Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PERADANGAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi

Dosen pembimbing

Elvi Susanti

DISUSUN OLEH

Johan Wijaya NG (21114041499)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN BINALITA SUDAMA MEDAN 2021-
2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan atas segala rahmat yang telah diberikan
sehingga makalah yang berjudul “PERADANGAN” ini dapat tersusun sampai
dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan
saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa di mengerti oleh pembaca
pada umumnya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan lebih


luas mengenai fungsi penglihatan dan tindakan-tindakan yang terkait
penglihatan bagi penulis serta memenuhi tugas perkuliahan dari dosen
pengampu.

Penulis mengucapkan terimkasih kepada bapak Elvi Susanti, selaku


dosen pengampu mata kuliah Epidemiologi, Karna telah memberikan tugas
ini kepada penulis, sehingga penulis berkemampuan untuk mengumpulkan
lebih banyak informasi tentang Penyakit Mata dan tindakan tindakan yang
terkait penglihatan yang berguna untuk penambahan ilmu dan wawasan bagi
penulis dan juga pembacanya.

Medan 22 oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL....................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................2

1.1 Latar belakang Masalah.......................................................................2


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan Makalah...................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan Makalah.................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN..............................................................................5

2.1 Indra Penglihatan (Mata).....................................................................5

2.2 Struktur Indra Penglihtan.....................................................................6

2.3 Struktur Bola Mata...............................................................................7

2.4 Mekanisme Penglihatan.......................................................................13

2.5 Peradangan Mata.................................................................................14

2.6 Jenis Jenis Radang Mata.....................................................................14

BAB 3 PENUTUP......................................................................................20

3.1 Kesimpulan..........................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................21

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Indra penglihatan mata..............................................................5

Gambar 2.3.1 Segmen Anterior.....................................................................12

Gambar 2.3.2 Segmen Posterior...................................................................13

BAB 1

iv
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Indera penglihatan adalah kumpulan dari reseptor yang membentuk organ


atau alat khusus. Sedangkan reseptor adalah ujung syaraf yang berfungsi
untuk menerima rangsang, propioseptor adalah kumpulan reseptor yang tidak
membentuk alat khusus. Penglihatan merupakan indera yang sangat penting
dalam menentukan kualitas hidup manusia. Indera penglihatan yang
dimaksud adalah mata. Tanpa mata, manusia mungkin tidak dapat melihat
sama sekali apa yang ada disekitarnya. Dalam penglihatan, mata mempunyai
berbagai macam kelainan refraksi. Kelainan refraksi tersebut antara lain
seperti emetropia, miopia, ametropia, presbiopia, hipermetropia, dan afakia.
Kelainan refraksi merupakan gangguan yang banyak terjadi di dunia tanpa
memandang jenis kelamin, usia, maupun kelompok etnis (Ilyas, 2009).

Dalam hal ini dari semua kelainan refraksi yang ada, angka kejadian
miopia di dunia terus meningkat, data WHO pada tahun 2004 menunjukkan
angka kejadian 10% dari 66 juta anak usia sekolah menderita kelainan
refraksi yaitu miopia. Puncak terjadinya miopia adalah pada usia remaja yaitu
pada tingkat SMA Dan miopia paling sering banyak terjadi pada anak
perempuan daripada anak laki-laki, dengan perbandingan perempuan
terhadap laki-laki 1,4 : 1. Perbandingan serupa pada myopia tinggi adalah 3,5
: 1. Sebanyak 30% penderita myopia berasal dari keluarga dengan golongan
ekonomi menengah ke atas (Supartoto, 2006).

Di Indonesia terutama anak-anak remaja yang golongan ekonomi


keluarganya menengah keatas mempunyai angka kejadian miopia yang
semakin meningkat. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan miopia, salah
satu faktor yang berpengaruh dalam perkembangan miopia adalah aktivitas

v
melihat dekat atau nearwork. Adanya kemajuan teknologi dan
telekomunikasi, seperti televisi, komputer, video game, dan lain-lain, secara
langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan aktivitas melihat dekat
(Sahat, 2006).

