Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 2

MAKALAH
Pembelajaran E Learning Dimasa Pandemi

Nama:Aprilia Monika
Nim:044135459
Upbjj:UT Purwokerto
Prodi:Ilmu Hukum
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan
banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Laporan ini berisi
tentang uraian hasil riset mengenai ‘pembelajaran di masa pandemi’. Laporan ini kami susun
secara cepat dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak diantaranya; Bapak Roy Makrony
selaku dosen mata kuliah Ilmu hukum.Oleh karena itu saya sampaikan terima kasih atas
waktu, tenaga dan pikirannya yang telah diberikan. Dalam penyusunan laporan ini, saya
menyadari bahwa hasil makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga saya selaku
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.
Akhir kata Semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat untuk kelompok kami
khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.
DAFTAR ISI

BAB 1 ................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................................................... 5
BAB 2 ................................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 6
Kelebihan elearning: .................................................................................................................. 7
Manfaat Elearning: .................................................................................................................... 7
BAB 3 ................................................................................................................................................ 8
PENUTUP........................................................................................................................................... 8
Kesimpulan.................................................................................................................................... 8
BAB 1
PENDAHULUAN
Pendidikan kini telah menjadi kebutuhan untuk lebih mengembangkan manusia dan
mempersiapkan mereka menghadapi tantangan masa depan. Upaya peningkatan mutu
pendidikan sekolah dapat dilakukan melalui pendidikan. siswa berinteraksi dengan
lingkungan belajar sekolah untuk mencapai tujuan belajar mereka. Kegiatan utama
kurikulum adalah mengajar. Dengan 4.444 kegiatan belajar, diharapkan 4.444 siswa dapat
mengubah perilakunya sesuai dengan kemampuannya. Setiap kegiatan pendidikan masih
memiliki tujuan, namun tidak semua tujuan tersebut dapat terpenuhi secara maksimal.Namun,
dengan maksimal guru profesional, kami akan selalu melakukan yang terbaik untuk mencapai
tujuan guru.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran adalah RPP,
praktik pembelajaran, dan penilaian pembelajaran yang sebelumnya ditulis oleh guru.
Perencanaan yang maksimal memungkinkan guru untuk menentukan strategi yang digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran agar proses pembelajaran berhasil. Dan di akhir
pelatihan, guru dapat mengevaluasi pelatihan untuk melihat bagaimana mereka dapat
mencapai tujuan pembelajaran mereka.
Namun, tahun 2020 akan menjadi tahun yang berat bagi kita semua, dan Indonesia
masih dilanda pandemi Covid 19. 2). Virus ini termasuk dalam keluarga coronavirus dan
dapat menginfeksi hewan. Saat virus corona menyerang manusia, seringkali menyebabkan
infeksi saluran pernapasan seperti influenza, MERS (Middle East Respiratory Syndrome),
dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). COVID19 sendiri adalah virus corona baru
yang ditemukan di Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Pada 30 Januari 2020, WHO mendeklarasikan COVID-19 sebagai Public Health
Emergency of International (PHEIC). Peningkatan jumlah kasus COVID-19 terjadi sangat
cepat dan menyebar di luar Wuhan dan negara lain. Jumlah orang yang terinfeksi terus
meningkat secara signifikan dalam waktu yang relatif singkat. Dalam enam bulan, 216
negara di seluruh dunia terinfeksi virus.
