Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

RUANG LINGKUP, METODE, DAN MANFAAT

PSIKOLOGI BELAJAR

Disusun oleh:

Siti Waliyanti 43040220045

Dilla Taqiya 43040220054

Ulfa Zahrotul Widad 43040220126

Dewi Lestari Paparo 43040220194

PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikn rahmat
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
"RUANG LINGKUP, METODE, DAN MANFAAT PSIKOLOGI BELAJAR”.

Melalui penugasan ini diharapkan dapat memberi wawasan terhadap mata kuliah
Psikologi Belajar pada materi ini. Kami berharap makalah ini dapat memberi informasi
yang berguna bagi pembaca, terutama para mahasiswa.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dalam penyusunan makalah ini. Dengan demikian, kami sadar materi ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi
kelengkapan dan penyempurnaan makalah ini.

Salatiga, 23 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Daftar Isi...............................................................................................................
BAB 1....................................................................................................................
PENDAHULUAN................................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................
C. Tujuan Masalah................................................................................................
BAB II...................................................................................................................
PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Ruang Lingkup Psikologi Belajar...................................................................
B. Metode Psikologi Belajar.................................................................................
C. Manfaat Psikologi Belajar................................................................................
BAB III..................................................................................................................
PENUTUP.............................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR P;USTAKA............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia melakukan upaya pendidikan.
Lahir untuk pertama kalinya, meskipun dalam bentuk yang di sederhanakan.
Dalam upaya pendidikan ini, orang berusaha untuk mempengaruhi orang lain.
Menurut Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab 1 pasal 1 (1) pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar mengajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam hal ini, tentu saja diperlukan adanya pendidik profesional yakni guru-guru
di sekolah-sekolah dasar dan menengah dan dosen di perguruan-perguruan tinggi
sebagaimana yang tersirat dalam XI Pasal 39 (2) UU Sisdiknas tersebut diatas.
Dari sini kita dapat melihat bahwa ranah pendidikan adalah milik setiap
manusia. Oleh karena itu, seorang pendidik harus memahami tugasnya dan
bertindak sesuai dengan kebutuhan siswanya . Diantara ilmu yang diperlukan
bagi pendidik atau calon pendidik adalah ilmu Psikologi terapan dengan
pendekatan baru yang erat kaitanya dengan proses belajar mengajar untuk
memenuhi kebutuhan psikologi terapan dengan pendekatan baru, makalah ini
telah disusun.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja ruang lingkup psikologi belajar?
2. Bagaimana metode pembelajaran psikologi belajar?
3. Apa saja manfaat psikologi belajat?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui dan memahami ruang lingkup psikologi belajar.
2. Mengetahui dan memahami metode-metode apa yang digunakan
dalam Psikologi belajar.
3. Mengetahu dan memahami manfaat psikologi belajar.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Psikologi Belajar


Secara global, psikologi belajar memiliki cakupan bahasan tersendiri,
berbeda dengan ilmu lainya, bahkan berbeda dengan bidang ilmu-ilmu lainya.
Dipandang dari segi keilmuan, psikologi tidak hanya mencakup tentang
pengetahuan teoritis namun juga mencakup tentang pengetahuan praktis.
Psikologi belajar sebagai disiplin ilmu yang merupakan cabang psikologi,
yang kajianya dikhususkan pada masalah belajar, maka psikologi belajar memiliki
ruang lingkup di sekitar masalah belajar, psikologi belajar memiliki ruang lingkup
yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga pokok bahasan, yaitu masalah
belajar, proses belajar, dan situasi belajar. Menurut Djamarah (2015), ketiga unsur
tersebut meliputi:

a. Ulasan mengenai belajar:

1) Teori tentang belajar

2) Prinsip-prinsip pembelajaran

3) Hakikat dan kegiatan belajar

4) Macam-macam aktivitas belajar

5) Aktivitas belajar

6) Teknik dalam pembelajaran yang efektif

7) Perwujudan perilaku belajar

8) Faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan belajar.

b. Ulasan mengenai situasi belajar:

1) Lingkungan fisik

2) Lingkungan non-fisik
3) Lingkungan sosial

4) Lingkungan non-sosial

c. Ulasan mengenai proses pembelajaran

1) Tahapan dalam belajar

2) Transformasi jiwa selama proses belajar

3) Adanya pengaruh dari pengalaman belajar dilihat dari perilaku individu

4) Adanya pengaruh motivasi yang terkait dengan lingkungan belajar

5) Adanya perbedaan kecepatan secara individual dalam memproses impresi dan

Keterbatasan kemampuan secara individual dalam belajar.

