Anda di halaman 1dari 12

Populasi dan sampel.

Istilah populasi dan sampel tentu akrab di telinga saat menjalankan kegiatan
penelitian. Bagi mahasiswa yang dosen yang sering berhadapan dengan kegiatan penelitian, maka
bisa membedakan keduanya. Sekaligus menentukan mana yang populasi dan mana yang sampel
dengan sangat mudah.

Sebagai istilah yang lebih familiar di dunia akademik, dalam hal kegiatan penelitian. Sudah tentu
tidak semua orang memahami betul pengertian keduanya, apalagi sampai menentukan jenis-jenis
atau anggota dari kedua istilah tersebut. Mengenal dua istilah ini secara mendalam, maka berikut
informasinya.

Pengertian Populasi Menurut Para Ahli


Saat mendengar istilah populasi maupun sampel dijamin hal pertanyan yang akan ditanyakan
adalah mengenai pengertiannya. Secara sederhana, pengertian dari populasi dan sampel menjadi
dua hal yang saling berhubungan satu sama lain. Hubungan keduanya kemudian sering membuat
orang salah mengartikan keduanya.

Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari objek penelitian. Bisa juga didefinisikan sebagai
jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti.
Satuan di dalam istilah ini mengacu kepada unit analisis. Bisa dalam bentuk orang-orang, benda-
benda, lembaga-lembaga, institusi-institusi, dan lain sebagainya.

Supaya lebih mudah dalam memahami definisi dari populasi dalam kegiatan penelitian. Berikut
adalah sejumlah pandangan ahli:

1. Netra
Pendapat yang pertama datang dari Netra yang menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan
individu yang bersifat general atau umum yang mempunyai karakteristik yang cenderung sama.
Sehingga saat menjumpai individu dengan sifat umum atau sama satu sama lain, maka bisa
dijadikan populasi dalam sebuah penelitian.

2. Sugiyono
Pendapat kedua disampaikan oleh Sugiyono. Dijelaskan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sehingga dalam melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menentukan karakteristik dari objek
penelitian. Baru kemudian mencari populasi atau objek penelitian yang secara keseluruhan
memenuhi kriteria tersebut.

3. Hadari Nawawi
Selanjutnya adalah pendapat yang disampaikan oleh Hadari Nawawi. Dijelaskan bahwa populasi
adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri atas manusia, hewan, benda-benda, tumbuh,
peristiwa, gejala, ataupun nilai tes sebagai sumber data yang mempunyai karakteristik tertentu
dalam suatu penelitian yang dilakukan.
4. Bugin
Bugin juga menyampaikan pendapatnya terkait pengertian populasi. Menurutnya, populasi adalah
keseluruhan (universum) dari objek penelitian berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala,
nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya sehingga objek ini dapat menjadi sumber data
penelitian.

5. Nursalam
Berikutnya adalah pendapat yang disampaikan oleh Nursalam. Disampaikan bahwa populasi adalah
keseluruhan dari variabel yang menyangkut masalah yang diteliti. Sehingga selama suatu variabel
masih memiliki hubungan dengan topik yang diteliti maka termasuk ke dalam populasi penelitian.

Pengertian Sampel Menurut Para Ahli


Jika pengertian populasi sudah dijelaskan di atas, lalu apa pengertian dari sampel? Sampel secara
sederhana bisa diartikan sebagai sebagian kecil dari objek penelitian yang dipilih oleh peneliti.
Sehingga dari keseluruhan objek penelitian yang disebut dengan istilah “populasi” kemudian diambil
beberapa saja, objek yang diambil ini disebut “sampel”.

Sama seperti populasi, pengertian dari sampel juga dikemukakan oleh sejumlah ahli. Berikut
beberapa diantaranya:

1. Sugiyono
Oleh Sugiyono, sampel diartikan atau didefinisikan sebagai bagian dari keseluruhan serta
karakteristik yang dimiliki oleh sebuah Populasi. Dijelaskan pula pengambilan sampel dilakukan
peneliti karena beberapa kondisi. Pertama, karena jumlah suatu objek penelitian sangat besar dan
peneliti tidak mungkin meneliti objek satu per satu secara keseluruhan.

