Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Perawat Indonesia, Volume 7 No 2, Hal 1491-1506, November 2023 e-ISSN2 548-7051

Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

THE EFFECT OF USING SCREEN TIME ON SPEECH DELAY IN UNDER-


FIVES:A LITERATURE REVIEW

Adelia Anggretha Malau1, Sipriana Anggi M. Br Simanjorang2, Veronika


Sitanggang3, Evanny Indah Manurung4*, Ester Silitonga5

1,2,3,4 Fakultas
Keperawatan, Universitas Pelita Harapan
5 Siloam Training Center, Head Office Siloam Hospitals Lippo Village
Corresponding author: evanny.manurung@uph.edu

Abstrak
Screen time adalah waktu paparan media digital seperti televisi, video game, dan teknologi lain
yang menggunakan layar digital. Selama pandemi COVID-19, screen time pada balita mengalami
peningkatan sehingga mempengaruhi proses perkembangan balita. Salah satu gangguan
perkembangan sosial akibat screen time adalah speech delay. Speech delay merupakan
keterlambatan kemampuan bicara yang tidak sesuai dengan usia balita. Penelitian ini bertujuan
mengidenti�ikasi pengaruh penggunaan screen time terhadap speech delay pada balita secara
kajian literatur. Metode yang digunakan adalah thematic analysis: a simpli�ied approach dengan
pencarian artikel menggunakan database EBSCO, CORE, PubMed, dan PMC. Artikel diseleksi
menggunakan diagram �low PRISMA dan kualitas artikel dianalisis menggunaakan JBI Critical
Appraisal Checklist for Analytical Cross Sectional Studies. Peneliti menggunakan operator boolean
“AND” dan “OR” dengan kata kunci, speech delay, screen time, dan toddler. Hasil kajian literatur
menemukan tiga tema yang menjelaskan pengaruh penggunaan screen time terhadap speech delay
pada balita, yaitu durasi penggunaan screen time pada balita, dampak negatif screen time pada
balita, dan risiko speech delay terhadap penggunaan screen time pada balita. Kesimpulan kajian
literatur ini adalah screen time berpengaruh terhadap terjadinya speech delay pada balita.
Penggunaan screen time yang lebih dari rekomendasi AAP (American Academy of Pediatrics)
memiliki risiko lebih tinggi mengalami speech delay.

Kata kunci : Balita, Screen time, dan Speech delay

Abstract
Screen time is the exposure time to digital media such as television, video games, and other
technologies that use digital screens. During the COVID-19 pandemic, screen time in toddlers has
increased so much that it affects the process of toddler development. One of the social development
disorders due to screen time is speech delay. Speech delay is a delay in speech ability that is not
appropriate for the age of a toddler. This study aims to identify the effect of screen time on speech
delay in toddlers based on a literature review. The method used is thematic analysis: a simplified
approach by searching articles using the EBSCO, CORE, PubMed, and PMC databases. Articles were
selected using the PRISMA flow chart and the JBI Critical Appraisal Checklist for Analytical Cross-
Sectional Studies to analyse the quality of the articles. Researchers use the boolean operators "AND"
and "OR" with the keywords effect, speech delay, screen time, and toddler. The results of the
literature review found three themes that explain the effect of using screen time on speech delay in
toddlers, namely the duration of using screen time in toddlers, the negative impact of screen time on
toddlers, and the risk of speech delay from using screen time in toddlers. The conclusion of this
literature review is that screen time influences speech delays in toddlers. The use of screen time that
is greater than the AAP (American Academy of Pediatrics) recommendation has a higher risk of
experiencing speech delay.

Keywords: Toddlers, Screen time, and Speech delay

1491
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 7 No 2, Hal 1491-1506, November 2023 e-ISSN2 548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

