Anugerah Rizki
Winda Sari
Tri juliana
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada allah, tuhan yang maha Esa. Berkat limpahan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah Psikologi Pendidikan ini. Salam dan shalawat
semoga tetap tercurah kepada baginda muhammad SAW. adapun pada makalah yang kami bahas
ini mengenai kematangan belajar.
Makalah ini kami buat berdasarkan metode tinjauan pustaka yang bersumber dari buku-
buku mengenai ilmu psikologi pendidikan. Makalah ini tentunya masih sangat jauh dari kata
kesempurnaan, maka dari itu kami masih mengharapkan kritikan maupun saran guna untuk
menyempurnakan makalah ini.
Terakhir ucapan terima kasih buat teman- teman yang telah meluangkan tenaga, waktu,
maupun fikiran agar makalah ini bisa selesai teapt waktu, sesuai dengan yang kita
harapkan.begitu pula ucapan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas makalah
sebagai pembelajaran yang akan kami pelajari kedepannya, tugas makalah ini bagi kami, bukan
hanya sebagai tugas tapi juga sebagai pelajaran bahwa apa yang yang telah diamanahkan
seseorang kepada kita, maka kita harus melaksanakannya.
Kami berharap makalah ini dapat membantu kita semua untuk mempelajari materi yang
akan kita pelajari khususnya masalah kematangan belajar.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 4
A. Latar belakang..................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah................................................................................................ 4
C. Tujuan pembahasan............................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 6
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kematangan adalah keadaan atau kondisi, bentuk, struktur, dan fungsi yang lengkap atau
dewasa pada suatu organism, baik terhadap satu sifat, bahkan seringkali semua sifat.
Pada dasarnya, setiap individu mempunyai kemampuan untuk belajar. Proses semacam
ini di alaminya semenjak ia lahir sampai tumbuh dewasa. Adanya suatu kegiatan belajar tidak
lepas dari pada tujuan yang hendak dicapai yakni agar mampu mengadakan perubahan-
perubahan dalam setiap perkembangannya yang ada. Perubahan-perubahan itu adalah
keterampilan fisik, kognitif, dan sikap sebagai respons terhadap gejala di lingkungannya.
Adapun tantangan yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar amat banyak sekali,
khususnya pada lembaga pendidikan. Karena diharuskan atau dituntut agar siswa berhasil dalam
studinya tersebut.
Kalau dilihat lebih jauh tentang berbagai upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah
tersebut, seolah-olah masih terjadi ketidak puasan terhadap siswa dikarnakan tidak sesuai dengan
tujuan belajar itu sendiri. Hal ini merupakan tanggung jawab kita bersama agar nantinya siswa
dapat mengetahui serta memahami tentang terbagi metode yang harus ia jalani sehingga nantinya
akan membuahkan hasil yang sangat memuaskan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian kematangan dan belajar?
4
C. Tujuan Pembahasan
2. Untuk menegetahui apa itu Fungsi Kematangan Dan Belajar Dalam Perkembangan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan demikian, kematangan yang dimaksud adalah kematangan potensi fisik dan potensi
mental psikologis yang telah dicapai dalam sutau tahap pertumbuhan atau perkembangan.
Adapun pengertian belajar yang dimaksud dalam kaitan dengan proses perkembangan itu
secara luas akan dibahas pada makalah ini. Tetapi secara ringkasnya pengertian belajar dapat
dikemukakan dari penjelasan Elizabeth B. Horluck yaitu: “Learning is development that comes
from exercise and effot; through learning children acquire competence in using their hereditary
resources”. Jadi belajar ialah perubahan yang terjadi melalui latihan atau usaha dengan belajar
itulah anak memiliki berbagai kemampuan, pengetahuan dan sebagainya. Atau dengan kata lain,
semua aspek perkembangan yang diperoleh sianak itu terjadi karena belajar, tanpa belajar anak
tidak mungkin tahu apa-apa dan tidak akan bisa apa-apa.
6
waktunya matang saja ( Kalau umumnya sudah 17 tahun maka kematangan dari pertumbuhan
fisik akan terjadi dengan sendirinya ).
