KAJIAN KEPUSTAKAAN
mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu
orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu (Sri
sekelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makan yang meliputi sikap,
diartikan sebagai cara seseorang atau sekelompok orang untuk memilih makanan
psikologis, budaya, dan sosial. Pola makan didefinisikan karakteristik dari kegiatan
yang berulang kali dari individu dalam memenuhi kebutuhannya akan makanan,
Gizi 1988:82).
2.1.2. Faktor – faktor yang mempengaruhi Pola Makan
Pola makan yang terbentuk sangat erat kaitannya dengan kebiasaan makan
1. Faktor ekonomi
kuantitas dan kualitas yang lebih baik, sebaliknya penurunan pendapatan akan
konsumtif dalam pola makannya sehari – hari, sehingga pemilihan suatu bahan
gizi.
santap (fast food) seperti ayam goreng, pizza, hamburger dan lain – lain telah
tidak baik yang lambat laun akan menjadi kebiasaan atau adat. Kebudayaan
makanan, meskipun tidak semua hal yang tabu masuk akal dan baik dari sisi
kesehatan. Tidak sedikit hal yang ditabukan merupakan hal yang baik jika
ditinjau dari kesehatan, salah satu contohnya adalah anak balita tabu
padahal dari sisi kesehatan berlaku sebaliknya, mengonsumsi ikan sangat baik
bagi balita karena memiliki kandungan protein yang sangat dibutuhkan untuk
memiliki pantangan terhadap makanan tertentu yaitu balita, ibu hamil, dan ibu
menyusui.
3. Agama
Pantangan yang didasari Agama, khususnya Islam disebut haram dan individu
makanan yang disajikan. Bagi Agama Kristen, telur merupakan bahan makanan
yang selalu ada pada saat Perayaan Paskah, bagi umat Islam, ketupat adalah
bahan makanan pokok yang selalu tersedia pada saat hari raya Lebaran
4. Pendidikan
terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi. Salah satu
contoh, prinsip yang dimiliki oleh orang dengan tingkat pendidikan rendah
5. Lingkungan
informasi yang tepat tentang makanan sehat dari para gurunya dan didukung
oleh tersedianya kantin atau tempat jajan yang menjual makanan yang sehat
akan membentuk pola makan yang baik pada anak. Sekolah di luar negeri
jajanan.
makan. Tidak sedikit orang tertarik untuk mengonsumsi atau membeli jenis
makanan tertentu setelah mel ohat promosinya melalui iklan televisi. Akan
Perilaku dan kebiasaan orang tua dalam hal makanan yang dipengaruhi oleh faktor
budaya akan mempengaruhi sikap suka dan tidak suka seorang anak terhadap
makanan. Orang tua bertanggung jawab terhadap masalah makan di rumah, jenis –
jenis makanan apa yang tersedia dan kapan makanan tersebut disajikan juga harus
memberikan petunjuk mengenai hal – hal penting kepada anak – anak sehingga
anak mampu menentukan makanan yang sehat disaat mereka jauh dari rumah.
dalam satu keluarga dapat dijadikan sebagai salah satu wadah untuk menjalin
disibukkan oleh aktivitas di luar. Sebuah studi yang dilakukan terhadap sekelompok
anak usia 9 – 14 tahun menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara kegiatan
makan malam bersama dalam keluarga dengan kualitas diet anak secara
menyeluruh. Persentasi jumlah anak yang makan malam bersama keluarga menurun
dengan bertambahnya umur anak dengan persentase tertinggi pada kelompok anak
umur 9 tahun. Anak yang biasa makan bersama keluarga mempunyai asupan energi,
serat, kalsium, folat, zat besi dan vitamin – vitamin B6, B12, C, dan E yang lebih
tinggi. Anak – anak ini juga mengonsumsi buah dan sayur – sayuran lebih banyak,
dan saat mereka tidak di rumah lebih sedikit makan makanan yang di goreng serta
Pola makan anak juga dipengaruhi oleh media massa dan lingkungan (guru,
teman sebaya). Anak – anak ingin mencoba makanan – makanan yang diiklankan di
media televisi. Pengaruh teman sebaya juga menjadi lebih besar karena anak usia
perilaku perihal pola dan jenis makanan pilihan mereka. Anak secara tiba – tiba
meminta satu jenis makanan baru atau menolak makanan mereka terdahulu, akibat
rekomendasi dari teman – teman sebayanya. Pengaruh guru juga besar terhadap
sikap seorang anak terhadap jenis dan pola makan. Apa yang dipelajari di dalam
kelas tentang kesehatan dan makanan bergizi harus ditunjang dengan makanan yang
2.1.4. Porsi makanan per hari untuk anak dan remaja berdasarkan Food Guide
Pyramid
besi, serat dan fitonutrien lain yang bermanfaat bagi tubuh. Kebanyakan
serealia diperkaya dengan vitamin B (tiamin, riboflavin, niasin), zat besi dan
muffin yang dibuat dengan penambahan lemak (mentega) dan bahan yang
vitamin C, folat, kalium, serat dan fitonutrien. Rasa manis pada buah berasal
4. Kelompok susu dan produk turunannya : Susu dan produk turunannya seperti
yoghurt dan keju merupakan sumber kalsium dan vitamin B2, serta nutrisi lain
sapi, kalkun, ikan, kerang, telur, produk kedelai (tempe, tahu), kacang-
sumber protein, vitamin (B1 B3, B6 dan B12), zat besi, seng. Untuk mensuplai
Status Gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan
antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan penggunaannya. Status gizi
seseorang dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu produk pangan (jumlah dan jenis
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ – organ, serta menghasilkan energi
Gizi merupakan rangkaian proses secara organic makanan yang dicerna oleh
tubuh untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan fungsi normal organ, serta
ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk menghasilakan energy, membangun dan
2017).
