Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MATA KULIAH

CRITICAL ANALYSIS

“ Screen Time and Its Association with Vegetables, Fruits, Snacks and Sugary
Sweetened Beverages Intake among Chinese Preschool Children in Changsha,
Hunan Province: A Cross-Sectional Study”

Dosen Pengampu : Evi Pratami, S.ST., M.Keb

Disusun oleh :

BHAYANTI ISDWARA
NIM. P27824419008

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I


DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDAN
PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
TAHUN 2023

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya lah sehingga tugas makalah mata kuliah critical analysis dapat terselesaikan
dengan baik tepat pada waktunya. Makalah ini dapat terselesaikan oleh karena bantuan
dari pihak yang terlibat. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak
– pihak yang terlibat diantaranya :

1. Dwi Wahyu Wulan, SST., M. Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Kampus
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
2. Uswatun Khasanah, SST., M. Keb, selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Poltekkes
Kemenkes Surabaya.
3. Evi Pratami, S.ST., M. Keb, selaku dosen pengampu mata kuliah Critical
Analysis Poltekkes Kemenkes Surabaya.
4. Seluruh pihak yang turut membantu dan kerjasama dalam menyelesaikan
makalah ini.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan baik isi
maupun teknik penulisan. Untuk itu kritik dan saran sangat diperlukan untuk perbaikan.

Surabaya, 17 Juli 2023

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu tanda industry 4.0 bahkan 5.0 adalah dengan hadirnya berbagai macam
gadget. Gadget adalah objek yang dibuat khusus untuk periode ini Tujuan dari
perangkat multifungsi ini adalah membantu mengubah semua fitur lebih mudah dan
lebih praktis dibandingkan dengan teknologi sebelumnya. Beberapa contoh perangkat
adalah smart tv, laptop, telepon pintar, ipad atau tablet adalah bantuan teknis berbagai
aplikasi dan informasi di dunia ini (Iswidharmajaya 2014). Gadget merupakan
perangkat elektronik seperti smartphone, smart tv. Teknologi yang benar-benar
diciptakan sehingga kehidupan manusia menjadi semakin banyak sederhana dan
nyaman, tapi kemajuan teknologi yang berkembang pesat hampir tidak ada bidang
kehidupan bahkan tanpa menggunakannya langsung atau tidak langsung. Walaupun
banyak manfaat dari perkembangan teknologi masih membawa dampak negatif seperti
kecanduan gadget. Salah satu efek negatif gadget yaitu dapat membuat anak menjadi
egois sehingga mengabaikan lingkungan di sekitarnya, yang dapat menyebabkan tidur
menjadi terabaikan. Beberapa pedoman merekomendasikan ≤ 2 jam/hari waktu layar
untuk anak-anak dan remaja. Rekomendasi saat ini bertentangan dengan kebiasaan anak
muda. Di China, 36,8% anak sekolah usia 9-17 tahun menggunakan media elektronik ≥
2 jam sehari, sedangkan di Vietnam hingga 56% hingga 64% anak sekolah usia 13-14
tahun menggunakan media elektronik ≥ 2 jam sehari. 5,6 Di Indonesia saja, 60% anak
usia sekolah menggunakan media elektronik lebih dari 2 jam sehari.