Dalam kaitanya dengan proses perkembangan mental psikologis kematangan untuk fisik
berfungsi sebagai perquisite untuk perkembangan, misalnya perkembangan bicara/ bahasa tidak
mungkin terjadi dengan baik tanpa adanya/ didukung oleh pematangan alat bicara (Alat ini
matang pada waktu banyi berumur 6 bulan ). Kematanagan otak pada umur 6/7 tahun merupakan
perquisite untuk perkembangan intelektual/ pengetahuan akademik disekolah.Perkembangan
psikoseksual dapat dimulai setelah anak matang seksualnya.Jadi dalam kaitanya dengan belajar,
pematangan itu berfungsi sebagai pemberi “raw material” atau bahan dasar untuk belajar.
Adapun posisi belajar dalam proses perkembangan itu sangat menentukan. Dalam hal ini
belajar akan berfungsi sebagai penentu atau sebab terjadibnya perkembangan (cause of
development). Tanpa melalui belajar mental psikologis anak tidak mungkin akan dapat
dikembangakan. Atau dengan kata lain tanpa belajar maka manudsia tidak akan dapat bertingkah
laku seperti manusia. Dan perkembangan pribadi manusia itu merupakan hasil perpaduan unsure
kematangan dan belajar.
Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa kematangan itu sangat penting artinya dalam
proses perkembangan. Tanpa adanya unsurkematangan tersebut perkembanan sulit untuk di
wujudkan. Dalam proses perkembangan fungsi kematangan itu adalah sebagai berikut :
a. Pemberi bahan mentah atau bahan baku bagi suatu perkembangan, misalnya kematangan
otot dan urat kaki sebagai bahan untuk perkembangan berjalan
b. Pemberi batas dan kualitas perkembangan. Semakin baik kualitas kematangan suatu
fungsi akan makin baik kualitas hasil perkembangan yang akan terjadi, tetapi sebaliknya
semakin kurang baik kematangannya akan makin kurang baik pula perkembangannya.
c. Pemberi kemudahan bagi pendidik atau pengasuh apabila melatih atau membimbing/
mengajarinya.
7
Tentang perkembangan itu sendiri para ahli mengemukakan sebagai berikut:
1. Menurut Aristoteles
Pembagiannya berdasarkan adanya perubahan-perubahan jasmani yang penting
ialah lebih kurang umur 7 tahun pertukaran gigi, umur lebih kurang 14 tahun, tumbuhnya
tanda-tanda kelamin sekunder lainnya.
Pembagiannya:
0 – 7 tahun, periode anak kecil,
14 – 14 tahun, periode anak sekolah,
14 – 21 tahun, periode pemuda.
3. Menurut Masrun, MA
0 - 2 tahun, masa vital.
2 – 6 tahun, masa kanak-kanak.
6 – 12 tahun, masa sekolah.
12 – 18 tahun, masa remaja.
18 – 21 tahun, masa transisi dari remaja menuju dewasa.
21 - 24 tahun, telah matang jasmani dan rohaninya.
Kematangan belajar dapat terbentuk karena adanya factor-factor yang lebih dalam dan
lebih mendorong sehingga terbentuknya seatu kematangan dalam belajar.
8
Pembentukan kematangan belajar dibentuk oleh pembentukan fisik dan pembentukan fsikis antra
lain adalah sebagai berikut :
Setelah otak menjadi masak mengalami prubahan fisik pada manusia. Perubahan ini
dapat menimbulkan tingkah laku baru yang tidak terduga sebelumnya. Urat-urat syaraf dalam
otak mempunyai “electrical condoktors”. Untuk pengiriman messages ketempat-tempat yang
tetrap perlu ada isolasi otak, isolasi itu disebut “ myelin” selama dorong-dorngan saraf menuju
salurannya, aru gerakkannya tak di batasi oleh myelin. Dorongan itu akan mengalir
mengaktifkan banyak sel saraf lebih dari yang diperlukan. Sel-sel saraf itu menggerakan banyak
otot.Banyaknya gerakan bayi yang tak bekoordinasi adalah akibat dari kurangnya myelin.
Pada umur 6 tahun, myrlin dimiliki 95% dari orang dewasa. Readiness anak untuk
berlatih toelit, bergantung pada banyaknya myelin yangb telah tersimpan. Anak laki-laki baru
berhasil dilatih tpelit bila sudah berumur mendekati umur 2 tahun.Ini berarti bahwa tingkah laku
belajar memerlukan kematangan fisik, termasuk kematangan fungsi otak.