Dampak COVID-19 telah menyebabkan perlambatan ekonomi Indonesia, devaluasi
rupee, dan kenaikan harga komoditas, terutama untuk alat kesehatan. Penanggulangan yang
ekstrim, seperti karantina wilayah bahkan nasional, diterima sebagai upaya meminimalisir
penyebaran penyakit tersebut (Zahrotunni'mah, 2020: 248). Menurut Hongyue dan Rajib
(dalam Ginting: 2020), dampak epidemi terhadap ekonomi, lingkungan sosial, keamanan dan
politik akan mempengaruhi perubahan keadaan dan perilaku psikologis dan akan menjadi
lebih umum dalam jangka panjang. Perubahan perilaku tersebut meliputi gaya hidup sehat,
perilaku berbasis keterampilan, perilaku pendidikan, perilaku media sosial, perilaku
konsumen, perilaku tempat kerja, dan perilaku keagamaan dan sosial. Menurut
Roycnhansyah (2020), perilaku manusia telah berubah selama epidemi, termasuk WFH,
semuanya virtual dan pemilihan mode transportasi untuk kontrol akses. Penggunaan
teknologi yang sebelumnya lebih banyak digunakan untuk pekerjaan sampingan atau rekreasi
menjadi sarana utama dalam bekerja. Hal ini juga mempengaruhi sistem pendidikan di
Indonesia. Misalnya, di bidang pendidikan, guru dan siswa menjadi terbiasa dengan
pembelajaran jarak jauh.
Surat Edaran Nomor Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun
2020 Sehubungan dengan penyebaran Corona Virus Disease (Covid19) pada Bagian 2 sesuai
dengan 4, Penegakan Kebijakan Edukasi Darurat, yaitu home schooling akan
dilakukan.Online/Remote Homeschooling (BDR) bertujuan untuk memberikan siswa
pengalaman belajar yang bermakna tanpa membebani mereka dengan persyaratan
kurikulum penuh untuk memenuhi peningkatan kelas atau persyaratan kelulusan. Kedua,
homeschooling (BDR) dapat fokus pada pelatihan kecakapan hidup.Keputusan untuk belajar
di rumah karena kita menyadari sepenuhnya bahwa Covid19 sangat menular dan semua
orang dapat berperan dalam menyebarkan atau memutus mata rantai penularan pandemi
Covid19. Berbagai kebijakan telah diterapkan, antara lain physical distancing, PSBB,
karantina, dan gerakan 5M untuk memutus mata rantai penularan virus. Anda dapat mencapai
tujuan pendidikan Anda secara optimal.
Dalam keadaan darurat penyebaran virus corona (COVID19), proses pembelajaran
dilakukan secara online melalui pengenalan pendidikan sesuai dengan Peraturan Penegakan
Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan. Dari Rumah (BDR) .6 Homeschooling (BDR) - proses
pembelajaran yang dilakukan di rumah oleh guru dan siswa. Dari sektor pendidikan yang
terkena dampak signifikan dari pandemi COVID-19,sekolah dasar adalah salah satunya.
Pembelajaran online menggunakan aplikasi pembelajaran dan jejaring sosial yang biasa
digunakan oleh, seperti WhatsApp, Google Meet, Zoom, Gooogle From, Class Room,
Elearning, dan lainnya. Pembelajaran online adalah implementasi program pelatihan untuk
kelas dalam satu jaringan untuk mencapai tujuan yang besar dan luas. Ruang, waktu, dan
jumlah siswa tidak terbatas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara Menggunakan Alat E-Learning untuk Merencanakan Pelatihan Selama
Epidemi?
2. Bagaimana Menerapkan E-Learning untuk Epidemic Learning?
3. Bagimana cara Menggunakan E-Learning untuk Menilai Pembelajaran Selama Epidemi?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mempelajari bagaimana menerapkan pendidikan epidemi menggunakan alat e-
learning
2. Untuk mengetahui penilaian pembelajaran masa pandemi memakai media e-learning
3. Untuk mempelajari cara menggunakan eLearning untuk menjadwalkan pelatihan selama
pandemi
BAB 2

PEMBAHASAN
Pembelajaran online biasa disebut dengan e-learning, berasal dari e-learning, dimana
berarti pembelajaran menggunakan peralatan elektronik. E-Learning menawarkan program
pelatihan dan menggunakan sarana elektronik, termasuk telepon seluler, laptop, dan
komputer. Stokely mengatakan bahwa kata "e” mengacu pada penggunaan alat e-learning.
