Anda di halaman 1dari 13

Pengaruh Gadget terhadap Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar

kepada Anak-Anak di Desa Sikunir

Hasna Rifqi Nabila1, Erlangga Jaya Negara2, Zatto Palintino3, Purwohudiono4, Shinta
Rizqoh Iktavia5, Naura Atika Cahya Anggrayni6, Annisa Ramadhani7, Alya Sakila8,
Veyrachma Nisya Arifanti9, Ivanna Mirella Hapsari10, Dedi Gunawan11

Teknik Kimia (Fakultas Teknik)1, Teknik Elektro (Fakultas Teknik)2, Pendidikan Teknik
Informatika dan Komputer (Fakultas Teknik)3, Teknik Komputer (Fakultas Teknik)4, Pendidikan
Tata Boga (Fakultas Teknik)5, (Fakultas Teknik)6, Ilmu Hukum (Fakultas Hukum)7,8,9,10,11

Universitas Negeri Semarang

hasnabila13@students.unnes.ac.id, erlanggajayanegara2004@students.unnes.ac.id,
zattopalintino@students.unnes.ac.id, purwohudiono17@students.unnes.ac.id, shiktaviaa@students.unnes.ac.id,
naura, annisaramadhani7291@students.unnes.ac.id, alysakila01@students.unnes.ac.id,
vxarf02@students.unnes.ac.id, ivanaavannn@students.unnes.ac.id, dedigoenawan69@students.unnes.ac.id.

Abstrak

Perkembangan bahasa anak merupakan salah satu hal yang harus dimiliki karena
perkembangan bahasa anak merupakan gabungan dari interaksi sosial, perkembangan emosi,
kemampuan kognitif, dan perkembangan fisik maupun motoriknya. Dewasa ini, teknologi
informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat dan semakin maju. Ditunjukkan dengan
munculnya beberapa alat komunikasi contohnya gadget. Fakta selama ini menunjukkan
bahwa orang yang menggunakan gadget tidak hanya orang dewasa saja, tetapi remaja dan
anak-anak. Penggunaan gadget oleh anak-anak tentu saja berpengaruh kepada penggunaan
bahasa yang mereka gunakan. Anak-anak mendapatkan bahasa-bahasa yang tidak baku dari
sosial media, seperti YouTube maupun tiktok. Hal ini tentu saja harus diperhatikan oleh para
orang tua untuk tidak membiarkan anaknya untuk menggunakan gadget tanpa pengawasan
mereka. Dengan melakukan sosialisasi di salah satu TPA di Desa Sikunir, anak-anak sudah
sedikit mengetahui tentang penggunaan bahasa yang baik dan benar. Mereka juga mengetahui
apa dampak dari gadget.
Kata Kunci: Perkembangan Bahasa, Bahasa, Gadget.

A. Pendahuluan
Di era modern saat ini, perkembangan teknologi semakin pesan dan canggih. Peran teknologi
telah banyak mengubah kegiatan dalam kehidupan manusia di berbagai bidang. Salah satunya
yaitu gadget, di zaman ini penggunaan gadget telah menjadi hal yang biasa. Tak jarang kalau
sekarang ini banyak orang yang memiliki gadget bahkan lebih dari satu.

Gadget menjadi sebuah penemuan yang berjasa dalam meringankan berbagai macam aspek
dalam kehidupan manusia, termasuk dalam hal komunikasi dan kegiatan pembelajaran.1
Namun, pengaruh penggunaan teknologi berupa gadget ini tidak sedikit pula yang mengarah
pada penggunaan yang tidak bertanggung jawab seperti gadget yang digunakan secara
berlebihan dan penggunaan yang tidak sesuai dengan usianya tanpa pengawasan2. Hal ini
cenderung membuat anak bersikap apatis pada lingkungannya. Ketergantungan anak pada
gadget juga dapat memberi dampak pada penggunaan dan perkembangan bahasa pada anak.

Dilihat dari segi perkembangan pada fisik anak, penggunaan gadget mayoritas dilihat dengan
kegiatan yang dilakukan anak yang terdampak pengaruh buruk dari gadget menjadi
cenderung lebih pasif dalam kehidupan sehari-harinya, dikarenakan terhambatnya rangsangan
gerakan motorik anak yang kasar dan halus3. Hingga akhirnya memengaruhi perkembangan
aspek pada anak lainnya.

Selain mengingat bahayanya pengaruh buruk dari gadget kepada anak yang ditimbulkan,
banyaknya kasus kesehatan buruk dan kehidupan sosial anak yang kurang baik akibat gadget
juga menjadi alasan penulis berinisiatif untuk membuat artikel ilmiah dengan judul
“Pengaruh Gadget pada Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar kepada Anak
SD.”