Perkembangan struktur dan fungsi otak tampak sempurna atau hampir sempurnab pada
saat anak tiba saatnya amsuk sekolah dasar.Pada umur-umur setelah 6 tahun, terjadilah
perubahan-perubahan penting dalan struktur oatak, namun perkembangan kapasitas mental lebih
9
banyak diakibatkan karena pengalaman atau belajar.Perkembanagan prestasi akademik pada
anak-anak sudah mencapai masa remaja lebih banayak dipengaruhi oleh faktor motifasi dan
belajar.
Khusus tentang prinsip kematangan, bahwa yang di maksud dengan kematangan adalah
kemampuan seorang untuk berbuat sesuatu dengan cara-cara tertentu. Singkatnya ia telah
memiliki intelengensi.
William Stern berpendapat bahwa integensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan
turunan. Pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi seseorang.Juga
Prof. Waterink seorang Mahaguru di Amsterdam, menyatakan menurut penyelidikannya belum
dapat dibuktikan bahwa intelegensi dapat diperbaiki atau dilatih, bahwa banyaknya pengetahuan
bertambah akan tetapi tidak berarti bahwa kekuatan berpikir bertambah baik.
a. Integensi ialah faktor total. Berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya
(ingatan, fantasi, perasaan, perhatian, minat, dan sebagainya ikut mempengaruhi integensi
seseorang.
b. Kita hanya bisa mengetahui intelegensi, dari tingkah laku atau perbuatannya yang
tampak.
c. Bagi suatu perbuatan integensi bukan hanya kemampuan yang di bawa sejak lahir saja
yang penting. Faktor-faktor lingkungan, melalui kekuatan intelegensinya.
d. .Bahwa manusia dalam kehidupannya itu dalam kehidupannya senantiasa dapat
menentukan tujuan-tujuan yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara
untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu.
Mengetahui adanya tahap kematangan suatu sifat sangat penting artinya bagi seorang
pendidik atau pengasuh, karena pada tingkat itulah si anak akan memberikan reaksi yang sebaik-
baiknya terahadap semua usaha bimbingan atau pendidikan yang sesuai bagim mereka.
10
Oleh karena itu kalau ingin mengajar atau melatih dengan berhasil, tunggulah saatnya
yang tepat yaitu timbulnya kematangan yang bagi siterdidik merupakan masa peka atau masa
yang tepat untuk dikembangkan/ dilatih.
Adanya ciri-ciri adanya kematangan tersebut pada diri si anak adalah di tandai dengan
adanya :
a. Perhatian si anak
b. Lamanya perhatian berlangsung
c. Kemajuan jika diajar atau dilatih.
Dan bila ditinjau dari aspek umum maka ciri-ciri dari kematangan ditandai dengan
beberapa hal yaitu terdiri dari:
11
Individu mengalami pertumbuhan material jasmaniahnya.Kecepatan pertumbuhan
pada masing-masing individu tidak sama. Perbedaan itu dapat disebabkan oleh karena
pengaruh fisiologis, psikologis, dan bahkan sosial.
12
logis, sistimatis dan efisien berdasarkan ilmu pengetahuan seluas-luasnya.Intelegensi
bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatu fiksi ilmiah untuk
mendiskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual.
Bagai mana dengan kesiapan afeksi? Connell (1974) menulis bahwa sejumlah hasil
penelitian mengatakan motivasi atau kesiapan sfrksi belajar dikelas bergantung kepada kekuatan
motif atau kebutuhan berprestasi, orientasi motivasi itusendiri, dan faktor-faktor situasional yang
mungkin dapat membangunkan motivasui.Ciri-ciri motivasi yang mendorong umtuk berprestasi
adalah mengajar kompetensi, uaha mengaktualiasi diri, dan uaha berprestasi. Hal ini dikenal
dengan istilah kebutuhan untuk ber[restasi, salah satu kebutuhan teori motivasi Mclelland.`2dxs2
Pendekatan yang lain yang dapat dilakukan dalam mengembangkan motivasi adalah
dengan program intervensi selama anak duduk di TK dan kelas-kelas awal di SD. Intervensi ini
bisa dalam bentuk:
13
Memberi kesempatan untuk mengembangakan keterampilan.