Faktor gaya hidup mendukung tingginya akses anak terhadap media


visual yang ada. Hampir seluruh murid di sekolah manapun di Indonesia rata-
rata mempunyai televisi (94,5%), video game (39,4%), dan komputer
(15,7%). Tingginya akses terhadap media visual ini apabila tidak diimbangi
dengan pengawasan terhadap perilaku buruk, seperti jarak lihat yang terlalu
dekat serta istirahat yang kurang, tentunya dapat meningkatkan terjadinya
miopia (Sahat, 2006).

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan maslah


yaitu antara lain:

1. Apa yang dimaksud dengan indera penglihatan ( Mata )?


2. Bagaiamana struktur indera penglihatan?
3. Bagaimana struktur bola mata?
4. Bagaimana mekanisme penglihatan?

1.3 Tujuan penulisan makalah

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memnuhi salah
satu tugas mata kuliah Phatologi Mata yang memiliki tema Peradangan yang
selanjutnya dapat kita uraikan dalalam makalah ini.

vi
1.4 manfaat penulisan makalah

Terlepas dari tujuan itu sendiri makalah ini dibuat dengan manfaat
supaya pengetahuan dan wawasan pembaca pada umumnya dan khususnya
bagi saya selaku penulis.

vii
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Indera penglihatan ( Mata )

Gambar 2.1 Indra Penglihatan Mata

Indera penglihatan manusia adalah mata. Mata sangat peka terhadap


cahaya. Adanya cahaya yang mengenai suatu benda menyebabkan cahaya
tersebut dipantulkan sehingga kita dapat melihat benda tersebut. Mata
tersusun atas alat tambahan mata , otot bola mata, bola mata, serta saraf
otak.

Mata adalah indra penglihat. Bentuk mata seperti bola sehingga disebut
bola mata. Bola mata terletak di dalam lekuk mata yang dibatasi oleh tulang
dahi dan tulang pipi. Jadi, mata terlindung oleh kedua tulang tersebut. Mata
mempunyai bagian-bagian yang terletak di luar dan di dalam mata. Bola mata
sendiri dilindungi oleh selaput tipis, kelopak mata, rambut mata, dan kelenjar
air mata. Kelopak mata berguna untuk berkedip, sehingga bola mata akan
terhindar dari kotoran atau benda-benda kecil lainnya. Bulu mata untuk

viii
melindungi mata dari debu ketika membuka mata. Alis untuk menghalangi
jatuhnya keringat dari kepala ke mata, sedangkan kelenjar air mata untuk
menghasilkan air mata. Air mata tersebut berguna untuk membersihkan
kotoran yang terdapat di permukaan bola mata dan menjaga mata dari
kekeringan. Bagian mata yang berwarna disebut iris. Orang Indonesia
umumnya memiliki iris yang berwarna cokelat. Di bagian tengah terdapat
bulatan berwarna hitam yang dinamakan pupil. Pupil merupakan pintu masuk
cahaya. Pupil akan mengecil jika berada di tempat terang dan membesar jika
berada di tempat gelap. Pada bagian depan iris dan pupil terdapat kornea.
Kornea merupakan bagian yang bening dan transparan. Kornea berfungsi
untuk memfokuskan dan mengatur cahaya yang masuk. Lensa mata
berfungsi untuk membentuk bayangan benda yang dilihat. Retina berfungsi
sebagai layar penangkap bayangan benda yang dilihat.

2.2 Struktur Indra Penglihatan

Alat indera penglihat pada manusia adalah mata. Indera penglihat (mata)
disebut juga fotoreseptor karena mata sangat peka terhadap rangsangan
cahaya. Mata memiliki sejumlah reseptor khusus untuk mengenali perubahan
sinar dan warna. selain itu terdapat alat tambahan yang terdiri dari : 1. Alis
mata 2. Bulu mata 3. Otot penggerak bola mata 4. Kelopak mata 5. Kelenjar
air mata. Alis Mata Terdiri dari rambut kasar melintang di atas mata,
berfungsi untuk mempercantik wajah dan melindungi mata dari keringat yang
mengalir dari dahi.