Pembelajaran daring merupakan tantangan baru bagi pendidik di era COVID-19, dan
guru perlu mencari berbagai cara untuk menyelesaikan proses pembelajaran guna mencapai
Tujuan pendidikan, yang diharapkan dapat membentuk karakter positif pada siswanya. Oleh
karena itu, guru harus siap untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan secara
berkelanjutan. Prinsip di balik Homeschooling (BDR) adalah siswa dapat mengakses dan
belajar langsung dari materi yang diberikan guru kapan saja, di mana saja, kapan saja, di
mana saja. Kegiatan pembelajaran interaktif atau interaktif diharapkan dapat mendukung
kelancaran pengalaman belajar di rumah (BDR) dan mempermudah komunikasi antara guru
dan siswa. Dari kasus, pengajaran antara guru dan siswa harus dilakukan secara tatap muka
di sekolah, sehingga masih belum memungkinkan untuk mengajar di 4.444 kelas meskipun
dalam situasi COVID-19. Berbeda.Karena semua siswa diharapkan belajar di rumah (BDR),
guru juga harus menyiapkan buku pelajaran untuk siswa belajar di rumah.Kondisi ini
menyebabkan guru mengubah strategi belajar mengajar. Seorang guru berusia tahun sedang
menjelaskan materi di depan kelas, namun sekarang guru tersebut menjelaskan materi dengan
video. Dengan strategi dan metode pembelajaran online yang tepat,tujuan pembelajaran
terkomunikasikan dengan baik kepada peserta didik selama BDR.
Prinsip di balik Homeschooling (BDR) adalah siswa dapat mengakses dan belajar
langsung dari materi yang diberikan guru kapan saja, di mana saja, kapan saja, di mana saja.
Kegiatan pembelajaran interaktif atau interaktif diharapkan dapat mendukung kelancaran
pengalaman belajar di rumah (BDR) dan mempermudah komunikasi antara guru dan siswa.
Dari 4.444 kasus, pengajaran antara guru dan siswa harus dilakukan secara tatap muka di
sekolah, sehingga masih belum memungkinkan untuk mengajar di 4.444 kelas meskipun
dalam situasi COVID-19. Berbeda.Karena semua siswa diharapkan belajar di rumah (BDR),
guru juga harus menyiapkan buku pelajaran untuk siswa belajar di rumah.Kondisi ini
menyebabkan guru mengubah strategi belajar mengajar. Seorang guru berusia tahun sedang
menjelaskan materi di depan kelas, namun sekarang guru tersebut menjelaskan materi dengan
video. Dengan strategi dan metode pembelajaran online yang tepat,tujuan pembelajaran
terkomunikasikan dengan baik kepada peserta didik selama BDR.
Pembelajaran online atau online diharapkan tetap menjadi solusi di masa pandemi ini.
Banyaknya hambatan pembelajaran online memaksa 4.444 tenaga pendidik untuk terus
memenuhi tanggung jawab pendidikannya. Maka dalam upaya mengatasi kendala
pembelajaran online tersebut oleh Madrasah Ibtidaya Negeri (MIN) 7 Ponogo, Ponogo
mencoba menggunakan aplikasi ELearning Madrasah yang disediakan oleh Kantor Madrasah
KSSK, Kementerian Agama Republik Indonesia. ELearning Madrasah mendukung 4.444
guru dan siswa yang mengajar dan belajar di rumah. Guru dapat dengan mudah mengajar
TFH (Mengajar dari di Rumah) dan siswa dapat belajar dari kenyamanan rumah mereka
sendiri.
BDR adalah pembelajaran jarak jauh efektif (PJJ). Istilah BDR pertama kali dicetuskan
pada tahun ketika pandemi Covid-19 dimulai di Indonesia, yakni pada tahun, ketika Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Keputusan 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Covid-19. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pelatihan dilakukan
secara online di sekolah dan universitas.
