Anda di halaman 1dari 17

KEMATANGAN BELAJAR

Dosen Pembimbing : Saidah M.Pd

Mata kuliah : Psikologi Pendidikan

Disusun oleh kelompok 5:

Anugerah Rizki

Winda Sari

Tri juliana

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH

PADANG LAWAS (STIT-PL)

GUNUNG TUA TAHUN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada allah, tuhan yang maha Esa. Berkat limpahan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah Psikologi Pendidikan ini. Salam dan shalawat
semoga tetap tercurah kepada baginda muhammad SAW. adapun pada makalah yang kami bahas
ini mengenai kematangan belajar.
Makalah ini kami buat berdasarkan metode tinjauan pustaka yang bersumber dari buku-
buku mengenai ilmu psikologi pendidikan. Makalah ini tentunya masih sangat jauh dari kata
kesempurnaan, maka dari itu kami masih mengharapkan kritikan maupun saran guna untuk
menyempurnakan makalah ini.
Terakhir ucapan terima kasih buat teman- teman yang telah meluangkan tenaga, waktu,
maupun fikiran agar makalah ini bisa selesai teapt waktu, sesuai dengan yang kita
harapkan.begitu pula ucapan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas makalah
sebagai pembelajaran yang akan kami pelajari kedepannya, tugas makalah ini bagi kami, bukan
hanya sebagai tugas tapi juga sebagai pelajaran bahwa apa yang yang telah diamanahkan
seseorang kepada kita, maka kita harus melaksanakannya.
Kami berharap makalah ini dapat membantu kita semua untuk mempelajari materi yang
akan kita pelajari khususnya masalah kematangan belajar.

Gunungtua, 27 februari 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI................................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 4

A. Latar belakang..................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah................................................................................................ 4
C. Tujuan pembahasan............................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 6

A. Pengertian Kematangan Belajar........................................................................... 6


B. Fungsi kematangan belajar dalam perkembangan ............................................... 6
C. Pembentukan kematangan belajar ....................................................................... 8
D. Ciri-ciri kematangan belajar................................................................................. 10

BAB III PENUTUP................................................................................................................... 16

A. Kesimpulan.......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kematangan disebabkan karena perubahan “genes” yang menentukan perkembangan


struktur fisiologis dalam system saraf, otak dan indra sehingga semua itu memungkinkan
individu matang mengadakan reaksi-reaksi terhadap setiap stimulus lingkungan.

Kematangan adalah keadaan atau kondisi, bentuk, struktur, dan fungsi yang lengkap atau
dewasa pada suatu organism, baik terhadap satu sifat, bahkan seringkali semua sifat.

Pada dasarnya, setiap individu mempunyai kemampuan untuk belajar. Proses semacam
ini di alaminya semenjak ia lahir sampai tumbuh dewasa. Adanya suatu kegiatan belajar tidak
lepas dari pada tujuan yang hendak dicapai yakni agar mampu mengadakan perubahan-
perubahan dalam setiap perkembangannya yang ada. Perubahan-perubahan itu adalah
keterampilan fisik, kognitif, dan sikap sebagai respons terhadap gejala di lingkungannya.

Adapun tantangan yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar amat banyak sekali,
khususnya pada lembaga pendidikan. Karena diharuskan atau dituntut agar siswa berhasil dalam
studinya tersebut.

Kalau dilihat lebih jauh tentang berbagai upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah
tersebut, seolah-olah masih terjadi ketidak puasan terhadap siswa dikarnakan tidak sesuai dengan
tujuan belajar itu sendiri. Hal ini merupakan tanggung jawab kita bersama agar nantinya siswa
dapat mengetahui serta memahami tentang terbagi metode yang harus ia jalani sehingga nantinya
akan membuahkan hasil yang sangat memuaskan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian kematangan dan belajar?

