Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Psikologi
Pendidikan
Dosen Pengampu: H. W. Anwar Sadat, S.Pd.I., M.Pd.I.
Disusun Oleh:
Dimas Nurrohman (20202006)
Fajarwati (20202010)
Yanti Yulianti (20202021)
SEMESTER VI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-MA’ARIF CIAMIS
2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada H. W. Anwar Sadat, S.Pd.I.,
M.Pd.I. sebagai dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi oleh seseorang
karena aktivitas mental ataupun psikis yang dilakukan oleh seseorang. Belajar juga
merupakan suatu proses dari seorang individu yang berupaya untuk mencapai
tujuan belajar atau hasil belajar yang diinginkan. Banyak proses yang perlu
dilakukan dalam kegiatan belajar yang pertama adalah kesiapan belajar. Oleh
karenanya, untuk memperoleh hasil belajar siswa yang baik dan nilai yang
maksimal sangat diperlukan kesiapan siswa dalam belajar. Kesiapan siswa dalam
belajar merupakan suatu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk mencapai
hasil belajar yang maksimal.
Kesiapan belajar jangan diterjemahakan bahwa ungkapan siap merupakan
arti fisik, tetapi juga diapat diartikan kedalam psikis dan materiil. Kesiapan fisik
dalam hal ini dapat dilihat dari keadaan badan yang sehat dan bugar. Kesiapan
psikis biasanya memiliki adanya minat untuk belajar, berkonsentrasi, serta motivasi
instrinsik. Kesiapan materiil dapat berupa bahan yang dapat dipelajari ataupun
dikerjakan baik dalam bentuk buku bacaan, catatan siswa pada saat pelajaran, serta
bahan pendukung lainnya. Kesiapan siswa dalam belajar baik berupa kondisi diri
untuk menyiapan diri untuk melakukan kegiatan belajar akan membentuk sebuah
perjuangan, dan motivasi untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.
Dalam belajar sangatlah dibutuhkan persiapan diri untuk menghadapinya.
Belajar adalah cara seseorang untuk mengetahui suatu perihal yang belum bisa
dilakukan. Seseorang baru dapat belajar tentang sesuatu apabila dalam dirinya
sudah terdapat “Readiness” untuk mempelajari sesuatu itu. Karena dalam
kenyataannya setiap individu mempunyai perbedaan individu, maka masing-
masing individu mempunyai latar belakang perkembangan yang berbeda-beda. Hal
ini menyebabkan adanya pola pembentukan readiness yang berbeda-beda pula di
dalam diri masing-masing individu. Begitu pula readiness dalam belajar sangatlah
berpengaruh pada perkembangan pribadi seseorang untuk mematangkan
1
kesediaannya dalam belajar tersebut dengan begitu seseorang akan mudah dan siap
menerima sesuatu yang akan dipelajari dalam pembelajarannya itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini berdasarkan latar belakang
yang diuraikan diatas adalah:
1. Apakah pengertian readiness?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi readiness dalam belajar?
3. Bagaimana pembentukan readiness dalam belajar?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian readiness.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi readiness dalam belajar.
3. Untuk mengetahui pembentukan readiness dalam belajar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Readiness
Proses belajar sangat dipengruhi oleh kesiapan individu sebagai subjek
yang melakukan kegiatan belajar. Kesiapan belajar adalah kondisi fiik-psikis
(jasmani-mental) individu yang memungkinkan subjek dapat melakukan belajar.
Biasanya, kalau beberapa taraf persiapan belajar telah dilalui peserta didik maka ia
siap untuk melaksanakan suatu tugas khusus. Peserta didik yang belum siap
melaksanakan suatu tugfas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah
putus asa dan tidak mau belajar. Kesiapan belajar ialah kematangan dan
pertumbuhan fisik, psikis, intelensi, latar belakang, pengalaman, hasil belajar yang
baku, motivasi, persepsi dan faktorfaktor lain yang memungkinkan seseorang dapat
belajar.
Secara umum, kesiapan belajar merupakan kemampuan seseorang untuk
mendapatkan keuntungan dari pengalaman yang ia temukan. Kesiapan seringkali
disebut readiness. Seseorang baru dapat belajar tentang sesuatu apabila dalam
dirinya sudah terdapat readiness untuk mempelajari sesuatu itu. Kesiapan sendiri
dapat diartikan dengan keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk
memberikan respons/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi.
Kesiapan untuk belajar merupakan kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk
melakukan suatu kegiatan. Kesiapan belajar bukan hanya diterjemahkan siap dalam
arti fisik. Namun juga dalam arti psikis (kejiwaan) dan materiil. Kesiapan fisik
misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan), lesu, mengantuk dan sebagainya.
Kesiapan psikis misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat berkonsentrasi atau
memiliki motivasi yang menggelora. Kesiapan materiil mislanya ada bahan yang
dipelajari atau dikerjakan berupa buku bacaan, catatan pelajaran, resume dan
sebagainya.
Readiness atau kesiapan berasal dari kata siap yang artinya sedia untuk
melaksanakan suatu kegiatan. Menurut Slameto kesiapan adalah keseluruhan
kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban di dalam
3
cara tertentu terhadap suatu situasi. 1 Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan
berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon.