Aspek negatif lain dari penggunaan gadget pada anak yang berlebihan terkait
dengan status gizi. Screen time yang lama dan rendahnya aktivitas fisik membuat
kebiasaan makan menjadi kurang sesuai, sehingga dapat mempengaruhi status gizi
dalam jangka panjang. Gaming adalah salah satu bentuk aktivitas fisik pasif, yang
sering disebut sebagai gaya hidup sedentary, yang dapat menyebabkan peningkatan
konsumsi kalori saat menggunakan perangkat. penelitian di Kanada pada anak sekolah
menunjukkan bahwa 64% anak-anak memiliki minimal 1 buah Electronic
Entertainment and Communication Devices (EECDs) dan penggunaan EECDs di
malam hari berhubungan dengan peningkatan berat badan, penurunan kualitas
asupan, dan penurunan aktivitas fisik secara signifikan.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Makalah ini bertujuan untuk melakukan critical analysis jurnal yang berjudul “Screen
Time and Its Association with Vegetables, Fruits, Snacks and Sugary Sweetened
Beverages Intake among Chinese Preschool Children in Changsha, Hunan Province: A
Cross-Sectional Study”
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan analisis jurnal berdasarkan clarity
2. Mampu melakukan analisis jurnal berdasarkan accuracy
3. Mampu melakukan analisis jurnal berdasarkan percision
4. Mampu melakukan analisis jurnal berdasarkan consistency
5. Mampu melakukan analisis jurnal berdasarkan relevant
6. Mampu melakukan analisis jurnal berdasarkan significance
7. Mampu melakukan analisis jurnal berdasarkan logicalness
8. Mampu melakukan analisis jurnal berdasarkan depth
9. Mampu melakukan analisis jurnal berdasarkan breadth
10. Mampu melakukan analisis jurnal berdasarkan fairness
1.3 Manfaat
1. Meningkatkan kemampuan mahasiswa pendidikan profesi bidan dalam menerapkan
critical thinking.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa khususnya mahasiswa pendidikan profesi
bidan dalam menerapkan critical thinking pada bedah jurnal dengan pendekatan
nilai – nilai intelektual.
3. Memperluas informasi dan pengetahuan mahasiswa profesi bidan dengan
menggunakan jurnal terbaru.
BAB 2
ISI

2.1 Clarity (Kejelasan)


1. Nama Jurnal : Nutrients
2. Judul Artikel : Screen Time and Its Association with Vegetables,
Fruits, Snacks and Sugary Sweetened Beverages Intake among Chinese
Preschool Children in Changsha, Hunan Province: A Cross-Sectional Study
3. Rumusan masalah : Adakah hubungan antara screen time dengan
konsumsi sayur, buah, makanan ringan, dan minuman manis (SSB)?
4. Tujuan : untuk menyelidiki hubungan antara screen time
dengan konsumsi sayur, buah, makanan ringan, dan minuman manis (SSB).
5. Prevalensi : Sebuah pelajaran menunjukkan bahwa rata-rata
asupan sayuran anak prasekolah usia 3-5 tahun adalah 130,5 g/hari, dan asupan
buah rata-rata adalah 175,0 g/hari; hanya 22,1% dan 68,8% anak yang mencapai
standar asupan F&V. Studi lain juga menunjukkan masalah ini, terutama
kekurangan F&V [3–5]. Menurut pedoman diet penduduk Tionghoa (2022),
anak prasekolah (3~6 tahun) dianjurkan untuk makan sayur dan buah setiap hari.
Dianjurkan untuk mengonsumsi 150 hingga 300 g sayuran setiap hari, dan 150
hingga 250 g buah setiap hari. Seorang peneliti di Kanada menyimpulkan bahwa
rata-rata screen time untuk anak usia 3 tahun adalah 3,57 jam per hari, dan untuk
anak usia 5 tahun adalah 1,55 jam per hari. Studi lain yang dilakukan di
Guangzhou menemukan bahwa 51,8% anak prasekolah Cina menghabiskan
lebih dari satu jam di depan layar elektronik per hari.
6. Data yang memperkuat : Komite Peninjau Etika Sekolah Kesehatan
Masyarakat Xiangya, Universitas Central South (No. XYGW 2020-105).
2.2 Accuracy (akurasi)
1. Nilai schimago : Q1
2. Nama jurnal : Nutrients
3. Tahun terbit : 2022
4. Link jurnal :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9572133/pdf/nutrients-14-
04086.pdf