Membuat kegiatan-kegiatan berprestasi berhasil
Menciptakan tujuan-tujuan yang menantang, tidak terlalu gampang atau terlalu sukar.
Memberi keyakinan untuk sukses serta menghargai kemampuan-kemampuannya.
Membuat setiap anak tertarik dan gemar belajar.
Sesudah mendapatkan informasi tentang kesiapan belajar, baik kesiapan kognisi Maupun
kesiapan afeksi atau motivasi, kini tiba gilisannya untuk membahas aspek-aspek
individu.Mengapa hal ini perlu dilakukan, mengingat yang belajar atau yang dikenal pendidikan
adalah individu itu sendiri.
Dalam proses pendidikan peserta didik atau warga belajarlah yang harus memegang
peranan utama. Sebab mereka adalah individu yang hidup dan mampu berkembang
sendiri.Pendidikan harus memperlakukan dan melayani perkembangan mereka secara wajar.
Karena peserta didik atau warga belajar sebagai individu, maka ada pula orang menyebutnya
sebagai subjek didik. Disini terkandung makna bahwa mereka, merupaka subjek yang
mempunyai pendirian sendiri, aspirasi sendiri, dan sebagainya. Mereka mampu melakukan
kegiatan sendiri untuk mengembangkan dirinya masing-masing dengan menggunakan
perlengkapan-perlengkapan yang mereka miliki. Dengan demikian tidak dapat dibenarkan bila
pendidik memandang mereka sebagai objek yang dapat diperlakukan semaunya oleh para
pendidik.
Perlengkap peserta didik atau warga belajar sebagai subjek, dalam garis besarnya dapat
dibagi menjadi lima kelompok, yaitu :
1. Watak, ialah sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang hampir tidak dapat di ubah,
misalnya watak pemarah, pendiam, menyendiri, suka berbicara,cinta kasih dan
sebagainya.
2. Kemampuan umum atau IQ, ialah kecerdasan yang bersifat umum.
3. Kemamppuan khusus atau bakat ialah kemampuan tertentu yang dibawa sejak lahir.
Kemampuan ini pada umumya memberi arah kepada cita-cita seseorang terutama bila
bakatnya terlayani dalam pendidikan.
14
4. Kepribadian, ialah penampilan seseorang secara umum, seperti sikap, besarnya
motivasi, kuatnya kemauan, tabahnya mnghadapi rintangan, penghargaannya
terhadap orang lain, kesopanannya, toleransinya, dan sebagainya.
5. Latar belakang, ialah lingkungan tempat dibesarkan terutama lingkungn keluarga.
Lingkungan ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkmbangan jiwa bayi dan
kanak-kanak
6. Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya spiritual.
Spiritual dalam arti sempitnya adalah pemujaan, atau pemujaan. Sedangkan
Dalam arti luasnya spritual berabti tinngka ataau tarap keagamman seseorang.
Dalam hal ini terbentuknya spritual berarti kematangan dalam diri seseorang itu
telah terbentuk karena dimana setiap insan yang telah memiliki suatu pilihan baik dan
buruknya suatu al maka itu merupakan suatu perkembanaan atau seatu kematangan
yang lahir dari intelektual. Dan dengan keintelektualan ini maka adanya suatu
penyeimbangan antara kehidupan dunia dan kehidupan setelah dunia yakni yang
menyeimbangkan yakni kematangan seseorang dalam berspritual.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kematangan dapat berarti matanganya suatu sifat atau potensi fisik yang terjadi secara
kodrat akibat proses pertumbuhan dan hanya tergantung pada waktu belaka.
Adanya ciri-ciri adanya kematangan tersebut pada diri si anak adalah di tandai dengan
adanya :
a. Perhatian si anak
b. Lamanya perhatian berlangsung
c. Kemajuan jika diajar atau dilatih.
Dan bila ditinjau dari aspek umum maka ciri-ciri dari kematangan ditandai dengan
beberapa hal yaitu terdiri dari:
Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya readinees (kemampuan)
Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya emosional
Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya intelektual
Kematangan belajar ditandai dengan terbentuknya spiritual
16
DAFTAR PUSTAKA
17