PROPOSAL RISET
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah Riset
Keperawatan
Disusun oleh :
DWI NURAENI
( 433131440120006 )
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan proposal riset ini. Penulisan proposal
riset ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan mata
kuliah riset keperawatan di program studi keperawatan diploma III STIKes
Horizon Karawang. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan proposal riset ini,
sangatlah sulitbagi saya untuk menyelesaikan proposal riset ini. Oleh karena itu,
saya mengucapkan terima kasih kepada
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga proposal riset ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu
Karawang,
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada zaman modern saat ini, teknologi di Indonesia semakin mengalami kemajuan
dan semakin canggih. Ditunjukan dengan hadirnya gadget seperti
smarthphone,tablet,komputer dan lainnya, hal ini memberikan banyak manfaat
dalam hal komunikasi serta dengan mudahnya mencari informasi . (chusna 2017)
namun sayangnya, fakta saat ini didapatkan hasil bahwa gadget tidak hanya
dipergunakan oleh orang dewasa saja atau yang sudah lanjut usia melainkan
dikalangan remaja 7-11 tahun, serta lebih ironisnya lagi pada anak anak berusia 3-
6 tahun saat ini sudah menggunakan gadget padahal yang seharusnya pada usia
tersebut belum pantas untuk menggunakan gadget atau smarthphone.
Survei selama 3 tahunan yang dilakukan oleh badan pusat statistic (BPS) bahwa
anak anak di Indonesia hanya 17,66% yang menyukai membaca maupun belajar,
sisanya lebih memilih untuk menonton televisi atau memainkan gadget yang
bersifat hiburan ,seperti film kartun atau sinetron dalam video youtube
(mobarok,2017) .Pada dasarnya anak anak belum Waktunya diberikan bermain
gadget , hal ini akan mengakibatkan anak berubah menjadi perilaku konsumtif
yang berlebih terhadap penggunaan gadget sehingga diperlukan pengawasan
orang tua yang ketat dalam penggunaan gadget .Gadget sangat berdampak pada
pola kehidupan manusia baik dari segi pola pikir ,pola rasa maupun pola perilaku.
Penggunaan gadget pada kehidupan sehari hari tidak hanya berdampak pada pola
pikiran, rasa dan perilaku orang dewasa, tetapi anak anak pun tidak luput dari
dampaknya . (pebriana 2017)
Sumber data dari berbagai literatur (buku dan jurnal) atau dari apa yang diamati
sendiri dan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti melalui survei awal di
lokasi penelitian, terungkap suatu fakta nyata bahwa anak cenderung berperilaku
negatif, karena adanya gangguan mental, yaitu menjadi orang yang sulit
menyesuaikan diri dengan baik terhadap perkembangan yang ada, mudah
terperangkap pada kondisi dimana tingkat intesitas (keseringan) memanfaatkan
gadget adalah anak-anak usia sekolah, karena mereka belum memiliki
kemampuan yang memadai mudah terpengaruh atau memilah-milah mana yang
baik, benar, menguntungkan, menyehatkan serta mana yang tidak baik, tidak
benar, merugikan, mencelakai, merusak.
Akibat perkembangan teknologi yang sangat pesat itulah, sehingga tidak jarang
bayi berusia 2 tahun dapat dan tahu cara menggunakan gadget,mirip dengan
bagaimana seorang anak tahu untuk menggunakan botol susu. Sebuah penelitian
telah dilakukan di Amerika Serikat pada anak anak dan hasilnya menunjukan 1
dari 3 anak dapat menggunakan gadget bahkan sebelum mereka berbicara. Pada
2013 Daily Mail melaporkan bahwa 29% balita dengan mudah menggunakan
gadget dan sisanya 70 % dikuasai oleh usia sekolah dasar sekitar 7-12 tahun.
Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit amerika serikat mengatakan rata rata
anak menghabiskan waktu sekitar 8 jam sehari menoton pada layar elektronik
(Sundus 2018).
