Disusun Oleh :
Kelompok 5
Seksi 21 BB 06
Dosen Pengampu :
2023
A. Pengertian Model Pengemabangan Kurikulum
Menurut Good dan Travers, model adalah abstraksi dunia nyata atau representasi
peristiwa kompleks atau sistem, dalam bentuk naratif, matematis, grafis, serta lambang-
lambang lainnya. Model bukanlah realitas, akan tetapi merupakan representasi realitasyang
dikembangkan dari keadaan. Dengan demikian, model pada dasarnya berkaitandengan
rancangan yang dapat digunakan untuk menerjemahkan sesuatu sarana untukmempermudah
berkomunikasi, atau sebagai petunjuk yang bersifat perspektif untukmengambil keputusan,
atau sebagai petunjuk perencanaan untuk kegiatan pengelolaan.Sedangkan menurut (Kamus
Besar Bahasa Indonesia) model adalah pola, contoh, acuan,ragam dari sesuatu yang akan
dihasilkan. Dikaitkan dengan model pengembangankurikulum berarti merupakan suatu pola,
contoh dari suatu bentuk kurikulum yang akanmenjadi acuan pelaksanaan
pendidikan/pembelajaran.
Jadi, Model pengembangan kurikulum adalah suatu alternative prosedur dalamrangka
mendesain (desining), menerapkan (implementatio), dan mengevaluasi (evaluation) suatu
kurikulum. Kurikulum juga bisa disebut model yang digunakan untukmengembangkan suatu
kurikulum, dimana pengembangan kurikulum dibutuhkan untukmemperbaiki atau
menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk dikembangkan sendiri baik dari pemerintah
pusat, pemerintah daerah atau sekolah.
Nadler menjelaskan bahwa model yang baik adalah model yang dapat menolongsi
pengguna untuk mengerti dan memahami suatu proses secara mendasar danmenyeluruh.
Selanjutnya ia menjelaskan manfaat model adalah model dapat menjelaskan beberapa aspek
perilaku dan interaksi manusia, model dapat mengintegrasikan seluruh pengetahuan hasil
observasi dan penelitian, model dapat menyederhanakan suatu prosesyang bersifat kompleks,
dan model dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukankegiatan.
B. Model-Model Pengembangan kurikulum Menurut Para Ahli
1. Model Robert Zais
Robert S. Zais adalah ahli kurikulum yang banyak melontarkan ide-idenya sekitar tahun
1976. Zais mengemukaan delapan model pengembangan kurikulum. Dasar teoritisnya
adalah intuisi atau orang yangmenyelenggarakan pengembangan, pengambil keputusan,
penetapan ruanglingkup, kegiatan termuat dalam kurikulum, realitas implementasinya,
pendekatan permasalahan dengan cara pelaksaannya, dan pemanfaatan teknologi dalam
pengembangan kurikulum.
2. Roger’s Interpersonal Relation Model
Model ini berasal dari seorang psikolog Carl Rogers. Dia berasumsi bahwa
“kurikulum diperlukan dalam rangka mengembangkan individu yangterbuka, luwes dan
adaptif terhadap situasi perubahan.” Untuk itu,dieprlukan pengalaman kelompok dalam
melatih hal-hal yang bersifatsensitif. Setiap kelompok terdiri atas 10-15 orang dengan
seorang fasilitator atau pemimpin. Kelompok tersebut hendaknya tidak berstruktur,
tetapiharus menyediakan lingkungan yang memungkinkan seorang dapat berekspresi
secara bebas dan ada pula kemungkinan berkomunikasiinterpersonal secara luas.
Ada empat langkah pengembangan kurikulum model Roger's:
a) Pemilihan target dari sistem pendidikan. Di dalam penentuan target ini satu-
satunya kriteria yang menjadi pegangan adalah adanya kesediaan dari pejabat
pendidikan untuk turut serta dalam kegiatan kelompok yang intensif. Selama satu
minggu para pejabat pendidikan atau administrator melakukan kegiatan kelompok
dalam suasana yang relax, tidak formal.
b) Dalam pengembangan kurikulum model Roger's adalah partisipasi guru dalam
pengalaman kelompok yang intensif. Sama seperti yang dilakukan para pejabat
pendidikan, guru juga turut serta dalam kegiatan kelompok.
c) Pengembangan pengalaman kelompok yang intensif untuk satu kelas atau unit
pelajaran. Selama lima hari penuh siswa ikut serta dalam kegiatan kelompok,
dengan fasilitator para guru atau administrator atau fasilitator dari luar.
d) Partisipasi orang tua dalam kegiatan kelompok, Kegiatan ini dapat
dikoordinasikan oleh BP3 masing-masing sekolah. Lama kegiatan kelompok ini
dapat tiga jam tiap sore hari selama seminggu atau 24 jam secara terus menerus.