Kedua, bertujuan untuk mempelajari objek penelitian dalam skala kecil yang kemudian diberlakukan
kepada keseluruhan objek penelitian. Sehingga bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin karena
tidak perlu meneliti objek yang jumlahnya terlalu banyak dan karakternya terlalu beragam.

2. Arikunto
Sedangkan menurut pendapat Arikunto, sampel adalah sebagian atau sebagai wakil populasi yang
akan diteliti. Jika penelitian yang dilakukan sebagian dari populasi maka bisa dikatakan bahwa
penelitian tersebut adalah penelitian sampel. Sebab peneliti dijamin akan mengambil beberapa
populasi saja untuk diteliti secara mendalam.

3. Nana Sudjana
Terakhir adalah pendapat dari Nana Sudjana yang menjelaskan bahwa sampel adalah sebagian
dari populasi yang dapat dijangkau serta memiliki sifat yang sama dengan populasi yang diambil
sampelnya tersebut.

Sehingga peneliti dalam mengambil sampel mengutamakan bagian dari populasi yang masih bisa
dijangkau atau yang sangat mungkin lebih mudah untuk dijangkau. Misalnya saja perlu melakukan
wawancara terhadap populasi, maka peneliti bisa memilih objek yang bisa diwawancara karena
tidak terlalu sibuk dengan aktivitas lain.

Baca Juga:

Jenis-Jenis Angket Penelitian

Selengkapnya tentang Instrumen Penelitian

Desain-Desain Penelitian

Perbedaan Antara Populasi dan Sampel


Selain membahas tentang pengertian masing-masing, saat mempelajari populasi dan sampel perlu
juga mengetahui perbedaan antara keduanya. Mengingat antara populasi maupuns ampel ini
memang saling berhubungan dan bahkan membahas objek yang sama. Yakni merupakan satu
kesatuan dari objek penelitian, maka banyak yang memberi definisi sama.

Padahal keduanya berbeda, dan bisa dilihat dari definisi yang sudah dijelaskan sebelumnya. Jadi,
populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian sedangkan sampel adalah sebagian kecil atau
separuh dari objek penelitian tersebut. Secara jumlah, maka bisa dipastikan jumlah populasi jauh
lebih banyak dibandingkan dengan sampel.

Misalnya saja, peneliti perlu melakukan survei di desa A tentang tingkat kepuasan terhadap layanan
perusahaan X. Berhubung jumlah masyarakat di desa tersebut mencapai 500 orang (jumlah
populasi). Maka peneliti mencoba melakukan efisiensi waktu dan tenaga dengan mengambil sampel
sebanyak 10 orang atau lebih dan bisa juga kurang.

Angka 500 dari contoh ini adalah populasi, sedangkan angka 10 adalah sampel. Lalu, bagaimana
peneliti bisa mengambil kesimpulan? Saat mengumpulkan data dari sampel maka hasilnya mewakili
keseluruhan populasi tersebut. Supaya akurat, kebanyakan peneliti mengambil sampel acak dengan
menggunakan rumus 10:100.000.

Pentingnya Menggunakan Sampel


Kegiatan penelitian pada dasarnya tidak selalu membutuhkan sampel, sebab peneliti bisa
melakukan survei dan mendapatkan data dari keseluruhan objek penelitian (populasi). Hanya saja
ada beberapa kondisi yang membuat penelitian perlu mengambil sampel dari keseluruhan populasi
tadi. Kondisi tersebut antara lain:

1. Ukuran Populasi Terlalu Besar


Kondisi yang pertama adalah karena ukuran dari populasi yang terlalu besar. Misalnya dari jumlah
masyarakat di sebuah desa yang dijadikan objek penelitian. Jika jumlahnya sampai ratusan bahkan
ribuan, maka tidak mungkin peneliti melakukan penelitian ke ribuan penduduk tersebut.
Sampel kemudian diambil dan nantinya akan mewakili keseluruhan populasi. Data yang didapatkan
tetap akurat, karena memang penentuan objek penelitian sejak awal disesuaikan dengan kebutuhan
peneliti. Sehingga data tidak harus didpatkan dari keseluruhan populasi, melainkan sebagian
kecilnya saja.