1. Gizi baik
2. Gizi kurang
Merupakan keadaan tidak sehat (patologis) yang timbul karena tidak cukup
makan atau konsumsi energy dan protein kurang selama jangka waktu tertentu.
3. Gizi lebih
Status gizi (Nutrition Status) adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam
kekurarangan atau kelebihan secara relative maupun absolut satu atau lebih zat gizi.
4. Imbalance yaitu karena disproporsi zat gizi, misalnya kolesterol terjadi karena
orang atau masyarakat sebagai akibat adanya ketidakseimbangan antara asupan atau
kurang intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi
gizi lebih. Saat ini, kondisi gizi dunia menunjukakan dua kondisi yang ekstrem.
Mulai dari kelaparan sampai pola makan yang mengikuti gaya hidup yaitu rendah
serat dan tinggi kalori, serta kondisi kurus dan pendek sampai kegemukan.
1) Gizi kurang
Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energy dan protein, pada tahap
awal akan menyebabkan rasa lapar kemudian dalam jangka waktu tertentu Berat
Kekurangan zat gizi yang berlanjut akan menyebabkan status gizikurang dan
gizi buruk. Apabila tidak ada perbaikan konsumsi energy dan protein yangn
seperti :
a. Gangguan pertumbuhan
Giszi kurang dibedakan menjadi gizi kurang makro (makronutrien) dan gizi
mikonutrien, protein, yodium zat besi, seng, asam folat, dan lain sebagainya.
dan anemia yang mengacu pada berat bayi lahir rendah (BBLR), gangguan
asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat
cukup makanan tetapi sering menderita sakit, dapat menderita gizi kurang.
Demikian pula pada anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka daya
dan dukungan terhadap agar anak dapat tumbuh kembang dengan baik
menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dan dasar
Indonesia:
sering timbul pada usia 1- 3 tahun karena pada usia ini kebutuhan
b) Marasmus
c) Kwashiorkor – Marasmik
2) Gizi Lebih
berlebihan di seluruh tubuh. Hal ini di sebabkan oleh perilaku makan yang
2.2.3. Gizi Seimbang Bagi Balita dan Anak Usia Sekolah Dasar
1. Prinsip gizi
Balita atau di kenal juga dengan anak prasekolah adalah anak yang berusia
tahun. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak dengan
kecepatan pertumbuhan sehebat yang terjadi sebelumnya pada masa bayi dan
pada masa remaja nantinya. Rata – rata pertumbuhan tiap tahun seorang anak
pada usia sekolah adalah berkisar 3 – 5 kg untuk berat dan sekitar 6 cm untuk
lambat, masukan dan napsu makan seorang anak juga akan berkurang dan
asupan energy sebanyak 100 kkal. Asupan lemak juga perlu ditingkatkan
karena struktur utama pembentuk otak adalah lemak. Lemak tersebut juga
diperoleh antara lain dari minyak dan margarin (Mardalena, Ida. 2017).
gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tingi badan.
Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga
diperoleh status gizi yang baik. Kebutuhan masing – masing zat gizi untuk
kelompok balita dan anak dapat di lihat dari Angka Kecukupan Gizi yang
(sulistyoningsih, H 2011).
Di antara anak usia 2 sampai 11 tahun, rata – rata asupan vitamin dan
Sehari) yaitu kebutuhan minimal sehari agar seseorang tidak menjadi sakit,
pada kondisi yang umum dianggap normal (Prof. DR. Achmad Sediaoetama,
Tabel 2. Kebutuhan nutrisi anak terhadap protein, vitamin A, zat besi dan zink
(Paath, E. F, dkk 2004)
usia (thn) protein vitamin A zat besi Zink
(g) (µgRE) (mg) (mg)
lahir -0,5 bln 13 375 6 5
0,5 - 1,0 14 375 10 5
1- 3 thn 16 400 10 10
4 - 6 thn 24 500 10 10
7 - 10 thn 28 700 10 10
anak laki – laki
11- 14 thn 45 1000 12 15
15 - 18 thn 59 1000 12 15
anak perempuan
11 - 14 thn 46 800 15 12
15 - 18 thn 44 800 15 12
RE, Retino Equivalen
(Food and Nutritional Board, National Academy of Science – National Research Council. 11989, Recommended
Daily Dietary Allowances).
