Anda di halaman 1dari 17

Populasi Dan Sampel

BAB 8
POPULASI DAN SAMPEL

TUGAS WAHYU INDRA LESMANA, S.Kep.Ners.


agas.wahyu15@gmail.com

A. Populasi
Dalam dunia metodologi penelitian dan statistic,
pastinya kita tidak asing dengan kata kata populasi.
Dinama salah satu subjek terpenting pada penelitian
adalah adanya suatu populasi untuk menentukan sampel.
Adapun bendapat berbagai ahlih dalam pengertian
populasi itu sendiri. Menurut Sugiyono. (2019)
mengatakan bahwa populasi merupakan suatu wilayah
yang digeneralisasi dan terdiri dari objek yang memiliki
karakteristik yang sesuai dengan apa yang ditetapkan
peneliti untuk diteliti dan ditarik kesimpulannya. Dan
menurut gulo (2010) menyatakan bahwa populasi
merupakan keseluruhan satuan analisis yang menjadi

1
Infeksi Lokal Dan Sistemik

sasaran penelitian. Sedangkan menurut Margono (2014)


menjelaskan bahwa populasi adalah semua data yang
dijadikan perhatian peneliti. Data itu tergabung dalam
satu ruang lingkup yang sudah ditentukan. Selain itu
menurut Arikunto (2019) populasi adalah keseluruhan
dari objek penelitian, baik manusia, nilai, benda,
manusia, sampai peristiwa yang dijadikan sebagai sumber
data penelitian.
Populasi dalam konteks penelitian merupakan
objek keseluruhan dalam sebuah penelitian atau dapat
dikatakan populasi adalah jumlah keseluruhan dari
individu-individu yang karakternya akan diteliti sebagai
sumber utama dari suatu penelitian. Populasi itu dapat
berupa orang, benda, perusahaan, sampai lembaga yang
sifatnya dapat dihitung jumlahnya.
Dari pengertian beberapa ahli di atas dapat kita
tarik kesimpulan bahwa populasi dapat kita jabarkan
sebagai seluruhan bahan utama dalam penelitian meliputi
objek dan subjek yang mempunyai ciri-ciri dan
karakteristik tertentu. Jadi pada dasarnya, populasi adalah
semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa,
atau benda yang berkumpul atau berkoloni dalam suatu

2
Populasi Dan Sampel

tempat secara terencana dan menjadi tujuan terbentuknya


suatu kesimpulan dari hasil akhir penelitian yang telah
dilakukan kepada populasi tersebut. Populasi dapat
berupa guru, mahasiswa, komunitas, paguyuban,
Lembaga sekolah, karyawan rumah sakit, karyawan
perusahaan, jenis tanaman hutan, kegiatan marketing,
hasil produksi dan sebagainya. Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga dapat organisasi, binatang, hasil karya
manusia dan benda-benda alam yang lain.
Pengertian populasi yang lebih kompleks adalah
bahwa populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek itu.
Misalnya akan melakukan penelitian di Rumah Sakit X,
maka Rumah Sakit X ini merupakan populasi. Rumah
Sakit X mempunyai sejumlah orang (subjek) dan objek
yang lain. Hal ini berarti populasi dalam arti jumlah
(kuantitas). Tetapi Rumah Sakit X juga mempunyai
karakteristik orang-orangnya, misalnya motivasi
kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya,
organisasinya dan lain-lain, dan juga mempunyai
karakteristik objek yang lain, misalnya kebijakan,