PENDAHULUAN
Screen time adalah waktu seorang balita pada anak-anak berusia 3-17 tahun.
terpapar media digital seperti televisi, National Center for Health Statistics
video games, dan teknologi lain yang (NCHS) melaporkan bahwa 70% anak
memakai layar digital (Ponti et al., 2017). pada usia tersebut belum mampu
Selama pandemi COVID-19, penggunaan menyusun kalimat dengan benar dan
screen time terhadap anak mengalami 30% anak sudah mampu menyusun
peningkatan (Pratiwi, 2020). Penelitian kalimat kalimat dengan benar (Black et
di Italia menunjukkan peningkatan al., 2015). Prevalensi speech delay di
screen time oleh balita sebesar empat Indonesia belum pernah diteliti secara
jam/hari selama lockdown dengan rata- luas karena adanya kendala dalam
rata 1.730 menit atau sekitar 30 jam per menentukan kriteria keterlambatan
minggu (Xiang et al., 2020). perkembangan berbahasa, namun
Perkembangan balita adalah proses sebuah penelitian memperkirakan
perubahan progresif kematangan fungsi prevalensi kejadian speech delay balita di
organ tubuh dan psikologis balita Indonesia antara 5% hingga 10% dengan
termasuk perkembangan bicara yang tingkat kejadian sebesar 2,3%-24%
dapat menjadi indikator keberhasilan (Sa�itri, 2017). Di Jakarta, keluhan utama
perkembangan balita secara menyeluruh terbesar pasien saat memeriksakan
seperti perkembangan motorik kasar- anaknya adalah gangguan bicara sebesar
halus, perkembangan psikologis, dan 46,8% dan di Surakarta 595 anak
perkembangan keterampilan sosial dari mengalami keterlambatan berbicara
balita (Putra et al., 2018; Veftisia & selama tahun 2016 (Silviana et al., 2021).
Pranoto, 2020). Salah satu gangguan
perkembangan keterampilan sosial Speech delay menyebabkan balita sulit
balita yang sering terjadi adalah speech menerima informasi, pasif dalam
delay. berinteraksi, dan sulit mengekspresikan
perasaan mereka sehingga balita merasa
Speech delay atau keterlambatan bicara tidak dipahami yang dapat mengganggu
yang merupakan suatu keadaan dimana perkembangan mental emosional balita
proses bicara balita terlambat dibanding (Muslimat et al., 2020). Prevalensi balita
seusianya (Friantary, 2020). Ciri-ciri usia 3-5 tahun yang mengalami
speech delay yaitu pengertian dan gangguan mental emosional sebesar 74,5
kosakata kurang, gangguan menyusun % (Sylvia et al., 2021). Balita dengan
struktur kalimat, dan masalah speech delay mengalami gangguan dalam
penggunaan kata dan kalimat kemampuan berbahasa yaitu gangguan
(Pusponegoro, 2014). National Center for artikulasi, hilangnya huruf dalam kata,
Health Statistic (NCHS) melaporkan gangguan pelafalan kata, dan gangguan
angka kejadian speech delay pada balita suara (Friantary, 2020). Penelitian lain
adalah 0,9%. Penelitian di Amerika melaporkan sebanyak 42,5% balita yang
Serikat melaporkan jumlah mengalami speech delay dan language
keterlambatan bicara dan bahasa pada delay berisiko mengalami kesulitan
balita umur 4,5 tahun antara 5%-8% belajar, kesulitan membaca dan menulis
dengan prevalensi 2,3%-19% (Sa�itri, yang menyebabkan pencapaian
2017) National Institute on Deafness and akademik kurang optimal, dan dalam
Other Communication Disorder (2016) beberapa kasus mempunyai IQ yang
sekitar 9%, gangguan bicara adalah rendah (Fadul, 2019).
gangguan komunikasi yang paling umum

1492
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 7 No 2, Hal 1491-1506, November 2023 e-ISSN2 548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

Saat pandemi COVID-19 terjadi


peningkatan penggunaan screen time
disertai dengan kejadian balita dengan
speech delay. Kajian literatur ini
bertujuan untuk mengidenti�ikasi
pengaruh penggunaan screen time
terhadap speech delay pada balita.

METODE

Tulisan ini menggunakan metode kajian


literatur untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Strategi pencarian artikel
menggunakan database EBSCO, CORE,
PubMed, dan PMC. Kata kunci yang
digunakan bahasa Inggris yaitu speech
delay, screen time, dan toddler
berdasarkan Medical Subject Heading
(MeSH) dengan menggunakan boolean
operator (AND & OR). Kriteria inklusi
pencarian literatur yang digunakan
dalam penelitian adalah artikel bahasa
Inggris dan bahasa Indonesia full text,
artikel dipublikasikan tahun 2012-2022,
primary resources dengan responden
balita umur 12-59 bulan, dan artikel
dengan jenis penelitian cross sectional.
Kriteria eksklusi penelitian ini artikel
berbayar, dan artikel kajian literatur.
Analisa data dijabarkan menggunakan
diagram PRISMA. Sebanyak 5 artikel
diuji kelayakan menggunakan Joanna
Briggs Institute (JBI) critical appraisal for
Analytical Cross-Sectional Studies.
Selanjutnya 5 artikel yang sudah lulus uji
JBI dilakukan analisa untuk menjawab
pertanyaan penelitian menggunakan
thematic analysis: a simpli�ied approach.
Kajian literatur ini sudah melewati kaji
etik oleh The Research Committee Ethic
(KEP FoN) Faculty of Nursing Universitas
Pelita Harapan dengan nomor
No.024/KEPFON/I/2023.

1493
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 7 No 2, Hal 1491-1506, November 2023 e-ISSN2 548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

Flow Diagram PRISMA

Hasil Pencarian Hasil Pencarian Hasil Pencarian Hasil Pencarian


melalui EBSCO melalui CORE melalui PubMed melalui PMC
(n= 68) (n= 6.076) (n= 20) (n= 2.378)
Identifikasi

Artikel yang memenuhi kriteria yang memenuhi inklusi


Total Jurnal • Artikel dipublikasikan tahun 2012-2022 (n= 5.328)
yang didapatkan • Artikel Jurnal bahasa Inggris (n=4.036)
(n= 8.542) • Artikel Jurnal bahasa Indonesia (n=3)
menggunakan • Artikel full text (n=1.228)
Penyaringan

Mendeley • Primary resources dengan responden balita umur 12-


59 bulan (n=912)
• Artikel dengan jenis penelitian cross sectional (n=12)

Artikel yang dikeluarkan sesuai kriteria eksklusi

• Artikel berbayar (n=45)


• Artikel Literaur Review (n=1.692)
Artikel sisa (n=12)
Artikel duplikat dan judul tidak sesuai (n=3)
Uji kelayakan

Artikel sisa (n= 9) Abstrak tidak sesuai (n=0)

Artikel sisa (n=9) Artikel tidak menjawab pertanyaan penelitian (n=4)

