Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIK KLINIK I MAHASISWA PRODI TERAPI

WICARA DAN BAHASA PROGRAM SARJANA TERAPI WICARA


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

PENATALAKSAAN TERAPI WICARA PADA KASUS LANGUAGE DELAY


ANAK AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD) DI YAYASAN BUNDA
KIRANI

Oleh:
ROFIDAH QAULAN TSAQILA
NIM. P27229019148

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN TERAPI WICARA
PRODI TERAPI WICARA DAN BAHASA PROGRAM SARJANA TERAPAN
BAB 1

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi dan Pengertian


Speech and Language Delay merupakan suatu keterlambatan yang
terjadi pada masa anak-anak dimana anak mengembangkan bahasa dan bicara
tetapi lebih lambat dibanding dengan anak seusianya (Garret, Law & Nye C,
2010). Pendapat tersebut juga dikemukakan oleh Beasly et al., (2015) yang
mengatakan speech and language delay adalah suatu kondisi yang menunjukan
bahwa anak dalam tahap perkembangan bahasa dan bicara dalam urutan yang
benar, namun pada masa perkembangannya terjadi lebih lambat dari usia
perkembangannya.
Oleh karena itu, keterlambatan bahasa dapat bersifat manifes,
reseptif, atau kombinasi keduanya. Masalah pemerolehan bahasa muncul
ketika anak mengalami kesulitan memahami bahasa. Sedangkan masalah
bahasa ekspresif muncul ketika anak mengalami kesulitan berkomunikasi
secara verbal.
B. Penyabab Gangguan
Keterlambatan bicara pada anak memiliki banyak kemungkinan.
Beberapa penyebab keterlambatan bicara:
Faktor internal
1.) Genetik
Gangguan bicara dan bahasa berkaitan dengan kerusakan kromosom 1,3,6,7, dan 15.
Kerusakan di kromosom ini juga berhubungan dengan gangguan membaca. Kromosom
tersebut membawa gen yang mempengaruhi perkembangan sel saraf saat prenatal
(Korbin, 2008).
2.) Kecacatan fisik
Cacat yang berhubungan dengan gangguan bicara adalah kondisi
fisik yang menyebabkan gangguan penghantaran suara seperti gangguan pada telinga
dan bagian pendengaran. Gangguan yang lain adalah yang memengaruhi artikulasi
seperti abnormalitas bentuk lidah, frenulum yang pendek, atau adanya celah di langit-
langit mulut (Perna, 2013).
Faktor Eksternal
1) Urutan dan jumlah anak
Anak pertama lebih sering mengalami terlambat bicara dan bahasa. Jumlah anak yang
semakin banyak maka kejadian keterlambatan bicara makin meningkat atau insiden
keterlambatan bicara sering terjadi pada anak yang memiliki jumlah saudara banyak
karena berhubungan dengan komunikasi antara orangtua dan anak. Anak yang banyak
akan mengurangi intensitas komunikasi anak dan orangtua (Hartanto dkk, 2009).
2.) Pendidikan ibu
Pendidikan ibu yang rendah meningkatkan kejadian keterlambatan
bicara pada anak. Penelitian mendapatkan angka sekitar 20% anak dengan ibu
berpendidikandibawah SMA mengalami keterlambatan bicara. Pendidikan ibu yang
rendah menyebabkan ibu kurang perhatian terhadap perkembangan anak dan kosakata
yang dimiliki ibu juga kurang sehingga tidak mampu melatih anaknya untuk bicara
(Hartanto dkk, 2009).

C. Karakteristik Gangguan
Keterlambatan dalam berbicara memiliki jenis yang beda-beda satu dengan
yang lainnya yang ditunjukkan dengan gangguan yang dialami oleh anak. Jenis-jenis
keterlambatan dalam berbicara pada anak usia dini tersebut menurut Van Tiel (Tsuraya
2013:25) antara lain:
a. Specific Language Impairment
b. Speech and Language Expressive Disorder
c. Centrum Auditory Processing Disorder
d. Pure Dysphatic Development
e. Gifted Visual Spatial Learner
f. Disynchronous Developmental.

Dari jenis keterlambatan dalam berbicara di atas dapat dipahami anak


mengalami gangguan berbicara dan gangguan bahasa selain disebabkan oleh faktor
perkembangan anak, juga disebabkan oleh gangguan sensori, gangguan neorologis,
intellegences, kepribadian serta ketidakseimbangan perkembangan internal dan
ketidakseimbangan perkembangan eksternal anak. Hal ini yang melatar belakangi
perkembangan bahasa dan berbicara pada anak usia dini menjadi terlambat.
Kemampuan bahasa anak usia dini berbeda-beda pada setiap tingkatan usianya.
Menurut Rosenbaum & Simon (2016) terdapat tiga klasifikasi gangguan bahasa yaitu
gangguan bahasa reseptif, gangguan bahasa ekspresif, dan gangguan bahasa reseptif-
ekspresif. Anak dengan gangguan bahasa reseptif akan mengalami kesulitan dalam
memahami suatu pesan dalam bentuk bahasa. Anak dengan gangguan bahasa ekspresif
kesulitan memformulasi ide dan pesan bentuk bahasa. Sedangkan pada anak dengan
gangguan reseptif-ekpresif mengalami kesulitan dalam memahami dan memproduksi
bahasa.

Anda mungkin juga menyukai