TENGGOROK KEPALA DAN LEHER UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2019 http://www.leawo.com/free-powerpoint-templates/ PENDAHULUAN Bicara adalah produksi verbal bahasa, sedangkan bahasa adalah proses komunikasi konseptual. Bahasa termasuk bahasa reseptif (pemahaman) dan bahasa ekspresif (kemampuan untuk menyampaikan informasi, perasaan, pikiran, dan ide).
Delayed Speech adalah keterlambatan proses bicara
seorang anak dibandingkan dengan proses bicara anak seusianya. Delayed Speech merupakan masalah utama yang sebagian besar diakibatkan oleh gangguan pendengaran.
Keterlambatan bicara adalah salah satu penyebab
gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak. Beberapa laporan menyebutkan angka kejadian gangguan bicara dan bahasa berkisar 5 – 10% pada anak sekolah. http://www.leawo.com/free-powerpoint-templates/ ANATOMI PENDENGARAN FISIOLOGI PENDENGARAN DEFINISI Delayed Speech adalah keterlambatan proses bicara seorang anak dibandingkan dengan proses bicara anak seusianya. Delayed Speech merupakan masalah utama yang sebagian besar diakibatkan oleh gangguan pendengaran. Secara umum seorang anak dikatakan keterlambatan bicara atau gangguan bicara, bila perkembangan bicara anak tersebut secara signifikan dibawah nilai normal untuk anak seusianya EPIDEMIOLOGI prevalensi mulai dari 2.3% hingga 19%,
Penelitian yang dilakukan oleh Sunderajan dan
Kanhere (2018) menunjukkan dari 1.658 anak-anak yang termasuk dalam kelompok usia 1-12 tahun menjadi sampel, sebanyak, 42 anak-anak (2,53%) ditemukan memiliki keterlambatan bicara dan bahasa. FISIOLOGI PERKEMBANGAN BICARA ETIOLOGI Keterlambatan bicara dapat disebabkan gangguan pendengaran, gangguan pada otak (misalnya retardasi mental, gangguan bahasa spesifik reseptif dan/atau ekspresif), autisme, atau gangguan pada organ mulut yang menyebabkan anak sulit melafalkan kata- kata (dikenal sebagai gangguan artikulasi). Deteksi Dini Pada usia 0-6 bulan waspada bila: tidak menoleh jika dipanggil namanya dari belakang, tidak ada babbling. Pada usia 6-12bulan perlu waspada bila: bayi tidak menunjuk dengan jari pada usia 12 bulan, ekspresi wajah kurang pada usia 12 bulan. Pada usia 12-18 bulan waspada bila : tidak ada kata berarti pada usia 16 bulan. Pada usia 18-24 bulan waspada bila: Tidak ada kalimat 2 kata yang dapat dimengerti pada usia 24 bulan Klasifikasi DIAGNOSIS • Anamnesis Pemeriksa dapat menanyakan riwayat perkembangan bahasa dan kognitif dalam keluarganya, keadaan sosial ekonomi, lingkungan sekitarnya, dan riwayat perkembangan pada umumnya (bahasa, motorik, sosial, kognitif). Selain itu dapat pula ditanyakan tentang faktor risiko lain seperti penyakit ibu selama hamil, riwayat perinatal, penyakit-penyakit yang pernah diderita sebelumnya, riwayat pemakaian obatobatan ototoxic, riwayat psikososial, gangguan tingkah laku mengenai cara anak berinteraksi dengan teman sebayanya, dan asupan nutrisi anak. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dapat dilakukan untuk mengetahui adanya kecurigaan kelainan fisik yang berhubungan dengan keterlambatan bicara. Aspek utama pada pemeriksaan fisik meliputi tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala. Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan neurologis menyeluruh termasuk pemeriksaan penglihatan dan pendengaran. Pada pasien dengan keterlambatan bicara dapat ditemukan kelainan fisik seperti mikrosefali, anomali telinga luar, otitis media yang berulang, sindrom Down, palsi serebral, celah palatum, gangguan oromotor (keterlambatan bicara, bicara terburu- buru, cadel, hipersalivasi), dan lain-lain Pemeriksaan Penunjang 1. Behavioral Observation Audiometry Behavioral reflex audiometry Behavioral Response Audiometry Play audiometry (Usia 2-5 tahun) 2. Timpanometri 3. Audiometri Nada Murni 4. Otoacoustic Emission (OAE) 5. Brainstem Evoked Response Audiometri (BERA) Penatalaksanaan Saat ini dikenal beberapa strategi habilitasi pendengaran seperti : 1. Alat Bantu Dengar (ABD) 2. Assistive Listening Device (ALD) 3. Implan Koklea KOMPLIKASI - Intervensi sedini mungkin mutlak diperlukan sebab anak dengan gangguan bicara memerlukan perawatan yang lama sebab mereka memiliki risiko gangguan belajar yang terkait dengan bahasa (membaca, mengeja, menulis cerita atau buku), gangguan perhatian, dan gangguan perilaku termasuk educational underachievement dan extracurricular participation restriction. - Pada pasien dengan gangguan bicara, akan meningkatkan risiko kesulitan dengan membaca serta menulis, dan tantangan ini bertahan sepanjang masa remaja dan dewasa. PROGNOSIS Prognosis ketulian pada anak tergantung pada penyebabnya. Dengan perbaikan masalah medis seperti tuli konduksi dapat menghasilkan perkembangan bahasa yang normal pada anak yang tidak retardasi mental. Ketulian jenis ini prognosisnya baik Ketulian sensori-neural yang disebabkan kerusakan pada telinga dalam atau saraf pendengaran (Nervus VIII), prognosisnya jelek. Terima Kasih