitu 40 cm pada musim kemarau dan 70 cm pada musim hujan. Parit antarbedengan dibuat selebar 50-70 cm, jika terlalu sempit akan menyulitkan pemeliharaan tanaman. Untuk menjaga kelembaban udara saat tanaman dewasa, maka pemasangan ajir lebih dianjurkan menggunakan sistem tegak, dimana antara ajir yang satu dengan lainnya dihubungkan dengan gelagar. Agar lebih kuat, ajir paling pinggir dan setiap 4 ajir sekali dipasang ajir penguat membentuk sudut 45.
C. Persiapan Pembibitan dan Penanaman Tomat Sediakan rumah pembibitan tomat. Kemudian menyediakan media semai (komposisi 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, 150 g NPK halus). Media campuran dimasukkan ke dalam polibag semai. Sebelum bibit tomat disemaikan, terlebih dulu rendamlah selama 6 jam. Benih direndam dalam larutan fungisida sistemik berbahan aktif metalaksil atau simokanil dengan konsentrasi rendah atau cukup dari dosis terendah pada anjuran di kemasannya. Untuk mempercepat perkecambahan benih tomat, permukaan media ditutup menggunakan kain goni (bisa menggunakan plastik mulsa PHP), dan selalu dijaga kelembabannya. Penutup permukaan media dibuka jika benih tomat sudah berkecambah, kemudian disungkup plastik transparan. Perlakuan pembukaan sungkup dimulai saat pukul 07.00-09.00, dibuka lagi pukul 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang penanaman, sungkup transparan dibuka penuh. Hal ini bertujuan untuk melatih bibit tomat biar lebih kuat. Penyiraman bibit tomat dilakukan setiap pagi, jangan terlalu basah. Tetapi jika siang harinya cuaca terlalu panas, penyiraman bibit tomat dilakukan lagi saat sore hari. Penting untuk diperhatikan bahwa jangan melakukan penyiraman tanaman saat panas tinggi terutama di siang hari agar tidak terjadi penguapan berlebih. Pengendalian hama dan penyakit tomat di pembibitan dengan penyemprotan fungisida berbahan aktif simoksanil serta insektisida berbahan aktif imidakloprid saat umur tanaman 10 hss (hari setelah semai) menggunakan dosis dosis terendah seuai anjuran di kemasannya. Penyemprotan dilakukan secara bersamaan antara fungisida maupun insektisidanya agar waktu maupun biaya tenaga kerja dapat dihemat. Bibit tomat siap pindah tanam jika telah memiliki 4 helai daun sejati. D. PEMELIHARAAN TANAMAN TOMAT Penyulaman Tanaman Penyulaman tanaman dilakukan sampai umur tanaman 2 minggu. Penyulaman jangan terlalu tua, karena keseragamannya menjadi berkurang sehingga akan menghambat pemeliharaan selama budidaya. Ketidakseragaman tingkat pertumbuhan tanaman akan memperngaruhi cara pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Terutama saat tanaman pertama sudah tumbuh besar sedangkan tanaman susulan atau sulaman masih muda, sehingga serangan hama dan penyakit selama proses budidaya tanaman tomat akan terjadi secara terus menerus. Kondisi demikian tentunya akan mempersulit pengendalian. E. Perempelan dan Pengikatan Tanaman Perempelan tunas samping dilakukan sampai pembentukan cabang tanaman, baik cabang utama, cabang kedua, ketiga dst di atas cabang utama. Jadi, di atas cabang utama, cabang tomat yang dipelihara adalah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas samping dilakukan pada semua tunas air (tunas-tunas di ketiak daun), baik di bawah cabang utama maupun di bawah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas di bawah cabang utama bertujuan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman agar tanaman tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban tanaman saat tanaman sudah dewasa, sedangkan perempelan tunas di bawah cabang-cabang produktif bertujuan menjaga kelembaban tanaman serta mengoptimalkan hasil produksi tomat.