Kegiatan ini bertujuan memperkaya orang-orang dalam hubungannya dengan
sesama orang tua, dengan anak, dan dengan guru. Rogers juga menyarankan, kalau
mungkin ada pengalaman kegiatan kelompok yang bersifat campuran. Kegiatan
merupakan akumulasi dari semua kegiatan kelompok di atas.
3. Model Beuchamp
Model ini dikemukakan oleh G.A. Beauchamp seorang ahli kurikulum.Beauchamp
mengemukakan lima langkah proses pengembangan kurikulum sebagai beriku:
a) Menetapkan wilayah atau arena yang akan dicakup oleh kurikulum tersebut,Wilayah
tersebut bisa terjadi pada hanya satu sekolah, satu kecamatan,kabupaten, atau mungkin
tingkat provinsi dan tingkat nasional.
b) Menetapkan orang-orang yang akan terlibat dalam proses pengembangankurikulum. Ada
empat kategori orang yang turut berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
para ahli pendidikan/kurikulum, para ahli pendidikan dari perguruan tinggi atau sekolah,
para profesional dalam sistem pendidikan, profesional lain dan tokoh-tokoh masyarakat.
c) Menetapkan prosedur yang akan ditempuh. Langkah ini berkenaan dengan prosedur yang
harus ditempuh dalam merumuskan tujuan umum dan tujuanyang lebih khusus, memilih
isi dan pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi,dan dalam menentukan keseluruhan
desain kurikulum.
d) Implementasi kurikulum. Pada tahap ini perlu dipersiapkan secara matang berbagai hal
yang dapat berpengaruh baik secara langsung maupun tidaklangsung terhadap efektivitas
penggunaan kurikulum, seperti pemahaman gurutentang kurikulum, sarana dan fasilitas
yang tersedia, manajemen sekolah, danlain sebagainya.
e) Melaksanakan evaluasi kurikulum yang menyangkut: evaluasi terhadapa pelaksanaan
kurikulum oleh guru-guru di sekolah, evaluasi terhadap desainkurikulum, evaluasi
keberhasilan anak didik, dan evaluasi sitem kurikulum.
C. Model-Model Pengembangan Kurikulum
Suatu model pengembangan kurkulum pada hakikatnya merupakan pola yang dapat
membantu berpikir, konseptualisasi suatu proses, menunjukkan prinsip-prinsip, prosedur
yang dapat menjadi pedoman bertindak dalam aktifitas pendidikan. Pengembangan
kurikulum dapat dilakukan dengan berbagai sistem dan cara, dan dituangkan dalam berbagai
model. Para ahli kurikulum sering mengembangkan model yang berbeda. Peter F.Oliva
dalam bukunya “Developing the Curriculum” menunjukkan empat macam model
berdasarkan ahli yang dipilihnya yaitu :
1. model Taba,
2. model Tyler,
3. model Saylor, Alexander, dan Lewis,
4. model Oliva (Oliva, 1992, hal. 158-159)
Model Taba merupakan model pengembangan kurikulum induktif, yaitu mulai dari
mengembangkan materi kurikulum yang aktual menuju kepada hal yang umum. Sedangkan
tiga model lainnya merupakan model pengembangan kurikulum deduktif, yaitu dimulai dari
hal yang umum ke yang khusus, misalnya dimulai dengan menguji kebutuhan masyarakat
sampai merumuskan sasaran pengajaran yang khusus.
1. Model Taba
Pendapat Hilda Taba mengenai model pengembangan kurikulum dikenal dengan
pendekatan akar rumput. Taba berpendapat bahwa kurikulum seharusnya didesain oleh
para guru dari pada diterima guru dari pemerintah. Selanjutnya, Taba menyatakan bahwa
para guru seharusnya memulai proses pengembangan kurikulumdengan mendesain unit-
unit pembelajaran di sekolahnya bukan dari desain umum yang luas.
yaitu :
a) membuat unit-unit eksperimen
b. merumuskan tujuan-tujuan
c. memilih isi
d. mengorganisasi isi
Untuk memahami model ini, kita harus menganalisa konsep kurikulum dan
konsep rencana kurikulum model tersebut. Kurikulum menurut model ini adalah “a
plan for providing sets of learning opportunities for person to be educated”, yaitu
sebuah rencana yang menyediakan perangkat kesempatan pembelajaran bagi
seseorang untuk dididik. Tetapi, rencana kurikulum tidak dipahami sebagai sebuah
dokumen semata tetapi lebih sebagai beberapa rencana yang lebih kecil untuk bagian
utama dari kurikulum .
b. Cara Pengajaran
c. Evaluasi
4. Model Oliva
b. Kebutuhan masyarakat dan peserta didik dianalisis, sehingga menjadi dasar untuk
menetapkan disiplin ilmu yang harus diajarkan
d. Menetapkan tujuan khusus kurikulum yang lebih spesifik dari tujuan umum
kurikulum
b) Berhubung pengarahan kegiatan berasal dari atas ke bawah, pada dasarnya model ini
mudah dilaksanakan pada negara yang menganut sistem sentralisasi dan negara yang
kemampuan profesional tenaga pengajarnya masih rendah.
c) Kurikulum ini bentuknya seragam dan bersifat sentralistik, sehingga urang sesuai
jika diterapkan dalam dunia pendidikan yang menganut asas desentralisasi.
d) 4. Kurikulum ini kurang tanggap terhadap perubahan nyata yang dihadapi para
pelaksana kurikulum di lapangan, kurang pekanya terhadap adanya perubahan
masyarakat.