Artikel Jurnal (n=5)


diuji JBI Critical
Appraisal for cross
Inklusi

sectional

Hasil akhir (n=5)


thematic analysis: a
simplified approach

Gambar 1
Flow Diagram PRISMA (PRISMA, 2022)

1494
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 7 No 2, Hal 1491-1506, November 2023 e-ISSN2 548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

HASIL
Tabel 1. Matriks Kajian Literatur
No. Penulis Tujuan Metodologi Instrumen Populasi dan Hasil Kekurangan Kelebihan
(Tahun) Judul Sampel
1. Meta van Penelitian ini Cross- Instrumen diukur Populasi dalam Hasil penelitian Peneliti tidak Penelitian ini
den Heuvel, bertujuan Sectional menggunakan penelitian ini menunjukkan mengidentifikasi menggunakan
MD, PhD, untuk menguji survei dalam adalah anak adanya hubungan konten ukuran sampel
Julia Ma, hubungan kuesioner berusia 18 bulan. yang signifikan perangkat media yang besar
MPH, antara standar yang diisi Sampel penelitian antara seluler, jenis sehingga hasilnya
Cornelia M. penggunaan oleh orang tua mencakup 893 penggunaan kegiatan yang dapat
Borkhoff, perangkat dan dikumpulkan anak (usia rata- perangkat media dilakukan balita digeneralisasikan.
PhD, media seluler oleh asisten rata 18,7 bulan, seluler dan ketika Peneliti
Christine dengan peneliti yang 54,1% laki-laki) keterlambatan menggunakan menggunakan
Koroshegyi, keterlambatan dilakukan dari berbicara perangkat media instrumen yang
MA, David bahasa September 2011 ekspresif yang seluler, dan telah
W. H. Dai, ekspresif pada sampai Desember dilaporkan oleh interaksi orang distandarisasi dan
MSc, anak usia 18 2015. orang tua pada tua dan dikembang
Patricia C. bulan. Kuesioner anak-anak pengasuh sehingga hasilnya
Parkin, MD, skrining yang berusia 18 bulan. dengan balita akurat.
Jonathon L. telah divalidasi selama ini.
Maguire, untuk menilai
MD, MSc, kemampuan
Catherine S. komunikasi anak,
Birken, MD, Infant Toddler
MSc. Checklist (ITC),
(2019). diisi oleh orang
Mobile tua. Penggunaan
Media perangkat media
Device Use seluler diukur
is dengan
Associated menggunakan
with instrument survey
Expressive yang telah
Language distandarisasi
Delay in 18- dan
Month-Old dikembangkan
Children untuk TARGET
Kids!

1495
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 7 No 2, Hal 1491-1506, November 2023 e-ISSN2 548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

No. Penulis Tujuan Metodologi Instrumen Populasi dan Hasil Kekurangan Kelebihan
(Tahun) Judul Sampel
2. Haewon Penelitian ini Cross- Peneliti dalam Subjek penelitian Hasil penelitian Kekurangan dari Peneliti
Byeon dan bertujuan sectional Panel Study on adalah balita usia menunjukan rata- penelitian ini menggunakan
Saemi Hong. untuk Korean Children 24-30 bulan. rata waktu adalah Peneliti survei nasional
(2015). menyelidiki (PSKC) dilakukan Populasi menonton televisi tidak melihat yaitu Korean-Ages
Relationshi hubungan oleh Korea penelitian harian balita jenis program and Stages
p between antara paparan Institute of Child sebanyak 1.802 Korea berusia 2 televisi yang Questionnaire (K-
Television anak usia 2 Care and anak peserta tahun yang lebih ditonton balita. ASQ) sudah
Viewing and tahun terhadap Education mulai PSKC (Panel Study dari 2 jam Waktu anak terstandarisasi
Language televisi dan dari 31 Juni 2010 on Korean berkaitan dengan terpapar televisi sehingga hasil
Delay in keterlambatan hingga 19 Children). Sampel keterlambatan hanya diisi yang diperoleh
Toddlers: bahasa. Oktober 2010 Penelitian bicara. melalui akurat.
Evidence pada 1.802 balita melibatkan 1.778 kuesioner orang
from a Peneliti balita (906 laki- tua sehingga
Korea melakukan laki dan 872 mungkin ada
National wawancara perempuan) yaitu bias ingatan.
Cross- dengan orang tua balita sehat
Sectional menggunakan peserta PSKC
Survey. metode (Panel Study on
Computer- Korean Children)
Assisted Personal 2010 yang
Interview (CAPI) berusia 24-30
dan Paper and bulan.
Pencil Interview
(PPI) untuk
mengukur
kesehatan,
aktivitas,
karakteristik
psikologi, dan
pengasuhan dari
anak. Peneliti
melakukan tes
perkembangan
balita dengan
meminta orang
tua mengisi tes

1496
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 7 No 2, Hal 1491-1506, November 2023 e-ISSN2 548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