Dari tiga ulasan ruang lingkup psikologi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa
batasan permasalahannya mencakup beberapa teori, kaidah-kaidah, karakteristik belajar,
keadaan atau situasi pembelajaran dikaji secara fisik dan non fisik serta mencakup kejadian
terurai dalam proses pembelajaran. Ruang lingkup tersebut harus diketahui dan disadari oleh
pendidik agar dapat memahami dan menyadari perilaku belajar peserta didik di kelas serta
mampu memberi respon dan feedback yang tepat agar proses belajar mereka terlaksana
dengan baik dan tepat.
B. Metode- metode dalam Psikologi Belajar
Metode psikologi belajar adalah cara yang digunskan atau jalan yang
ditempuh untuk sampai pada tujuan psikologi belajar, yaitu mendapatkan asas-
asas, pokok-pokok, atau prinsip-prinsip tentang tentang tingkah laku dalam
situasi pendidikan dan yang dapat membantu pendidikan. Dalam hal-hal tertentu
dan dalam batas-batas tertentu, metode ini dipergunakan oleh para pendidik atau
para guru dalam memahami dan memecahkan problem-problem pendidikan.
Ada beberapa metode riset yang sudah lazim digunakan psikologi, yaitu sebagai
berikut:
1. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah untuk mengetes keyakinan atau pendapat
tentang tingkah laku manusia dalam situasi atau kondisi tertentu. Dalam kata
lain, eksperimen dilakaukan dengan anggapan bahwa se,ua situasi atau kondisi
dapat dikontrol dengan teliti, yang keadaanya berbeda dari observasi yang
dikontrol. Melalui usaha eksperimen demi eksperimen, kemudian kebenaran-
kebenaran psikologis yang semula didasarkan atas percobaan-percobaan.
Untuk mendukung pelaksanaan eksperimen, paling tidak menggnakan dua
kelompok yang diperbandingkan. Kelompok pertama adalah kelompok
“kontrol” dan kelompok kedua adalah kelompok “eksperimen”. Fungsi
kelompok kontrol adaalah untuk mengecek pengaruh dari faktor eksperimen
atau variable independen dan kelompok kontrol terebut sebisa mungkin
diusahakan sama dengan kelompok eksperimen.
Lewat metode eksperimen banyak aspek belajar daoat diteliti dengan
baik, yang hasilnya dapat disumbangkan bagi kelancaran prsoes interaksi
edukatif dari metode-metode di kelas. Misalnya meneliti tentang keefektifan
komparatif dari metode-metode mengajar yang berbeda (seperti metode diskusi
versus metode ceramah) untuk mempelajari informasi yang faktual, pengaruh
praktik bagian versus praktik keseluruhan terhadap belajar keterampilan, kelas
yang optimal, sampai seberapa jauh transfer belajar itu terjadi, penyusunan
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan induividu dan sosial, asas
kesiapan dala mmelakukan suatu tugas belajar, pengaruh overlearning terhadap
ingatan, dan lain sebagainya.
2. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode untuk mempelajari gejala kejiwaan melalui
pengamatan dengan sengaja, teliti, sistematis.
Metode observasi terbagi menjadi dua: pertama, metode introspeksi yaitu
metode untuk mempelajari gejala-gejala kejiwaan dengan jalan meninjau gejala-
gejala jiwa sendiri secara sengaja, teliti, dan sistematis.
Dalam melakukan instropeksi (intro= ke dalam, spectare= melihat) tak
mungkin memberi hasil yang baik, karena tak ada orang yang dapat mempelajari
peristiwa-peristiwa jiwanya sendiri secara objektif. Misalnya, seseorang yang
sedang marah, tak mungkin ia dengan tenang dan objektif menyelidiki jiwanya.
Jika ia menyelidikinya, maka hilanglah kemarahan tersebut dari dirinya.
Keberatan-keberatan terhadap metode instropeksi adalah bahwa instropeksi
yang diselidiki hanya bagian-bagian yang disadari saja, sedang bagian-bagian
yang tidak disadari tidak diselidiki. Juga hal-hal yang dapat merendahkan diri
sendiri terkadang disembunyikan karena malu dan sebagainya.
Kedua, metode ekstrospeksi yaitu metode untuk mempelajari gejala-gejala
kejiwaan dengan jalan mempelajari peristiwa-peristiwa jiwa orang lain dengan
sistematis. Atau metode yang dilakukan dengan sengaja oleh satu atau lebih dari
seorang.
Dengan sengaja artinya pengamatan itu dilakukan dengan sadar dan dengan
tujuan yang jelas. Sedangkan dengan sistematis artinya pengamatan itu dilakukan
secara terencana dan dengan cara-cara tertentu yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Dengan kata lain, praktek pengamatan serupa ini kondisi-
kondisinya dikendalikan secara cermat dan hati-hati oleh satu atau lebih dari
seorang. Itulah sebabnya pengamatan ini dikenal dengan pengamatan yang
objektif (objective observation)
Melalui penerapan metode ini laporan-laporan yang ditulis akan dapat
menghasilkan informal yang objektif, lebih-lebih yang dilakukan oleh orang
yang terlatih, terampil, dan berpengalaman. Studi observasi telah banyak
dilakukan terhadap hubungan sosial yang diperlihatkan oleh anak-anak pada
taman kanak-kanak dan dalam situasi permainan bebas. Penggunaan metode ini
antara lain dapat dimanfaatkan untuk membantu mendiagnosa kesulitan belajar
anak di sekolah.
3. Metode Genetik
Metode ini juga disebut metode perkembangan, merupakan teknik observasi
yang digunakan masa pertumbuhan mental dan fisik anak dan juga
hubungannnya dengan anak-anak lain dan orang-orang dewasa, yakni
perkembangan sosialnya, kemudian dicatat dengan cermat. Pendekatannya bisa
menempuh satu atau dua pendekatan sekaligus, yaitu pendekatan horizontal dan
vertikal. Pendekatan horizontal digunakan untuk memperoleh data. Misalnya,
mengenai pertumbuhan kecerdasan, gerak, dan perasaan anak sejak lahir sampai
masa tertentu. Sedangkan pendekatan vertikal digunakan untuk individu atau
sekompok individu sejak lahir sejak lahir dan seterusnya.
Sekalipun dua pendekatan tersebut dapat dihasilkan data yang lebih shahih
(valid), khusunya yang berhubungan dengan perubahan-perubahan pertumbuhan
pada umumnya, namun keduanya mengandung kelemahan, terutama pendekatan
longitudinal, antara lain dianggap tidak praktis dan bahkan sulit dilaksanakan.