2. Model Grass Roots
Pengembangan kurikulum model ini kebalikan dari model adaministratif.Model
Grass Roots merupakan model pengembangan kurikulum yang dimulai dariarus bawah.
Dalam prosesnya pengembangan ini diawali atau dimulai dari gagasanguru-guru
sebagai pelaksana pendidikan di sekolah. Model Grass Roots lebihdemokratis karena
pengembangan dilakukan oleh para pelaksana di lapangan,sehingga perbaikan dan
peningkatan dapat dimulai dari unit-unit terkecil dan spesifekmenuju bagian-bagian
yang lebih besar. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan
kurikulum model Grass Roots, di antaranya :
1. guru harus memiliki kemampuan yang propesional.
2. guru harus terlibat penuh dalam perbaikan kurikulum, penyeselaian
permasalahankurikulum.
3. guru harus terlibat langsung dalam perumusan tujuan, pemilihan bahan, dan
penentuan evaluasi.
4. seringnya pertemuan pemahaman guru dan akan menghasilkan konsensus tujuan,
perinsip, maupun rencana-rancana.
Ada beberapa hal yang harus diantisipasi dalam model ini, diantaranya adalahakan
bervariasinya sistem kurikulum di sekolah karena menerapkan partisipasisekolah dan
masyarakat secara demokratis. Sehingga apabila tidak terkontrol (tidakada kendali
mutu), maka cendrung banyak mengabaikan kebijakan dari pusat.
3. Model demonstrasi
Model demontrasi pada dasarnya bersifat grass-root, datang dari bawah.
Modelkurikulum ini semula merupakan suatu upaya inovasi kurikulum dalam skala
kecilyang selanjutnya digunakan dalam skala yang lebih luas yang kemudian
dijadikansebagai bentuk model dari pengembangan kurikulum, yang mana oleh
sekelompokguru bekerja sama dengan ahli yang bermaksud mengadakan perbaikan
kurikulum.Model ini umumnya berskala kecil, hanya mencakup suatu atau beberapa
sekolah,suatu komponen kurikulum hingga mencakup keseluruhan kurikulum.
4. Model Miller- Seller
Model pengembangan kurikulum ini merupakan pengembangan
kurikulumkombinasi dari model transmisi (gagne) dan model transaksi (Taba’s dan
Robinson) dengan tahap pengembangan sebagai berikut:
1. Klarifikasi orientasi kurikulumYaitu langkah pertama yang dianggap sangat
penting adalah menguji danmengklarifikasi orientasi. Ada 3 jenis orientasi menurut
miller dan siller yaitutransmisi (mengirim), transaksi (persetujuan), transformasi
(perubahan), danOrientasi ini merefleksi padangan sofis, psikologis, sosiologis
terhadap kurikulumyangseharusnya dikembangkan
2. Pengembangan tujuanSetelah klarifikasi orientasi kurikulum, langkahberikutnya
adalamengembangkan tujuan umum (aims) dan mengembangkan tujuan khusus
berdasarkan orientasi kurikulum yang bersangkutan. Dan dalam hal ini
tujuanumumnya adalah merefleksikan pandangan orang dan pandangan
masyarakat,sedangkan tujuan khusus disini adalah hasil dari pengembangan dari
tujuan umumtersebut.
3. Identifikasi model mengajar( strategi mengajar)Strategi mengajar harus sesuai
dengan tujuan dan orientasi kurikulum.Pada tahap ini pelaksanaan kurikulum harus
mengidentifikasi strategi mengajaryang akan digunakan yang disesuaikan dengan
tujuan dan orientasi kurikulum.
4. ImplementasiLangkah ni meupakan langkah penerapan kurikulum berdasarkan
padalangkah-langkah sebelumnya dan merupakan langkah akhir dalam
pengembanagan kurikulum. Dalam hal ini implementasi sebaiknya
dilaksanakandengan memerhatikan komponen-komponen progam studi,
identifikasi sumber, peranan, pengembangan professional, penetapan waktu,
komunikais dan sisitemmonitoring
Daftar Rujukan
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: Rosdakarya.
Anggota kelompok 5 :
A. Penambahan materi
1. Salsa idha putri sasa ( 21129305) model olivia
2. Dwi puja aprilia ( 21129191) model administratif
3. Riza kasmayulia ( 21129111) model rogert