3
Infeksi Lokal Dan Sistemik

prosedur kerja, tata ruang, pelayanan dan lain-lain. Hal


tersebut berarti populasi dalam arti karakteristik. Tidak
hanya dalam suatu rumah sakit atau komunitas yang
mempunya jumlah atau angka populasi, dalam hal ini
Satu orangpun sudah dapat dapat digunakan sebagai
populasi, karena pada dasarnya satu orang mempunyai
berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya,
kedisiplinannya, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya,
gaya rambutnya dan lain-lain. Misalnya peneliti akan
melakukan penelitian tentang artis Y, maka artis itu
merupakan sampel dari semua karakteristik yang dimiliki
artis Y. Dalam bidang analis kesehatan, satu orang atau
pasien sering bertindak sebagai populasi. Darah yang ada
pada setiap orang atau pasien yang di gunakan sebagai
salah satu kegiatan diagnose dokter adalah populasi,
kalau akan diperiksa cukup diambil sebagian darah yang
ada pada pasien tersebut kemudian di teliti.
Populasi merupakan keseluruhan objek/subjek
penelitian, sedangkan sampel merupakan sebagian atau
wakil yang memiliki karakteristik representasi dari
populasi. Untuk dapat menentukan atau menetapkan
sampel yang tepat diperlukan pemahaman yang baik dari

4
Populasi Dan Sampel

peneliti mengenai sampling, baik penentuan jumlah


maupun dalam menentukan sampel mana yang diambil.
Kesalahan dalam menentukan populasi akan berakibat
tidak tepatnya data yang dikumpulkan sehingga hasil
penelitian pun tidak memiliki kualitas yang baik, tidak
representatif, dan tidak memiliki daya generalisasi yang
baik. Pemahaman peneliti mengenai populasi dan sampel
merupakan hal yang esensial karena merupakan salah
satu penentu dalam mengumpulkan data penelitian
Populasi dapat dibedakan menjadi dua baguan
yaitu
1. Populasi target
Menurut Nursalam (2015), Populasi target
adalah populasi yang memenuhi kriteria sampling dan
menjadi sasaran akhir penelitian. Biasanya, populasi
target dibatasi oleh karakteristik demografis.
Sedangkan menurut (Sukmadinata 2012) Populasi
target adalah populasi yang menjadi sasaran
keberlakukan kesimpulan penelitian kita.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat
ditarik kesimpulan, bahwasanya Populasi target atau
populasi sasaran adalah kumpulan dari keseluruhan

5
Infeksi Lokal Dan Sistemik

kasus, orang, atau objek, di mana hasil penelitian


akan digeneralisasi. Populasi target merupakan
keseluruhan populasi di mana peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian. Contohnya seorang peneliti
hendak melakukan penelitian tentang kepatuhan
pasien TB Paru dalam minum obat TB di wilayah
puskesmas R. Dalam hal ini, populasi tergetnya
adalah seluruh pasien-pasien TB paru yang menjalani
terapi obat di wilayah Puskesmas R. Dalam penelitian
tersebut, peneliti dapat menetapkan secara jelas
tentang batas geografis, jenis kelamin, kelompok usia,
dan lainnya.
2. Populasi survei
Merupakan populasi yang terliput dalam
penelitian yang dilakukan. Populasi terdiri dari unsur
sampling yaitu unsur/unsur yang diambil sebagai
sampel. Kerangka sampling (sampling Frame) adalah
daftar semua unsur sampling dalam populasi
sampling. Unsur sampling ini diambil dengan
menggunakan kerangka sampling (sampling frame).

B. KLASIFIKASI POPULASI

6
Populasi Dan Sampel

Adapun beberapa klasifikasi populasi, diantaranya


Populasi berdasarkan sifatnya, dibagi menjadi dua yaitu
populasi homogen dan populasi heterogen.
a. Populasi homogen
populasi yang unsurnya memiliki sifat yang sama,
sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara
kuantitatif. Populasi seperti itu banyak dijumpai
dalam Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Ilmu Eksakta.
Misalnya penelitian terhadap gejala berupa reaksi
bilamana dua unsur kimia bersenyawa dengan cara
sengaja mencampurkan kedua unsur itu. Gejala yang
timbul bila kondisi percobaannya sama dengan
melakukan 5 kali percobaan, gejala yang timbul tidak
akan berbeda bilamana percobaan itu dilakukan 10
atau 100 kali. Populasi seperti itu dapat disamakan
dengan usaha mencicipi sepanci sayur sebagai
populasi. Untuk mengetahui keadaannya seperti
manis tidaknya atau asin tidaknya dan lain lainnya,
cukup dilakukan dengan mengambil satu sendok saja
dari bagian manapun di dalam panci itu. Untuk itu
sebagai populasi homogen tidak perlu dicicipi
seluruhnya atau sampai setengah panel atau lebih.