Berdasarkan kegiatan sosialisasi di Desa Sikunir Gunung Pati,Semarang bahwa anak usia 5-

1
Putri Hana Pebriana, “Analisis Penggunaan Gadget Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Pada Anak Usia Dini,” Jurnal
Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 1, no. 1 (2017): 3.

2
Elfiadi, “Dampak Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini,” Jurnal Pendidikan Indonesia 3, no. 9 (2022): 109.

3
Ibid., 108.
10 tahun telah menggunakan gadget bahkan beberapa dari mereka telah memiliki gadget
sendiri. Beberapa anak di Desa Sikunir mengaku memainkan gadget bahkan hingga larut
malam. Penggunaan gadget yang melebihi batas waktu memiliki resiko terhadap kesehatan
maka dari itu peran orang tua sangat penting dalam pengendalian penggunaan gadget pada
anak. Dalam hal ini peran orang tua sangat penting. Orang tua merupakan teman terdekat
anak dan bertugas mengatur dan mengawasi anak dalam penggunaan gadget4. Konten apa
saja yang boleh dilihat anak dan mana saja yang tidak boleh dilihat anak usia dini. Akan
tetapi banyak orang tua yang memberikan gadget pada anak dengan mudahnya dikarenakan
tidak ingin anaknya rewel atau sebagai teman anaknya dalam bermain5.

Anak-anak di Desa Sikunir telah mengetahui aplikasi yang mungkin belum saatnya mereka
tau. Aplikasi-aplikasi tersebut mungkin dapat menyebabkan dampak buruk bagi mereka, baik
secara fisik maupun secara mental. Salah satu dampak buruk yang timbul yaitu terhambatnya
perkembangan bicara dan bahasa anak6. Anak yang mengalami gangguan keterlambatan
berbahasa mungkin hanya dapat menyambungkan beberapa kata. Biasanya anak akan belajar
berbicara ketika berinteraksi dengan orang lain namun pada kasus ini anak lebih banyak
menghabiskan waktu di depan layar gadget sehingga mereka jarang berinteraksi dengan
orang lain.7 Akibat anak kurang dalam berinteraksi dengan orang lain menyebabkan anak
memiliki sifat individualisme sehingga anak berfikir bahwa mereka hanya sendiri dan ketika
bertemu dengan orang lain maka mereka akan sulit untuk berkomunikasi bahkan anak akan
merasa tidak nyaman.

Judul ini diangkat untuk mengetahui apakah anak memiliki kesadaran dan pengetahuan
mengenai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, apa saja contoh- contoh media
sosial, dampak apa yang ditimbulkan ketika terlalu lama bermain gadget dan bagaimana serta
apa saja upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi kecanduan bermain gadget.

4
Putri Hana Pebriana, loc.cit.

5
Nur Sri Rahayu, Elan, and Sima Mulyadi, “ANALISIS PENGGUNAAN GADGET PADA ANAK USIA DINI,” Jurnal
PAUD Agapedia 5, no. 2 (2021): 203–204, https://ejournal.upi.edu/index.php/agapedia/article/view/40743/17075.

6
Ibid., 205.

7
Elfiadi, op.cit., hlm 98.
B. Metode Pelaksanaan
1. Tempat dan Waktu Penelitian

 Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di Desa Sikunir, Kel. Plalangan, Kec. Gunungpati, Kota Semarang,
Prov. Jawa Tengah, Indonesia.

 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada hari Selasa, 15 November 2022, dan berlangsung dari pukul
15.30 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif.
Menurut Sudaryanto, metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan fakta-fakta secara
apa adanya, tanpa adanya perlakuan apapun8. Data yang dimaksud adalah berupa fakta yang
bersifat kualitatif yang digunakan untuk memperoleh gambaran tingkat kesadaran dan
pengetahuan anak-anak SD yang tinggal di Desa Sikunir mengenai penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, apa saja contoh-contoh media sosial, dampak apa yang
ditimbulkan ketika terlalu lama bermain gadget dan bagaimana serta apa saja upaya yang
dapat mereka lakukan dalam mengatasi kecanduan bermain gadget.