Bulu Mata Merupakan barisan rambut yang terdapat pada ujung kelopak
mata, berfungsi melindungi bola mata dari masuknya debu dan partikel. Pada
bulu mata terdapat kelenjar sebasea(kelenjar minyak) yang disebut kelenjar
zeis, terletak pada akar bulu mata. Infeksi pada kelenjar sebasea disebut
bintik (hordeolum).

ix
Pada setiap mata terdapat enam otot lurik yang menghubungkan bola
mata dengan tulang di sekitarnya. Otot ini berfungsi untuk menggerakkan
bola mata, sehingga mata dapat mengerling ke kanan, kiri, atas, dan bawah.
Gerakan bola mata berada di bawah kesadaran. Kelopak Mata Kelopak mata
terdiri dari dua bagian yaitu pada kelopak mata atas dan kelopak mata bawah
yang berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Mulai dari dalam nenuju
ke arah luar, kelopak mata terdiri atas lima lapis, yaitu:

1. konjungtiva, adalah selaput lendir yang melapisi bagian dalam kelopak


mata dan melapisi juga permukaan bola mata.
2. Kelenjar meibomian yang dapat menghasilkan lemak untuk mencegah
pelekatan kedua kelopak mata.
3. Lapisan tarsal, yaitu lapisan jaringan ikat yang kuat untuk menunjang
kelopak mata.
4. Otot orbikularis okuli, yaitu otot yang berfungsi menutup bola mata. 5.
Jaringan ikat. Kelenjar Air Mata

Pada indera penglihatan kita di dalamnya terdapat Kelenjar air mata


(Aparatus lakrimalis). Kelenjar air mata letaknya disudut lateral atas pada
rongga mata, dan berfungsi untuk menghasilkan air mata. Dari kelenjar ini
keluar kurang lebih dua belas duktus lakrimalis, yaitu saluran-saluran yang
mengalirkan air mata menuju ke konjungtiva kelopak mata atas. 

2.3 Struktur bola mata

Anatomi Bola mata berdiameter antara 2,5 cm dimana 5/6 bagiannya


terbenam dalam rongga mata dan hanya1/6 bagianya saja yang tampak pada
bagian luar. Mata juga memiliki struktur disekitar mata yang melindungi dan
memungkinkan mata bergerak secara bebas ke segala arah. Struktur
tersebut juga melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan

x
bahan bahan berbahaya lainya, tetapi juga memungkinkan mata tetap
terbuka sehingga cahaya masih bisa masuk.

Tiga lapisan jaringan atau selaput yang membungkus bola mata dari luar
ke dalam yaitu : Sklera, tersusun oleh jaringan ikat yang kuat,liat dan putih
serta melengkung. sklera berfungsi membantu melindungi bagian-bagian
dalam dan mempertahan kan kekakuan bola . Bagian depan sklera
membentuk struktur tembus cahaya yang disebut kornea. Kornea dilindungi
oleh suatu selaput yang di sebut konjungtiva. Pada kornea tidak di temukan
pembuluh darah seperti hal nya pada aqueus humor,vitreous humor,dan
lensa mata. Sklera Lapisan paling luar dan kuat dinamakan sklera bagian
“putih”mata.bila seklera mengalami penipisan warnanya akan menjadi
kebiruan. Dibagian osterior seklera empunyai lubang yang dilalui saraf optiks
dan pembulu darah retina senratis. Dibagian anterior berlanjut menjadi
kornea. Permukan anterior seklera diselubungi secara longgar dengan
konjungtifa, suatu membran mukosa tipis yang mengandung sebagai kelenjar
yang bertanggung jawab untuk lapisan air mata. Konjungtifa palpebramelapisi
sisi bawah kelopak mata dan merupakan kelanjutan dari konjungtifa bulbaris
yang menyelubungi seklera anterior. Hal ini sangat menguntungkan sehingga
lensa kontak mungkin “terselip” kedalam mata. Konjungtifa berakhir pada
limbus korneosklera biasanya mengandung jaringan pembul darah yang
rapat. Koroid Selaput ini dari dalam dilapisi oleh selaput jala yang
mengandung sel-sel indra yang amat rentan terhadap cahaya yang semua
nya berguna untuk indra penglitah dalam arti khusus.pada lapisan koroid
banyak mengandung pembuluh darah dan pigmen berwarna hitam.lapisan
koroid dapat menyerap cahaya yang masuk ke dalam mata. Dengan ada nya
pembuluh darah pada lapisan ini sekaligus menyuplai makanan ke lapisan
retina bagian depan lapisan koroid berubah membentuk struktur terpisah
yaitu : corpus siliaris , ligamentum suspensor, dan iris . Corpus siliaris terletak