2.3 Precision (presisi)


1. Pendahuluan singkat
Cina sedang mengalami masa transisi nutrisi yang cepat, dengan peningkatan
kualitas makanan, bersamaan dengan meningkatnya konsumsi makanan olahan
yang kaya akan gula dan lemak. Asupan makanan ringan dan minuman manis
(SSB) yang berlebihan bersama dengan asupan sayuran dan buah-buahan (F&V)
yang tidak mencukupi adalah hal yang umum di antara anak-anak prasekolah di
Tiongkok. Sebuah pelajaran menunjukkan bahwa rata-rata asupan sayuran anak
prasekolah usia 3-5 tahun adalah 130,5 g/hari, dan asupan buah rata-rata adalah
175,0 g/hari; hanya 22,1% dan 68,8% anak yang mencapai standar asupan F&V.
Studi lain juga menunjukkan masalah ini, terutama kekurangan F&V. Menurut
pedoman diet penduduk Tionghoa (2022), anak prasekolah (3~6 tahun)
dianjurkan untuk makan sayur dan buah setiap hari. Dianjurkan untuk
mengonsumsi 150 hingga 300 g sayuran setiap hari, dan 150 hingga 250 g buah
setiap hari. Jaminan kesehatan anak prasekolah adalah asupan F&V yang cukup,
sedangkan terlalu banyak mengonsumsi makanan padat energi (snack dan
minuman manis) akan berdampak negatif pada kualitas diet mereka,
menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas, dan karenanya meningkatkan
risiko penyakit kronis di masa dewasa. Oleh karena itu, sangat penting untuk
meningkatkan kualitas makanan untuk meningkatkan asupan F&V dan
mengurangi konsumsi makanan ringan dan SSB. Selain itu, penelitian telah
menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara waktu layar dan kualitas
makanan (asupan F&V, makanan ringan, dan konsumsi SSB).
Waktu layar adalah faktor yang muncul untuk perilaku diet di kalangan anak-
anak. Ini mengacu pada jumlah waktu yang dihabiskan di layar, seperti
komputer, televisi, video game, smartphone, dll. Waktu layar yang berlebihan
telah dikaitkan dengan peningkatan berat badan, durasi tidur lebih pendek, dan
masalah kesehatan mental pada anak-anak. Menurut rekomendasi Organisasi
Kesehatan Dunia, anak-anak prasekolah harus menghabiskan kurang dari satu
jam per hari di depan layar elektronik. Seorang peneliti di Kanada
menyimpulkan bahwa rata-rata screen time untuk anak usia 3 tahun adalah 3,57
jam per hari, dan untuk anak usia 5 tahun adalah 1,55 jam per hari. Studi lain
yang dilakukan di Guangzhou menemukan bahwa 51,8% anak prasekolah Cina
menghabiskan lebih dari satu jam di depan layar elektronik per hari. Oleh karena
itu, baik di China atau di tempat lain, paparan waktu layar anak-anak prasekolah
menjadi perhatian khusus. Sangat penting untuk memantau situasi paparan
waktu layar anak-anak prasekolah saat ini. Banyak penelitian berbeda
menunjukkan bahwa paparan waktu layar yang lama menyebabkan penurunan
asupan buah dan sayuran, dan peningkatan konsumsi makanan ringan dan
minuman manis manis (SSB). Sebuah studi yang dilakukan pada anak-anak
Kanada juga mengungkapkan bahwa menonton televisi berhubungan positif
dengan makanan dan minuman padat energi, serta konsumsi makanan cepat saji,
dan berhubungan negatif dengan konsumsi buah dan sayuran.20], konsisten