Anak makan rata – rata lima sampai tujuh kali sehari. Di antara anak
usia 6 – 11 tahun, kudapan memberikan 20% dari total asupan kalori dan 19%
dari total asupan lemak dan lemak jenuh. Kudapan adalah cara terbaik untuk
memberikan protein, kalori, dan nutrisi esensial pada anak yang tidak dapat
makan banyak pada jam makan, tetapi kudapan harus diberikan sediktnya 90
adalah pedoman untuk memilih jenis dan jumlah makanan yang sesuai dan
sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai
makanan, (2) pentingnya pola hidup bersih, (3) pentingnya pola hidup aktif dan
olahraga serta (4) memantau berat baddan ideal. Pedoman umum gizi seimbang
(PUGS) berprinsip bahwa tiap golongan usia, jenis kelamin, kesehatan dan
aktifitas fisik memerlukan PUGS yang berbeda sesuai dengan kondisi masing-
hewani lainnya. Pedoman gizi seimbang yang perlu dipahami dan diaplikasiakn
yang berasal dari satu jenis makanan sumber zat tenaga (beras, jagung,
gandum), satu jenis makanan zat pembangun (tempe,telur, ikan) dan satu
kreativitas.
daalam hidangan seperti nasi, ubi atau sagu.Tetapi makanan ini kurang
memberikan zat gizi lain yang diperlukan tubuh.Oleh karena itu, makanan
energi
Sesuai keppres NO. 69 tahun 1994, semua garam yang beredar di Indonesia
didalamnya.
Zat besi (Fe) merupakan salah satu unsur pembentuk sel darah merah
Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan bahan
Menurut Ida Mardalena (2017) penilaian status gizi di bagi menjadi dua
yaitu secara tidak langsung dan secara langsung, penilaian status gizi secara
langsung terbagi atas empat yaitu antropometri, klinis, biokimia, biofisik.
Sedangkan secara tidak langsung terbagi atas tiga yaitu survei konsumsi
manusia dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh
dan lemak). Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan
mengukur beberapa parameter. Parameter ini terdiri dari : umur, berat badan,
tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, jaringan lunak.
terdiri dari : Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut
Atas menurut Umur (LLA/U), Indeks Masa Tubuh (IMT). Dari masing-masing
yang dikutip dari Hartini (1983), seperti yang terlihat pada tabel 4.
median sama dengan persentil 50. Nilai median ini dinyatakan = 100%
(Untuk standar)
Tabel 5. Status Gizi berdassarkan indeks Antropometri yang disajikan
dalam persen terhadap median
Indeks
Status Gizi
BB/U TB/U BB/TB
Gizi Baik > 80 % > 90 % > 90 %
Gizi Sedang 71 - 80 % 81 - 90 % 81 - 90 %
Gizi Kurang 61 - 70 % 71 - 80 % 71 - 80 %
Gizi Buruk ≤ 60 % ≤ 70 % ≤ 70
b. Persentil
Baik dan Kurang serta persentil 95 sebagai batas Gizi Lebih dan Gizi
Buruk.
cara ini untuk meneliti dan memantau pertumbuhan. Selain itu Waterlow
Keterangan :
Status Gizi
Indeks
BB/U BB/TB
> + 2 SD Gizi Lebih Gemuk
≥ - 2 SD s/d + 2 SD Gizi Baik Normal
≥ - 3 SD s/d + < - 2 SD Gizi Kurang Kurus
< - 3 SD Gizi Buruk Sangat Kurus
(Cut – off : Berdasar Hasil Kesepakatan Pakar Gizi, Januari 2000)
dalam Z - Skor
Status Gizi
Indeks
BB/U
≥ - 2 SD Normal
< - 2 SD Pendek
Cut – off : Berdasar Hasil Kesepakatan Pakar Gizi, Januari 2000)
Tabel 5. Penggolongan keadaan Gizi menurut Indeks Antropometri
Ambang batas baku untukkeadaan gizi berdasarkan indeks
Status Gizi
BB/U TB/U BB/TB LLA/U LLA/TB
Gizi Baik > 80 % > 85 % > 90 % > 85 % > 85 %
Gizi Kurang 61 - 8 0 % 71 - 85 % 81 - 90 % 71 - 85 % 76 - 85 %
Gizi Buruk ≤ 60 % ≤ 70 % ≤ 80 % ≤ 70 % ≤ 75 %
Status gizi
Prestasi belajar
meningkat
Gambar 1. Kerangka Teori penelitian Hubungan antara Pola Makan dengan Status
Gizi pada Anak usia Sekolah di Sekolah Dasar Negeri 2 Oebobo – Kota
Kupang.
2.4.Kerangka Konsep
Prestasi belajar
meningkat
Gambar 2. Kerangka Konsep Hubungan antara Pola Makan dengan Status Gizi anak
Keterangan :