xi
diantara tepi depan retina dengan tepi belakang Iris. Ligamentum suspensor
berfungsi untuk mengatur proses akomodasi lensa mata untuk mendapat kan
gambar benda yang jelas pada retina.  Iris berfungsi sebagai diagfragma
yang dapat mengatur lebar sempit nya lubang cahaya ( pupil ) menyesuaikan
intensitas cahaya yang masuk. Jumlah dan sifat dari pigmen di dalam nya
menentukan warna iris, ada yang hitam, biru, coklat,atau hijau. Uvea Lapisan
tengah yang mengandung pigmen adalah traktus Uvea, yang tersusun atas
koroid. Iris, dan badan silier.Koroid merupakan lapisan vaskuler yang
memberiak darah kelapisan epitel berpigmen retina dan retina sensoris
perifer. Koroid melapisi kamera posterior mata dan membentang dari badan
silir, dibagian anterior dan saraf optikus dibagian posterior. Korid juga
merupakan segmen pospolior uvea diantara retina dan sklera. 

 Koroid tersusun dari tiga lapisan pembuu darahkoroid besar, sedang dan
kecil. Semakin dalam pembulu darah koroid dikenal sebagai khorikapitalaris.
Darah dari pembulu darah koroid dialirkan melalui empat vena kortes, satu di
masing-masing kuadran posterior koroid disebelah dalam dibatasi oleh
membra bruch dan disebelah luar sklera ruang supra koroid, terletak diantara
koroid dan sklera. Koroid melekat erat di posterior ketepi-tepi nerfus optikus,
sedangkan ke anterior, koroid bersambung dengan korpus siliaris. Agregat
pemblu darah koroid memperdarahi bagian luar retina.  iris Merupakan
struktur muskuler berfigmen yang memberikan warna khas mata. Iris adalah
bagian anterior traktus uvea dan membagi ruangan antara kornra dan lensa
menjadi kamera anterior dan posterior. Iris juga merupakan struktur yang
sangat paskuler dengan pigmen yang berbeda beda (ditentukan secara
genetik). Warna mata bergantung pada jumlah melanin yang ada pada iris;
semakin cerah warnanya, semakin banyak jumlah cahaya yang dapat
memasuki mata. Orang yang mempunyai mata yang sangat cerah
mengalami fotofoba (peka terhadap cahaya). Kebalikannya adalah orang