2. Bagaimana Fungsi Kematangan Dan Belajar Dalam Perkembangan ?

3. Bagaimana Pembentuk Kematangan Belajar ?

4. Bagaimana Ciri-ciri kematangan belajar ?

4
C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk menegetahui apa itu Pengertian kematangan dan belajar

2. Untuk menegetahui apa itu Fungsi Kematangan Dan Belajar Dalam Perkembangan

3. Untuk menegetahui apa itu Pembentuk Kematangan Belajar

4. Untuk menegetahui apa itu Ciri-ciri kematangan belajar

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kematangan dan Belajar

Menurut para ahli kematangan itu didefinisikan sebagai berikut:

a. Menurut David C. Edward :kematangan adalah merupakan suatu keadaan tahap


pencapaian proses pertumbuhan atau perkembangan.
b. Menurut Garret : kematangan dapat berarti matanganya suatu sifat atau potensi fisik yang
terjadi secara kodrat akibat proses pertumbuhan dan hanya tergantung pada waktu belaka.
c. Menurut Elizabet B. Hurlock : kemtangan juga dapat berarti suatu fungsi atau potensial
mental psikologis akibat proses perkembangan karena pengalaman dan latihan.
d. Menurut Diana E. Papalia & Sally Wendkos Olds : kematangan potensi fisik dan mental
psikologis iru merupakan suatu keadaan yang akan berfungsi sebagai prenequiaite dalam
proses perkembangan kearah pematangan fungsi / potensi tersebut selanjutnya.

Dengan demikian, kematangan yang dimaksud adalah kematangan potensi fisik dan potensi
mental psikologis yang telah dicapai dalam sutau tahap pertumbuhan atau perkembangan.

Adapun pengertian belajar yang dimaksud dalam kaitan dengan proses perkembangan itu
secara luas akan dibahas pada makalah ini. Tetapi secara ringkasnya pengertian belajar dapat
dikemukakan dari penjelasan Elizabeth B. Horluck yaitu: “Learning is development that comes
from exercise and effot; through learning children acquire competence in using their hereditary
resources”. Jadi belajar ialah perubahan yang terjadi melalui latihan atau usaha dengan belajar
itulah anak memiliki berbagai kemampuan, pengetahuan dan sebagainya. Atau dengan kata lain,
semua aspek perkembangan yang diperoleh sianak itu terjadi karena belajar, tanpa belajar anak
tidak mungkin tahu apa-apa dan tidak akan bisa apa-apa.

B. Fungsi Kematangan Dan Belajar Dalam Perkembangan

Dalam proses pertumbuhan kearah tercapainya kemtangan/ kedewaaan fisik, kematangan


merupakan faktor penyebab, yang berarti kedewasaan fisik seorang anak sangat tergantung pada

6
waktunya matang saja ( Kalau umumnya sudah 17 tahun maka kematangan dari pertumbuhan
fisik akan terjadi dengan sendirinya ).

Dalam kaitanya dengan proses perkembangan mental psikologis kematangan untuk fisik
berfungsi sebagai perquisite untuk perkembangan, misalnya perkembangan bicara/ bahasa tidak
mungkin terjadi dengan baik tanpa adanya/ didukung oleh pematangan alat bicara (Alat ini
matang pada waktu banyi berumur 6 bulan ). Kematanagan otak pada umur 6/7 tahun merupakan
perquisite untuk perkembangan intelektual/ pengetahuan akademik disekolah.Perkembangan
psikoseksual dapat dimulai setelah anak matang seksualnya.Jadi dalam kaitanya dengan belajar,
pematangan itu berfungsi sebagai pemberi “raw material” atau bahan dasar untuk belajar.

Adapun posisi belajar dalam proses perkembangan itu sangat menentukan. Dalam hal ini
belajar akan berfungsi sebagai penentu atau sebab terjadibnya perkembangan (cause of
development). Tanpa melalui belajar mental psikologis anak tidak mungkin akan dapat
dikembangakan. Atau dengan kata lain tanpa belajar maka manudsia tidak akan dapat bertingkah
laku seperti manusia. Dan perkembangan pribadi manusia itu merupakan hasil perpaduan unsure
kematangan dan belajar.

Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa kematangan itu sangat penting artinya dalam
proses perkembangan. Tanpa adanya unsurkematangan tersebut perkembanan sulit untuk di
wujudkan. Dalam proses perkembangan fungsi kematangan itu adalah sebagai berikut :

a. Pemberi bahan mentah atau bahan baku bagi suatu perkembangan, misalnya kematangan
otot dan urat kaki sebagai bahan untuk perkembangan berjalan
b. Pemberi batas dan kualitas perkembangan. Semakin baik kualitas kematangan suatu
fungsi akan makin baik kualitas hasil perkembangan yang akan terjadi, tetapi sebaliknya
semakin kurang baik kematangannya akan makin kurang baik pula perkembangannya.
c. Pemberi kemudahan bagi pendidik atau pengasuh apabila melatih atau membimbing/
mengajarinya.