2. Efisiensi dari Segi Biaya


Dalam kondisi aktual di lapangan, menggunakan populasi dan sampel tentu lebih efisien sampel dari
segi biaya. Sampel membuat kegiatan penelitian hanya membutuhkan dana lebih sedikit. Sehingga
peneliti bisa mengalokasikan dana yang tersedia kepada kebutuhan lain.

Jika memaksakan diri meneliti keseluruhan populasi maka biaya yang dikeluarkan bisa sangat
tinggi. Oleh sebab itu, pengambilan sampel dari populasi menjadi langkah terbaik agar biaya
penelitian tersebut lebih mudah untuk dikontrol. Bisa juga bertujuan untuk membuat biaya sesuai
dengan anggaran yang tersedia.

3. Efisiensi dari Segi Waktu


Menggunakan populasi dan sampel pada sebuah penelitian, akan jauh lebih hemat waktu jika
menggunakan sampel saja. Sebab peneliti hanya perlu melakukan pemeriksaan dan pengumpulan
data dari jumlah objek penelitian yang terbatas. Sehingga proses penyajian data menjadi lebih cepat
dan juga dijamin tepat.

4. Sumber Daya Menjadi Lebih Efisien


Jika suatu penelitian memberdayakan SDM (Sumber Daya Manusia) dalam jumlah yang minim.
Maka sudah sangat ideal jika penelitian meneliti sampel saja bukan populasi. Sehingga pengaturan
SDM menjadi lebih mudah, karena meneliti sampel membutuhkan jumlah SDM lebih sedikit
dibanding meneliti populasi.

5. Penelitian Tidak Mungkin Menggunakan Populasi


Tidak semua penelitian membutuhkan populasi, sehingga sampel menjadi pilihan yang diambil
dalam kondisi tersebut. Populasi ini bisa dalam bentuk sesuatu atau objek penelitian yang tidak
mungkin diambil keseluruhan untuk diteliti. Misalnya saja penelitian mengenai warna darah pada
tubuh manusia.

Sangat tidak mungkin peneliti mengambil semua darah dari objek penelitian (seseorang) untuk
diteliti. Sebab jika darah diambil sama artinya menghilangkan nyawa dari objek penelitian tersebut.
Maka peneliti mengambil sampel, yakni dengan mengambil beberapa tetes atau beberapa mili dari
darah objek penelitian.

Populasi dan Sampel dalam Penelitian Kuantitatif Maupun Kualitatif


Penelitian kualitatif dan kuantitatif juga akan akrab dengan penggunaan populasi dan sampel.
Kebanyakan peneliti yang berhadapan dengan kondisi-kondisi di atas memilih melakukan pengujian
kepada sampel, bukan kepada populasi. Penelitian kuantitatif akan menghasilkan data berbentuk
angka.

Angka ini diambil dari populasi dan bisa juga diambil dari sampel. Jika objek penelitian adalah siswa
X di SMA Y, maka sangat mungkin peneliti mengambil data dari populasi. Sebab jumlah siswa di
satu kelas biasanya antara 30 sampai 40-an anak. Lain halnya jika objek penelitian adalah
keseluruhan siswa di SMA Y tersebut.

Bisa jadi, jumlah siswa mencapai ribuan dan sangat tidak efisien jika meneliti populasi. Maka
dilakukan penelitian kuantitatif dari sampel siswa di SMA Y tersebut. Begitu juga sebaliknya, pada
penelitian kualitatif yang datanya berupa data bukan angka. Maka peneliti perlu melakukan survei,
wawancara, memberikan kuesioner, dan lain-lain untuk mendapat data.