xii
dengan mata yang sangat hitam, tidak ada dua iris yang benar-benar sama,
temasuk mata kanan dan mata kiri orang yang sama. Iris merupakn uvea,
atau traktus berfimen dan berhubungan dengan lapisan koroid pada tepinya
dan badansilier pada sisi bawahnya merupakan diafragma muskuler silkuler
tipis yang ditengahnya terdapat lubang bulat, pupil. Iris termasuk kedalam
diafragma berpigmen yang tipis yang terdapat didalam aqueus homor
diantara kornea dan lensa.  Tetapi iris melekat pada permukaan anterior
kurpusiliare yang membagi ruang diantara lensa dan kornea. Serat otot iris
terdiri dari serat sikuler. Pupil Rongga yang terjadi di tengah cincin internal
iris. Pupil berbentuk bulat, regular, dan mempunyai ukuran dan respon
terhadap cahaya yang sama pada kedua mata. Anisokoria atau pupil yang
tidak sama, merupakan temuan yang normal pada 20% populasi. Sedangkan
pada populasi lain, pupil yang tidak sama menunjukan adanya penyakit saraf
pusat. Pupil terletak agak kenasal dari pusat kornea. Konstriksi dan dilatasi
pupil pada reaksi terhadap cahaya terjadi sebagai akibat berbagai hubungan
neuronal. Ketika cahaya memasuki mata, sel fotosensitif akan mengirimkan
pesan ke otot konstriktor pupil melalui SO III. Hal ini akan mengurangi distrosi
dan silau yang terjadi akibat berlebihnya cahaya yang masuk. Tingkat cahaya
yang rendah akan mengaktifkan otot dilator pupil, yang akan meretraksi iris
dan membuka pupil. Lima kali energi lebih besar yang masuk kedalam mata
ketika pupil berdilatasi. Kerusakan sel fotosensitif dapat menurunkan fungsi
pupil. Pada bagian mata juga terdapat kornea yang merupakan struktur
transparan yang menyerupai kubah,merpakan pembungkus dari iris, pupil
dan bilik anterior serta memban tu memfokuskan cahaya. Badan silier
mengandung serabut otot yang dapat membantu kontraksi dan relaksa si
zonula lensa (struktur yang menggantung lensa). Badan silier berperan
(penting dalam menjaga tekanan intraokuler (TIO)) dengan sekresi humor
aqueus, cairan transparan berk adar air tinggi yang mengisi kamera anterior

xiii
dan posterior dan kemudian di salurkan mel alui kanalis
Schlemm. Retina/Selaput Jala Retina merupakan lapisan jaringan peka
cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata, berfungsi mengirimkan
pesan visuil melalui saraf optikus ke otak. Cahaya yan g masuk melalui
kornea di teruskan ke pupil. Iris mengatur jumlah cahaya yang masuk de
ngan cara membuka dan menutup, seperti halnya celah pada lensa kamera.
Jika lingkunga n di sekitar gelap, maka cahaya yang masuk akan lebih
banyak, jika di lingkungan sekitar terang, maka cahaya yang masuk lebih
sedikit. Ukuran pupil di control oleh otot sfingter pupil, yang membuka dan
menutup iris. Retina terdiri dari 3 lapisan sel : - Lapisan neuraepithelium -
Lapisan sel bipolar - Lapisan sel ganglion. Aqueous Humor Aqueous humor
merupakan cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea
(mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi
lensa dan kornea di hasilkan oleh prosesus siliaris. Fungsi aqueous humor
adalah penyokong dinding bola mata dengan member tekanan dari dalam
dan memberi makan pada lensa serta membuang produk metabolisme
karena lensa tidak memiliki pembuluh darah. Vitreus Humor Vitreus humor
merupakan gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan
retina (mengisi segmen posterior mata). Pada dearah perbatasan dengan
lensa, membran vetreus menebal yang terdiri dari lapisan posterior yang
menutup korpus vitreum. Lapisan anterior membentuk ligamentum
suspensorium lensa yang melekat pada prosesus siliare. Di dalam korpus
vitreum tidak terdapat pembuluh darah yang fungsinya menambah daya
pembesaran mata, menyokong permukaan posterior lensa, dan membantu
melekatkan pars pigmentosa retina Lensa Lensa adalah badan bikonveks
yang transparan dan terletak di belakang iris, di dekat corpus vitreum, dan di
kelilingi oleh prosesus siliaris dengan merubah bentuknya, lensa
memfokuskan cahaya ke retina. Jika mata memfokuskan pada objek yang
dekat, maka otot silier akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal

xiv
dan lebih kuat. Jika mata memfokuskan pada objek yang jauh, maka otot
silier akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah. Sejalan
dengan pertambahan usia, lensa menjadi kurang lentur, kemampuannya
untuk memfokuskan objek yang dekat juga berkurang. Keadaan ini di sebut
presbiopia. Bola mata terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing terisi oleh
cairan: 