dengan penelitian lain. Namun, sebagian besar penelitian ini berfokus pada anak
usia sekolah, remaja, atau ditargetkan untuk mengeksplorasi bahaya waktu layar
yang berlebihan. Hanya sedikit penelitian yang mencoba mengeksplorasi
hubungan antara waktu layar anak-anak prasekolah dan konsumsi makanan.
bahwa masa pra sekolah merupakan tahap awal kehidupan yang penting untuk
membentuk perilaku makan yang baik dan kebiasaan yang penting untuk
kesehatan dewasa. Dengan demikian, perlu dipahami status screen time pada
anak prasekolah saat ini dan hubungannya dengan konsumsi makanan. Sampai
saat ini, penelitian yang memperhatikan hubungan antara waktu layar dan
konsumsi makanan masih terbatas di Cina. Selain itu, karena penerapan
kebijakan reduksi ganda, kebijakan tiga anak dan wabah virus COVID-19, anak-
anak prasekolah memiliki lebih banyak waktu sekali pakai, dan masalah paparan
waktu layar perlu diperhatikan. Oleh karena itu, sebuah studi cross-sectional
dirancang untuk menyelidiki situasi saat ini dari waktu layar di Changsha,
Provinsi Hunan, dan mengeksplorasi hubungan antara waktu layar dan konsumsi
makanan, untuk menarik perhatian pada penggunaan layar elektronik dan
mencegah pembentukan perilaku tidak sehat pada anak prasekolah.
2. Metode penelitian singkat
a) Rancangan penelitian : pada penelitian menggunakan cross sectional study
b) Sampel : sampel klaster acak untuk memilih 6 taman kanak-kanak dari
semua taman kanak-kanak umum di Kota Changsha, Provinsi Hunan, dari
Januari hingga Maret 2021 dengan mempertimbangkan kriteria inklusi yang
telah ditentukan
c) Pengumpulan data : Data dikumpulkan melalui Questionnaire Star, alat
survei online yang digunakan untuk mengembangkan kuesioner elektronik
(www.wjx.cndiakses pada 4 Maret 2021). Setiap kuesioner memiliki kode
QR yang unik. Guru akan mengeluarkan kode QR dari kuesioner elektronik
untuk diisi oleh orang tua. Informasi tentang waktu layar anak-anak, perilaku
makan, neofobia makanan, frekuensi konsumsi makanan mingguan, dan
praktik pemberian makan dikumpulkan, bersama dengan karakteristik anak
dan pengasuh mereka.
d) Lama penelitian : Januari hingga Maret 2021.
3. Hasil
A. Screening time
Dalam penelitian ini, rata-rata screen time anak prasekolah adalah 1,36±1,26
jam, dengan median 1 (0,5~1,79) jam per hari. Proporsi anak yang
menghabiskan lebih dari satu jam di layar elektronik adalah 54,3% (Tabel1).
Di antara mereka, 836 adalah laki-laki, terhitung 53,4%. Proporsi anak usia 4
sampai 5 adalah 27,5%. Proporsi waktu layar antara usia dan jenis kelamin
anak prasekolah ditunjukkan pada Gambar1a,b. Tidak ada perbedaan yang
signifikan secara statistik antara waktu layar, usia dan jenis kelamin di antara
anak-anak prasekolah (53,8% vs 27,5% vs 18,7%, P=0,776 ; 53,4% vs
46,6%; P=0,800). Sebagian besar anak tinggal di kota (93,9%) dan bukan
satu-satunya anak dalam keluarga (61,4%). Menurut laporan tinggi dan berat
badan anak-anak, 56,5% anak memiliki berat badan normal, sedangkan
proporsi anak kelebihan berat badan dan obesitas adalah 22,0%. Sebagian