Pelaksanaan metode ini dilakukan dengan menentukan teknik pengumpulan data,


mengumpulkan data, mengelompokkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan, serta
menulis artikel ilmiah.9

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data atau informasi yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini

8
Azwardi, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, Syiah Kuala University Press, 2018: 141.

9
Azwardi, loc.cit.
adalah teknik studi dokumen dan observasi. Teknik observasi yang digunakan dilakukan
secara luring pada pertemuan yang dilakukan di Desa Sikunir, Gunungpati pada hari Selasa,
15 November 2022, pada pukul 15.30 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

Menurut Sugiyono (2018:229), pengertian studi dokumentasi merupakan suatu teknik


pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen untuk mendapatkan data atau
informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Sedangkan observasi merupakan
teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan
teknik yang lain. Observasi juga tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang
lain10.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah peralatan yang dipakai peneliti untuk mengakumulasi data
menjadi lebih unggul, akurat, integral, dan metodis dalam pengolahannya11.

Menurut Moleong (2008:168) dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai instrumen. Peneliti
merupakan perencana, pelaksana pengumpul daya, analisis, penafsir data, dan akhirnya
peneliti menjadi pelopor hasil penelitiannya12. Peneliti sebagai instrumen berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih sumber data, menafsirkan data, dan membuat
kesimpulan atas temuannya. Instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini adalah kuesioner.

Pertanyaan yang dicakup dalam kuesioner antara lain:

No. Pertanyaan
1. Dinamakan apakah bahasa persatuan yang kita miliki?

Gatot Miharjo, “Penerapan Metode Laba Kotor Untuk Menyusun Laporan Kinerja Pada Pedagang Mikro Di Kecamatan
10

Menteng” (2020): 4, http://repository.stei.ac.id/3156/4/Bab 3.pdf.

11
Zainal Abidin and Sugeng Purbawanto, “Pemahaman Siswa Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis
Livewire Pada Mata Pelajaran Teknik Listrik Kelas X Jurusan Audio Video Di Smk Negeri 4 Semarang,” Edu Elektrika
Journal 4, no. 1 (2015): 41.

12
Siti Nurul Aisyah, “STUDI RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH DI SMK 45 LEMBANG,” UPI Repository
(2017): 46, http://repository.upi.edu/id/eprint/27874.
2. Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar?
3. Apa saja contoh-contoh media sosial?
4. Apa saja dampak yang ditimbulkan ketika terlalu lama bermain gadget?
5. Bagaimana dan apa saja upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi
kecanduan bermain gadget.

F. Pembahasan
1. Deskripsi Objek Penelitian

Responden yang dijadikan sebagai sampel penelitian atau audiensi kegiatan sosialisasi ini
yakni berupa 27 anak-anak yang berada di tingkat Sekolah Dasar (SD), terdiri dari anak- anak
dengan kisaran usia 6 tahun hingga 13 tahun.

2. Penyajian Data Hasil Penelitian

Pada bagian ini, penulis menyajikan data hasil penelitian dengan menganalisis data mengenai
pengaruh gadget pada penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar kepada anak SD.
Penulis juga menggunakan instrumen beberapa pertanyaan yang diberikan setelah
menunjukkan PowerPoint kepada responden yang berkaitan dengan pengaruh penggunaan
gadget terhadap bahasa anak dengan judul “Pengaruh media sosial terhadap Kebahasaan”

3. Hasil Pembahasan

Persiapan pertama yang dilakukan adalah mendiskusikan materi yang akan dipaparkan
kepada anak-anak sebagai responden. Materi dibuat dengan semenarik mungkin agar anak-
anak tidak merasa bosan untuk melihatnya.

Kemudian untuk persiapan kegiatan sosialisasi yaitu penulis melakukan survei ke lokasi yang
dilakukan pada hari Senin, 14 November 2022 ke tempat yang akan dijadikan lokasi untuk
sosialisasi. Kegiatan selanjutnya yaitu mengkoordinir terkait jadwal kegiatan, jumlah peserta,
sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan sosialisasi, serta membeli beberapa
kali hadiah yang akan diberikan kepada anak-anak yang aktif selama kegiatan sosialisasi
tersebut berlangsung.
Setelah adanya persetujuan dengan pengurusnya, maka penulis melakukan kegiatan
sosialisasi pada hari Selasa, 15 November 2022. Kegiatan dimulai dengan memaparkan
materi yang telah dibuat dalam bentuk PowerPoint yang berisikan materi mengenai bahasa
dan gadget. Materi tersebut terdiri dari:

1. Sejarah dan Pengertian Gadget


2. Media Sosial
3. Pengertian Bahasa
4. Bahasa Persatuan Indonesia
5. Penggunaan Bahasa pada Anak SD
6. Penggunaan Bahasa dalam Gadget
7. Pengaruh Gadget terhadap Penggunaan Bahasa Anak
8. Cara Mengatasi Pengaruh Buruk Gadget pada Anak

Terdapat beberapa pertanyaan yang ditanyakan pada saat sosialisasi tersebut. Adapun data
hasil penelitian dalam kuesioner dapat dilihat dalam tabel berikut.

