REVIEW BUKU
MODEL-MODEL, MEDIA, DAN
STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (INOVATIF)
Dosen Pengampu:
Siti Alimah, S.Pd
Disusun oleh:
AGUSTINA ADHI SURYANI
4401412055
PENDIDIKAN BIOLOGI ROMBEL 001
2
BAB I
PENDAHULUAN
Ringkasan
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan
mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil
dalam kompetisi mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak
memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Pengembangan model
pembelajaran yang efektif, salah satunya yaitu pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual yang dapat mengajarkan siswa untuk mengkaitkan antara materi pelajaran
dengan situasi dunia nyata serta mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan
kontekstual ini mendasarkan diri pada kecenderungan pemikiran tentang belajar,
bagaimana proses dan transfer belajar serta pentingnya lingkungan belajar.
Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana
kegiatan kelas yang dirancang guru. Rencana pembelajarannya berisi skenario tahap demi
tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sesuai dengan topik yang akan
dipelajari. Dalam program tercantum tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan,
materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan authentic assessmentnya.
Secara umum tidak ada perbedaan mendasar format antara program pembelajaran
konvensional dengan program pembelajaran kontekstual. Yang membedakan hanya pada
penekanannya. Program pembelajaran konvensional lebih menekankan pada deskripsi
tujuan yang akan dicapai (jelas dan operasional), sedangkan program untuk pembelajaran
kontekstual lebih menekankan pada skenario pembelajarannya.
Selain model dan metode pembelajaran, dalam proses belajar juga diperlukan media
pembelajaran yang baik, sesuai dengan model pembelajarannya. Media pembelajaran
meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar
ke penerima pesan belajar (siswa).
BAB II
3
URAIAN ISI BUKU
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
A. Pengembangan Model Pembelajaran yang Efektif
1. Pendekatan Kontekstual
a. Latar Belakang
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan
mengetahuinya. Proses pembelajaran berlangsung lebih alamiah dalam bentuk kegiatan
siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Dalam
kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya
guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru
mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang
baru bagi anggota kelas.
2) Transfer Belajar
Siswa belajar dari mengalami sendiri, bukan dari pemberian orang lain
Keterampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas
Penting bagi siswa untuk apa dia belajar dan bagaimana ia menggunakan
pengetahuan dan keterampilan itu
5
g. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara
3. Komponen CTL
a) Konstruktivisme
membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada
pengetahuan awal
pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima
pengetahuan
b) Inquiry
proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman
siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis
c) Questioning (bertanya)
kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir
bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran berbasis inquiry
e) Modeling (Pemodelan)
proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja, dan belajar
mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya
f) Reflection (Refleksi)
cara berpikir dan mencatat apa yang telah kita pelajari
membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok.
4. Karakteristik CTL
Kerja sama dan saling menunjang
Menyenangkan, tidak membosankan
Belajar dengan bergairah dan pembelajaran terintegrasi
Menggunakan berbagai sumber
Siswa aktif, siswa kritis, guru kreatif
Sharing dengan teman
5. Model CTL
a. DI (Direct Instruction)
b. CL (Cooperative Learning)
6
c. PBI (Problem Base Instruction)
d. Gabungan
7. Pendekatan CTL
a) Problem Based Learning, menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks untuk
belajar melalui berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah.
b) Authentic Instruction, yang memperkenankan siswa untuk mempelajari konteks bermakna
melalui pengembangan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah yang penting dalam
konteks kehidupan nyata.
c) Inquiry Based Learning, mengikuti metodologi sains dan memberi kesempatan untuk
pembelajaran bermakna.
d) Project Based Learning, memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri dalam
mengkonstruksi pembelajarannya dan mengkulminasikannya dalam produk nyata.
e) Work Based Learning, memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk
mempelajari materi ajar dan menggunakannya kembali di tempat kerja.
f) Service Learning, menyajikan suatu penerapan praktis dari pengetahuan baru dan berbagai
keterampilan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melaui proyek/tugas terstruktur.
g) Cooperative Learning, menggunakan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
rangka memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
2. Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian
secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Model ini
diperkenalkan oleh Densereau. Berikut langkah-langkahnya:
a) guru membagi siswa untuk berpasangan
b) guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
c) guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa
yang berpaeran sebagai pendengar
d) pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide
pokok, sementara pendengar melakukan:
menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya.
e) bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya.
Serta lakukan seperti dia atas.
f) kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru
g) penutup
6. Mind Mapping
Diperkenalkan oleh Toni Buzan. Model ini baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa
atau untuk menemukan alternatif jawaban. Langkah-langkahnya:
a) guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b) guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/ sebaiknya
permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
c) membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
d) tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
e) tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya, guru
mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
f) dari data-data di papan, siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi
bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
7. Make A Match
Diperkenalkan oleh Lena Curran pada tahun 1994. Model Mencari Pasangan ini langkah-
langkahnya adalah:
a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang sesuai,
satu bagian kartu adalah soal dan bagian lainnya adalah jawaban
b) Setiap siswa mendapat satu bagian soal
c) tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
d) setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya
e) siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu akan diberi poin
9
f) setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya
g) demikian seterusnya, kemudian kesimpulan dan penutup
9. Group Investigation
Langkah-langkahnya adalah:
a) guru membagi siswa dalam beberapa kelompok heterogen
b) guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
c) guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat
satu materi yang berbeda dari kelompok lain
d) masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi
penemuan
e) setelah selesai diskusi, lewat juru bicara ketua menyampaikan hasil pembahasan
f) guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
g) evaluasi dan penutup
10
d) Apabila jawabannya tepat maka pasangan itu bisa duduk. Jika jawaban belum tepat
pada waktu yang telah ditetapkan, siswa pembawa kartu soal boleh mengarahkan
dengan kata-kata lain, demikian seterusnya
e) evaluasi dan penutup
2. Pengertian PAKEM
Pakem singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan.