No. Penulis Tujuan Metodologi Instrumen Populasi dan Hasil Kekurangan Kelebihan
(Tahun) Judul Sampel
skrining
pengasuhan
berbasis laporan
diri dan
dilakukan
sebanyak tiga kali
untuk
meningkatkan
akurasi
tes. Peneliti
menguji
kemampuan
linguistik anak
dengan K-ASQ
(Korean-Ages and
Stages
Questionnaire)
yang terdiri dari
lima sub dominan
yaitu komunikasi,
motorik kasar,
motorik halus,
pemecahan
masalah, dan
keterampilan
sosial.
3. Kadek Bayu Penelitian ini Cross- Wawancara pada Populasi dari Hasil penelitian Kuesioner diisi Peneliti
Suryawan, bertujuan sectional penelitian ini penelitian ini dengan analisis dengan bantuan menjelaskan latar
Lie Tanu mengetahui menggunakan sebanyak 100 chi-square orang tua belakang dan teori
Merijanti hubungan kuesioner balita. Sampel menunjukkan sehingga yang kuat. Peneliti
(2021). intensitas intensitas penelitian diambil adanya hubungan berpotensi fokus pada
Bermain penggunaan kegunaan gadget menggunakan intensitas memiliki bias masalah
aplikasi gadget dengan dan kuesioner teknik cluster penggunaan dalam keterlambatan
gadget keterlambatan pra-skrining random sampling gadget dengan pengumpulan bicara dan bahasa
berhubunga perkembangan perkembangan yang memenuhi keterlambatan data. Responden pada balita.
n dengan bicara dan yang disesuaikan kriteria inklusi perkembangan dipilih secara Peneliti ini

1497
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 7 No 2, Hal 1491-1506, November 2023 e-ISSN2 548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

No. Penulis Tujuan Metodologi Instrumen Populasi dan Hasil Kekurangan Kelebihan
(Tahun) Judul Sampel
keterlambat bahasa pada dengan usia dan eksklusi yaitu bicara dan bahasa acak pada satu merekomendasika
an balita. balita yang orang tua atau balita memiliki tempat sehingga n orang tua untuk
perkemban dinilai. Penelitian pengasuh yang nilai yang hasil penelitian membatasi waktu
gan bicara ini berlangsung memiliki anak signifikan tidak dapat pemakaian gadget
dan bahasa pada periode usia 24 bulan (p=0.002) diadopsi ke
pada balita Oktober- sampai <60 bulan, populasi yang
Desember 2019. pernah lebih besar.
menggunakan
gadget, bersedia
menjadi
responden
dengan
persetujuan
orang tua atau
pengasuh, tidak
menderita otitis
media, tuli dan
gangguan
penglihatan, serta
tidak mempunyai
kelainan
kongenital,
seperti down
sindrom,
palatoschisis, dan
labioschisis.
4. Wisam Penelitian ini Cross- Peneliti Semua anak Dari (348) anak Penelitian in Latar belakang,
Zabin Saleh bertujuan sectional mendiagnosa dengan terdiagnosis hanya sampel, metode
Al‐Dulaimy, untuk speech delay pada keterlambatan keterlambatan melibatkan 348 dan hasil dari
Rafi Khaleel menemukan balita usia 2-5 bicara bicara dalam hal anak di kota penelitian ini
Al-Ani, dan penyebab tahun dari usia 2-5 ini Ramadi, Iraq dijelaskan dengan
Hussein A. umum menggunakan tahun studi, 243 yang detail dan rinci.
Jasim Al‐ keterlambatan Diagnostic and yang (69,8%) adalah mengunjungi Instrumen yang
Dulaimy. bicara dan Statistical Manual mengunjungi laki-laki dan 105 Ramadi Teaching digunakan dalam
(2021). faktor risiko of Mental Ramadi Teaching (30,2%) Hospital selama penelitian ini
Delayed terkait pada Disorder, Fifth Hospital selama perempuan ada Maternity and sudah terverifikasi

1498
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 7 No 2, Hal 1491-1506, November 2023 e-ISSN2 548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

No. Penulis Tujuan Metodologi Instrumen Populasi dan Hasil Kekurangan Kelebihan
(Tahun) Judul Sampel
Speech anak usia 2-5 Edition (DSM-2) Maternity and 206 (59,2%) anak Childhood dan sehingga
among tahun di kota yang diterbitkan Childhood dan yang mengalami beberapa mendapat hasil
Children Ramadi oleh APA. beberapa keterlambatan Puskesmas di yang akurat.
from Two to Peneliti Puskesmas di bicara adalah kota Ramadi
Five Years menggunakan kota Ramadi dari dari kelompok sehingga
Old in pertanyaan yang Oktober 2018. usia 2-3 tahun, hasilnya tidak
Ramadi sudah ditetapkan Sampel penelitian 121 (34,8%) dapat
City, West of peneliti dan sebanyak 348 dari kelompok digeneralisasika
Iraq informasi yang anak. usia 3-4 tahun dan n ke populasi
diambil langsung hanya 21(6%) yang lebih besar.
dari keluarga yang terlambat Beberapa
atau pengasuh bicara berasal referensi yang
anak yang di dari kelompok digunakan lebih
diagnosa speech usia 4-5 tahun. dari 10 tahun
delay Sekitar 227
(65,2%) anak
yang mengalami
keterlambatan
bicara
menghabiskan >2
jam di depan
televisi atau
perangkat seluler
per hari. Sekitar
193 (55,5%) anak
yang mengalami
keterlambatan
bicara
menghabiskan >2
jam dengan ibu
atau pengasuh
mereka dalam
sehari.
Dalam penelitian
ini ada hubungan

1499
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 7 No 2, Hal 1491-1506, November 2023 e-ISSN2 548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