4. Metode Riwayat Hidup atau Klinis


Sekalipun dua pendekatan tersebut dapat dihasilkan data yang lebih shahih
(valid), khusunya yang berhubungan dengan perubahan-perubahan pertumbuhan
pada umumnya, namun keduanya mengandung kelemahan, terutama pendekatan
longitudinal, antara lain dianggap tidak praktis dan bahkan sulit dilaksanakan.
Alat yang di dalamnya berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab atau
perintah-perintah yang harus dikerjakan, untuk mendapatkan gambaran tentang
kejiwaan seseorang atau sekelompok orang.
Tes merupakan instrumen riset yang penting dalam psikologi masa sekarang.
Ia digunakan untuk mengukur semua jenis kemampuan, minat, bakat, prestasi,
sikap, dan ciri kepribadian. Tes memungkinkan ahli ilmu jiwa memperoleh data
dalam jumlah besar dari orang-orang tanpa banyak gangguan atas kebiasaan
mereka sehari-hari tanpa memerlukan perlengkapan laboratorium yang rumit.
Pada pokoknya semua tes mengemukakan suatu situasi yang seragam pada
kelompok sekelompok orang yang berbeda-beda pada aspek-aspek yang relevan
dengan situasi tersebut. Misalnya, inteligensi, kecekatan ketrampilan tangan,
kegelisahan, dan ketrampilan persepsual. Kemudian hasilnya dianalisa dengan
menghubungkan perbedaan dalam skor tes dengan perbedaan di antara orang-
orang tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan di atas, para ahli telah membuat berbagai alat
pengukuran yang dibakukan. Walaupun demikian hendaknya disadari bahwa
ramalan atau perkiraan yang dihasilkan seringkali tidak mudah dilakukan.
Sebabnya antara lain, karena banyaknya faktor yang tidak ikut mencampuri fakta
kejiwaan dan mudahnya berubah. Sudah tentu keadaan yang serupa ini seringkali
menyebabkan kekurangtegasan dalam mengambil keputusan, dan sekaligus
merupakan salah satu kelemahannya. Lagi pula penyusunan tes dan
penggunaannya bukanlah hal yang mudah. Hal ini menghendaki banyak langkah
yang harus ditempuh, seperti penyiapan item, penyekalan, dan penentuan norma-
normanya.
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada metode yang digunakan dalam
psikologi belajar yang seratus persen baik, demikian pula sebaliknya. Untuk itu
dalam praktek, para ahli sering menggunakan lebih dari satu metode agar bisa
saling melengkapi dan sekaligus data yang dihasilkan dapat dipercaya.
Kemudian data tersebut dianalisa dan barulah disusun suatu laporan.
Akhirnya dari laporan inilah pada gilirannya dapat ditelaah dan dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan praktik. Terlebih jika sudah berulangkali diuji
dan dibuktikan, yang kemudian melahirkan prinsip-prinsip yang secara empiris
dapat dibenarkan dan dapat pula disampaikan secara efektif, sebagai salah satu
persiapan kepada mereka yang berprofesi sebagai guru.