7
Tentang perkembangan itu sendiri para ahli mengemukakan sebagai berikut:

1. Menurut Aristoteles
Pembagiannya berdasarkan adanya perubahan-perubahan jasmani yang penting
ialah lebih kurang umur 7 tahun pertukaran gigi, umur lebih kurang 14 tahun, tumbuhnya
tanda-tanda kelamin sekunder lainnya.
Pembagiannya:
0 – 7 tahun, periode anak kecil,
14 – 14 tahun, periode anak sekolah,
14 – 21 tahun, periode pemuda.

2. Menurut Chalotte Buchler


Pembagiannya adalah sebagai berikut, umur:
 0 – 7 tahun, masa timbulnya dinamika dari subjek menuju ke objek.
 2 – 4 tahun, masa menyadari “aku”-nya. Dia mengenal dunia secara subjektif.
 5 – 8 tahun, masa memasukkan diri ke dalam masyarakat menuju kepada objekvitas.
 9 – 13 tahun, masa memisahkan diri sendiri dari orang lain.
 14 – 19 tahun, masa mempertemukan sikap ke dalam dan ke luar.

3. Menurut Masrun, MA
 0 - 2 tahun, masa vital.
 2 – 6 tahun, masa kanak-kanak.
 6 – 12 tahun, masa sekolah.
 12 – 18 tahun, masa remaja.
 18 – 21 tahun, masa transisi dari remaja menuju dewasa.
 21 - 24 tahun, telah matang jasmani dan rohaninya.

C. Pembentuk Kematangan Belajar

Kematangan belajar dapat terbentuk karena adanya factor-factor yang lebih dalam dan
lebih mendorong sehingga terbentuknya seatu kematangan dalam belajar.

8
Pembentukan kematangan belajar dibentuk oleh pembentukan fisik dan pembentukan fsikis antra
lain adalah sebagai berikut :

 Dasar-dasar biologis tingkah laku


Tingkah laku individu didasari oleh pertumbuhan biologisnya. System saraf
merupakan penggerak tingkah laku manusia secara biologis.System saraf terdiri atas
komposisi sel-sel yang disebut neurons. Tiap- tiap neurons mengandung tenaga yang
berasal dari proses kimiawi dan elektronik. Apabila mendapat stimulasi, neurons
melepaskan dorongan-dorongan elektronis yang merangsang gerakan neurons lainnya
guna merangsang gerakan urat-urat dan otot-otot tubuh.

 Perubahan-perubahan dalam otak yang menimbulkan kematangan


Perkembangan struktur dan fungsi otak tampak sempurna atau hampir sempurna
pada saat anak tiba saatnya masuk sekolah dasar.Pada umur-umur setelah 6 tahun,
terjadilah perubahan-perubahan penting dalam struktur otak, namun perkembangan
kapasitas mental lebih banyak diakibatkan karena pengalaman atau belajar.

Setelah otak menjadi masak mengalami prubahan fisik pada manusia. Perubahan ini
dapat menimbulkan tingkah laku baru yang tidak terduga sebelumnya. Urat-urat syaraf dalam
otak mempunyai “electrical condoktors”. Untuk pengiriman messages ketempat-tempat yang
tetrap perlu ada isolasi otak, isolasi itu disebut “ myelin” selama dorong-dorngan saraf menuju
salurannya, aru gerakkannya tak di batasi oleh myelin. Dorongan itu akan mengalir
mengaktifkan banyak sel saraf lebih dari yang diperlukan. Sel-sel saraf itu menggerakan banyak
otot.Banyaknya gerakan bayi yang tak bekoordinasi adalah akibat dari kurangnya myelin.

Pada umur 6 tahun, myrlin dimiliki 95% dari orang dewasa. Readiness anak untuk
berlatih toelit, bergantung pada banyaknya myelin yangb telah tersimpan. Anak laki-laki baru
berhasil dilatih tpelit bila sudah berumur mendekati umur 2 tahun.Ini berarti bahwa tingkah laku
belajar memerlukan kematangan fisik, termasuk kematangan fungsi otak.

Perkembangan struktur dan fungsi otak tampak sempurna atau hampir sempurnab pada
saat anak tiba saatnya amsuk sekolah dasar.Pada umur-umur setelah 6 tahun, terjadilah
perubahan-perubahan penting dalan struktur oatak, namun perkembangan kapasitas mental lebih

9
banyak diakibatkan karena pengalaman atau belajar.Perkembanagan prestasi akademik pada
anak-anak sudah mencapai masa remaja lebih banayak dipengaruhi oleh faktor motifasi dan
belajar.