7
Infeksi Lokal Dan Sistemik

b. Populasi heterogen
populasi yang dalam unsurnya terdapat sifat
variasi sehingga ada batasan baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif. seperti telah dikemukakan
di atas. Semua penelitian di bidang sosial yang
obyeknya manusia atau gejala- gejala dalam
kehidupan manusia menghadapi populasi heterogen.
Manusia sebagai obyek adalah makhluk yang unik
dan kompleks terdiri dari individu- individu yang
bervariasi dalam arti berbeda satu dari yang lain
dalam banyak hal atau aspek.

C. SAMPEL
Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian
dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya
dalam suatu penelitian. Adapun beberapa pendapat para
ahli. Menurut Arikunto(2013) mengatakan bahwa sampel
adalah bagian kecil yang terdapat dalam populasi yang
dianggap mewakili populasi mengenai penelitian yang
dilakukan. Dan Menurut Sugiyono (2019) sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Notoatmodjo

8
Populasi Dan Sampel

(2010) sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap


mewakili seluruh populasi. Dan Menurut Sutrisno (2004)
sampel adalah contoh atau sebagian individu yang diteliti,
karena jumlah populasi penelitian yang besar dan tidak
dapat diteliti seluruhnya. Dari beberapa pendapat para
ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sampel
secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi
yang menjadi sumber data yang sebenarnya dalam suatu
penelitian. Dengan kata lain, sampel adalah sebagian dari
populasi untuk mewakili seluruh populasi.
1. Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel sangatlah
diperlukan dalam sebuah penelitian karena hal ini
digunakan untuk menentukan apa saja dan siapa
saja anggota dari populasi tersebut yang hendak
dijadikan sampel. Untuk itu teknik pengambilan
sampel haruslah secara jelas dan terprogram
sesuai rencana penelitian sehingga jelas dan tidak
membingungkan ketika aktifitas penelitian
dilakukan.

9
Infeksi Lokal Dan Sistemik

Sugiyono mengelompokkan teknik pengambilan


sampel menjadi 2 (dua) yaitu Probability Sampling
dan Nonprobability Sampling. Probability Sampling
yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. I
terdiri dari 4 (empat) macam yang akan dijelaskan
sebagai berikut:
a. Simple Random Sampling Dikatakan
simple (sederhana) karena pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi
mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara
proporsional. contoh: suatu perusahaan
mempunyai pegawai dengan latar
belakang pendidikan S1: 30. S2: 40,
SMA: 80. Jumlah sampel yang harus

10
Populasi Dan Sampel

diambil adalah meliputi strata pendidikan


diambil perwakilan sesuai kebutuhan.
c. Disproportionate Stratified Random
Sampling Teknik ini digunakan untuk
menentukan jumlah sampel, bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional
Misalnya, populasi karyawan PT. XY
berjumlah 1000 orang yang berstrata
berdasarkan tingkat pendidikan SMP,
SMA, DIII, S1 dan S2. Namun jumlahnya
sangat tidak seimbang yaitu SMP 100
orang SMA 700 orang DIII 180 orang S1
10 orang S2 10 orang Jumlah karyawan
yang berpendidikan S1 dan S2 ini sangat
tidak seimbang (terlalu kecil dibandingkan
dengan strata yang lain) sehingga dua
kelompok ini seluruhnya ditetapkan
sebagai sampel.
d. Cluster Sampling (Area Sampling) Teknik
pengambilan sampel daerah digunakan
untuk menentukan sampel bila obyek yang
akan diteliti atau sumber data sangat luas.