No. Pertanyaan SB CB KB TB
1. Dinamakan apakah bahasa persatuan yang kita miliki?
2. Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar?
3. Apa saja contoh-contoh media sosial?
4. Apa saja dampak yang ditimbulkan ketika terlalu lama
bermain gadget?
5. Bagaimana dan apa saja upaya yang dapat dilakukan
dalam mengatasi kecanduan bermain gadget?

Keterangan: SB: Sangat Baik B: Cukup Baik KB: Kurang Baik TB: Tidak Baik

Berdasarkan data hasil penelitian di atas, dapat diketahui bahwa dalam penamaan bahasa
persatuan yang dimiliki oleh Indonesia, tingkat kesadaran dan pengetahuan anak tergolong
sangat baik. Sebagian besar anak sudah memahami tentang bahasa persatuan atau bahasa
nasional Indonesia, bahkan beberapa dengan lantang menyebutkan bahasa persatuan adalah
bahasa Indonesia.

Berbeda halnya dengan tingkat kesadaran dan pengetahuan anak mengenai penggunaan
bahasa Indonesia masih tergolong kurang baik, mesti begitu sebagian anak sudah sedikit
memahami tentang penggunaan bahasa yang benar. Terdapat salah satu anak yang bisa
memberikan contoh penggunaan bahasa yang baik dan benar. Terdapat salah satu anak yang
bisa memberikan contoh penggunaan bahasa yang baik dan benar.

Ketika ditanya mengenai persoalan media sosial, sebagian besar anak menjawab dengan aktif
contoh-contohnya. Namun pada bagian ini, mereka hanya menyebutkan berbagai media
sosial yang sering mereka gunakan di antaranya aplikasi YouTube dan TikTok, sehingga
dapat diketahui bahwa tingkat kesadaran dan pengetahuan anak mengenai contoh-contoh
media sosial tergolong cukup baik.

Reaksi tak terduga muncul ketika pertanyaan mengenai dampak yang ditimbulkan ketika
terlalu lama bermain gadget ditanyakan, anak-anak menjawab dengan begitu antusias dengan
berbagai jawaban yang mereka punya, di antaranya kecanduan, mata minus, mata merah, dan
lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran dan pengetahuan anak mengenai
dampak penggunaan gadget secara berlebihan tergolong sangat baik.

Selanjutnya, reaksi antusias yang sama kembali muncul ketika pertanyaan yang masih terkait
kecanduan bermain gadget, bagaimana upaya mengatasinya, anak-anak menjawab jawaban
yang cenderung unik, sehingga tingkat kesadaran dan pengetahuan anak mengenai upaya
mengatasi kecanduan gadget tergolong cukup baik.

Alka adalah salah satu murid yang berani memberikan kesimpulan pada penjelasan yang
sudah disampaikan, mulai dari contoh media sosial, menyebutkan bahasa persatuan, dan
dampak dari penggunaan gadget yang berlebihan.

Sepanjang sosialisasi, sebagian besar anak-anak tergolong cukup aktif dan memiliki
antusiasme yang cukup tinggi dalam menjawab beberapa pertanyaan yang penulis berikan,
tapi memang beberapa dari mereka masih belum mengetahui secara tepat terkait penggunaan
bahasa yang baik dan benar, termasuk perbedaan bahasa yang baku dan tidak baku, sehingga
memerlukan bimbingan dan perbaikan-perbaikan kecil setiap kali mereka memberikan
jawaban yang keliru dari pertanyaan yang diberikan.

Kekeliruan ini disebabkan oleh kebiasaan yang dimiliki oleh beberapa dari mereka yang
masih menggunakan bahasa-bahasa yang mereka ketahui sekadar dari media sosial saja,
seperti bahasa-bahasa gaul yang seringkali kurang sesuai dengan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.

G. Lampiran Dokumentasi
1. Persiapan Alat

2. Proses Pelaksanaan
3. Sesi Foto Bersama
H. Simpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Manusia sebagai makhluk sosial akan mengalami proses sosialisasi sejak ia berusia balita.
Pada tahap ini, anak akan belajar banyak hal dalam lingkungan keluarga, salah satunya
mengenai bahasa. Anak akan cenderung meniru segala sesuatu yang dilihat dan kemudian
berusaha menirunya.