Khusus tentang prinsip kematangan, bahwa yang di maksud dengan kematangan adalah
kemampuan seorang untuk berbuat sesuatu dengan cara-cara tertentu. Singkatnya ia telah
memiliki intelengensi.

William Stern berpendapat bahwa integensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan
turunan. Pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi seseorang.Juga
Prof. Waterink seorang Mahaguru di Amsterdam, menyatakan menurut penyelidikannya belum
dapat dibuktikan bahwa intelegensi dapat diperbaiki atau dilatih, bahwa banyaknya pengetahuan
bertambah akan tetapi tidak berarti bahwa kekuatan berpikir bertambah baik.

Dari batasan yang di kemukakan di atas, dapat kita ketahui bahwa:

a. Integensi ialah faktor total. Berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya
(ingatan, fantasi, perasaan, perhatian, minat, dan sebagainya ikut mempengaruhi integensi
seseorang.
b. Kita hanya bisa mengetahui intelegensi, dari tingkah laku atau perbuatannya yang
tampak.
c. Bagi suatu perbuatan integensi bukan hanya kemampuan yang di bawa sejak lahir saja
yang penting. Faktor-faktor lingkungan, melalui kekuatan intelegensinya.
d. .Bahwa manusia dalam kehidupannya itu dalam kehidupannya senantiasa dapat
menentukan tujuan-tujuan yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara
untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu.

D. Ciri-ciri kematangan belajar antara lain :

Mengetahui adanya tahap kematangan suatu sifat sangat penting artinya bagi seorang
pendidik atau pengasuh, karena pada tingkat itulah si anak akan memberikan reaksi yang sebaik-
baiknya terahadap semua usaha bimbingan atau pendidikan yang sesuai bagim mereka.

10
Oleh karena itu kalau ingin mengajar atau melatih dengan berhasil, tunggulah saatnya
yang tepat yaitu timbulnya kematangan yang bagi siterdidik merupakan masa peka atau masa
yang tepat untuk dikembangkan/ dilatih.

Adanya ciri-ciri adanya kematangan tersebut pada diri si anak adalah di tandai dengan
adanya :

a. Perhatian si anak
b. Lamanya perhatian berlangsung
c. Kemajuan jika diajar atau dilatih.

Dan bila ditinjau dari aspek umum maka ciri-ciri dari kematangan ditandai dengan
beberapa hal yaitu terdiri dari:

1. Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya readinees (kemampuan)


Kematangan disebabkan karena perubahan “genes” yang menentukan
perkembangan struktur fisiologis dalam system saraf, otak dan indra sehingga semua itu
memungkinkan individu matang mengadakan reaksi-reaksi terhadap setiap stimulus
lingkungan.
Memang, anak megalami pertumbuhan, dan pertumbuhan fisiknya merupakan
penyumbang terpenting bagi pembentukan readines, akan tetapi kita tidak boleh
melupakan bahwa perkembanganmereka tergantung pada pengaruh lingkungan dan
kultur disamping akibat tumbuhnya pola-pola jasmaniah. Stimulasi lingkungan serta
hambatan-hambatan mental individu mempengaruhi perkembangan mental, kebutuhan
dan lain sebagainya.
Seseorang baru dapat belajar tentang sesuatu apabila dalam dirinya sudah
terdapat “readiness” (kemampuan) untuk mempelajari sesuatu itu. Sesuai dengan
kenyataan, bahwa masing-masing individu mempunyai perbedaan individual, maka
masing-masing individu mempunyai sejarah atau latar belakang perkembangan yang
berbeda-beda.Hal ini menyebabkan adanya pola pembentukan readiness yang berbeda-
beda pula di dalam diri masing-masing individu.

11
Individu mengalami pertumbuhan material jasmaniahnya.Kecepatan pertumbuhan
pada masing-masing individu tidak sama. Perbedaan itu dapat disebabkan oleh karena
pengaruh fisiologis, psikologis, dan bahkan sosial.

2. Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya emosional


Emosi yang kita ketahui adalah sebuah perasaan yang dapat dibagi menjadi
beberapa perasaan lagi. Dengan ini penulis menerangkan sedikit mengenai pembagian
tersebut dengan mengangkat study kasus yang subjeknya adalah pemuda.