besar pengasuh utama adalah ibu (88,8%), yang sebagian besar memperoleh
pendidikan perguruan tinggi atau lebih tinggi (86,0%). Waktu layar anak-
anak bervariasi di antara pengasuh utama di berbagai tingkat pendidikan
(90,2% vs. 82,4%; P<0,001).
B. Frekuensi pangan peserta
Untuk anak frekuensi konsumsi sayur, buah, jajanan, dan SSB adalah
9,27±7,66 kali/minggu, 8,34±6,93 kali/minggu, 4,66±6,40 kali/minggu, dan
1.21±2,58 kali/minggu, masing-masing. Tidak ada perbedaan yang
signifikan secara statistik antara konsumsi makanan dan usia serta jenis
kelamin anak (Tabel2). Frekuensi konsumsi asupan makanan bervariasi pada
berbagai tingkat waktu layar (Gambar2). Semakin rendah frekuensi
konsumsi sayuran, semakin banyak waktu yang mereka habiskan di depan
layar (P=0,002). Apalagi sering ngemil (P=0,001) dan SSB (P=0,001)
konsumsi berkorelasi dengan waktu layar yang lebih lama.
C. Hubungan antara Screen Time dengan Konsumsi Sayur, Buah, Cemilan, dan
Minuman Bergula Manis
Anak-anak dengan waktu layar≥1 jam lebih cenderung memiliki konsumsi
sayuran yang rendah (OR mentah = 1,371, 95% CI: 1,112~1,690 ; P< 0,01)
dan asupan buah yang lebih rendah (mentah ATAU = 1,233, CI 95%:
1,008~1,509 ; P< 0,05) . Namun, mereka memiliki asupan makanan ringan
yang lebih tinggi (OR mentah = 1,403, 95% CI: 1,071~1,836 ; P< 0,05) dan
SSB (minyak mentah OR = 1,540, 95% CI: 1,206~1,967 ; P < 0,001)
dibandingkan anak-anak dengan waktu layar <1 jam. Asosiasi ini berubah
setelah penyesuaian untuk perancu sosiodemografi, perilaku makan anak dan
praktik pemberian makan orang tua dan hasilnya ditunjukkan pada Tabel3.
Dalam model 1, setelah disesuaikan faktor sosiodemografi dan perilaku
makan anak (hubungan antara waktu layar dan perilaku makan anak
ditunjukkan pada Tabel S1), hubungan antara sayuran (AOR1 = 1,318, 95%
CI: 1,061~1,637,P0,05). Dengan penyesuaian praktik pemberian makan
orang tua (hubungan antara waktu layar dan praktik pemberian makan orang
tua ditunjukkan pada Tabel S2) pada model 2, hubungan antara waktu layar
dan sayuran (AOR2 = 1,259, 95% CI: 1,011~1,568; P<0,05) makanan ringan
(AOR1 = 1,406, 95% CI: 1,072~1,844,P<0,05) dan SSB (AOR1 = 1,540,
95% CI: 1,206~1,967,P<0,01) tetap signifikan, sedangkan hubungan antara
waktu layar dan buah menghilang (AOR1 = 1,210, 95% CI:
0,986~1,486,P>0,05). Dengan penyesuaian praktik pemberian makan orang
tua (hubungan antara waktu layar dan praktik pemberian makan orang tua
ditunjukkan pada Tabel S2) pada model 2, hubungan antara waktu layar dan
sayuran (AOR2 = 1,259, 95% CI: 1,011~1,568,P < 0,05) dan SSB (AOR2 =
1,411, 95% CI: 1,098~1,814,P <0,01) tetap signifikan secara statistik.
Semakin banyak screen time anak, semakin banyak konsumsi SSB dan
semakin sedikit asupan sayur.
4. Gambar dan tabel
A. Gambar
1. Gambar 1 : Distribusi usia dan jenis kelamin waktu layar di antara
anak-anak usia prasekolah. (A) Deskripsi rasio waktu layar menurut jenis
kelamin anak prasekolah. (B) Deskripsi rasio waktu layar berdasarkan usia
anak prasekolah.

