PSIKOLOGI BELAJAR
Disusun oleh:
PSIKOLOGI ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikn rahmat
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
"RUANG LINGKUP, METODE, DAN MANFAAT PSIKOLOGI BELAJAR”.
Melalui penugasan ini diharapkan dapat memberi wawasan terhadap mata kuliah
Psikologi Belajar pada materi ini. Kami berharap makalah ini dapat memberi informasi
yang berguna bagi pembaca, terutama para mahasiswa.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dalam penyusunan makalah ini. Dengan demikian, kami sadar materi ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi
kelengkapan dan penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Daftar Isi...............................................................................................................
BAB 1....................................................................................................................
PENDAHULUAN................................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................
C. Tujuan Masalah................................................................................................
BAB II...................................................................................................................
PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Ruang Lingkup Psikologi Belajar...................................................................
B. Metode Psikologi Belajar.................................................................................
C. Manfaat Psikologi Belajar................................................................................
BAB III..................................................................................................................
PENUTUP.............................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR P;USTAKA............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia melakukan upaya pendidikan.
Lahir untuk pertama kalinya, meskipun dalam bentuk yang di sederhanakan.
Dalam upaya pendidikan ini, orang berusaha untuk mempengaruhi orang lain.
Menurut Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab 1 pasal 1 (1) pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar mengajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam hal ini, tentu saja diperlukan adanya pendidik profesional yakni guru-guru
di sekolah-sekolah dasar dan menengah dan dosen di perguruan-perguruan tinggi
sebagaimana yang tersirat dalam XI Pasal 39 (2) UU Sisdiknas tersebut diatas.
Dari sini kita dapat melihat bahwa ranah pendidikan adalah milik setiap
manusia. Oleh karena itu, seorang pendidik harus memahami tugasnya dan
bertindak sesuai dengan kebutuhan siswanya . Diantara ilmu yang diperlukan
bagi pendidik atau calon pendidik adalah ilmu Psikologi terapan dengan
pendekatan baru yang erat kaitanya dengan proses belajar mengajar untuk
memenuhi kebutuhan psikologi terapan dengan pendekatan baru, makalah ini
telah disusun.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja ruang lingkup psikologi belajar?
2. Bagaimana metode pembelajaran psikologi belajar?
3. Apa saja manfaat psikologi belajat?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui dan memahami ruang lingkup psikologi belajar.
2. Mengetahui dan memahami metode-metode apa yang digunakan
dalam Psikologi belajar.
3. Mengetahu dan memahami manfaat psikologi belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2) Prinsip-prinsip pembelajaran
5) Aktivitas belajar
1) Lingkungan fisik
2) Lingkungan non-fisik
3) Lingkungan sosial
4) Lingkungan non-sosial
Dari tiga ulasan ruang lingkup psikologi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa
batasan permasalahannya mencakup beberapa teori, kaidah-kaidah, karakteristik belajar,
keadaan atau situasi pembelajaran dikaji secara fisik dan non fisik serta mencakup kejadian
terurai dalam proses pembelajaran. Ruang lingkup tersebut harus diketahui dan disadari oleh
pendidik agar dapat memahami dan menyadari perilaku belajar peserta didik di kelas serta
mampu memberi respon dan feedback yang tepat agar proses belajar mereka terlaksana
dengan baik dan tepat.
B. Metode- metode dalam Psikologi Belajar
Metode psikologi belajar adalah cara yang digunskan atau jalan yang
ditempuh untuk sampai pada tujuan psikologi belajar, yaitu mendapatkan asas-
asas, pokok-pokok, atau prinsip-prinsip tentang tentang tingkah laku dalam
situasi pendidikan dan yang dapat membantu pendidikan. Dalam hal-hal tertentu
dan dalam batas-batas tertentu, metode ini dipergunakan oleh para pendidik atau
para guru dalam memahami dan memecahkan problem-problem pendidikan.
Ada beberapa metode riset yang sudah lazim digunakan psikologi, yaitu sebagai
berikut:
1. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah untuk mengetes keyakinan atau pendapat
tentang tingkah laku manusia dalam situasi atau kondisi tertentu. Dalam kata
lain, eksperimen dilakaukan dengan anggapan bahwa se,ua situasi atau kondisi
dapat dikontrol dengan teliti, yang keadaanya berbeda dari observasi yang
dikontrol. Melalui usaha eksperimen demi eksperimen, kemudian kebenaran-
kebenaran psikologis yang semula didasarkan atas percobaan-percobaan.
Untuk mendukung pelaksanaan eksperimen, paling tidak menggnakan dua
kelompok yang diperbandingkan. Kelompok pertama adalah kelompok
“kontrol” dan kelompok kedua adalah kelompok “eksperimen”. Fungsi
kelompok kontrol adaalah untuk mengecek pengaruh dari faktor eksperimen
atau variable independen dan kelompok kontrol terebut sebisa mungkin
diusahakan sama dengan kelompok eksperimen.
