Anda di halaman 1dari 7

PENDAMPINGAN PADA ORANG TUA DENGAN ANAK

SPEECH DELAY MENGGUNAKAN MEDIA FLASHCARD


UNTUK MENSTIMULASI PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
USIA TODDLER DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS
TANJUNG AGUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:
NELI MUSTIKA
(PO7120221044)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN BATURAJA
TAHUN 2024
PENDAMPINGAN PADA ORANG TUA DENGAN ANAK
SPEECH DELAY MENGGUNAKAN MEDIA FLASHCARD
UNTUK MENSTIMULASI PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
USIA TODDLER DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS
TANJUNG AGUNG

Diajukan Kepada Poltekkes Kemenkes Palembang


Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Ahli Madya Keperawatan

Oleh:
NELI MUSTIKA
(PO7120221044)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN BATURAJA
TAHUN 2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Speech Delay (Keterlambatan bicara) adalah salah satu penyebab
gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak. Gangguan
ini semakin hari tampak semakin meningkat pesat, Penyebab gangguan bicara
dan bahasa sangat luas dan banyak, terdapat beberapa risiko yang harus
diwaspadai (WHO, 2020).
Speech Delay biasanya disebabkan karena rendahnya tingkat
kecerdasan, sering menonton menimbulkan tidak terstimulus untuk berbicara
sehingga menjadikan anak untuk mendengarkan saja (Aulia et al., 2022).
Selain itu, hal yang menjadi penyebab seseorang mengalami keterlambatan
berbicara adalah karena faktor genetik dilatar belakangi sejarah keluarga yang
memiliki keterlambatan berbicara, kesehatan bayi didalam kandungan, bayi
lahir dengan berat badan rendah cenderung ada hambatan perkembangan
bicara (Fauzia, 2020 dalam Salsabila et al, 2023)
Beberapa hal lain yang menyebabkan anak mengalami speech delay
yaitu kurangnya stimulus dari orang tua ketika masa perkembangan
pemperoleh bahasa yang menyebabkan pemerolehan bahasa anak menjadi
sangat kurang, kurangnya dukungan perkembangan dalam berkomunikasi
dilingkungan sekitarnya, anak pernah terjatuh beberapa kali saat masih kecil
yang menyebabkan perkembangan motorik terhambat dan pada umur satu
tahun kepalanya pernah terbentur benda keras hingga bengkak (Puspita et al.,
2019).
Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2019
gangguan perkembangan bahasa di seluruh dunia memiliki angka kejadian
yang cukup tinggi, sebanyak 27,5% atau setara dengan tiga juta anak
mengalami gangguan (Batubara, 2023).
Nelson (2019) sebuah studi yang dilakukan di Amerika Serikat
melaporkan jumlah keterlambatan bicara dan bahasa pada anak umur 4,5
tahun, lebih kurang 5% - 8% dari populasi anak dan keterlambatan bicara
prevalensi antar umur 2-3 tahun sampai 19% (Delima et al., 2023).
Di Indonesia prevalensi keterlambatan bicara pada anak-anak
menyebutkan bahwa tingkat kejadian gangguan bicara dan bahasa sekitar 2,3-
2,4%. Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dipublikasikan oleh
National Centre For Biotechnology Information (2020), prevalensi gangguan
Speech Delayed (keterlambatan berbicara) pada anak kurang lebih 32 % dari
populasi anak di Indonesia (Kemenkes RI 2021).
Berdasarkan Riset kesehatan dasar tahun 2019 Kondisi dimana anak
mengalami keterlambatan berbicara atau bahasa namun presentase mencapai
sebesar 0,52% presentase ini tergolong kategori yang cukup serius meskipun
angkanya tidak terlalu tinggi (Profil Dinkes Sumatera Selatan, dkk, 2019).
Berdasarkan survei awal, diketahui berkisar 1.572 balita yang menjadi
sasaran Puskesmas Tanjung Agung dan terdapat jumlah keseluruhan anak
balita yang mengunjungi Puskesmas Tanjung Agung berkisar 1.862 dengan
keluhan yang berbeda. Salah satu angka kejadian anak balita yang mengalami
gangguan perkembangan berkisar 4 kasus dan diantaranya 2 kasus balita
mengalami keterlambatan bicara (Laporan UPTD Puskesmas Tanjung Agung,
Kecamatan Baturaja Barat 2023).
Speech Delay memiliki dampak terhadap perkembangan anak, baik
dari segi perkembangan motorik ataupun sensoriknya. Selain itu, akan
mempengaruhi buruknya anak ketika berkomunikasi dengan lingkungan
sekitarnya, pengaruh lainnya dari keterlambatan berbicara ini akan
mempengaruhi tingkat kecerdasan anak (Puspita et al., 2019). Parahnya anak
akan memilih menarik diri dari lingkungan sosial, sulit beradaptasi dan
kurang percaya diri (Delima et al., 2023).
Pemberian stimulasi pada anak sangat penting karena dapat
menunjang aspek perkembangan anak, khususnya pada aspek perkembangan
bahasa. Anak usia golgen age cepat menangkap apa yang diajarkan dan
menyerap apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Namun sebaliknya, jika
stimulasi diberikan pada anak usia lebih 7 tahun, dikarenakan usia
keemasannya sudah berlalu (Syam & Damayanti,2020).
Stimulasi yang dapat diberikan untuk merangsang perkembangan
bahasa anak yaitu menggunakan media flashcard. Hal ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya dari Ratna (2017, dalam Wardani et al., 2022)
mengenai pengenalan Abjad pada anak usia dini melalui media kartu huruf,
yang membuktikan bahwa penggunaan media flashcard mempermudah
penyampaian pesan pembelajaran untuk mengenal huruf melalui pengalaman
yang bermakna. Hasil penelitian ini sependapat dengan Siti (2018, dalam
Wardani et al., 2022) yang menggunakan media flashcard sebagai media
permainan edukatif untuk menstimulasi perkembangan bahasa anak.
Didukung dengan penelitian dari Mus'adah & Fachrurrazi bahwa
metode flashcard dapat memberikan dampak positif dalam pemerolehan
kosakata. Bertambahnya kosakata mampu membuat anak untuk bisa
mengucapkan kosakata yang baru dikenalnya tersebut dan menggunakannya
saat berbicara, sebab kemampuan bahasa anak juga dapat dilihat dari
penggunaan kosakata (Mus'adah & Fachrurrazi, 2020 dalam Wardani et al.,
2022)
Flashcard merupakan salah satu bentuk permainan edukatif berupa
kartu – kartu yang memuat gambar dan kata yang dirancang untuk
meningkatkan berbagai aspek diantaranya untuk mengembangkan daya ingat,
melatih kemandirian, serta meningkatkan kosa kata (Munthe, 2018 dalam
Wardani et al., 2022).
Berdasarkan latar belakang dari masalah diatas, peneliti tertarik
melakukan studi kasus berjudul Pendampingan Pada Orang Tua Dengan Anak
Speech Delay Menggunakan Media Flashcard Untuk Menstimulasi
Perkembangan Bahasa Anak Usia Toddler Di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Tanjung Agung.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah gambaran Pendampingan Pada Orang Tua Dengan
Anak Speech Delay Menggunakan Media Flashcard Untuk Menstimulasi
Perkembangan bahasa anak usia toddler Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Tanjung Agung?