Perempelan daun tomat di bawah cabang utama dilakukan saat tajuk tanaman telah menutupi seluruh daun tomat bagian bawah, kondisi seperti ini daun tomat sudah tidak berfungsi secara optimal, justru sangat disenangi hama dan penyakit tanaman. Perempelan daun juga dilakukan bagi daun tomat tua/terserang penyakit. Agar kesehatan lahan tetap terjaga terutama untuk budidaya pertanian sefamili, maka saat melakukan perempelan daun tomat tua ataupun daun tomat terserang hama maupun penyakit harus dibuang serta dimusnahkan dari areal budidaya. F. Sanitasi Lahan dan Pengairan Lahan Sanitasi lahan selama proses budidaya perlu dilakukan untuk menciptakan lingkungan tumbuh kondusif bagi pertumbuhan tanaman. Hal-hal yang perlu dilakukan pada kegiatan sanitasi lahan meliputi : Pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, pemangkasan daun-daun tomat tua dan terserang hama penyakit, serta memusnahkan sampai keakar-akarnya terhadap tanaman yang terserang hama dan penyakit akar.
Pengairan Lahan. Meskipun selama proses budidaya tanaman tomat sangat membutuhkan air, namun pengairan harus diberikan secara terukur agar kelembaban tanah masih tetap terjaga. Pengairan dapat dilakukan melalui penggenangan lahan atau pengeleban setiap satu minggu sekali jika hujan tak kunjung turun. Saat melakukan penggenangan, yang perlu diperhatikan pada budidaya tanaman tomat adalah tinggi genangan jangan melebihi 1/3 dari tinggi bedengan agar pernapasan akar tanaman tidak terganggu. Demikian juga sebaliknya saat musim hujan, kelebihan air harus segera dibuang (caranya mengatur drainase secara benar). Pengaturan drainase yang baik dan benar dilakukan saat pembuatan bedengan pada persiapan lahan. Hindari genangan air agar akar tanaman tetap dapat bernapas dengan baik. G. Pemupukan Susulan Pengocoran Diberikan saat tomat berumur 15hst,25hst serta 35hst. Dosisnya 3 kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, larutan ini untuk 1000 tanaman, tiap tanaman diberikan masing-masing sebanyak 200 ml larutan.
Penyemprotan 3 kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, larutan ini untuk 1000 tanaman dapat disemprotkan ketika tanaman berumur 7 dan 24 hst, sedangkan phospat, kalium dan mikro tinggi ketika berumur 20, 30, dan 45 hst. Dosis/konsentrasi penyemprotan sesuai petunjuk di kemasan. H. CARA PENGENDALIAN HAMA TANAMAN TOMAT Ulat Tanah Hama ulat tanah yang menyerang tanaman tomat adalah Agrotis ipsilon. Serangannya terjadi di malam hari, sedangkan saat siang hari ulat akan bersembunyi di dalam tanah atau terkadang di balik mulsa plastik. Ulat tanah Agrotis ipsilon seringkali menyerang bagian batang tomat muda dengan memotongnya hingga terputus, sehingga ulat jenis ini juga disebut-sebut sebagai ulat pemotong. Cara pengendalian hama ulat tanah pada budidaya tanaman tomat adalah mengaplikasikan karbofuran (insektisida) sebanyak 1 gram untuk setiap tanaman. Ulat Grayak Hama ulat tentara (grayak) yang menyerang tanaman tomat berasal dari spesies Spodoptera litura. Ulat grayak menyerang daun tomat bersama-sama secara berkelompok dalam jumlah sangat banyak, serangannya dilakukan juga di malam hari. Selain memakan bagian daun, Spodoptera juga memakan buah tomat. Daun tomat terserang berupa bercak-bercak putih berlubang, sedangkan buah tomat terserang ditandai adanya lubang tidak beraturan di setiap permukaan buah tomat. Pengendalian ulat grayak secara kimiawi pada saat budidaya tanaman tomat menggunakan insektisida berbahan aktif metomil, sipermetrin, profenofos, deltametrin, klorpirifos, kartophidroklorida, atau dimehipo. Untuk konsentrasinya lihat dosisnya di kemasan. Ulat Buah Hama ulat buah yang menyerang tanaman tomat adalah spesies Heliotis armigera. Bagian tubuh hama ini diselimuti kutil. Ulat menyerang tanaman dengan cara mengebor buah tomat sambil memakannya sehingga buah tomat terserang terlihat berlubang. Pengendalian hama ulat buah secara kimiawi saat budidaya tanaman tomat menggunakan insektisida berbahan aktif metomil, sipermetrin, profenofos, deltametrin, klorpirifos, kartophidroklorida, atau dimehipo. Untuk konsentrasinya lihat dosisnya di kemasan.