Rahmi sebagai psikolog juga mengatakan bahwa kehadiran gadget tidak hanya
berdampak pada kesehatan fisiknya saja melainkan psikologis nya juga, antara
lain menghindar bersosialisasi dilingkungannya, cenderung memilih relasi kurang
baik dengan orang tua, mudah bosan, mudah marah, sukar berkonsentrasi pada
kehidupan nyata , berdampak pada kemampuan menganalisa permasalahan, otak
kanan tidak berkembang kaena dapat mempengaruhi daya ingat dan perhatian
yang menjadi salah satu demensia dini dan bahkan gangguan mental (Hasanah
2017) .
Anak akan lebih menjadi individual dan tidak peka terhadap lingkungan sekitar,
penggunaan gadget berlebihan atau menghabiskan waktunya dengan gadget akan
berdampak buruk seperti menjadi emosional , pemberontak karena merasa sedang
diganggu saat asyik bermain game , bermalas malasan mengerjakan rutinitas
rumah, bahkan untuk makan pun disuap karena saking asyiknya bermain
gadget,dan lebih mengkhawatirkan nya lagi jika mereka sudah tidak kanan kiri
k=tidak memperdulikan orang disekitarnya , bahkan menyapu yang lebih tua pun
enggan (chusna 2017).
Usiaanak merupakan masa emas, masa ketika anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang pesit. Pada usia ini, anak paling peka dan potensial untuk
mempelajari sesuatu, rasa ingin tahu anak sangat besar . Hal ini dapat kita lihat
dari anak yang sering bertanya tentang apa yang mereka lihat.apabila pertanyaan
anak belum terjawab,maka mereka bertanya terus sampai mengetahui maksudnya,
dan jawabnya kerapkali dicari dan ditemukan melalui kecanggihan
gadget.Kecanggihan gadget tidak dapat menjadi satu satunya jaminan untuk
membangun dan memelihara kesehatan mantal anak.Sebab gadget dapat
berpengaruh positif atau negatif pada penggunaannya (Febriana,2017).
Perilaku perilaku tersebut merupakan tanda bahwa mereka sedang membutuhkan
bantuan dan menghentikan aktifitasnya dengan kecanduan bermain gadget ,
meskipun sebenarnya bermain gadget memilki banyan manfaat untuk membentuk
sikap cekatan, melatih fokus. Beberapa temuan mengungkapkan penggunaan
gadget secara continueakan berdampak buruk bagi pola perilaku anak dalam
keseharianny, anak anak yang cenderung terus menerus menggunakan gadget
akan sangat tergantung dan menjadi kegiatan harus dan rutin dilakukan dalam
aktivitas sehari hari , hal inilah yang sangat mengkhawatirkan , sebab pada masa
anak anak , mereka masih tidak stabil memiliki rasa penasaran yang sangat tinggi
dan berdampak meningkatnya konsumtif pada anak anak, untuk itu penggunaan
gadget pada anak anak perlu mendapatkan perhatian khusus bagi orang tua ( Al-
Ayouby , 2017).
Kesehatan merupakan suatu hal yang penting untuk diperhatikan dan dijaga, baik
kesehatan fisik, mental maupun sosialuntuk mencapai kondisi yang harmonis ,
menurut WHO (The world health organization) , Sehat adalah suatu kondisi yang
lengkap secara fisik, mental dan kesejahteraan sosial , disamping itu tidak ada
penyakit atau kelemahan yang dimiliki (Treatirs 1946) . Definisi sehat tidak hanya
berkaitan dengan fisik semata, namun juga berkaitan dengan sehat secara psikis
dan mencapai ‘ kesejahteraan sosial’ (WHO I mental health s state of well being “
t.t )
B. Rumusan masalah
Penggunaan gadget juga peneliti dapati pada saat peneliti observasi di Dusun
Rawasari Desa Sukamandijaya Kec.Ciasem Kab.Subang. Peneliti menyaksikan
lebih dari 15 orang anak diantaranya umur 7-12 tahun yang sedang menggunakan
gadget. Peneliti juga melakukan wawancara dengan 15 anak tersebut, dimana
anak mengatakan lebih asyik bermain gadget dibandingkan bermain dengan alat
bermain layaknya untuk anak anak. Menurut, Masalah penelitian yang
dirumuskan berdasarkan latar belakang diatas adalah apakah terdapat hubungan
penggunaan gadget dengan perilaku anak pada Usia 7-12 tahun Dusun Rawasari
Subang Tahun 2022.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan penggunaan gadget dengan perilaku anak pada usia 7-12
tahun di Di Dusun Rawasari Subang.