Lewat metode eksperimen banyak aspek belajar daoat diteliti dengan
baik, yang hasilnya dapat disumbangkan bagi kelancaran prsoes interaksi
edukatif dari metode-metode di kelas. Misalnya meneliti tentang keefektifan
komparatif dari metode-metode mengajar yang berbeda (seperti metode diskusi
versus metode ceramah) untuk mempelajari informasi yang faktual, pengaruh
praktik bagian versus praktik keseluruhan terhadap belajar keterampilan, kelas
yang optimal, sampai seberapa jauh transfer belajar itu terjadi, penyusunan
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan induividu dan sosial, asas
kesiapan dala mmelakukan suatu tugas belajar, pengaruh overlearning terhadap
ingatan, dan lain sebagainya.
2. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode untuk mempelajari gejala kejiwaan melalui
pengamatan dengan sengaja, teliti, sistematis.
Metode observasi terbagi menjadi dua: pertama, metode introspeksi yaitu
metode untuk mempelajari gejala-gejala kejiwaan dengan jalan meninjau gejala-
gejala jiwa sendiri secara sengaja, teliti, dan sistematis.
Dalam melakukan instropeksi (intro= ke dalam, spectare= melihat) tak
mungkin memberi hasil yang baik, karena tak ada orang yang dapat mempelajari
peristiwa-peristiwa jiwanya sendiri secara objektif. Misalnya, seseorang yang
sedang marah, tak mungkin ia dengan tenang dan objektif menyelidiki jiwanya.
Jika ia menyelidikinya, maka hilanglah kemarahan tersebut dari dirinya.
Keberatan-keberatan terhadap metode instropeksi adalah bahwa instropeksi
yang diselidiki hanya bagian-bagian yang disadari saja, sedang bagian-bagian
yang tidak disadari tidak diselidiki. Juga hal-hal yang dapat merendahkan diri
sendiri terkadang disembunyikan karena malu dan sebagainya.
Kedua, metode ekstrospeksi yaitu metode untuk mempelajari gejala-gejala
kejiwaan dengan jalan mempelajari peristiwa-peristiwa jiwa orang lain dengan
sistematis. Atau metode yang dilakukan dengan sengaja oleh satu atau lebih dari
seorang.
Dengan sengaja artinya pengamatan itu dilakukan dengan sadar dan dengan
tujuan yang jelas. Sedangkan dengan sistematis artinya pengamatan itu dilakukan
secara terencana dan dengan cara-cara tertentu yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Dengan kata lain, praktek pengamatan serupa ini kondisi-
kondisinya dikendalikan secara cermat dan hati-hati oleh satu atau lebih dari
seorang. Itulah sebabnya pengamatan ini dikenal dengan pengamatan yang
objektif (objective observation)
Melalui penerapan metode ini laporan-laporan yang ditulis akan dapat
menghasilkan informal yang objektif, lebih-lebih yang dilakukan oleh orang
yang terlatih, terampil, dan berpengalaman. Studi observasi telah banyak
dilakukan terhadap hubungan sosial yang diperlihatkan oleh anak-anak pada
taman kanak-kanak dan dalam situasi permainan bebas. Penggunaan metode ini
antara lain dapat dimanfaatkan untuk membantu mendiagnosa kesulitan belajar
anak di sekolah.
3. Metode Genetik
Metode ini juga disebut metode perkembangan, merupakan teknik observasi
yang digunakan masa pertumbuhan mental dan fisik anak dan juga
hubungannnya dengan anak-anak lain dan orang-orang dewasa, yakni
perkembangan sosialnya, kemudian dicatat dengan cermat. Pendekatannya bisa
menempuh satu atau dua pendekatan sekaligus, yaitu pendekatan horizontal dan
vertikal. Pendekatan horizontal digunakan untuk memperoleh data. Misalnya,
mengenai pertumbuhan kecerdasan, gerak, dan perasaan anak sejak lahir sampai
masa tertentu. Sedangkan pendekatan vertikal digunakan untuk individu atau
sekompok individu sejak lahir sejak lahir dan seterusnya.
Sekalipun dua pendekatan tersebut dapat dihasilkan data yang lebih shahih
(valid), khusunya yang berhubungan dengan perubahan-perubahan pertumbuhan
pada umumnya, namun keduanya mengandung kelemahan, terutama pendekatan
longitudinal, antara lain dianggap tidak praktis dan bahkan sulit dilaksanakan.
5) Mengusahakan berkembangnya daya mampu dan daya guna dari kondisi jiwa
sehat yang ada,
6) Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar,
PENUTUP
A. Kesimpulan
Psikologi belajar memiliki ruang lingkup yang secara garis besar dapat dibagi menjadi
tiga pokok bahasan, yaitu masalah belajar, proses belajar, dan situasi belajar.