No. Penulis Tujuan Metodologi Instrumen Populasi dan Hasil Kekurangan Kelebihan
(Tahun) Judul Sampel
yang signifikan
antara
keterlambatan
bicara dan >2 jam
menonton televisi
atau perangkat
seluler dalam
sehari.
5. Anggun Penelitian ini Cross Instrumen yang Populasi dalam Hasil yang Penelitian ini Peneliti
Pranessia bertujuan sectional digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari tidak terfokus menjelaskan
Anggrasari untuk penelitian ini adalah orang tua penelitian ini pada satu aspek secara rinci detail
& Rasi menganalisis adalah kuesioner atau wali murid di terdapat yaitu dalam
Rahagia. pengaruh penggunaan TK Al-Kamil pengaruh yang perkembangan pengambilan data
(2020). penggunaan gadget dan KPSP Surabaya yang signifikan antara bicara yang dilakukan
Pengaruh gadget (Kuesioner Pra memiliki anak penggunaan melainkan serta
Penggunaan terhadap Skrining usia 3-5 tahun gadget terhadap menggabungkan menggunakan
Gadget perkembangan Perkembangan) berjumlah 60 perkembangan dengan aspek instrumen yang
Terhadap bicara dan dengan responden. bicara dan bahasa lain yaitu jelas.
Perkemban bahasa pada pertanyaan Penelitian ini pada anak usia 3 perkembangan Peneliti
gan Bicara anak usia 3 hanya untuk menggunakan sampai 5 tahun. bahasa. Walau menjelaskan
Dan Bahasa sampai 5 tahun. aspek total sampling kedua aspek ini pentingnya peran
Anak Usia 3- perkembangan sehingga tampak sama orang tua untuk
5tahun. bicara dan keseluruhan tetapi kedua mengatur
bahasa. populasi menjadi aspek ini penggunaan screen
responden. memiliki faktor time pada balita
lain yang dapat dan memberikan
mempengaruhi saran kepada
terjadinya aspek masyarakat untuk
tersebut. melakukan
Orang tua yang aktivitas yang
menjadi dapat mengurangi
responden screen time pada
memiliki potensi balita
terjadinya bias
ingatan dalam

1500
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 7 No 2, Hal 1491-1506, November 2023 e-ISSN2 548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

No. Penulis Tujuan Metodologi Instrumen Populasi dan Hasil Kekurangan Kelebihan
(Tahun) Judul Sampel
pengumpulan
data.

1501
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 7 No 2, Hal 1491-1506, November 2023 e-ISSN2 548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

PEMBAHASAN penggunaan screen time pada balita 18


bulan hingga 59 bulan berada dalam
Durasi penggunaan screen time durasi yang tidak direkomendasikan
harian balita AAP.
Durasi menjadi salah satu hal yang
penting untuk diperhatikan selama Dampak negatif screen time pada
pemberian screen time pada balita. Hasil balita
analisa dari kelima artikel menunjukkan Screen time yang tidak sesuai
balita menggunakan screen time dengan rekomendasi memberikan dampak
durasi dan alat ukur yang berbeda-beda. negatif yaitu kurangnya paparan
Balita usia 18 bulan sebagian besar stimulasi verbal dan interaksi antara
menggunakan screen time 0 menit, tetapi pengasuh dan balita yang berbasis
sebanyak 22,4% balita lain dengan usia permainan (Van Den Heuvel et al., 2019).
yang sama menggunakan screen time Stimulus verbal merupakan kebutuhan
15,71 menit setiap harinya (Van Den dasar balita untuk merangsang
Heuvel et al., 2019). Balita usia 24-30 perkembangan bicara karena balita akan
bulan memiliki rata-rata screen time menirukan kata-kata yang didengarnya
selama lebih dari 2 jam setiap hari (Zulaika & Sulistyowati, 2022). Stimulasi
(Byeon & Hong, 2015). 53 dari 100 balita verbal yang seharusnya diperoleh dari
usia 48 bulan sampai <54 bulan terpapar interaksi balita dan orang tua telah
screen time sebanyak 1 jam perhari atau terganti dengan interaksi melalui
frekuensi setiap hari balita (Suryawan & teknologi digital yang dapat mengurangi
Merijanti, 2021). Balita usia 2-5 tahun interaksi secara langsung dengan orang
yang telah mengalami speech delay yang berada di dekat balita (Amalia et al.,
mendapat screen time lebih dari 1 jam 2019).
dan lebih dari 2 jam dengan dampingan Balita yang menggunakan screen
dari ibu atau pengasuh setiap harinya time akan kurang bersosialisasi atau
(Zabin et al., 2021). Balita usia 3-5 tahun berkomunikasi dengan orang sekitarnya
didominasi terpapar screen time (Setyaningsih & Anggasari, 2017).
penggunaan sedang dengan durasi lebih Kemampuan komunikasi balita tidak
dari 30 menit per hari (Setyaningsih & berkembang dengan optimal karena
Anggasari, 2017). balita tidak mengeksplorasi dirinya
The American Academy of Pediatrics hanya fokus pada screen time (Streegan
(AAP) merekomendasikan balita pada et al., 2022). Balita cenderung malas
rentang usia 18-24 bulan tidak berkomunikasi dan tidak peka dengan
mengakses screen time, sedangkan pada lingkungan, sehingga mengganggu
usia 2-5 tahun direkomendasikan untuk perkembangan sosialisasi dan
membatasi screen time hanya 1 jam per kemandirian balita yang mengarah
hari dengan program yang high-quality kepada keterlambatan bicara dan bahasa
(American Academy of Pediatrics, 2016). (Suryawan & Merijanti, 2021).
Rekomendasi AAP dalam penggunaan Screen time pada balita
screen time tidak membedakan apakah memberikan efek kecanduan
anak sudah memiliki speech delay atau (Setianingsih, 2018). Kecanduan screen
tidak. Hasil kajian literatur dari kelima time menimbulkan dampak negatif jika
artikel menunjukkan balita usia 18 bulan tidak dapat dikontrol (Febrina, C &
menggunakan screen time >15 menit dan Mariyana, 2020). Balita yang kecanduan
balita usia 1-5 tahun menggunakan screen time akan cenderung acuh dengan
screen time 1 jam hingga >2 jam setiap lingkungan, tidak ingin bersosialisasi,
harinya yang menunjukkan bahwa jarang berkomunikasi, dan cenderung