2. Tujuan khusus
a. Untuk Mengetahui penggunaan gadget pada anak usia 7-12 tahun di Dusun
Rawasaari Subang
b. Untuk mengetahui perilaku anak pada usia 7-12 tahun di Dusun Rawasari
Subang.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan pengetahuan
untuk mengetahui hubungan penggunaan gadget dengan perilaku pada anak usia
7-12 tahun di Dusun Rawasari Subang tahun 2022.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi tambahan dan sumber belajar untuk
mengetahui hubungan penggunaan gadget dengan perilaku anak pada usia 7-12
tahun.
TINJAUAN PUSTAKA
A. GADGET
1. Pengertian Gadget
Gadget adalah suatu benda atau barang yang diciptakan khusus di era yang serba
maju ini dengan tujuan untuk membantu segala sesuatu menjadi mudah dan
praktis dibandingkan teknologi-teknologi sebelumnya. Beberapa contoh dari
gadget yaitu laptop, smartphone, ipad, ataupun tablet yang merupakan alat-alat
teknologi yang berisi aneka aplikasi dan informasi mengenai semua hal yang ada
di dunia ini. 10,11
Keberadaan gadget yang merupakan salah satu wujud kemajuan dalam bidang
teknologi baru membuat seseorang yang mampu mengaplikasikannya merasa
selangkah lebih maju dari kondisi sebelumnya. Karena bagaimanapun juga,
keberadaannya mempermudah kehidupan dan memiliki pengaruh yang luar biasa
bagi kehidupan. Semenjak adanya gadget, komunikasi menjadi lebih mudah 12.
Gadget juga dapat mempengaruhi perilaku sosial seseorang, tergantung
bagaimana orang tersebut memanfaatkan gadget. Apabila orang tersebut dapat
memanfaatkannya dengan baik, gadget bisa sangat membantu dan mempermudah
segalanya. Akan tetapi, apabila orang tersebut menyalahgunakan penggunaannya,
maka fungsi gadget yang seharusnya bersifat mempermudah hubungan sosial atau
komunikasi seseorang malah menjadikan hubungan sosial tersebut semakin buruk
hanya karena tidak mau bersilaturahmi secara langsung dan sibuk dengan gadget
masing masing ketika berkumpul dengan orang lain.
2. Manfaat Gadget
B. PERILAKU ANAK
1. Definisi Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulasi atau suatu tindakan
yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi, spesifik, durasi dan tujuan baik
didasari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang
saling berinteraksi. Sering tidak didasari bahwa interasi tersebut amat
kompleks sehingga kadang-kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab
seorang menerapkan menelaah alasan dibalik perilaku individu, sebelum ia
mampu mengubah perilaku tersebut (Wawan, dkk, 2011).
Perilaku menurut Fatmah (2014) adalah suatu respon organisme atau seorang
terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respon ini berbentuk
dua macam, yaitu bentuk pasif dan bentuk aktif. Sedangkan menurut Marliani
(2015) perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia yang mempunyai
bentangan yang sangat luas, seperti berjalan, berbicara, menangis, tertawa,
bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian ini dapat
disimpulaka bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan aktivitas manusia,
baik yang diamati langsung maupun tidak dimati oleh pihak luar.
2. Teori Dorongan
Dorongan ini berkaitan dengan kebutuhan organisme yang
mendorong organisme berperilaku. Apabila seseorang memliki
kebutuhan dan ingin memenuhi kebutuhannya, akan terjadi
ketegangan dalam dirinya. Apabila ia berperilaku dan dapat
memenuhinya, terjadi pengurangan dari dorongan tersebut.
3. Teori Atribusi
Teori ini menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku orang, baik
perilaku yang disebabkan disposisi internal (misalnya: motif dan
sikap) maupun keadaan eksternal (situasi).
4. Teori Kognitif
Teori ini menyatakan bahwa jika seseorang harus memiliki perilaku
yang harus dilakukan, ia akan memiliki alternative perilaku yang akan
membawa manfaat yang sebesar- besarnya bagi yang bersangkutan
dan faktor berfikir berperan dalam menerapkan pilihannya. Dengan
kemampuan berfikir, seseorang akan melihat hal-hal yang telah terjadi
sebagai bahan pertimbangannya disamping melihat kedepan hal-hal
yang akan terjadi dalam seseorang saat bertindak.