1. Segmen anterior

Gambar 2.3.1 Segmen Anterior


mulai dari kornea sampai lensa, berisi aqueus humor yang merupakan
sumber energy bagi struktur mata di dalamnya. Segmen anterior sendiri
terbagi menjadi 2 bagian (bilik anterior : mulai dari kornea sampai iris,
dan bilik posterior : mulai dari iris sampai lensa). Dalam keadaan normal,
aqueus humor di hasilkan di bilik posterior, lalu melewati pupil masuk ke
bilik anterior kemudian keluar dari bola mata melalui saluran yang terletak
di ujung iris.

xv
 
2. Segmen posterior

Gambar 2.3.2 Segmen Posterior

mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina, berisi vitreus
humor yang membantu menjaga bentuk bola mata.Mekanisme melihat :
Cahaya di tangkap mata, kemudian masuk ke retina, melalui : kornea-
aqueus humor-pupil-lensa vitreus humor-fotoreseptor di retina. Dari
fotoreseptor di teruskan ke serabut-serabut saraf-saraf optik kemudian
menuju pusat penglihatan di otak sensasi penglihatan.

2.4 Mekanisme Penglihatan


Kita dapat melihat suatu benda karena adanya pantulan cahaya dari
benda tersebut masuk ke mata. Secara garis besar, pantulan cahaya
tersebut akan masuk ke mata secara berurutan. Yaitu melalui kornea,
aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan akhirnya ditangkap oleh
fotoreseptor di retina. Pantulan cahaya yang masuk menembus kornea akan
diteruskan melewati pupil. Banyaknya cahaya yang masuk melewati pupil

xvi
diatur oleh iris. Melalui pupil, cahaya diteruskan menembus lensa mata. Pada
lensa mata terjadi perubahan bentuk sehingga dapat memfokuskan cahaya
pada retina. Dalam hal ini lensa melakukan perubahan bentuk dengan cara
mencembungkan atau memipih. Pada retina terbentuk bayangan nyata,
terbalik dan lebih kecil daripada ukuran objek aslinya. Saat fotoreseptor di
retina menerima ransangan cahaya, impuls akan diteruskan kedalam serat-
serat saraf. Impuls-impuls ini dikirim disepanjang saraf optik ke pusat
penglihatan di otak depan (lobus oksipital), sehingga menghasilkan suatu
kesan yang sesuai aslinya, baik ukuran, warna maupun jarak dari objek.
Selanjutnya, pembalikan bayangan pada retina dilakukan didalam pusat optik
di otak sehingga membentuk kesan objek yang tidak terbalik.

2.5 Peradangan Mata


Patofisiologi Peradangan pada mata dapat disebabkan oleh berbagai macam
penyakit, misalnya konjungtivitis, perdarahan subkonjungtiva, glaukoma, blefaritis,
keratitis, dan benda asing pada mata. Vasodilatasi yang disertai dengan hiperemia
pada mata dinamakan injeksi. Injeksi siliari  melibatkan cabang pembuluh darah
arteri siliari anterior dan mengindikasikan adanya inflamasi pada kornea, iris dan
badan siliari. Injeksi konjungtiva utamanya melibatkan pembuluh darah konjungtiva
posterior. Pembuluh darah konjungtiva lebih superfisial daripada pembuluh darah
siliari sehingga dapat menyebabkan mata terlihat lebih merah dan dapat menghilang
dengan vasokonstriktor topikal.

2.6 Jenis- Jenis Radang Mata


Berdasarkan lokasi terjadinya peradangan, radang mata dapat
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

 Konjungtivitis

xvii
Gejala penting konjungtivitis adalah sensasi benda asing, yaitu
sensasi tergores atau terbakar, sensasi penuh disekeliling mata, gatal, dan
fotofobia. Sensasi benda asing, tergores atau sensasi terbakar pada kasus
konjungtivitis dihubungkan dengan edema atau hipertrofi papilla yang
biasanya menyertai hiperemia konjungtiva (Vaughan & Asbury, 2009).