1.3 Tujuan Studi Kasus


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran tentang pendampingan pada orang tua
dengan anak speech delay menggunakan media flashcard untuk
menstimulasi perkembangan Bahasa anak usia toddler di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Tanjung Agung.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Untuk mengetahui gambaran pendampingan pada orang tua dengan
anak speech delay usia toddler menggunakan media flashcard untuk
menstimulasi perkembangan bahasa anak usia toddler di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Tanjung Agung.
b. Untuk mengetahui gambaran sebelum dan sesudah dilakukan
penerapan media flashcard untuk menstimulasi perkembangan bahasa
anak usia toddler di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung.

1.4 Manfaat Studi Kasus


1.4.1 Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan orang tua tentang cara menstimulasi
perkembangan bahasa pada anak speech delay usia toddler menggunakan
media flashcard.

1.4.2 Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan


Sebagai referensi bacaan bagi mahasiswa tentang pendampingan
pada orang tua dengan anak speech delay menggunakan media flashcard
untuk menstimulasi perkembangan bahasa anak usia toddler.
1.4.3 Bagi Lokasi Studi Kasus
Memberikan informasi dan untuk meningkatkan pengetahuan
kepada petugas kesehatan tentang pendampingan pada orang tua dengan
anak speech delay menggunakan media flashcard untuk menstimulasi
perkembangan bahasa anak usia toddler.

Anda mungkin juga menyukai