C. JENIS-JENIS PERILAKU
Menurut Fatmah (2014), berikut ini:
1. Perilaku Tertutup (Covert Behavior)
D. ASPEK PERILAKU
Menurut Marliana (2015), aspek perilaku mendasar dalam perbedaan
perilaku manusia adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan (Knowledge)
Berbagai pendapat menjelaskan penyebab perbedaan ini adalah sejak
lahir manusia ditakdirkan tidak sama kemampuan dalam menyerap
informasi dari gejala, ada yangberanggapan karena kombinasi antara
keduanya. Oleh karena itu, kecerdasan menjadi perwujudan dari
kemampuan seseorang. Terbentuknya kecerdasan merupakan
pembawaan sejak lahir, ada yang menyatakan karena pendidikan dan
pengalaman. Perbedaan perilaku kemampuan ini dapat memberikan
prediksi tentang pelaksaanaan dan hasil kerja seseorang di tempat
kerjanya. Dengan memahami sifat-sifat manusia dari sudut ini, kita
akan memahami perbedaan perilaku seseorang dengan orang lain
dalam melaksanakan pekerjaaan yang sama.
2. Sikap (Atitude)
Perilaku umumnya didorong oleh serangkaian kebutuhan yaitu
beberapa pernyataan dalam diri seseorang (interal stage) yang
menyebabkan seseorang berbuat untuk mencapai sebagai subjek atau
hasil. Sebagaimana disebutkan dalam teori kebutuhan Abraham
Maslow yang menjelaskan lima tingkatan kebutuhan manusia.
Ketika satu tingkatan kebutuhan yang mendorong seseorang saat ini
bisa menjadi hal yang potensial atau tidak, untuk memenuhi
perilakunya pada kemudian hari.
3. Tindakan (Practice)
Seseorang dapat dihadapkan pada sejumlah kebutuhan potensial
yang harus dipenuhi melalui perilaku yang dipilihnya. Untuk
menjelaskan cara seseorang membuat pilihan diantara sejumlah
besar rangkaian pilihan perilaku yang terbuka baginya dapat
digunakan teori expectancy. Teori expectancy berdasarkan anggapan
yang menunjukan cara menganalis dan meramalkan rangkaian
tindakan yang akan diikuti oleh seseorang ketika ia mempunyai
kesempatan untuk membuat pilihan mengenai perilakunya. Dengan
demikian, dapat dijelaskan bahwa individu akan memilih perilaku
yang memberikan dorongan motivasi besar.
E. CIRI-CIRI PERILAKU
Marliani (2015) ada lima ciri perilaku manusia yang membedakan
dengan makhluk lainnya, yaitu sebagai berikut:
1. Kepekaan Sosial
Kepekaan sosial merupakan ciri perilaku manusia yang
membedakan dengan mahluk lainnya, yaitu sebagai berikut:
a. Kemampuan manusia untuk menyesuaikan perilakunya sesuai
dengan pandangan dan harapan orang lain.
b. Manusia adalah mahluk sosial dalam hidupnya memerlukan
orang lain dan bekerjasama dengan orang tersebut.
c. Perilaku manusia adalah situsional, artinya perilaku manusia
akan berbeda pada situasi yang berbeda.
2. Kelangsungan Perilaku
a. Perilaku yang satu memiliki kaitan dengan perilaku lainnya:
perilaku sakarang merupakan kelanjutan perilaku yang
sebelumnya, dan seterusnya.
b. Perilaku manusia terjadi secara bersinambungan bukan secara
serta-merta.
c. Perilaku manusia tidak pernah berhenti pada suatu saat.
3. Orientasi Pada Tugas
a. Setiap perilaku manusia selalu memiliki orientasi pada suatu
tugas tertentu.
b. Individu yang bekerja, berorientasi untuk menghasilkan sesuatu.
4. Usaha Perjuangan
a. Usaha dan perjuangan pada manusia telah terpilih dan di
tentukan sendiri, serta tidak akan memperjuangkan sesuatu
yang tidak ingin diperjuangkan.
b. Manusia memiliki cita-cita (aspirasi )yang ingin
diperjuangkannnya.