Lihat Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003 pasal 31, yang secara khusus disediakan PJJ:
a) Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan di segala arah, jenjang dan jenis pendidikan.
b) Pendidikan jarak jauh adalah: Kemampuan untuk memberikan layanan pendidikan kepada
sekelompok 4.444 orang yang tidak dapat mengikuti pelatihan formal atau formal.
c) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modalitas dan skala yang
didukung oleh fasilitas, layanan dan sistem penilaian yang menjamin kualitas lulusan sesuai
dengan standar nasional pendidikan.
d) Ketentuan yang mengatur penyelenggaraan pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud
dalam ayat ayat (1), (2) dan (3) ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Kelebihan elearning:
 Sebuah ruang emosional di mana guru dan siswa dapat dengan mudah berkomunikasi
melalui Internet secara teratur atau setiap saat selama kegiatan komunikasi, terlepas
dari jarak, lokasi, atau waktu.
 Guru dan siswa dapat saling mengevaluasi tingkat pembelajaran dengan
menggunakan bahan pembelajaran atau panduan belajar yang terstruktur dan
terencana melalui internet.
 Siswa dapat melihat dan mempelajari materi pembelajaran kapan saja, di mana saja.
 Bila diperlukan jika materi pelatihan disimpan di komputer Anda.
Manfaat Elearning:
 Fleksibilitas Lokasi dan Waktu: Sementara kelas reguler.
 eLearning Independen, eLearning memberdayakan siswa untuk memantau
keberhasilan akademik mereka. Ini berarti siswa memiliki kebebasan untuk
memutuskan kapan mulai, kapan harus selesai, dan bagian mana dari modul yang
akan dipelajari terlebih dahulu.Ketika kesulitan muncul, dia bisa mengulanginya lagi
sampai dia merasa dia bisa mengerti. Siswa juga dapat menghubungi instruktur,
penasihat melalui email atau bergabung dalam percakapan interaktif pada waktu
tertentu.
 Biaya, Anda dapat menghemat banyak uang melalui pelatihan e-learning.
Penghematan biaya meliputi transportasi ke lokasi studi dan akomodasi selama studi,
biaya administrasi dan administrasi, dan penyediaan bahan dan bangunan untuk studi.
Proses pembelajaran terjadi secara bersamaan antara guru dan siswa. Hal ini
memungkinkan interaksi langsung antara guru dan siswa di Internet. Faktanya,
pendidikan sinkron mengharuskan guru dan siswa memiliki akses ke Internet secara
bersamaan. Pendidik menyediakan buku teks dalam bentuk dokumen atau slide
presentasi, dan siswa dapat mendengarkan presentasi secara langsung melalui Internet.
Siswa dapat memposting pertanyaan atau komentar secara langsung atau melalui jendela
obrolan. Pembelajaran yang termotivasi adalah kelas nyata, tetapi virtual, dan semua
siswa terhubung ke Internet. Pembelajaran yang termotivasi sering disebut sebagai ruang
kelas virtual (Hartanto, 2016).
Edukasi Mendesak Penyebaran infeksi virus corona (Covid19) menyebar ke seluruh
kalangan terpelajar di Indonesia. Selain perlunya pembelajaran online, kendala lainnya
adalah kurangnya alat pendukung pembelajaran online, seperti yang dialami beberapa
siswa di SD Banyuajuh 6 Kamal. Anda masih perlu memaksimalkan upaya Anda dalam
proses pembelajaran. Berikan anak Anda yang terbaik, termasuk aset pendidikan. Di sisi
lain, tidak jarang banyak orang yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran online karena
efektivitas pembelajaran online juga ditentukan oleh semangat belajar seorang siswa.
Siswa menjadi bosan atau bosan, sehingga membuat hasil belajar yang diharapkan tidak
efektif.