3. Perasaan atau emosi marah


Marah pada pemuda timbul karena “social slighting”, yaitu kebimbangan pemuda
akan status sosialnya yang belum jelas dan stabil.

4. Perasaan dan emosi kasih sayang


Pemuda mulai mempersempit hubungan-hubungan kasih sayangnya. Rasa kasih
sayang yang kuat dicurahkan kepada seorang teman istimewanya, entah teman istimewa
itu orang yang lebih tua maupun sebaliknya, baik wanita maupun pria.

5. Perasaan dan emosi takut


Rasa takut pada pemuda timbul karena kedudukannya yang terasa asing
kebimbangan akan status sosialnya yang menentu dan jelas. Pernyataan takut itu
dinyatakan dalam bentuk kata-kata (tongue tied).

6. Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya intelektual


Intelektual secara harfiah berasal dari Bahasa Inggris “intellectual” termasuk
adjective (kata sifat), menurut As.Hornby et.al berarti menunjukkan kekuatan penalaran
yang baik. Dalam Bahasa Indonesia di lihat lebih luas, kata intelektual dapat di artikan
arif (cerdik, pandai, bijaksana, berilmu). Dalam Bahasa Arab, intelektual adalah orang
yang berakal, orang yang mengetahui, berbudaya,akal pikiran.
Kematangan Intelektual adalah orang yang mampu menghadapi segala persoalan
dengan mempergunakan Nalar–Logika, melakukan pertimbangan-pertimbangan yang

12
logis, sistimatis dan efisien berdasarkan ilmu pengetahuan seluas-luasnya.Intelegensi
bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatu fiksi ilmiah untuk
mendiskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual.

Kesiapan belajar secara umum adalah kemampuan seseorang untuk mendapatkan


keuntungan dari pengalaman yang ia temukan. Sementara itu kesiapan kognisi bertallian dengan
pengetahuan, pikiran, dan kualitas berfikir seseorang dalam menghadapi situasi belajar yang
baru. Kemapuan-kemampuan itu bergantung pada tingkat kematangan intelektual. Latar
belakang pengalaman, dan cara-cara pengetahuan sebelumnya distruktur (Connell, 1974).

Contoh kematangan intelektual antara lain adalah tingkat-tingkat perkembangan kognisi


piaget yang telah diuraikan pada bagian psikologi perkembangan. Berkaitan dengan latar
belakang pengalaman tersebut diatas, Ausebel mengatakan faktor yang paling penting
mempengaruhi belajar adalah apa yang sudah diketahui oleh anak-anak. Sedangkan perihal
menstrutur kembali pengetahuannya untuk penyesuaian dengan materi-materi baru yang diterima
dari pendidik. Akan tetapi pada kasus-kasus lain struktur kognisi itu dipegang erat-erat sehingga
membuat pedidik mencari pendekatan lain agar anak-anak dapat menangkap materi pelajaran
baru itu.

Bagai mana dengan kesiapan afeksi? Connell (1974) menulis bahwa sejumlah hasil
penelitian mengatakan motivasi atau kesiapan sfrksi belajar dikelas bergantung kepada kekuatan
motif atau kebutuhan berprestasi, orientasi motivasi itusendiri, dan faktor-faktor situasional yang
mungkin dapat membangunkan motivasui.Ciri-ciri motivasi yang mendorong umtuk berprestasi
adalah mengajar kompetensi, uaha mengaktualiasi diri, dan uaha berprestasi. Hal ini dikenal
dengan istilah kebutuhan untuk ber[restasi, salah satu kebutuhan teori motivasi Mclelland.`2dxs2

Pendekatan yang lain yang dapat dilakukan dalam mengembangkan motivasi adalah
dengan program intervensi selama anak duduk di TK dan kelas-kelas awal di SD. Intervensi ini
bisa dalam bentuk:

 Memperbanayak ragam fasilitas di TK


 Memberi kesempatan kepada orang tua untuk menyaksikan interaksi yang efektif di TK
dan SD.

13
 Memberi kesempatan untuk mengembangakan keterampilan.
 Membuat kegiatan-kegiatan berprestasi berhasil
 Menciptakan tujuan-tujuan yang menantang, tidak terlalu gampang atau terlalu sukar.
 Memberi keyakinan untuk sukses serta menghargai kemampuan-kemampuannya.
 Membuat setiap anak tertarik dan gemar belajar.