Melakukan wawancara ke populasi bisa memakan waktu lama dan menelan biaya tidak sedikit,
belum lagi dengan tenaga dosen yang bisa jadi terkuras untuk keperluan tersebut. Maka diambil
sampel, misalnya saja wawancara di perusahaan X yang jumlah karyawannya mencapai 5.000
orang. Maka peneliti bisa melakukan wawancara kepada 50 orang saja.

Dalam pengambilan sampel pada penelitian kuantitatif maupun kualitatif, wajib memenuhi sejumlah
syarat berikut ini:

Mewakili populasi, syarat pertama adalah sampel tersebut mampu mewakili populasi yang diteliti.
Yakni sama-sama memenuhi karakter penelitian yang sudah ditentukan oleh peneliti. Misalnya saja
harus bersekolah di SMA Y karena akan meneliti SMA tersebut.
Maka bisa diambil dari kelas manapun asalkan bersekolah di SMA Y. Kesesuaian ini penting agar
data yang didapatkan dari sampel memang mewakili data dari keseluruhan populasi penelitian.

Siswa yang bersekolah di sekolah yang sama meskipun beda kelas bisa mengetahui kondisi
lingkungan, kebijakan sekolah, dan lain-lain. Sehingga data yang didapat dari sampel maupun dari
keseluruhan siswa dijamin sama. Maka data dari sampel ini mampu mewakili keseluruhan populasi.

Mudah dilaksanakan, syarat berikutnya adalah mudah untuk dilaksanakan dimana data bisa diambil
sewaktu-waktu dan semua pihak yang terlibat bisa menyamakan waktu tersebut. Sehingga
pengambilan data penelitian dijamin lancar dan sesuai dengan kebutuhan peneliti.
Harus tepat dan presisi, dimana sampel harus dapat menentukan presisi, ketepatan, dan kesalahan
baku yang ditentukan dan diperoleh dari populasi penelitian. Secara sederhana sampel ini harus
memiliki lebih banyak kemiripan dan mewakili keseluruhan populasi, sehingga data yang didapatkan
akurat.
Memberi keterangan, sampel yang dipilih peneliti harus bisa memberi keterangan dalam artian
memberi data penelitian. Selain itu sampel yang dipilih secara acak ini juga harus mampu menekan
biaya seminimal mungkin. Sebab salah satu tujuan dilakukan pengambilan sampel adalah untuk
efisiensi waktu, tenaga, dan juga biaya.
Contoh Populasi dan Sampel
Berikut adalah beberapa contoh populasi dan sampel baik terhadap penelitian kualitatif maupun
kuantitatif:

1. Contoh 1
Penelitian dilakukan terhadap siswa SD kelas III di Kabupaten Pati. Jumlah Sekolah Dasar di
Kabupaten Pati ada 10, Lokasi yang berjauhan antara satu SD dengan SD yang lain membuat
peneliti hanya meneliti sampel yang diambil dari 3 SD di Kabupaten Pati tersebut.
2. Contoh 2
Penelitian tentang kualitas beras di desa Pringapus, Yogyakarta. Jumlah beras di satu desa ini tentu
sangat banyak. Bisa dari jumlah dalam bentuk kilogram sampai dari segi jenis beras yang tersedia.

Saking banyaknya jenis beras yang akan diteliti, maka peneliti mengambil sampel dari beberapa
jenis beras yang paling mudah didapatkan. Hasil penelitian terhadap sampel beras ini kemudian
dianggap mewakili hasil penelitian semua beras di desa Pringapus.

3. Contoh 3
Penelitian dilakukan di PGRI Semarang untuk mengetahui jumlah mahasiswa yang masuk ke
jurusan PGSD. Diketahui jumlah mahasiswa di PGSD Ini sangat banyak sampai ribuan. Maka
peneliti kemudian mengambil sampel, beberapa mahasiswa saja. Katakanlah hanya melakukan
penelitian terhadap 25 atau 50 mahasiswa PGSD.

