Anda di halaman 1dari 26

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Motto :
Cara belajar yang terbaik dalam
pembelajaran kontekstual
adalah siswa mengkonstruksikan
sendiri secara aktif
pemahamannya
Praktik pembelajaran yang selama ini
kita alami masih dianggap terlalu
berorientasi pada ‘target
pengguasaan materi’ dan terbukti
relatif berhasil dalam kompetensi
‘mengingat’ jangka pendek, tetapi
gagal dalam membekali anak
memecahkan persoalan dalam
kehidupan jangka panjang.
1. Nurhadi & A.Gerrad S.,(2003:11).
Strategi CTL pada hakekatnya
adalah membantu guru untuk
mengaitkan materi yang diajarkanya
dengan kehidupan nyata dan
memotivasi siswa untuk mengaitkan
pengetahuan yang dipelajarinya
dengan kehidupannya sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.
2. Johnson memberikan definisi, CTL
adalah proses pendidikan
(pembelajaran) yang bertujuan
membantu siswa melihat makna
dalam bahan yang mereka pelajari
dengan cara menghubungkannya
dengan konteks kehidupan mereka
sehari-hari.
Dari definisi di atas, dapat dijelaskan
bahwa Pembelajaran Kontekstual
adalah konsep belajar dimana guru
menghadirkan dunia nyata ke dalam
kelas dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang
dimiliki dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
Siswa memperoleh pengetahuan dan
ketrampilan tersebut dari konteks
yang terbatas, sedikit-demi sedikit
melalui proses mengkonstruksi
sendiri sebagai bekal untuk
memecahkan masalah dalam
kehidupannya di masyarakat.
Cara belajar yang terbaik dalam
pendekatan ini adalah siswa
mengkonstruksikan sendiri secara
aktif pemahamannya
Ada tiga hal yang harus dipahami:
1. CTL menekankan kepada proses
keterlibatan siswa untuk menemukan
materi, artinya proses belajar
diorientasikan pada proses pengalaman
secara langsung.
2. CTL mendorong agar siswa dapat
menemukan hubungan antara materi
yang dipelajari dengan situasi kehidupan
nyata, artinya siswa dituntut untuk
menangkap hubungan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan
kehidupan nyata.
3. Mendorong siswa untuk dapat
menerapkan dalam kehidupan,
artinya CTL bukan hanya
mengharapkan siswa dapat
memahami materi yang
dipelajarinya, akan tetapi
bagaimana materi pelajaran itu
dapat mewarnai perilakunya dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Konstruktivisme
2. menemukan
Komponen (Inquiry),
Kontekstual 3. bertanya
(Questioning),
4. masyarakat belajar
(Learning
Community),
5. pemodelan
(Modeling),
6. refleksi
7. penilaian yang
sebenarnya (Authentic
Assessment).
1. Konstruktivisme (Contructivism),
komponen ini dijadikan sebagai
landasan filosofi bahwa anak akan
belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, membangun,
mengkonstruk sendiri pengetahuan dan
ketrampilan barunya, siswa belajar
sedikit demi sedikit dari konteks
terbatas, pemahaman siswa yang
mendalam diperoleh melalui
pengalaman belajar yang memadai.
2. Menemukan (Inquiry)
komponen ini sebagai pembelajaran
yang berpusat pada siswa (student
centered) dimana siswa berusaha
mengamati, memahami, menganalisa
sebuah fenomena, mengajukan dugaan
sementara, dan sampai pada
merumuskannya konsep sendiri sebagai
kesimpulan, baik secara individual
maupun kelompok.
3. Bertanya (Questioning)
komponen ini sebagai modal dasar
keingintahuan yang perlu dikembangkan
oleh siswa. Siswa didorong untuk lebih
agresif mengetahui sesuatu dengan cara
selalu bertanya dan bertanya, sehingga
mendapatkan informasi yang sebanyak-
banyaknya dan kemudian dipikirkanya
sendiri yang kemudian diharapkan
terbangun sebuah konsep baru.
4. Masyarakat belajar (Learning
Community)
komponen ini sebagai upaya penciptaan
lingkungan belajar yang kondusif. Siswa
bisa saling tukar pengalaman dengan orang
lain, saling bekerja sama dalam
memecahkan berbagai persoalan sehingga
diperlukan adanya kerja kelompok, guru
menfasilitasi bagaimana caranya agar siswa
bisa belajar dari semua yang ada di
lingkungan belajar, siswa lebih bisa
memahami berbagai perbedaan
pendapat ,dll.
5. Pemodelan (Modeling)
komponen ini sebagai acuan pencapain
kompetensi. Dalam komponen ini
menjelaskan perlunya berbagai model
dalam pembelajaran, sehingga bisa
ditiru atau dipraktikkan siswa.
Model ini disamping untuk
menghilangkan kejenuhan siswa dalam
belajar juga sebagai upaya memudahkan
dan percepatan belajar siswa sehingga
cepat menemukan sesuatu. Sebagai
contoh guru menunjukkan bagaimana
cara mempelajari kitab-kitab fiqih yang
berbahasa Arab gundul supaya cepat bisa
dipahami dll.
6. Refl eksi (Refl ektion)
komponen ini sebagai langkah akhir
dalam proses belajar. Dalam komponen
ini menjelaskan cara berfikir tentang
apa yang baru saja dipelajari atau
berfikir ke belakang tentang apa-apa
yang sudah kita lakukan di masa yang
lalu.
Atau dengan kata lain dalam refl eksi ini
siswa diajak untuk memberikan respon
baik melalui lisan, tulisan atau
demontratif seni terhadap kejadian,
aktifi tas atau pengetahuan yang baru
saja diterima dan membandingkan
dengan pengalaman yang pernah dialami
sebelumnya.
7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic
Assessment)
komponen ini sebagai proses
pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan
belajar siswa. Penilaian yang benar
adalah menilai apa yang seharusnya
dinilai.
Kemajuan belajar dinilai dari proses,
disamping penilaian hasil, artinya bahwa
pada saat proses pembelajaran
berlangsung pada saat itu pula penilain
diberikan seberapa besar kemajuan
belajar siswa telah dicapai melalui
berbagai cara dan sumber.
Apabila data yang dikumpulkan guru
mengidentifikasikan adanya kemacetan
belajar siswa, maka guru segera bisa
mengambil tindakan yang tepat agar
siswa terbebas dari kemacetan belajar
tersebut.
Prinsip-prinsip Pembelajaran
Kontektual

1. Pengaktifan pengetahuan yang sudah


ada (activating knowledge).
2. Pemerolehan pengetahuan baru
dengan cara mempelajari secara
keseluruan dulu, kemudian
memperhatikan detailnya.
3. Pemahaman pengetahuan , yaitu dengan
cara ; (a) menyususn konsep sementara
(hipotesis), (b) melakukan sharing
kepada orang lain agar mendapat
tanggapan (validasi), dan atas dasar
tanggapan itu (c) konsep tersebut
direvisi dan dikembangkan.
4. Mempraktikkan pengetahuan dan
pengalaman tersebut
5. Melakukan refl eksi terhadap strategi
pengembangan pengetahuan tersebut.
wassalam

Anda mungkin juga menyukai