Sesudah mendapatkan informasi tentang kesiapan belajar, baik kesiapan kognisi Maupun
kesiapan afeksi atau motivasi, kini tiba gilisannya untuk membahas aspek-aspek
individu.Mengapa hal ini perlu dilakukan, mengingat yang belajar atau yang dikenal pendidikan
adalah individu itu sendiri.

Dalam proses pendidikan peserta didik atau warga belajarlah yang harus memegang
peranan utama. Sebab mereka adalah individu yang hidup dan mampu berkembang
sendiri.Pendidikan harus memperlakukan dan melayani perkembangan mereka secara wajar.

Karena peserta didik atau warga belajar sebagai individu, maka ada pula orang menyebutnya
sebagai subjek didik. Disini terkandung makna bahwa mereka, merupaka subjek yang
mempunyai pendirian sendiri, aspirasi sendiri, dan sebagainya. Mereka mampu melakukan
kegiatan sendiri untuk mengembangkan dirinya masing-masing dengan menggunakan
perlengkapan-perlengkapan yang mereka miliki. Dengan demikian tidak dapat dibenarkan bila
pendidik memandang mereka sebagai objek yang dapat diperlakukan semaunya oleh para
pendidik.

Perlengkap peserta didik atau warga belajar sebagai subjek, dalam garis besarnya dapat
dibagi menjadi lima kelompok, yaitu :

1. Watak, ialah sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang hampir tidak dapat di ubah,
misalnya watak pemarah, pendiam, menyendiri, suka berbicara,cinta kasih dan
sebagainya.
2. Kemampuan umum atau IQ, ialah kecerdasan yang bersifat umum.
3. Kemamppuan khusus atau bakat ialah kemampuan tertentu yang dibawa sejak lahir.
Kemampuan ini pada umumya memberi arah kepada cita-cita seseorang terutama bila
bakatnya terlayani dalam pendidikan.

14
4. Kepribadian, ialah penampilan seseorang secara umum, seperti sikap, besarnya
motivasi, kuatnya kemauan, tabahnya mnghadapi rintangan, penghargaannya
terhadap orang lain, kesopanannya, toleransinya, dan sebagainya.
5. Latar belakang, ialah lingkungan tempat dibesarkan terutama lingkungn keluarga.
Lingkungan ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkmbangan jiwa bayi dan
kanak-kanak
6. Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya spiritual.
Spiritual dalam arti sempitnya adalah pemujaan, atau pemujaan. Sedangkan
Dalam arti luasnya spritual berabti tinngka ataau tarap keagamman seseorang.
Dalam hal ini terbentuknya spritual berarti kematangan dalam diri seseorang itu
telah terbentuk karena dimana setiap insan yang telah memiliki suatu pilihan baik dan
buruknya suatu al maka itu merupakan suatu perkembanaan atau seatu kematangan
yang lahir dari intelektual. Dan dengan keintelektualan ini maka adanya suatu
penyeimbangan antara kehidupan dunia dan kehidupan setelah dunia yakni yang
menyeimbangkan yakni kematangan seseorang dalam berspritual.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kematangan dapat berarti matanganya suatu sifat atau potensi fisik yang terjadi secara
kodrat akibat proses pertumbuhan dan hanya tergantung pada waktu belaka.

Dalam proses perkembangan fungsi kematangan itu adalah sebagai berikut:

a. Pemberi bahan mentah atau bahan baku bagi suatu perkembangan


b. Pemberi batas dan kualitas perkembangan.
c. Pemberi kemudahan bagi pendidik atau pengasuh apabila melatih atau membimbing/
mengajarinya.
d. Pembentukan kematangan belajar dibentuk oleh pembentukan fisik dan pembentukan
fsikis antra lain adalah sebagai berikut :

Adanya ciri-ciri adanya kematangan tersebut pada diri si anak adalah di tandai dengan
adanya :

a. Perhatian si anak
b. Lamanya perhatian berlangsung
c. Kemajuan jika diajar atau dilatih.
Dan bila ditinjau dari aspek umum maka ciri-ciri dari kematangan ditandai dengan
beberapa hal yaitu terdiri dari:
 Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya readinees (kemampuan)
 Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya emosional
 Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya intelektual
 Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya spiritual

16
DAFTAR PUSTAKA

Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Muhibbin Syah, 1994, Psikologi Pendidikan, bandung: Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibbin.1999. Psikologi Belajar. Jakarta:Wacana Ilmu

17

Anda mungkin juga menyukai