4. Contoh 4
Penelitian dilakukan untuk mengetahui jumlah kambing dan sapi qurban di kota Semarang.
Jumlahnya tentu sangat banyak, apalagi di kota Semarang sendiri ada beberapa peternak kambing
maupun sapi. Meneliti semuanya tentu akan sulit dan sekalipun bisa akan memakan waktu yang
lama dan biaya tidak sedikit.

Maka diambil sampel, misalnya hanya meneliti jumlah kambing di 5 kecamatan di kota Semarang.
Dari lima kecamatan ini kemudian akan didapatkan total jumlah kambing dan kemudian dibuat rata-
rata dan dikalikan dengan jumlah kecamatan di kota Semarang.

5. Contoh 5
Peneliti melakukan penelitian dengan objek siswa SMP di seluruh SMP swasta di kota Malang.
Jumlah SMP swasta ini katakanlah ada 25 sekolah, dengan jumlah siswa mencapai puluhan ribu.
Maka peneliti akan mengambil sampel hanya 5 sekolah dan bisa juga dari 5 sekolah tersebut hanya
meneliti kelas VII saja.

6. Contoh 6
Penelitian dilakukan di perusahaan A untuk mengetahui suatu hal dari perusahaan tersebut. Jumlah
karyawan di perusahaan A ada 300 orang dan akan membutuhkan waktu lama jika melakukan
wawancara ke semua karyawan. Maka diambil sampel, hanya melakukan wawancara kepada 10
karyawan atau mungkin sampai 50 karyawan.

Penjelasan detail mengenai populasi dan sampel di atas tentunya bisa memberi informasi mendetail
tentang keduanya. Sehingga bisa menentukan populasi maupun sampel dengan tepat dan terasa
jauh lebih mudah dari sebelumnya.

Populasi dan Sampel, Penjelasan pengertian menurut para ahli, Karakteristik , Perbedaan dan
Teknik Pengambilan sampel – Apakah kalian pernah mendengar populasi dan sampel? Mungkin
kalian sudah tahu kalau dalam melakukan penelitian terdapat beragam metode yang bisa
digunakan.
Ragam metode ini dipilih tentunya bergantung dengan jenis penelitian kalian. Salah satu dari dua
jenis penelitian yang cukup memerlukan kecermatan, lebih dikenal dengan penelitian kuantitatif.

Mengapa kecermatan diperlukan lebih untuk jenis penelitian ini? Penelitian kuantitatif merupakan
jenis penelitian yang hasil analisis datanya diperoleh melalui perhitungan matematis. Data-datanya
berupa angka dan disajikan dalam bentuk grafik atau diagram.

Dalam penelitian jenis ini kalian akan mengenal istilah populasi dan sampel. Populasi dan sampel
memang merupakan istilah yang erat kaitannya dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif
tidak cukup familiar dengan kedua istilah ini. Istilah yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif
adalah seperti situasi sosial dan hal-hal lainnya yang menjadi sumber perolehan data.

Populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif bisa dibilang menjadi dua hal penentu dalam
penelitian.

Keduanya dapat memberikan jawaban dari hasil penelitian yang kalian lakukan. Nah, dalam artikel
ini kalian akan mempelajari apa sih populasi dan sampel itu? Dan mengapa keduanya sangat
penting dalam penelitian? Langsung saja, simak baik-baik di bawah ini, ya!

populasi-dan-sampel
sumber: vectorstock
Daftar Isieasy toc icon
Pengertian Populasi dan Sampel
Pengertian Populasi dan Sampel Menurut Para Ahli
Populasi
Sampel
Perbedaan Populasi dan Sampel
1. Perbedaan populasi dan sampel yang pertama dapat dilihat dari pengertian keduanya.
2. Perbedaan kedua adalah melihat dari fokus kerjanya.
3. Perbedaan ketiga adalah pada pengumpulan datanya.
Karakteristik Sampel
1. Akurasi
2. Presisi
Teknik Pengambilan Sampel
Probability Sampling
1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
2. Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)
3. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)
4. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area atau Wilayah (Cluster Random Sampling)
Non-Probability Sampling
1. Purposive Sampling
2. Snowball Sampling
3. Accidental Sampling
4. Quota Sampling
Cara Menentukan Sampel Berdasarkan Populasi
1. Rumus Slovin
2. Rumus Jacob Cohen
Pengertian Populasi dan Sampel
Baik populasi dan sampel keduanya merupakan dua hal yang saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Sederhananya sampel penelitian dapat diartikan sebagai bagian dari
populasi dan merupakan wakil dari anggota populasi yang diteliti.