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Secara garis besar, PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
a) siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemampuan dengan penekanan pada belajar melaui berbuat
b) guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
c) guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif
d) guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu
masalah
STRATEGI PEMBELAJARAN
11
A. Belajar dan Pembelajaran
Belajar menurut teori behavioristik diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku
yang disebabkan oleh seringnya interaksi antara stimulus dan respon. Belajar menurut
pandangan teori kognitif diartikan proses untuk mengembangkan persepsi seseorang dari
sebuah obyek yang dilihat, intinya lebih mementingkan proses daripada hasil. Adapun
menurut teori konstruktivisme belajar adalah upaya untuk membangun pemahaman atau
persepsi atas dasar pengalaman yang dialami siswa.
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh
seorang pengajar untuk menyampaikan materi sehingga akan memudahkan peserta didik
untuk menerima dan memahami materi pelajaran yang pada akhirnya tujuan pembelajaran
dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar. Ada beberapa konsep yang perlu diketahui
berkaitan dengan strategi pembelajaran yaitu strategi, metode, dan teknik. Ketiga konsep
tersebut memiliki perbedaan secara esensial.
Teknik pembelajaran berbeda dengan metode pembelajaran. Teknik adalah jalan, alat,
atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah
tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang
digunakan oleh guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersiat prosedural, yaitu berisi tahapan
tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, bersifat implementatif. Dengan kata
lain, metode yang dipilih oleh masing-masing guru adalah sama, tetapi mereka
menggunakan teknik yang berbeda.
Sebagaimana telah diuraikan pada paragraf kedua, maka jelas disebutkan bahwa
strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode/prosedur dan teknik
yang digunakan selama proses belajar berlangsung. Hubungan antara strategi, tujuan, dan
metode pembelajaran dapat digambarkan sebagai suatu kesatuan sistem yang bertitik tolak
dari penentuan tujuan pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran, dan perumusan
tujuan.
4. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru
untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali, memperdebatkan topik, atau
permasalahan tertentu. Kelebihan metode ini antara lain:
Siswa belajar mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta mengambil keputusan
Membiasakan siswa berhadapan dengan berbagai pendekatan, interpretasi, dan
kepribadian
menghadapi masalah secara berkelompok
membiasakan siswa untuk berargumentasi dan berpikir rasional
Sedangkan keterbatasan metode diskusi antara lain:
Menyita waktu lama dan jumlah siswa harus sedikit
Metode ini tidak tepat digunakan pada tahap awal proses belajar bila siswa baru
diperkenalkan kepada bahan pembelajaran baru.
8. Metode Insiden
Metode ini hampir sama dengan studi kasus, tetapi siswa dibekali dengan data dasar
yang tidak lengkap tentang suatu kejadian atau peristiwa. Siswa harus mencari data
tambahan untuk mennyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka. Pada metode ini
siswa belajar menyelami permasalahan, kemudian mereka berusaha untuk memecahkan
masalah. Dalam hal ini menumbuhkembangkan cara berpikir siswa yang kritis dan
kreatif.
9. Metode Praktikum
Metode praktikum dapat dilakukan kepada siswa setelah guru memberikan arahan,
aba-aba, petunjuk untuk melaksanakannya. Dalam hal ini guru melatih keterampilan
siswa dalam penggunaan alat-alat yang telah diberikan kepadanya serta hasil yang
dicapai.
14
Inquiry merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di
depan kelas. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut: Guru membagi tugas meneliti
suatu masalah, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok
mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari,
meneliti, atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka
dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan. Akhirnya hasil laporan kerja
kelompok dilaporkan ke sidang pleno dan terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang
pleno lah kesimpulan akan dirumuskan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
15
Dalam pendekatan kontekstual terdapat berbagai macam model-model pembelajaran
diantaranya Picture and Picture, Student Teams-Achievement Divisions (STAD), Jigsaw
(Model Tim Ahli), Mind Mapping, Role Playing, dan Group Investigation. Selain model
dan metode pembelajaran, dalam proses belajar juga diperlukan media pembelajaran yang
baik, sesuai dengan model pembelajarannya. Media pembelajaran meliputi alat bantu guru
dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar
(siswa).
2. Saran
Pada dasarnya semua model ataupun metode pembelajaran adalah baik, masing-
masing mempunyai karakteristik serta kelebihan dan kekerungan. Oleh karena itu, dalam
proses belajar mengajar hendaknya seorang pendidik atau guru mampu memilih model
pembelajaran yang tepat dan metode yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
serta disesuaikan pula dengan karakteristik peserta didiknya. Selain itu diperlukan pula
media pembelajaran yang tepat sebagai sarana pendukung tersampaikannya materi
pelajaran yang diajarkan selama proses belajar mengajar berlangsung.
17