I. CARA PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN TOMAT PENYAKIT REBAH SEMAI Penyakit rebah semai yang menyerang tanaman tomat adalah cendawan Pythium debarianum. Rebah semai biasa menyerang tanaman mulai fase pembibitan sampai tanaman muda setelah pindah tanam. Pengendalian penyakit rebah semai secara kimiawi pada budidaya tanaman tomat adalah menggunakan fungisida sistemik berbahan aktif simoksanil, kasugamisin, propamokarb hidroklorida, asam fosfit, atau dimetomorf. Dosis dosis terendah di kemasan. Penyakit Layu Bakteri Bakteri penyebab layu tanaman tomat adalah bakteri Pseudomonas sp. Penyakit ini sering menggagalkan tanaman, tanaman terserang mengalami kelayuan daun, diawali dari daun-daun tomat muda. Upaya pengendalian layu bakteri pada budidaya tanaman ini diantaranya menaikkan nilai pH tanah, mencabut tanaman terserang, selalu melakukan penggiliran tanaman untuk memutus siklus hidup patogen dalam tanah, serta secara kimiawi dilakukan penyemprotan bakterisida golongan antibiotik berbahan aktif streptomisin sulfat, kasugamisin, validamisin, asam oksolinik, atau oksitetrasiklin. Dosisnya lihat pada kemasan masing-masing. Upaya pencegahannya, saat persiapan lahan berikan trichoderma ke dalam tanah, dan kocor tanah menggunakan pestisida organik ketika tanaman memasuki umur 20 dan 35 hst. Pestisida organiknya seperti super glio, wonderfat, atau lainnya dengan pemakaian sesuai aturan di kemasan.
Penyakit Layu Fusarium Cendawan penyebab layu tanaman tomat adalah Fusarium oxysporum. Tanaman terserang mengalami kelayuan dimulai dari daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun muda, lama-kelamaan daun tomat menguning. Upaya pengendalian penyakit layu fusarium pada budidaya tanaman tomat diantaranya menaikkan nilai pH tanah, mencabut tanaman terserang, selalu melakukan penggiliran tanaman untuk memutus siklus hidup patogen dalam tanah, serta secara kimiawi dilakukan penyemprotan fungisida berbahan aktif metalaksil, benomil, atau propamokarb hidroklorida. Untuk konsentrasinya lihat dosisnya di kemasan. Upaya pencegahannya, saat persiapan lahan berikan trichoderma ke dalam tanah, dan kocor tanah menggunakan pestisida organik ketika tanaman memasuki umur 20 dan 35 hst. Pestisida organiknya seperti super glio, wonderfat, atau lainnya dengan pemakaian sesuai aturan di kemasan.
PANEN TOMAT Berbeda dengan cara panen untuk tanaman hortikultura lainnya, pada budidaya tanaman tomat, pemanenan buah tomat dilakukan secara bertahap setiap 2-3 hari sekali tergantung permintaan pasar maupun kecenderungan harga jual tomat. Maksudnya, jika harga cenderung naik maka pemanenan tomat dapat dilakukan setiap tiga hari sekali karena selisih satu hari saat kecenderungan harga naik dapat memberikan selisih keuntungan secara signifikan. Demikian pula sebaliknya, jika trend harga turun, pemanenan tomat dapat dilakukan setiap dua hari sekali, karena selisih satu hari saja terkadang terjadi penurunan signifikan terhadap harga jual tomat. Tomat tipe determinite dapat dipanen ketika tanaman berumur 65 hst, sedangkan tipe indeterminate umur 75 hst. Buah tomat dipanen adalah buah tomat dengan tingkat kemasakan 15% sampai 25%.