1502
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 7 No 2, Hal 1491-1506, November 2023 e-ISSN2 548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

memilih menyendiri menggunakan (Kusdaryanto et al., 2023; Madigan et al.,


screen time hingga muncul perilaku 2019).
buruk seperti balita akan sangat marah, Penggunaan screen time pada balita
menangis, atau berteriak jika balita tidak lebih dari 2 jam memiliki hubungan
mendapatkan screen time (Antina & dengan resiko speech delay (Anggrasari &
Qomari, 2022). Komplikasi dari dampak Rahagia, 2020; Byeon & Hong, 2015;
negatif screen time akan mempengaruhi Zabin et al., 2021). Penelitian oleh
karakter balita, gangguan belajar, dan Kusdaryanto pada masa pandemi COVID-
speech delay (Fitriyani et al., 2019). 19 menunjukkan balita usia 2 tahun
menggunakan screen time >2 jam dalam
24 jam mengalami speech delay dan
Risiko speech delay terhadap balita tidak dapat mengucapkan kalimat
penggunaan screen time pada balita yang dapat dimengerti oleh orang tua
Penggunaan screen time pada balita (Kusdaryanto et al., 2023). Screen time
selama 30 menit atau lebih dapat pada balita menyebabkan penurunan
meningkatkan risiko speech delay skor bahasa dan bicara balita pada usia 2
(Setyaningsih & Anggasari, 2017; Van tahun (Madigan et al., 2019). Otak balita
Den Heuvel et al., 2019). Screen time usia 2 tahun masih dalam tahap
menghambat interaksi verbal dan perkembangan cepat dan dipengaruhi
bermain balita dengan orang tua, yang oleh stimulasi dari lingkungan, termasuk
membuat balita 18 bulan memiliki 2,3 stimulasi gadget (Hasanah, 2017).
kali mengalami risiko speech delay Stimulasi screen time yang berlebih
karena mereka tidak dapat belajar menyebabkan balita mengalami
bahasa dan bicara dari screen time (Van gangguan artikulasi, kehilangan huruf
Den Heuvel et al., 2019). Pemikiran ini dalam kata, kesulitan dalam pengucapan,
didukung oleh penelitian Madigan et al. dan gangguan suara saat berbicara
(2016) yang menemukan bahwa (Syo�iah et al., 2020).
penggunaan screen time lebih dari 1 jam
pada balita 6 bulan hingga 2 tahun
menyebabkan kurangnya interaksi KESIMPULAN
verbal dan nonverbal balita usia 2 tahun Screen time memiliki pengaruh
sehingga balita mengalami speech delay terhadap speech delay pada balita. Screen
(Madigan et al., 2019). time yang tidak sesuai dengan usia balita
Screen time mengakibatkan speech memiliki risiko lebih tinggi mengalami
delay karena balita tidak dapat speech delay. Semakin tinggi durasi
memperoleh bahasa dengan respon penggunaan screen time maka semakin
interaksi balita dan orang tua saat besar risiko balita mengalami speech
berbicara di rumah dan balita sulit delay. Dampak negatif screen time bagi
menerima bahasa dari orang lain balita yaitu balita kurangnya terpapar
(Taseman et al., 2020). Screen time stimulasi verbal atau interaksi dengan
mengurangi interaksi langsung balita orang tua, kurang bersosialisasi atau
dengan orang tua, seharusnya orang tua berkomunikasi dengan orang sekitarnya,
menjadi mediator pembelajaran bahasa kecanduan screen time, dan
dan bicara untuk balita (Streegan et al., menyebabkan balita mengalami speech
2022). Balita lebih fokus kepada screen delay. Oleh karena itu, penulis
time tanpa ada interaktif langsung merekomendasikan orang tua untuk
dengan orang di sekitarnya sehingga tidak memberikan screen time pada
balita mengalami speech delay balita rentang usia 18-24 bulan dan
balita usia 2-5 tahun screen time dibatasi