Keduanya menjadi hal yang sangat menentukan hasil penelitian karena dapat memberikan
generalisasi pada hasil penelitian yang didapat. Oleh karenanya, penting sekali untuk kalian dapat
bersikap cermat dan teliti dalam menentukan besaran populasi dan sampel yang akan digunakan.
Bahkan hal tersebut harus sudah kalian perhatikan dengan matang jauh sebelumnya.

Pengertian Populasi dan Sampel Menurut Para Ahli


Populasi
Populasi dapat diartikan sebagai subyek pada wilayah serta waktu tertentu yang akan diamati atau
diteliti oleh peneliti.

Sugiyono mengartikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Gulo menyebutkan populasi dapat diartikan sebagai keseluruhan dari satuan analisis yang
merupakan sasaran penelitian.
Margono mengartikan populasi sebagai seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu
ruang lingkup juga waktu yang sudah ditentukan sebelumnya.
Arikunto mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan objek penelitian atau totalitas kelompok
subjek, baik manusia, gejala, nilai, benda-benda hingga peristiwa yang menjadi sumber data suatu
penelitian.
Sampel
Hampir semua ahli memiliki pandangan yang sama tentang sampel yakni merupakan bagian dari
populasi.

Sugiyono menyebut sampel sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu
populasi.
Gulo memiliki pengertian yang sama dengan Sugiyono tentang sampel yaitu himpunan bagian atau
subset dari suatu populasi.
Arikunto pun menyebut hal yang sama yaitu sampel sebagai bagian atau wakil dari populasi yang
diteliti.

Perbedaan Populasi dan Sampel


Populasi dan sampel merupakan dua hal yang berbeda. Meskipun begitu ada beberapa orang yang
sulit membedakan keduanya sehingga akhirnya tertukar. Untuk memahami perbedaan keduanya
kalian harus memahami juga bahwa terdapat beberapa hal yang dapat membedakan populasi dan
sampel.

1. Perbedaan populasi dan sampel yang pertama dapat dilihat dari pengertian keduanya.
Sebagaimana yang sudah disebutkan sebelumnya, populasi merupakan keseluruhan objek yang
diteliti sementara sampel merupakan bagian dari populasi itu sendiri.

2. Perbedaan kedua adalah melihat dari fokus kerjanya.


Fokus dari populasi adalah identifikasi karakteristik anggota populasi sementara fokus dari sampel
adalah pendugaan atau generalisasi karakteristik yang sudah ditentukan melalui populasi.

3. Perbedaan ketiga adalah pada pengumpulan datanya.


Data populasi mengingat cakupannya yang luas dapat dilakukan melalui kegiatan seperti sensus.
Sementara sampel akan lebih efektif pengumpulan datanya apabila menggunakan survei.

Karakteristik Sampel
Karakteristik sampel mengacu pada sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel. Terdapat dua
karakteristik sampel yaitu akurasi dan presisi.

1. Akurasi
Akurasi berarti sejauh mana sampel didapatkan tanpa adanya bias sampel.

Sampel, apabila diambil dengan benar maka ukuran perilaku, sikap hingga pengetahuan dari
beberapa elemen sampelnya akan memiliki hasil kurang dari variabel pengukuran yang diambil dari
populasi yang sama.

2. Presisi
Karakteristik kedua adalah presisi. Presisi berkaitan dengan ketepatan atau ketelitian.

Presisi ini mengacu pada seberapa dekat taksiran sampel dengan karakteristik populasi. Semakin
tinggi tingkat presisi maka semakin besar kemungkinan sampel yang didapat bersifat representatif
terhadap populasi.