 Uveitis anterior (mata depan)

Uveitis anterior sering disebut sebagai iritis karena memengaruhi iris atau
selaput pelangi, yaitu bagian berwarna pada mata bagian depan. Iritis
termasuk jenis radang mata yang paling umum terjadi. Kondisi ini bisa
disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari trauma pada mata hingga
masalah kesehatan tertentu, seperti rheumatoid arthritis, sifilis, tuberkulosis,
dan herpes zoster.

 Intermediate uveitis (mata tengah)

Kondisi ini melibatkan uvea bagian tengah dan disebut juga iridocyclitis.


Kata ‘intermediate’ sebenarnya mengacu pada lokasi peradangan dan bukan
tingkat keparahan peradangannya. Jenis radang mata ini bisa terjadi pada
siapa pun, namun lebih banyak ditemukan pada dewasa muda dan sering
dikaitkan dengan penyakit autoimun, seperti multiple
sclerosis dan sarkoidosis.

 Uveitis posterior (mata belakang)

Peradangan mata ini disebut juga sebagai koroiditis karena memengaruhi


bagian koroid, yaitu jaringan pembuluh darah mata yang mengalirkan darah
ke bagian belakang mata. Uveitis posterior cenderung lebih serius

xviii
dibandingkan uveitis anterior karena dapat melukai jaringan retina, sehingga
berisiko menimbulkan gangguan penglihatan, bahkan kebutaan. Jenis radang
mata ini juga kerap dikaitkan dengan penyakit infeksi dan autoimun.

 Panuveitis

Panuveitis adalah jenis radang mata yang paling serius karena memengaruhi
seluruh uvea dan bagian-bagian penting pada mata (meliputi iris, badan
siliaris, dan koroid). Panuveitis bisa menimbulkan kombinasi gejala dari
seluruh jenis radang mata. Radang mata atau uveitis dapat terjadi dalam
waktu singkat (akut), maupun berjalan dan bertahan dalam waktu yang cukup
lama (kronis), bahkan dapat berulang. Untuk mengatasinya, radang mata
harus diobati sesuai dengan penyebab yang mendasarinya.

xix
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Salah satu alat indera pada manusia adalah mata atau indera
penglihatan yang disebut juga dengan fotoreseptor karena mampu
menerima rangsangan fisik yang berupa cahaya. Ada 3 lapisan jaringan atu
selaput yang membungkus bola mata dari luar kedalam yaitu sklera , koroid ,
dan retina. Pada mata juga terdapat alat-alat tambahan yaitu otot-otot mata ,
pelupuk-pelupuk mata dan kelenjar air mata , kotak mata ( rongga tempat
mata ) & bulu mata.

Peradangan mata Merupakan kondisi mata yang merah dan bengkak


yang disebabkan oleh agenmikrobiologit seperti virus dan bakteri. Peradang
pada mata dapat terjadi pada penyakit mata seperti konjungtivitis, Uveitis
Anterior, intermediate uveitis, uveitis posterior, panuveitis

xx
DAFTAR PUSTAKA

1. Vera-Díaz FA, Doble N. The human eye and adaptive optics. Dalam:
Topics in Adaptive Optics. InTech; 2012.
2. American Academy of Ophthalmology. 2014-2015. Basic and clinical
science course section 3: clinical optics. San Francisco: American
Academy of Ophthalmology; 2014. Hal 73-8.
3. Kaschke M, Donnerhacke KH, Rill MS. Optics of the human eye. Dalam
Optical devices in ophthalmology and optometry. Weinhem: Wiley-
VCH; 2014. Hal 15–48.
4. Katz M, Kruger PB. The human eye as an optical system. Dalam: Tasman
W, Jaeger EA, editor. Duane's Clinical Ophthalmology [CD-ROM]. Vol
l. Philadelphia: Lippincott Williams &Wilkins; 2006:chap 33. Hal 1-88.
5. American Academy of Ophthalmology. 2014-2015 Basic and clinical
science course (BCSC) section 2 : fundamentals and principles of
ophthalmology. San Francisco: American Academy of Ophthalmology;
2014. Hal 37-81.

xxi
xxii

Anda mungkin juga menyukai