Readiness diartikan sebagai kesiapan atau kesediaan seseorang untuk
berbuat sesuatu. Seorang ahli bernama Cronbach memberikan pengertian tentang
pengertian tentang readiness sebagai segenap sifat atau kekuatan yang membuat
seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu.2
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan pengertian kesiapan
belajar adalah kondisi awal suatu kegiatan belajar yang membuatnya siap untuk
memberi respon/jawaban yang ada pada diri siswa dalam mencapai tujuan
pengajaran tertentu.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Readiness dalam Belajar
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan belajar siswa. Di
bawah ini di kemukakan faktor-faktor kesiapan belajar dari beberapa pendapat,
yaitu sebagai berikut:
Menurut Darsono, faktor kesiapan meliputi:
a) Kondisi fisik yang tidak kondusif. Misalnya sakit, pasti akan
mempengaruhi faktor-faktor lain yang dibutuhkan untuk belajar.
b) Kondisi psikologis yang kurang baik. Misalnya gelisah, tertekan,
dan sebagainya merupakan kondisi awal yang tidak menguntungkan bagi
kelancaran belajar.3
Menurut Slameto, kondisi kesiapan mencakup 3 aspek yaitu sebagai
berikut:
a. Kondisi fisik, mental dan emosional
b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan
c. Ketrampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah
dipelajari.4
1
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), hlm.
113
2
Santri Universitas, http: Santri universitas. blogspot. com.2011.08.readiness_dalam_hal_belajar.
html.diunduh pada tanggal 5 April 2023
3
Darsono dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: IKIP Semarang Press, 2000), hlm. 27
4
Slameto, Op. cit., hlm. 113
4
Menurut Soemanto, faktor yang membentuk readiness, meliputi:
a) Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologi; ini menyangkut
pertumbuhan terhadap kelengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya,
alat-alat indera, dan kapasitas intelektual.
b) Motivasi, yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuantujuan
individu untuk mempertahankan serta mengembangkan diri.5
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas maka dapat dirumuskan faktor-
faktor yang mempengaruhi readiness adalah sebagai berikut:
1) Kesiapan fisik, yaitu memiliki daya tahan tubuh yang sehat, tidak rentan
sakit, jasmani yang kuat dan cukup, seperti siap mengikuti proses
pembelajaran, siap menerima materi pelajaran, dan tugas.
3) Motivasi, yaitu memiliki dorongan dari jiwa tersendiri dan bisa juga
terinspirasi dari orang lain, seperti siap melakukan belajar dengan giat.
5
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm. 191
5
C. Pembentukan Readiness dalam Belajar
Dalam pembentukan readiness meliputi :
a. Kematangan (Maturation)
b. Pengalaman (Experience)
Dalam hal ini, seorang guru harus melihat sejauh mana kesiapan seorang
siswa dalam menerima pembelajaran. Dengan begitu, seorang guru juga akan
lebih mudah menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan dan
melalui bahan ajar yang sesuai untuk di ajarkan.
Sikap emosional adalah suatu kemempuan yang dapat mengerti emosi diri
sendiri dan orang lain, serta mengetahui bagaimana emosi diri sendiri
terekspresikan untuk meningkatkan maksimal etis sebagai kekuatan pribadi.
Sikap seorang murid dalam belajar sangat mempengaruhi kesiapan belajarnya
(readiness for learning). Penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk
6
mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungnnya. Sehingga rasa
permusuhan, dengki, iri hati, prasangka, depresi, kemarahan dan lain-lain
sebagai emosi negatif dapat dikikis habis.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Readiness atau kesiapan belajar adalah kondisi awal suatu kegiatan belajar yang
membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban yang ada pada diri siswa
dalam mencapai tujuan pengajaran tertentu.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi readiness adalah kesiapan fisik, kesiapan
mental, adanya motivasi atau dorongan belajar, pengetahuan atau materi
pembelajaran, bahan dan sumber belajar, serta alat atau media pembelajaran
yang tersedia
3. Beberapa aspek yang menentukan dalam pembentukan readiness belajar siswa
adalah: kematangan (maturation), pengalaman (experience), kesesuaian bahan
ajar dengan metode pengajaran (subject and teaching method accordance),
sikap emosional dan penyesuaian diri (emotional attitude and self adjucment),
serta lingkungan atau kultur.
8
DAFTAR PUSTAKA
Darsono dkk. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. 2000.
Semiawan, Connyr. Penerapan Pembelajaran pada Anak. Jakarta: PT. Bumi
Aksara. 2008.
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
2003.
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 1998.
Vovi Sinta B. “Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas X Di SMA Bina Jaya Palembang” Scholaria : Jurnal Ilmiah
Pendidikan dan Ekonomi, Vol 1 (2017)
Effendi. “Hubungan Readiness (Kesiapan) Belajar Siswa dengan Hasil Belajar
Fisika Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 03 Sukaraja.” Jurnal Pendidikan,
Vol. V, No. 1 (2017).