1503
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 7 No 2, Hal 1491-1506, November 2023 e-ISSN2 548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

hanya 1 jam per hari dengan program Byeon, H., & Hong, S. (2015).
dengan kualitas tinggi. Hasil penelitian Relationship between television
ini menjadikan dasar bagi perawat, viewing and language delay in
terutama perawat komunitas dan toddlers: Evidence from a Korea
keluarga dalam melakukan pelayanan national cross-sectional survey.
promotif dan preventif dalam asuhan PLoS ONE, 10(3), 1–12.
keperawatan komunitas dengan https://doi.org/10.1371/journal.p
pendekatan keluarga dalam mencegah one.0120663
keterlambatan berbicara pada anak.
Fadul, F. M. (2019). Pengaruh
Peraat keluarga dapat melakukan
Penggunaan Media Flashcard
edukasi kepada keluarga yang memiliki
Terhadap Perkembangan Bahasa
balita dan melibatkan keluarga terhadap
Anak Prasekolah. Jurnal
tumbuh kembang anak.
Keperawatan, 14.
https://ojs.stikesmucis.ac.id/index.
php/jurkes/article/download/73/
REFERENSI
57/285
Amalia, H. F., Rahmadi, F. A., & Anantyo, D. Febrina, C & Mariyana, R. (2020).
T. (2019). Hubungan Antara Hubungan Karakteristik Remaja
Paparan Media Layar Elektronik dan dengan Tingkat Kecanduan Gadget
Perkembangan Bahasa dan Bicara. di Kota Bukittinggi. REAL in Nursing
Jurnal Kedokteran Diponegoro, 8(3), Journal (RNJ), 3(1), 174–183.
979–990. Fitriyani, F., Sumantri, M. S., & Supena, A.
https://ejournal3.undip.ac.id/index (2019). Language development and
.php/medico/article/view/24432 social emotions in children with
Anggrasari, A. P., & Rahagia, R. (2020). speech delay: case study of 9 year
Pengaruh Penggunaan Gadget olds in elementary school. Jurnal
Terhadap Perkembangan Bicara Konseling Dan Pendidikan, 7(1), 23–
Dan Bahasa Anak Usia 3-5Tahun. 29.
Indonesian Journal of Professional https://doi.org/10.29210/130600
Nursing, 1(1), 18. Friantary, H. (2020). Perkembangan
https://doi.org/10.30587/ijpn.v1i1 Bahasa Pada Anak Usia Dini. Zuriah :
.2016 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
Antina, R. R., & Qomari, S. N. (2022). 1(2), 127.
Pengaruh Paparan Gadget Terhadap https://doi.org/10.29240/zuriah.v
Resiko Speech and Language Delay 1i2.2100
Pada Anak Usia Pra Sekolah. Jurnal Hasanah, H. (2017). Pemahaman
Ners, 6(2580–2194), 174–178. Kesehatan Reproduksi Bagi
https://doi.org/https://doi.org/10. Perempuan: Sebuah Strategi
31004/jn.v6i2.6874 Mencegah Berbagai Resiko Masalah
Black, L. I., Vahratian, A., & Hoffman, H. J. Reproduksi Remaja. Sawwa: Jurnal
(2015). Communication Disorders Studi Gender, 11(2), 229.
and Use of Intervention Services https://doi.org/10.21580/sa.v11i2.
Among Children Aged 3-17 Years: 1456
United States, 2012. NCHS Data Kusdaryanto, W. D., Agustina, N. N., &
Brief, 205, 1–8. Wisesa, S. (2023). Pengaruh Gadget
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/2 Terhadap Keterlambatan Bicara
6079397/

1504
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 7 No 2, Hal 1491-1506, November 2023 e-ISSN2 548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

Pada Anak Di Era Pandemi Covid-19. sers/hardiono.pusponegoro/public


x. ation/speech_and_language_delay.p
https://doi.org/10.20884/1.manda df
la.2023.16.1.8375 Putra, A. Y., Yudiemawat, A., &
Madigan, S., Browne, D., Racine, N., Mori, Maemunah, N. (2018). Pengaruh
C., & Tough, S. (2019). Association Pemberian Stimulasi Oleh Orang
between Screen Time and Children’s Tua Terhadap Perkembangan
Performance on a Developmental Bahasa Pada Anak Usia Toddler Di
Screening Test. JAMA Pediatrics, PAUD Asparaga Malang. Nursing
173(3), 244–250. News, 3(1), 563–571.
https://doi.org/10.1001/jamapedi https://publikasi.unitri.ac.id/index.
atrics.2018.5056 php/�ikes/article/view/828
Muslimat, A. F., Lukman, L., & Hadrawi, M. Sa�itri, Y. (2017). Faktor-Faktor yang
(2020). Faktor dan Dampak Berhubungan dengan
Keterlambatan Berbicara (Speech Perkembangan Bahasa Balita di
Delay) Terhadap Perilaku Anak UPTD Kesehatan Baserah Tahun
Studi Kasus Anak Usia 3-5 Tahun: 2016. Jurnal Obsesi : Jurnal
Kajian Psikolinguistik. Jurnal Al- Pendidikan Anak Usia Dini, 1(2), 148.
Qiyam, 1(1), 1–10. https://doi.org/10.31004/obsesi.v
https://doi.org/10.33648/alqiyam. 1i2.35
v1i1.122 Setianingsih, S. (2018). Dampak
Ponti, M., Bé langer, S., Grimes, R., Heard, Penggunaan Gadget Pada Anak Usia
J., Johnson, M., Moreau, E., Norris, M., Prasekolah Dapat Meningkatan
Shaw, A., Stanwick, R., Van Lankveld, Resiko Gangguan Pemusatan
J., & Williams, R. (2017). Screen time Perhatian Dan Hiperaktivitas.
and young children: Promoting Gaster, 16(2), 191.
health and development in a digital https://doi.org/10.30787/gaster.v1
world. Paediatrics and Child Health 6i2.297
(Canada), 22(8), 461–477. Setyaningsih, R., & Anggasari, N. (2017).
https://doi.org/10.1093/pch/pxx1 Hubungan Tingkat Pengetahuan
23 Orangtua Tentang Stimulasi Verbal
Pratiwi, H. (2020). Screen Time dalam Dengan Perkembangan Bahasa Pada
Perilaku Pengasuhan Gererasi Alpha Anak Usia Dini Di Tk Yayasan Bhakti
pada Masa Tanggap Darurat Covid- Siwi Desa Soran Kabupaten Klaten.
19. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan KOSALA : Jurnal Ilmu Kesehatan,
Anak Usia Dini, 5(1), 265. 5(2), 83–90.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v https://doi.org/10.37831/jik.v5i2.
5i1.544 129
PRISMA. (2022). https://prisma- Silviana, M., Tahlil, T., Mutiawati, E.,
statement.org//prismastatement/�l Sekolah, R., Ilmu, T., Harapan, K., &
owdiagram.aspx Darussalam, B. (2021). Faktor-
Faktor yang Berhubungan Dengan
Pusponegoro, H. D. (2014). What to do
Gangguan Perkembangan Verbal
when you �ind a child with speech
and language delay. What l Why l Anak Usia 5 Tahun di Kota Banda
Aceh. Serambi Saintia Jurnal Sains
How in Child Neurology, 70–78.
Dan Aplikasi, IX(2), 2337–9952.
https://staff.ui.ac.id/system/�iles/u

