Anda di halaman 1dari 12

KONSEP ANTROPOLOGI

GIZI

GUSTI K UM ALA DEWI, SK M , M ARS


P RO GRAM STUDI GIZI
FAK ULTAS K ESEHATAN M ASYARAK AT
UNIVERSITAS BINAWAN
JAK ARTA , 2020
ANTROPOLOGI DAN GIZI

Di dunia, diperkirakan ratusan juta orang


menderita gizi buruk dan kekurangan gizi.

Angka yang tepat tidak ada, tidak ada


mengenai sensus kelaparan, dan perbedaan
antara gizi cukup dan gizi kurang merupakan
jalur yang lebar, bukan suatu garis yang jelas.
LANJUT……

 Apapun tolok ukur kita, kelaparan (dan sering mati


kelaparan) merupakan hambatan paling besar bagi
perbaikan kesehatan di negara-negara di dunia.
 Kekurangan gizi menurunkan daya tubuh terhadap
infeksi, menyebabkan banyak penyakit kronis, dan
menyebabkan orang tidak mungkin melakukan kerja
keras.
 Kekurangan protein-kalori dalam periode kanak-
kanak setelah disapih menyebabkan kerusakan otak
yang permanen.
LANJUT…..

Banyak dari masalah


kekurangan gizi karena
ketidakmampuan negara-
negara non industri untuk
menghasilkan cukup
makanan untuk
memenuhi kebutuhan
penduduk mereka yang
berkembang.
LANJUT…..

Hanya peningkatan-
peningkatan yang
besar dalam produk
makanan di dunia,
melalui metode-
metode pertanian yang
lebih baik saja yang
dapat mengurangi gizi
buruk dan kekurangan
gizi yang berasal dari
kekurangan kalori dan
protein yang menyolok.
LANJUT…..

 Namun banyak dari


masalah juga tergantung
pada kepercayaan-
kepercayaan yang keliru,
yang terdapat dimana-
mana, mengenai
hubungan antara makanan
dan kesehatan, dan juga
tergantung pada
kepercayaan-kepercayaan,
pantangan-pantangan dan
upacara-upacara yang
mencegah orang
memanfaatkan sebaik-
baiknya makanan yang
tersedia bagi mereka.
LANJUT…..

 Kebiasaan gizi disebabkan oleh kebiasaan -kebiasaan yang


buruk. Hal ini tidak terbatas pada negara -negara di Dunia
Ketiga saja, tetapi ditemukan juga dalam jumlah yang
berlimpah di negara-nagara Berkembang termasuk
Amerika.
 Karena masalah gizi di seluruh dunia didasarkan atas
bentuk-bentuk budaya, maupun karena kurang berhasilnya
pertanian, maka semua organisasi-organisasi
pengembangan internasional maupun nasional, menaruh
perhatian tidak semata-mata pada pertambahan peroduksi
makanan melainkan juga pada kebiasaan-kebiasaan
makanan tradisional yang berubah, untuk mencapai
keuntungan maksimal dari gizi yang diperoleh dari makan
yang tersedia.
LANJUT…..

 Karena kebiasaan makan, seperti semua kebiasaan, hanya


dapat dimengerti dalam konteks budaya yang
menyeluruh, maka program-program pendidikan gizi yang
efektif yang mungkin menuju perbaikan kebiasaan makan
harus didasarkan atas pengertian tentang makanan
sebagai suatu pranata sosial yang memenuhi banyak
fungsi.
 Studi mengenai makanan dalam konteks budayanya, yang
menunjuk kepada masalah-masalah yang praktis ini, jelas
merupakan suatu peranan para ahli antropologi.
 Para ahli antropologi sejak hari pertama dalam penelitian
lapangan- nya, telah mengumpulkan keterangan tentang
praktek-praktek makan dan kepercayaan tentang
makanan dari penduduk yang mereka observasi.
ANTROPOLOGI GIZI
ANTROPOLOGI
GIZI

Meliputi disiplin ilmu tentang gizi dan antopologi yang


memperhatikan gejala-gejala antropologi yang mengganggu status
gizi manusia.

Evolusi manusia, sejarah dan kebudayaan, dan adaptasinya kepada variabel


gizi yang berubah-ubah dalam kondisi lingkungan yang beraneka ragam,
menggambarkan bahan-bahan yang merupakan titik perhatian dalam
antropologi gizi.
ASPEK-ASPEK ANTROPOLOGI GIZI

Sifat sosial, budaya dan psikologis dari makanan (yaitu


peranan-peranan sosial- budaya dari makanan, yang
berbeda dengan peranan-peranan gizinya).

ASPEK-ASPEK
ANTROPOLOGI GIZI

Cara-cara di mana dimensi-dimensi sosial-budaya dan


psikologis dari makanan berkaitan dengan masalah gizi
yang cukup, terutama dalam masyarakat-masyarakat
tradisional.
MAKANAN DALAM KONTEKS BUDAYA

Para ahli antropologi memandang kebiasaan


makan sebagai suatu kompleks kegiatan
masak-memasak, masalah kesukaan dan
ketidaksukaan, kearifan rakyat, kepercayaan-
keparcayaan, pantangan-pantangan, dan
tahyul-tahyul yang berkaitan dengan produksi,
persiapan dan konsumsi makanan.
LANJUT…..

 Para ahli antropologi melihat makanan mempengaruhi


dan berkaitan dengan banyak kategori budaya lainnya.
 Perhatian khusus diberikan terhadap peranan makanan
dalam kebudayaan sebagai kegiatan ekspresif yang
memperkuat kembali hubungan-hubungan sosial,
sanksi-sanksi, kepercayaan-kepercayaan dan agama,
menentukan banyak pola ekonomi dan menguasai
sebagian besar dari kehidupan sehari-hari.
 Oleh karena itu kebiasaan makan memainkan peranan
sosial dasar yangpenting dalam mengatasi soal makan
untuk tubuh manusia.

Anda mungkin juga menyukai