2. Gambar 2 : Distribusi frekuensi konsumsi sayur, buah, SSB, dan jajanan


menurut screen time pada anak prasekolah. (kali/minggu). **P<0,01, ns berarti
tidak signifikan secara statistik,P≥0,05.
B. Tabel
1. Tabel 1 : Waktu layar harian menurut karakteristik anak-anak
(N=1567, %).

2. Tabel 2 : Konsumsi makanan sehari-hari menurut usia dan jenis


kelamin anak prasekolah (N=1567,N(%)).
3. Tabel 3 : Model logistik biner dari hubungan antara waktu layar dan
konsumsi FV, makanan ringan dan SSBS di antara anak-anak prasekolah (N=1567).

2.4 Konsistensi
Komite Peninjau Etika Sekolah Kesehatan Masyarakat Xiangya, Universitas Central
South (No. XYGW 2020-105).
2.5 Relevan
Penelitian ini memiliki relevan yang tinggi untuk lingkungan sekitar saya. Dapat
menjadi rujukan dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya konseling
pada orang tua, guru, serta pengasuh anak.
2.6 Bermakna (signifikan)
Sebuah pelajaran menunjukkan bahwa rata-rata asupan sayuran anak prasekolah
usia 3-5 tahun adalah 130,5 g/hari, dan asupan buah rata-rata adalah 175,0
g/hari; hanya 22,1% dan 68,8% anak yang mencapai standar asupan F&V. Studi
lain juga menunjukkan masalah ini, terutama kekurangan F&V. Menurut
pedoman diet penduduk Tionghoa (2022), anak prasekolah (3~6 tahun)
dianjurkan untuk makan sayur dan buah setiap hari. Dianjurkan untuk
mengonsumsi 150 hingga 300 g sayuran setiap hari, dan 150 hingga 250 g buah
setiap hari. Seorang peneliti di Kanada menyimpulkan bahwa rata-rata screen
time untuk anak usia 3 tahun adalah 3,57 jam per hari, dan untuk anak usia 5
tahun adalah 1,55 jam per hari. Studi lain yang dilakukan di Guangzhou
menemukan bahwa 51,8% anak prasekolah Cina menghabiskan lebih dari satu
jam di depan layar elektronik per hari.
2.7 Logicalness
Menurut jurnal tersebut didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan jika
screen time ada kaitannya terhadap asupan sayur, buah, cemilan dan makanan
manis. Didalam jurnal dijelaskan bahwa semakin lama anak tersebut terpapar
screen time maka asupan sayur dan buah nya rendah, namun semakin lama anak
tersebut bermain atau terpapar screen time dari gadget maka meningkatkan
asupan cemilan dan makanan manisnya.
2.8 Kedalaman (depth)
Tujuan umum dari jurnal tersebut adalah untuk menyelidiki hubungan antara
screen time dengan konsumsi sayur, buah, makanan ringan, dan minuman manis
(SSB). Selain tujuan umum dalam jurnal memiliki tujuan khusus diantaranya
yakni :
1. Menyelidiki situasi saat ini dari waktu layar di Changsha, Provinsi Hunan,
2. Mengeksplorasi hubungan antara waktu layar dan konsumsi makanan, untuk
menarik perhatian pada penggunaan layar elektronik serta mencegah
pembentukan perilaku tidak sehat pada anak prasekolah.
2.9 Keluasan
Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara waktu layar, usia dan
jenis kelamin di antara anak-anak prasekolah (53,8% vs 27,5% vs 18,7%,
P=0,776 ; 53,4% vs 46,6%; P=0,800). Semakin rendah frekuensi konsumsi
sayuran, semakin banyak waktu yang mereka habiskan di depan layar (P=0,002).
Apalagi sering ngemil (P=0,001) dan SSB (P=0,001) konsumsi berkorelasi
dengan waktu layar yang lebih lama. Anak-anak dengan waktu layar≥1 jam
lebih cenderung memiliki konsumsi sayuran yang rendah (OR mentah = 1,371,
95% CI: 1,112~1,690 ; P< 0,01) dan asupan buah yang lebih rendah (mentah
ATAU = 1,233, CI 95%: 1,008~1,509 ; P< 0,05) . Namun, mereka memiliki
asupan makanan ringan yang lebih tinggi (OR mentah = 1,403, 95% CI:
1,071~1,836 ; P< 0,05) dan SSB (minyak mentah OR = 1,540, 95% CI:
1,206~1,967 ; P < 0,001) dibandingkan anak-anak dengan waktu layar <1 jam.
2.10 Keadilan
Pada penelitian memiliki beberapa kekuatan. Diantaranya studi ini menggunakan
CFQ, CEBQ, dan CFNS, yang banyak digunakan dan alat standar yang dimodifikasi
dengan baik untuk menilai praktik pemberian makan orang tua, perilaku makan
anak, dan neofobia makanan anak, sehingga keakuratan data kami terjamin. Sampel
yang relatif besar juga meningkatkan keterwakilan penelitian kami. Selain itu, alat
investigasinya dapat diandalkan. Peserta diminta untuk menyelesaikan kuesioner
sebelum mengirimkannya, yang menjamin integritas data. Meskipun demikian,
penelitian kami memiliki beberapa keterbatasan. Ini adalah studi cross-sectional,
yang tidak dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat. Selanjutnya, kami
menggunakan FFQ kualitatif untuk mengumpulkan data diet, tapi sayangnya, itu
tidak bisa mengumpulkan data yang tepat tentang asupan makanan dan perkiraan
kalori; Karena itu, asupan makanan harus lebih diperhatikan pada penelitian
selanjutnya. Selain itu, kami juga tidak mengumpulkan informasi tentang frekuensi
dan waktu aktivitas fisik.
BAB 3
PEMBAHASAN