Teknik Pengambilan Sampel


Terdapat beragam teknik pengambilan sampel yang bisa kalian gunakan. Ragam teknik
pengambilan sampel ini kalian gunakan tentunya bergantung dengan tujuan penelitian kalian ingin
mencari hasil seperti apa.

Secara garis besar, teknik pengambilan sampel terbagi menjadi dua yaitu probability sampling
(random sampel) dan non-probability sampling (non-random sampel).

Masing-masing dari keduanya memiliki macam jenis pengambilan sampel lagi. Lebih lanjut akan
dibahas di bawah ini.

Probability Sampling
Biasa disebut juga dengan random sampel atau teknik pengambilan sampel secara acak. Teknik
pengambilan ini berarti memberikan seluruh anggota populasi kesempatan yang sama untuk
menjadi sampel terpilih. Penggunaanya biasa digunakan untuk populasi dengan jumlah atau
besaran anggota yang bisa ditentukan terlebih dahulu.

Beberapa model atau jenis lain dari teknik pengambilan random sampel, yaitu:

1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

sumber : questionpro.com
Merupakan jenis teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak dengan cara sederhana
melalui pengundian atau pendekatan bilangan acak. Kelebihan dari penggunaan model ini adalah
dapat mengurangi bias atau kecenderungan berpihak pada suatu anggota populasi tertentu.
Kelebihan lainnya yaitu dapat mengetahui secara langsung adanya kesalahan baku (standard error)
dalam penelitian. Meski begitu model ini memiliki kelemahan yaitu rendahnya jaminan mengenai
sampel yang terpilih apakah dapat bersifat representatif.

2. Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)

sumber : questionpro.com
Pengambilan sampel melalui model ini berarti menetapkan sampel awal secara acak tetapi untuk
sampel selanjutnya dipilih secara sistematis melalui cara dan pola tertentu. Pola umum dari
pengambilan sampel teknik ini adalah melalui bilangan kelipatan dari jumlah anggota populasi yang
akan diambil. Misalnya, diambil sampel dari populasi dengan jumlah 50. Setiap orang yang masuk
urutan kelipatan 5 akan diambil sebagai sampel artinya, orang ke-5, 10, 15, 20, dan seterusnya
akan dijadikan sampel penelitian hingga orang ke-50.

3. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling

Pengambilan sampel acak berstrata berarti melakukan penentuan sampel dengan menetapkan
pengelompokan anggota populasi melalui kelompok tingkatan tertentu. Misalnya penelitian terhadap
tingkat membaca anak sekolah yang dikelompokkan berdasarkan jenjang pendidikannya. Tingkatan
dari kelompok tersebut akan ditentukan dari kelompok anak sekolah dasar, menengah pertama,
menengah atas atau sebaliknya.

4. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area atau Wilayah (Cluster Random Sampling)
Sesuai dengan namanya model pengambilan sampel ini menentukan sampel berdasarkan kelompok
wilayah atau area dari suatu populasi tertentu. Model pengambilan sampel ini mengelompokkan
objek penelitian menurut suatu area tempat domisili populasi. Tujuannya antara lain untuk meneliti
suatu hal yang ada hingga menjadi ciri khas dari satu wilayah tertentu. Misalnya peneliti ingin
mengetahui tingkat partisipasi masyarakat kota Semarang terhadap program pemerintah daerah.
Peneliti akan menentukan sampel dari wilayah-wilayah yang tersebar di kota Semarang. Baik pada
tingkat kecamatan, desa, hingga dusun.