11
Infeksi Lokal Dan Sistemik

Contoh: Di kota Lumajang terdapat 40


puskesmas sebagai populasi. Karena itu
pengambilan sampelnya ditentukan
sebesar 20 puskesmas saja dengan
pemilihan secara random (acak). Teknik
sampel ini terdiri dari 2 tahap, yaitu (1)
tahap penentuan sampel daerah, dan (2)
tahap penentuan orang-orang yang ada di
daerah itu.

Sedangkan pada Nonprobability Sampling


yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Nonprobability
Sampling terdiri dari 6 (enam) macam yang akan
dijabarkan sebagai berikut ini
a. Sampling Sistematis yaitu teknik pengambilan
sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut.
Misalnya jumlah populasi 100 orang dan
masing-masing diberi nomor urut 1 s/d 100.

12
Populasi Dan Sampel

Sampelnya dapat ditentukan dengan cara


memilih orang dengan nomor urut ganjil
(1,3,5,7,9,11,13,15…, dst) atau memilih orang
dengan nomor urut genap
(2,4,6,8,10,12…,dst).
b. Sampling Kuota yaitu teknik untuk
menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
kuota yang diinginkan. Misalnya ingin
melakukan penelitian tentang pendapat
mahasiswa terhadap pelayanan rumah sakit.
Jumlah sampel yang ditentukan adalah 100
pasien. Kalau pengumpulan data belum
mencapai kuota atau jumlah 100 pasien, maka
penelitian tersebut bisa dinilai belum selesai.
c. Sampling Insidental yaitu teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan/insidental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data.

13
Infeksi Lokal Dan Sistemik

d. Sampling Purposive yaitu teknik penentuan


sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik
ini paling cocok digunakan untuk penelitian
kualitatif yang tidak melakukan generalisasi.
Misalnya penelitian tentang kualitas makanan,
maka sampel sumber datanya adalah orang
yang ahli makanan atau ahli gizi.
e. Sampling Jenuh yaitu teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
digunakan untuk penelitian dengan jumlah
sampel dibawah 30 orang, atau untuk
penelitian yang ingin membuat generalisasi
dengan tingkat kesalahan yang sedikit atau
kecil. Misalnya jika jumlah populasi 20 orang,
maka 20 orang tersebutlah yang dijadikan
sampel.
f. Snowball Sampling yaitu teknik penentuan
sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Misalnya suatu
penelitian menggunakan sampel sebanyak 10
orang, tetapi karena peneliti merasa dengan 10

14
Populasi Dan Sampel

orang sampel ini datanya masih kurang


lengkap, maka peneliti mencari orang lain
yang dirasa layak dan lebih tahu tentang
penelitiannya dan mampu melengkapi datanya

Sugiyono. (2019). Metodelogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan


R&D. Bandung: ALFABETA.
Gulo, W. Metode Penelitian, Grasindo, Jakarta, 2010.
Margono, S. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT
Rineka Cipta
Arikunto, S. (2019). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka cipta
Nursalam. (2015). Metodologi ilmu keperawatan, edisi 4, Jakarta:
Salemba Medika.

15
Infeksi Lokal Dan Sistemik

Arikunto, S. 2013.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi


Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Hadi, Sutrisno. 2004. Penelitian Research. Yogyakarta: BPFE

BIODATA PENULIS

Tugas Wahyu Indra Lesmana, S.Kep.Ners., Lahir 20 April


1993 di Jember- Jawa Timur. Riwayat
Pendidikan: SDN Yosorati 7 Sumberbaru
Jember (2005), SMPN 1 Sumberbaru

16
Populasi Dan Sampel

Jember (2008), SMAN 1 Tanggul Jember


(2011), Menempuh studi Sarjana Ilmu
Keperawatan di Universitas
Muhammadiyah Jember lulus tahun
2015. Melanjutkan Profesi Ners di
Universitas Muhammadiyah Jember lulus
tahun 2016.
Pengabdian : Sebagai Perawat Pelaksana di Ruang Bedah RS.
Baladhika Husada Jember (2018- sekarang).

17

Anda mungkin juga menyukai