1505
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 7 No 2, Hal 1491-1506, November 2023 e-ISSN2 548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502

Streegan, C. J. B., Lugue, J. P. A., & Morato- Van Den Heuvel, M., Ma, J., Borkhoff, C. M.,
Espino, P. G. (2022). Effects of screen Koroshegyi, C., Dai, D. W. H., Parkin,
time on the development of children P. C., Maguire, J. L., & Birken, C. S.
under 9 years old: a systematic (2019). Mobile Media Device Use is
review. Journal of Pediatric and Associated with Expressive
Neonatal Individualized Medicine, Language Delay in 18-Month-Old
11(1), 1–17. Children. Journal of Developmental
https://doi.org/10.7363/110113 and Behavioral Pediatrics, 40(2), 99–
Suryawan, K. B., & Merijanti, L. T. (2021). 104.
Bermain aplikasi gadget https://doi.org/10.1097/DBP.0000
000000000630
berhubungan dengan
keterlambatan perkembangan Veftisia, V., & Pranoto, H. H. (2020).
bicara dan bahasa pada balita. Hubungan Persepsi Ibu Tentang
Jurnal Biomedika Dan Kesehatan, Stimulasi Perkembangan Anak
4(4), 157–163. Dengan Stimulasi Perkembangan
https://doi.org/10.18051/jbiomed Anak. Indonesian Journal of
kes.2021.v4.157-163 Midwifery (IJM), 3(1), 40–45.
Sylvia, Kurniawati, E. Y., & Ashari, A. https://doi.org/10.35473/ijm.v3i1.
(2021). Pertumbuhan, 344
Perkembangan, dan Kesehatan Xiang, M., Zhang, Z., & Kuwahara, K.
Mental Emosional Anak Pra Sekolah (2020). Impact of COVID-19
Usia 36-72 Bulan. Jurnal Ilmu pandemic on children and
Kebidanan, 7(2), 25–31. adolescents’ lifestyle behavior
https://jurnalilmukebidanan.akbid larger than expected. Progress in
uk.ac.id/index.php/jik/article/view Cardiovascular Diseases, 63(4), 531–
/159 532.
Syo�iah, P. N., Machmud, R., & Yantri, E. https://doi.org/10.1016/j.pcad.20
(2020). Analisis Pelaksanaan 20.04.013
Program Stimulasi, Deteksi dan Zabin, W., Al, S., Khaleel, R., Ani, A., Jasim,
Intervensi Dini Tumbuh Kembang H. A., & Dulaimy, A. (2021). Delayed
(SDIDTK) Balita di Puskesmas Kota Speech among Children from Two to
Padang Tahun 2018. Jurnal Five Years Old in Ramadi City , West
Kesehatan Andalas, 8(4), 151–156. of Iraq. June.
https://doi.org/10.25077/jka.v8i4. https://www.researchgate.net/pub
1133 lication/351637544_Delayed_Speec
Taseman, T., Safaruddin, S., Erfansyah, N. h_among_Children_from_Two_to_Fi
F., Purwani, W. A., & Femenia, F. F. ve_Years_Old_in_bataRamadi_City_
West_of_Iraq_1
(2020). Strategi Guru dalam
Menangani Gangguan Zulaika, C., & Sulistyowati, I. (2022). Pkm
Keterlambatan Berbicara (Speech Pemberdayaan Orang Tua Dan Guru
Delay) yang Berpengaruh Terhadap Dalam Upaya Penerapan Perilaku
Interaksi Sosial Anak Usia Dini di TK Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Di
Negeri Pembina Surabaya. JECED : Tk Pembina Aba 54 Kota Semarang.
Journal of Early Childhood Education Jurnal Implementasi Pengabdian,
and Development, 2(1), 13–26. 2(2), 82–86.
https://doi.org/10.15642/jeced.v2i https://doi.org/https://doi.org/10.
1.519 1371/journal.pone.0120663

1506

Anda mungkin juga menyukai