Non-Probability Sampling
Berkebalikan dengan teknik probability sampling, teknik pengambilan sampel ini tidak memberikan
kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap anggota populasi yang dipilih. Teknik sampling
jenis ini biasanya digunakan untuk populasi yang besaran anggota populasinya belum atau tidak
dapat ditentukan terlebih dahulu. Macam dari teknik pengambilan sampel non-probability sampling
di antaranya adalah:

1. Purposive Sampling
Adalah teknik penentuan sampel yang didasarkan pada pertimbangan peneliti mengenai sampel-
sampel yang paling sesuai serta dianggap bersifat representatif. Teknik pengambilan dengan
purposive sampling cenderung memiliki sampel dengan kualitas yang tinggi. Karena peneliti
sebelumnya telah membuat batas atau kriteria tertentu secara jelas mengenai sampel yang akan
dipilihnya. Misal seperti ciri demografi, gender, jenis pekerjaan, umur, jenjang pendidikan dan lain
sebagainya. Teknik ini termasuk teknik pengambilan sampel yang cukup sering dapat kalian jumpai
dalam penelitian.

2. Snowball Sampling
Biasa juga dikenal dengang nama teknik pengambilan sampel bola salju. Teknik pengambilan
sampel ini digunakan melalui wawancara secara korespondensi. Artinya peneliti bisa meminta
informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya demikian seterusnya hingga
akhirnya kebutuhan sampel terpenuhi. Teknik pengambilan sampel bola salju biasa digunakan untuk
penelitian dengan sampel yang sifatnya sensitif dan membutuhkan privasi dari respondennya. Misal
seperti penderita HIV, penyintas kekerasan seksual dan lain sebagainya.

3. Accidental Sampling
Merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara tidak sengaja (accidental). Peneliti
dalam melakukan accidental sampling akan mengambil sampel melalui orang yang kebetulan
ditemuinya saat itu juga. Misalnya penelitian dilakukan pada kelompok orang-orang yang sedang
berbelanja di suatu pusat perbelanjaan, peneliti cukup menunggu di beberapa tempat di pusat
perbelanjaan tersebut lalu menetapkan sampel pada siapapun orang yang melakukan aktivitas
belanja tanpa melihat unsur-unsur lain yang menyertainya seperti umur, gender, profesi, dan lain
sebagainya. .

4. Quota Sampling
Merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu jumlah
atau kuota dari sampel yang akan diambil. Prinsip penentuan dari kuota sampling sama dengan
accidental sampling. Bedanya hanya jumlah atau kuota dari sampelnya sudah lebih dulu ditentukan.
Kelebihan penggunaan teknik ini adalah sifatnya yang praktis karena sampel penelitian sudah dapat
diketahui sebelumnya.

Cara Menentukan Sampel Berdasarkan Populasi


Terdapat beberapa cara untuk menentukan jumlah sampel dari suatu populasi. Cara ini biasanya
juga disebut dengan rumus atau formula. Beberapa rumus yang sering digunakan di antaranya
adalah Rumus Slovin dan Rumus Jacob Cohen. Pemilihan penggunaan kedua rumus ini tergantung
dengan situasi sampel yang ada. Penjelasannya lebih lengkap ada di bawah ini:

1. Rumus Slovin
Merupakan rumus atau formula untuk menghitung jumlah sampel minimal. Penggunaan rumus
Slovin dilakukan untuk populasi yang jumlahnya sudah diketahui secara pasti. Rumus Slovin biasa
digunakan dalam penelitian dengan jumlah sampel yang sangat besar dengan metode survei.
Tujuan penggunaan rumus ini adalah untuk mendapatkan sampel sesedikit mungkin tetapi dapat
mewakili keseluruhan populasi.

Notasi dari rumus ini adalah:

n berarti sampel yang dicari; N adalah jumlah populasi, e adalah tingkat kesalahan yang diambil dari
nilai presisi. Apabila nilai presisi atau ketepatannya adalah 95% maka tingkat kesalahannya adalah
5% atau 0,05.

2. Rumus Jacob Cohen


Rumus ini dikemukakan oleh Jacob Cohen dan digunakan untuk pengambilan sampel yang belum
diketahui jumlah populasinya. Cohen menetapkan ukuran sampel berdasarkan teknik analisis data
yang digunakan. Menurutnya, terdapat empat faktor yang menjadi penentu untuk menetapkan
ukuran sampel yaitu ukuran sampel, significance, directionality, dan ukuran efek.

Anda mungkin juga menyukai