Anda di halaman 1dari 16

LEMBAR PERBAIKAN

SEMINAR PROPOSAL / AKHIR SKRIPSI

Nama : Chici Qholiva Efendi


NPM : 1710070100003
Judul : karakteristik miopia pada siswa kelas V dan VI di SDN 15 kota Pariaman tahun 2022
Kegiatan : Seminar Proposal /Akhir Skripsi

NO PENGUJI/ MASUKAN/ PERBAIKAN YANG TELAH DILAKUKAN ACC/


PEMBIMBING SARAN SAAT SEMINAR SKRIPSI PARAF
1 Perbaiki dan ikuti saran penguji
dr. Haves Ashan,
Sp.M

2 Suharni, PhD Perbaiki dan ikuti saran penguji

3 1. Revisi Abstrak bagian Latar Belakang Latar Belakang : Anak-anak dengan miopia
tidak mengeluhkan adanya gangguan
dr. Dian Ayu penglihatan namun sering mempunyai kebiasaan
Hamama Pitra, memicingkan matanya untuk mencegah abrasi
Sp.S, M.Biomed sferis atau untuk mendapatkan efek lubang kecil.
Indonesia prevalensinya mencapai 22,1%. Dari
prevalensi yang ada berdasarkan perhitungan
jumlah penduduk di Indonesia dengan keadaan
severe low vision pada kelompok usia 5-14
tahun sebesar 14.407 orang.
Background: Children with myopia do not
typically complain of visual disturbances but
often develop the habit of squinting their eyes to
prevent spherical abrasion or to achieve a
pinhole effect. In Indonesia, myopia's prevalence
reaches 22.1%. Based on the existing prevalence
and calculations using the population data for
Indonesia, there are an estimated 14,407
individuals with severe low vision in the 5-14
year age group.

4 dr. Riki Nova, Revisi bab VI Pembahasan (tambahkan 6.1 Derajat Miopia Siswa Kelas V dan VI di SDN
Sp.FK referensi)
15 Kota Pariaman

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2021)

yang berjudul hubungan penggunaan gadget

dengan kejadian myopia pada siswa sekolah

dasar di Sekolah Dasar Jawa Barat. Hasil

penelitian menunjukan bahwa lebih dari

separuh yaitu 68.9% murid mengalami myopia

berat. Hal ini dikarenakan siswa dan siswi


menggunakan gadget dan menonton TV lebih

dari 6 jam.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Asiyanto (2020) yang berjudul faktor-faktor

yang berhubungan dengan kejadian myopia

pada siswa sekolah dasar Islam Al-Azhar 32

Padang. Hasil penelitian menunjukan bahwa

siswa banyak yang memiliki myopia berat yaitu

61.7% pada siswa sekolah dasar Islam Al-Azhar

32 Padang.

6.2 Umur Siswa Kelas V dan VI di SDN 15 Kota

Pariaman.

Hasil penelitian ini didukung oleh

Wulansari, dkk (2020) yang berjudul faktor-

faktor yang berhubungan dengan kejadian


myopia pada siswa sekolah dasar didaerah

perkantoran dan didaerah pinggiran. Hasil

penelitian menunjukan bahwa siswa banyak

mengalami myopia berat yaitu 62.8%, hasil

penelitian menunjukan bahwa kejadian myopia

banyak didapatkan pada responden

berumur >11 tahun 61.7% di Jawa Barat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Najoan (2022)

yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian myopia pada siswa sekolah

dasar Negeri 02 Pasar Gadang. Hasil penelitian

bahwa kejadian myopia banyak didapatkan

siswa berumur >11 tahun.

6.3 Jenis Kelamin Siswa Kelas V dan VI di SDN


15 Kota Pariaman

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ariaty, dkk

(2019) yang berjudul faktor-faktor yang

berhubungan mempengaruhi terjadinya myopia

pada siswa dan siswi SD Katolik Kota Parepare.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kejadian

myopia banyak didapatkan pada responden

dengan berjenis kelamin laki-laki yaitu 71.5%,

hal ini dikarenakan pada responden laki-laki

sering menonton TV dan menggunakan gadget

yang berlebihan.

Hasil penelian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Priyati (2021)

yang berjudul karakteristik kejadian myopia


pada siswa sekolah dasar Negeri 02 Kampung

Olo Kota Padang. Hasil penelitian menunjukan

bahwa banyak didapatkan kejadian myopia

banyak didapatkan pada responden berjenis

kelamin perempuan yaitu 63.8% pada siswa

sekolah dasar Negeri 02 Kampung Olo Kota

Padang.

6.4 Kebiasaan Membaca Siswa Kelas V dan VI

di SDN 15 Kota Pariaman

Pada penelitian ini hasil yang didapatkan

tidak sesuai dengan teori dan penelitian

sebelumnya. dalam penelitian ini didapatkan

sebanyak 63.2% siswa memiliki kebiasaan

membaca dengan jarak ≥ 30 cm sehingga tidak

menjadi faktor resiko utama terhadap


terjadinya miopia dalam penelitian ini meskipun

seluruh responden mengalami miopia, baik itu

miopia sangat ringan, miopia ringan dan miopia

sedang. Berdasarkan teori, miopia didapatkan

pada siswa yang memiliki kebiasaan membaca

jarak dekat atau < 30 cm, hal ini menjadi faktor

resiko terjadinya miopia dikarenakan saat

membaca buku dengan posisi yang dekat,

secara tidak langsung mata akan dipaksa untuk

bekerja lebih keras untuk melihat tulisan yang

ada pada buku. Padahal saat membaca buku

perlu konsentrasi yang lebih tinggi. Mata yang

bekerja berlebihan tersebut akan membuat

yang bersangkutan merasa lebih lelah. Matapun

terasa perih dan kadang berair . Sejalan juga


dengan penelitian yang yang dilakukan oleh

Yudistira (2021) yang berjudul karakteristik

kejadian miopia pada siswa sekolah dasar di

Sekolah Dasar Mandala Surabaya. Hasil

penelitian menunjukan bahwa lebih dari

separuh yaitu 71.5% responden memiliki

kebiasaan membaca jarak jauh di Sekolah Dasar

Mandala Surabaya.