Dewasa ini, faktor gadget tidak terlepas dari proses sosialisasi anak. Banyak keuntungan
yang dapat diperoleh melalui gadget dalam melakukan proses sosialisasi. Sebagai contoh,
terjadinya peningkatan kemampuan kognitif oleh anak yang mendapatkan pengaruh dari
penggunaan gadget ini. Akan tetapi, terdapat sisi negatif yang dapat ditimbulkan dari
penggunaan gadget pada anak, seperti gangguan perkembangan, termasuk gangguan bicara,
gangguan emosional, hingga pengaruh terhadap penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-
hari.

Oleh karena itu, penggunaan gadget dalam perkembangan anak perlu adanya pengawasan
yang serius oleh orang tua. Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh orang tua agar anak
dapat terhindar dari dampak negatif dari gadget bagi perkembangan anak terlebih pada faktor
bahas, antara lain: memberikan jangka waktu penggunaan gadget dalam sehari, membuat
jadwal khusus dalam penggunaan gadget, melakukan pengawasan terhadap anak dalam
pengoperasian gadget, mengalihkan fokus anak pada kegiatan lain, dan memberikan contoh
penggunaan gadget yang tepat bagi anak.

Sosialisasi kepada anak tentang bahaya dampak negatif dari penggunaan gadget secara
berlebihan dan tidak bijak juga menjadi hal penting yang perlu dilakukan. Kegiatan
sosialisasi berguna agar anak-anak, khususnya terhadap anak-anak pada usia dini seperti
anak-anak yang tinggal di Desa Sikunir dapat mengerti dan memahami benar tentang dampak
negatif yang dihasilkan dari bermain gadget secara berlebihan yang mampu menyebabkan
kecanduan kepada gadget mengingat betapa banyaknya kasus kesehatan buruk dan kehidupan
sosial anak yang kurang baik akibat gadget.

Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan cukup membuahkan hasil dan respon positif dari
masyarakat, terutama anak-anak di Desa Sikunir yang menjadi fokus sasaran kegiatan
sosialisasi ini. Berkat kegiatan sosialisasi ini, anak-anak di Desa Sikunir sudah mulai
mengetahui dampak apa saja yang dihasilkan dari bermain gadget, bagaimana upaya untuk
mengatasi kecanduan bermain gadget, dan bagaimana penggunaan bahasa Indonesia secara
baik dan benar mengacu pada kebiasaan bermain gadget yang dilakukan oleh anak-anak di
Desa Sikunir tersebut.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah disebutkan dan keseluruhan unsur dalam pembuatan
artikel ilmiah ini, penulis menyarankan:

a) Pemilihan responden atau sampel sebaiknya lebih diperbanyak dan divariasikan, agar
dapat mencakup data hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang lebih jelas,
akurat, dan heterogen karena berasal dari banyak orang yang berbeda, baik dari segi
usia, jenis kelamin, dan lain sebagainya.
b) Sumber dan referensi dalam pembuatan artikel ilmiah sebaiknya lebih diperjelas dan
diperbanyak, agar hasil yang didapat pun lebih maksimal dan akurat.
c) Para pembaca meningkatkan kepekaan dan kepedulian terhadap kasus pengaruh buruk
gadget terhadap penggunaan bahasa yang baik dan benar pada anak, khususnya anak
usia dini termasuk anak SD.

I. Daftar Pustaka

Abidin, Z., & Purbawanto, S. (2015). Pemahaman Siswa Terhadap Pemanfaatan Media
Pembelajaran Berbasis Livewire Pada Mata Pelajaran Teknik Listrik Kelas X Jurusan
Audio Video Di Smk Negeri 4 Semarang. Edu Elektrika Journal, 4(1), 38–49.

Aisyah, S. N. (2017). STUDI RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH DI SMK 45


LEMBANG. UPI Repository, 46. http://repository.upi.edu/id/eprint/27874

Azwardi. (2018). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. In Syiah Kuala
University Press.

Elfiadi. (2022). Dampak Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan
Indonesia, 3(9), 98–109. https://doi.org/10.36418/japendi.v3i9.1159

Miharjo, G. (2020). Penerapan Metode Laba Kotor Untuk Menyusun Laporan Kinerja Pada
Pedagang Mikro Di Kecamatan Menteng. 4. http://repository.stei.ac.id/3156/4/Bab 3.pdf

Pebriana, P. H. (2017). Analisis Penggunaan Gadget terhadap Kemampuan Interaksi Sosial


pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 3.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v1i1.26

Rahayu, N. S., Elan, & Mulyadi, S. (2021). ANALISIS PENGGUNAAN GADGET PADA
ANAK USIA DINI. Jurnal PAUD Agapedia, 5(2), 203–204.
https://ejournal.upi.edu/index.php/agapedia/article/view/40743/17075

Anda mungkin juga menyukai