C. Manfaat Psikologi Belajar


Psikologi belajar amat penting bagi setiap orang, akan sangat terasa
betapa pentingnya pengetahuan tentang psikologi belajar itu, apabila seorang
guru diserahi tanggung jawab sebagai pemimpin, baik pemimpin perkumpulan
keagamaan, perkumpulan olah raga, kesenian, sekolah dan sebagainya.
Semuanya itu akan kurang sempurna jika tidak dilengkapi dengan psikologi, agar
dapat melaksanakan kepemimpinan itu dengan sebaik-baiknya. Sebab dalam
menjalankan kepemimpinan itu kita akan dihadapkan kepada pertanyaan-
pertanyaan seperti, bagaimana seorang pemimpin dalam memimpin bawahannya,
supaya dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama? Bagaimana pula kita
mempengaruhi mereka agar dapat bekerja untuk mencapai tujuan dan hasil yang
baik? Apa pula sesuatu yang dapat kita lakukan apabila kita memperhatikan
seseorang tertentu? Bagaimana cara-cara melayani mereka yang berlain-lainan
sifat, watak dan kepribadiaannya? Sesuaikah sikap dan tindakan kita sendiri
terhadap kelompok dan anggota-anggota yang kita pimpin itu? Pertanyaan-
pertanyaan ini akan dapat dijawab dengan mudah, jika didasarkan atas
pengetahuan psikologi dan pengalaman-pengalaman praktek dalam
kependidikan.Dari ilustrasi di atas semakin jelas kiranya bahwa pengetahuan
psikologi dan khususnya psikologi belajar, amat berguna bagi setiap manusia.
Adapun manfaat psikologi belajar (1991: 15) sebagai berikut:

1) Meletakkan tujuan belajar,


2) Mengatur kondisi-kondisi belajar yang efektif,

3) Mencegah terjadi dan berkembangnya gangguan-gangguan mental dan emosi,

4) Mempertahankan adanya kesehatan jiwa yang baik,

5) Mengusahakan berkembangnya daya mampu dan daya guna dari kondisi jiwa
sehat yang ada,
6) Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar,

7) Membantu setiap siswa/siswi dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapi,


8) Mengenal dan memahami setiap siswa/siswi baik secara individual maupun secara
kelompok.

Chaplin (1972) menitikberatkan manfaat atau kegunaan mempelajari psikologi


belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan dengan
cara menggunakan metode-metode yang telah disusun secara rapi dan sistematis. Kemudian
Lindgren (1985) berpendapat bahwa manfaat mempelajari psikologi belajar ialah untuk
membantu para guru dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai proses
pembelajaran. Secara umum manfaat dan kegunaan psikologi belajar menurut Muhibinsyah
(2003: 18) bahwa psikologi belajar merupakan alat bantu yang penting bagi penyelenggara
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Psikologi belajar dapat dijadikan
landasan berpikir dan bertindak bagi guru, konselor, dan juga tenaga profesional
kependidikan lainnya dalam mengelola proses pembelajaran. Sedangkan proses
pembelajaran tersebut adalah unsur utama dalam pelaksanaan setiap sistem pendidikan.
Manfaat dan kegunaan psikologi belajar juga membantu untuk memahami karakteristik
murid apakah termasuk anak yang lambat belajar atau yang cepat belajar, dengan
mengetahui karakteristik ini diharapkan guru dapat merancang dan melaksanakan
pembelajaran secara optimal. Misalnya, ketika seorang guru mengajar matematika pada
siswa/siswi kelas I MI kemudian ada salah seorang muridnya yang selalu jalan-jalan dan
mengganggu temannya, maka seorang guru harus tanggap dan menelusuri karakteristik
muridnya, mengapa dia berbuat seperti itu, apakah dikarenakan dia sudah faham dengan
materi tersebut atau sebaliknya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Psikologi belajar memiliki ruang lingkup yang secara garis besar dapat dibagi menjadi
tiga pokok bahasan, yaitu masalah belajar, proses belajar, dan situasi belajar.

Metode penelitian yang digunakan dalam psikologi belajar adalah metode


eksperimen, tes, observasi, dan genetik. Metode-metode tersebut digunakan mencari
permasalahan dan memberikan perbaikan agar terjadi proses pembelajaran yang baik dan
sebagai timbal balik antara masalah dengan solusi.

Belajar itu bertujuan mengadakan perubahan jelasnya belajar


DAFTAR PUSTAKA

Dr. Afi Parnawi, M.pd. Buku Psikologi Belajar (2019), hlm16.


Dr. Afi Parnawi, Mpd. Buku Psikologi Belajar (2019), hlm 15.
Fransaksi Anggraini, S.Pd.I., M.A. (2022),Buku Psikologi Belajar hlm 4.
Syarifin Nurjan, M.A. Buku Psikologi Belajar (2015) hlm 10.

Anda mungkin juga menyukai