Hasil penelitian ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan Sofiani, dkk (2021)

yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi

derajat miopia pada siswa dan siswi sekolah

dasar Negeri 2 Tamanggung Kabupaten

Tamanggung. Hasil penelitian menunjukan

bahwa responden banyak memiliki kebiasaan


membaca jarak >30 cm yaitu 62.8% dan hasil

penelitian banyak didapatkan pada jenis

kelamin perempuan yaitu 57.7% pada siswa dan

siswi sekolah dasar Negeri 2 Tamanggung

Kabupaten Tamanggung.

Hasil penelian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Priyati (2021)

yang berjudul karakteristik kejadian myopia

pada siswa sekolah dasar Negeri 02 Kampung

Olo Kota Padang. Hasil penelitian menunjukan

bahwa banyak didapatkan kejadian miopia

banyak didapatkan pada responden yang

memiliki kebaiasaan membaca jarak <30

cmpada siswa sekolah dasar Negeri 02

Kampung Olo Kota Padang.


6.5 Kebiasaan Menonton TV Siswa Kelas V dan

VI di SDN 15 Kota Pariaman

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan

teori dan penelitian sebelumnya. Dalam

penelitian ini, menonton tv juga bukan

merupakan faktor resiko utama yang

mempengaruhi terjadinya miopia pada

responden karena dengan kebiasaan menonton

tv dengan jarak ≥3 meter, siswa kelas V dan VI

di SDN 15 Kota Pariaman tetap mengalami

miopia. Kebiasaan menonton tv dengan jarak

dekat dapat meningkatkan kejadian miopia

dikarenakan adanya efek fisik langsung akibat

akomodasi yang terjadi secara terus menerus

sehingga menyebabkan tonus otot siliaris pada


bola mata menjadi tinggi dan lensa menjadi

cembung. Jarak yang semakin dekat akan

menyebabkan semakin kuatnya akomodasi

mata. Lamanya aktivitas melihat jarak dekat

akan menstimulasi perubahan perubahan

biokimia dan struktural pada sklera dan koroid

yang menyebabkan elongasi aksial.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang yang dilakukan oleh Umami, dkk

(2021) yang berjudul faktor-faktor berhubungan

dengan kejadian miopia pada anak siswa

sekolah dasar Negeri 1 Balun. Hasil penelitian

menunjukan bahwa banyak didapatkan yaitu

59.7% responden memiliki kebiasaan nonton TV

jarak dekat <3 meter. Sebagaimana juga


disampaikan dalam penelitian yang dilakukan

oleh Al Anwar (2021) yang berjudul faktor-

faktor yang mempengaruhi derajat myopia

pada anak usia sekolah dasar di Tambalangan

Semarang. Hasil penelitian menunjukan bahwa

siswa banyak yang memiliki kebiasaan

menonton TV <30%, hal ini diakrenakan bahwa

siswa yang memiliki derajat miopia berat

dikarenakan siswa memiliki kebiasaan

menonton dengan jarak yang dekat.

Hasil penelian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Priyati (2021)

yang berjudul karakteristik kejadian myopia

pada siswa sekolah dasar Negeri 02 Kampung

Olo Kota Padang. Hasil penelitian menunjukan


bahwa didapatkan kejadian miopia banyak

didapatkan pada responden yang memiliki

kebiasaan menonton TV jarak <3 meter pada

siswa sekolah dasar Negeri 02 Kampung Olo

Kota Padang.

6.6 Kebiasaan Menggunakan HP Siswa Kelas V

dan VI di SDN 15 Kota Pariaman

Hasil penelitian saya lakukan tidak sejalan

dengan teori yang ada yang menyebutkan

bahwa kebiasaan menggunakan handphone

merupakan salah satu faktor resiko terjadinya

miopia. Hal ini terjadi karena kondisi ekonomi

dari lingkungan sekolah yang saya teliti dimana

sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah


perkotaan yang tidak terlalu maju dengan

perekonomian antara kelas menengah hingga

kelas kebawah, karena rata-rata pekerjaan dari

orang tua siswa kebanyakan hanya petani dan

nelayan. Dikarenakan kondisi orang tua yang

mungkin tidak cukup memfasilitasi anaknya

dalam memberikan gadget maka anak yang

dijadikan sampel merupakan anak yang jarang

terpapar oleh gadget sekarang. Oleh karena itu

hasil penelitian yang di dapatkan adalah

penggunakan gadget tidak menjadi salah satu

faktor resiko terjadinya miopia pada penelitian

saya saat ini.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang yang dilakukan oleh Hastuti (2021) yang


berjudul karakteristik kejadian miopia pada

siswa sekolah dasar di Sekolah Dasar Jawa

Barat. Hasil penelitian menunjukan bahwa lebih

dari separuh yaitu 73.4% responden tidak

memiliki kebiasan menggunakan HP di Sekolah

Dasar Jawa Barat.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ulya H (2021)

yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian miopia pada siswa sekolah

dasar Negeri 01 Bungo Pasang Kota Padang.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswa

banyak memiliki kebiasaan menggunakan HP

yaitu 63.8% pada siswa sekolah dasar Negeri 01

Bungo Pasang Kota Padang.

Anda mungkin juga menyukai