Studi ini menemukan bahwa rata-rata waktu anak prasekolah menggunakan


layar elektronik adalah 1.36±1,26 jam, dan 54,3% anak prasekolah menggunakan layar
elektronik selama lebih dari 1 jam. Sekitar setengah dari anak prasekolah memiliki
waktu layar yang lebih tinggi dari standar yang direkomendasikan. Ada beberapa faktor
yang melandaskan hal tersebut terjadi yang pertama adalah faktor pengasuh, semakin
tinggi tingkat pendidikan pengasuh, mereka akan semakin memperhatikan pengaruh
perilaku orang tua terhadap anak, dan secara sadar mengurangi waktu layar untuk
menciptakan lingkungan pengasuhan yang positif dan sehat. Selain tingkat pendidikan
pengasuh utama, faktor orang tua lainnya juga dapat memengaruhi waktu layar anak-
anak, seperti peraturan penggunaan TV, dibeberapa orang tua akan memiliki peraturan
bahwa menonton tv hanya untuk hari libur seperti sabtu, minggu, dan hari besar lainnya.
Selain itu dalam penelitian ini, didapatkan hasil bahwa konsumsi sayuran (≥1 kali/hari)
relatif lebih tinggi dibandingkan buah – buahan (≤1 kali/hari). Yang melatarbelakangi
hal tersebut diantaranya Karakteristik sayur dan buah itu sendiri, seperti bau dan rasa,
berpotensi mempengaruhi kesukaan anak prasekolah terhadapnya. Perilaku makan
anak-anak, seperti kerewelan makanan, juga dapat berdampak pada konsumsi F&V
anak prasekolah, yang dikonfirmasi dalam penelitian ini. Sayur dan buah-buahan
merupakan makanan yang paling sering ditolak oleh anak. Selain faktor-faktor tersebut,
penelitian juga menunjukkan bahwa screen time memiliki dampak negatif pada
konsumsi sayur dan buah dan alasannya mungkin karena fakta bahwa anak-anak
mungkin secara tidak sadar mengonsumsi lebih banyak makanan ringan dan SSB saat
menggunakan layar elektronik, yang pada gilirannya menyebabkan rendahnya konsumsi
buah dan sayuran pada waktu makan, terutama sayuran, karena tersedianya pilihan
makanan persaingan yang tidak sehat. Selain itu, waktu layar berkorelasi negatif dengan
waktu aktivitas fisik. Anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu dengan layar
elektronik ditemukan memiliki aktivitas fisik yang lebih sedikit, pengeluaran energi
fisik yang lebih sedikit, dan rasa lapar yang lebih sedikit, yang juga menyebabkan
pengurangan konsumsi sayur dan buah.

Waktu layar berhubungan positif dengan konsumsi snack dan SSB, seperti yang
dikonfirmasi dalam penelitian kami dan secara umum konsisten dengan penelitian
sebelumnya. Di satu sisi, anak prasekolah mungkin secara tidak sadar mengonsumsi
makanan dengan kepadatan energi tinggi dan kandungan gizi rendah, seperti makanan
ringan dan SSB saat menggunakan layar elektronik. Di sisi lain, iklan di layar elektronik
juga dapat mempengaruhi jajan dan asupan SSB anak. Menurut penelitian sebelumnya,
iklan makanan adalah kategori yang paling umum di TV anak-anak, dan sebagian besar
adalah iklan SSB atau makanan ringan, yang berpotensi memengaruhi pilihan makanan
anakanak. Selain itu, penelitian sebelumnya telah mengkonfirmasi korelasi negatif
antara waktu layar dan durasi tidur pada anak-anak. Sebuah pelajaran menunjukkan
bahwa anak-anak yang tidur dalam waktu singkat mengonsumsi lebih banyak kalori di
malam hari. Anak-anak dengan lebih banyak waktu layar cenderung merasa lapar
karena durasi tidur yang lebih pendek dan mungkin beralih ke makanan ringan atau SSB
untuk mengisi perut mereka.
BAB 4
SIMPULAN DAN SARAN

2.1 Simpulan
Paparan waktu layar perlu dipantau pada anak-anak prasekolah. Kami
mengonfirmasi bahwa screen time anak-anak prasekolah dikaitkan secara
negatif dengan konsumsi sayuran dan buah-buahan dan positif dengan
makanan ringan dan SSB. Selain itu, praktik pemberian makan orang tua dan
perilaku makan anak juga memainkan peran yang sangat diperlukan.
Penelitian di masa depan harus lebih fokus pada dampak waktu layar pada
perilaku tidak sehat dan pola makan anak-anak. Selain itu, pendekatan
efektif yang menargetkan waktu layar dan praktik pemberian makan orang
tua harus dikembangkan.
2.2 Saran

1. Diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan dapat menerapkan critical

thinking dalam pelayanan kesehatan kebidanan sehingga terwujudnya

pelayanan yang berkualitas.

2. Diharapkan dengan adanya elektro akupuntur ini dapat mengurangi

konsumsi obat nyeri pada remaja pada saat menjelang haid.

Anda mungkin juga menyukai