BAB 3

PENUTUP
Kesimpulan
Edukasi Mendesak Penyebaran infeksi virus corona (Covid19) menyebar ke seluruh
kalangan terpelajar di Indonesia. Selain kebutuhan pembelajaran online, kendala lainnya
adalah kurangnya sarana penunjang pembelajaran online. Anda memiliki tanggung jawab
untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak Anda, termasuk pendanaan dalam bentuk
pendidikan. Di sisi lain, ini tidak biasa bagi banyak orang yang terlibat dalam kegiatan
pembelajaran online ini, karena tingkat antusiasme siswa untuk belajar juga menentukan
efektivitas pembelajaran online, dengan budaya pembelajaran pribadi yang melekat.
Siswa merasa bosan atau bosan sehingga membuat hasil belajar yang diharapkan menjadi
tidak efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Syafrin, Syafrin, and Muslimah Muslimah. "Problematika Pembelajaran E-learning dimasa
Pandemi Covid-19 bagi Santri Pondok Pesantren Al-Hasyimiyyah Kotawaringin
Barat." Jurnal Al-Qiyam 2.1 (2021): 10-15.
Sara, Kristina, Ferdinandus Lidang Witi, and Anastasia Mude. "Implementasi E-Learning
Berbasis Moodle di Masa Pandemi Covid 19." Alignment: Journal of Administration
and Educational Management 3.2 (2020): 181-189.
Putria, Hilna, Luthfi Hamdani Maula, and Din Azwar Uswatun. "Analisis proses
pembelajaran dalam jaringan (daring) masa pandemi covid-19 pada guru sekolah
dasar." Jurnal Basicedu 4.4 (2020): 861-870.
Habibah, Riasatul, et al. "Pemanfaatan teknologi media pembelajaran di masa pandemi
covid-19." Trapsila: Jurnal Pendidikan Dasar 2.02 (2020): 1-13.
Pujiasih, Erna. "Membangun generasi emas dengan variasi pembelajaran online di masa
pandemi covid-19." Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru 5.1 (2020): 42-48.
Prakash, Kolla Bhanu, et al. "Analysis, prediction and evaluation of covid-19 datasets using
machine learning algorithms." International Journal 8.5 (2020).
Radha, Rajapandian, et al. "E-Learning during lockdown of Covid-19 pandemic: A global
perspective." International journal of control and automation 13.4 (2020): 1088-1099.
Adeoye, I. A., A. F. Adanikin, and Ariyo Adanikin. "COVID-19 and E-learning: Nigeria
tertiary education system experience." (2020).
Crozier, Alex, Martin Mckee, and Selina Rajan. "Fixing England’s COVID-19 response:
learning from international experience." Journal of the Royal Society of
Medicine 113.11 (2020): 422-427.
Sahin, Ismail, and Mack Shelley. "Educational Practices during the COVID-19 Viral
Outbreak: International Perspectives." Online Submission (2020).
Asmuni, Asmuni. "Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 dan Solusi
Pemecahannya." Jurnal Paedagogy 7.4 (2020): 281-288.
Hidayah, Aas Aliana Futriani, Robiah Al Adawiyah, and Prima Ayu Rizqi Mahanani.
"Efektivitas Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19." JURNAL SOSIAL:
Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial 21.2 (2020): 53-56.
Rofi'ah, Risatur. "Problematika Orang Tua Mendampingi Anak Saat Pembelajaran Daring Di
Masa Pandemi COVID-19 Dan Solusi Pemecahannya." CONSEILS: Jurnal Bimbingan
dan Konseling Islam 1.1 (2021): 51-57.
Wijoyo, Hadion. EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN MASA PANDEMI. Insan
Cendekia Mandiri, 2021.
Sudrajat, Jajat. "Kompetensi guru di masa pandemi COVID-19." Jurnal Riset Ekonomi Dan
Bisnis 13.1 (2020): 100-110.

Anda mungkin juga menyukai