Anda di halaman 1dari 24

MODEL-MODEL

PENGEMBANGAN KURIKULUM
PENGERTIAN MODEL

Abstraksi dunia nyata atau representasi peristiwa kompleks atau


sistem, dalam bentuk naratif, matematis, grafis serta lambang-
lambang lainnya (Goof & Travers).

Model bukanlah realitas, akan tetapi


merupakan representasi realitas yang
dikembangkan dari keadaan.
Model Pengembangan
Kurikulum
• Model yang digunakan untuk mengembangkan
suatu kurikulum, pengembangan kurikulum
dibutuhkan untuk memperbaiki atau
menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk
dikembangkan sendiri baik dari pemerintah
pusat, pemerintah daerah atau sekolah.
PENDEKATAN DAN MODEL KURIKULUM

Sudut pandang dalam penyusunan kurikulum (sukmadinata,2000. I)


- Curriculum construction (kurkulum baru)
- Curriculum improvement (penyempurnaan kurikulum yang ada)

Cakupan Pengembangan Kurikulum ;


1. Pendekatan Top down
Muncul atas inisiatif para pejabat pendidikan atau para
administrator atau dari pemegang kebijakan pejabat pendidikan
(garis komando); line staff model (digunakan oleh negara
sentralistik)
Dilihat dari perkembangannya model ini menggunakan
(Curriculum construction & Curriculum improvement)

2. Pendekatan Grass roots


Inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari lapangan atau
guru-guru sebagai implementator, kemudian menyebar pada
lingkungan yang lebih luas, pendekatan ini lebih banyak
digunakan untuk Curriculum improvement; (digunakan oleh
negara desentralistik)
Administrative Model

• Inisiatif dan gagasan dari administrator


pendidikan
• Menggunakan prosedur administratif
• Top down
• Massive dan Prescriptive
• Juklak-juknis
• Sentralistik
ADMINISTRATIVE ADMINITRATOR

Prosedur Pengembangan
TIM PENGARAH
Pejabat di bawahnya,
Kurikulum
Ahli Pendidikan,
Ahli Kurikulum,
Ahli Disiplin Ilmu,
Tokoh Dunia Kerja &Perusahaan.DUDI
TIM KERJA
Ahli Pendidikan,
Ahli Kurikulum,
Ahli Disiplin Ilmu,
Perguruan Tinggi,
Guru Mata Pelajaran
TUGAS TIM PENGARAH
1. Merumuskan konsep dasar
2. Merumuskan landasan kurikulum
3. Merumuskan kebijaksanaan dan strategi utama dalam
pengembangan kurikulum
TUGAS TIM KERJA

1. Menyusun kurikulum yang lebih operasional


2. Menjabarkan konsep dan kebijaksanaan dasar
dari tim pengarah
3. Merumuskan tujuan operasional dari tujuan
yang lebih umum
4. Memilih dan menyusun sekuens bahan
pelajaran
5. Memilih strategi pengajaran dan evaluasi
6. Menyusun pedoman pelaksanaan kurikulum
bagi guru-guru
Ciri-ciri Model Administratif (Top
Down)
1. Membuat keputusan atau kebijakan
berkaitan dengan pengembangan
kurikulum,
2. Kurikulum ini tidak mengacu pada
perubahan kebutuhan masyarakat,tetapi
cenderung memenuhi pola pikir pihak
atasan (birokrat) dalam pendidikan,
3. Bersifat sentralisasi.
Grass Roots Model
• Desentralisasi Demokratis Guru sbg
inisiator
Distribusi kewenangan dalam mengembang
kann kurikulum
• Guru penyempurna dari pengajaran di
kelasnya.
Grass Roots Model
• PERTIMBANGANNYA
• Guru sebagai perencana,
• Guru sebagai Pelaksana,
• Guru penyempurna dari pengajaran di
kelasnya.
CIRI-CIRI GRASS-ROOTS MODEL
• Guru memiliki kemampuan yang profesional,
• Keterlibatan langsung dalam perumusan
tujuan, pemilihan bahan dan penentuan
evaluasi,
• Muncul konsensus tujuan, prinsip – prinsip
maupun rencana – rencana diantara para
guru,
• Bersifat desentralisasi dan demokratis.
The Demonstration Model / Model
Demonstrasi
• Model demonstrasi pada dasarnya bersifat grass-
roots, datang dari bawah.
• Model ini diprakarsai oleh sekelompok guru atau
sekelompok guru bekerja sama dengan ahli yang
bermaksud mengadakan perbaikan kurikulum.
• Model ini umumnya bersekala kecil, hanya mencakup
satu atau beberapa sekolah, satu komponen kurikulum
atau mencakup keseluruhan komponen kurikulum.
The Demonstration Model/Model Demonstrasi
• Menurut Smith, Stanley, dan Shores ada dua variasi model
demonstrasi ini:
• Sekelompok guru dari satu sekolah atau beberapa sekolah
ditunjuk untuk melaksanakan suatu percobaan tentang
pengembangan kurikulum.
• Bentuk kedua ini kurang bersifat formal. Beberapa guru
yang merasa kurang puas dengan kurikulum yang ada,
mencoba mengembangkan penelitian dan mengembang
kan sendiri.
Mereka mencoba menggunakan hal-hal yang lain yang
berbeda dengan yang berlaku.
Kelebihan Model Demonstratif
• Kurikulum ini lebih nyata dan praktis
karena dihasilkan melalui proses yang telah
diuji dan diteliti secara ilmiah,
• Perubahan kurikulum dalam skala kecil atau
pada aspek yang lebih khusus kemungkinan
kecil akan ditolak oleh pihak administrator,
akan berbeda dengan perubahan kurikulum
yang sangat luas dan kompleks,
Kelebihan Model Demonstratif
• Hakikat model demonstrasi berskala kecil akan
terhindar dari kesenjangan dokumen dan
pelaksanaan di lapangan,
• Model ini akan menggerakkan inisiatif, kreativitas
guru-guru serta memberdayakan sumber-sumber
administrasi untuk memenuhi kebutuhan dan
minat guru dalam mengembangkan program baru.
MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

1. Model Tyler ;
Lebih bersifat bagaimana merancang suatu kurikulum, sesuai dengan tujuan dan misi suatu
institusi pendidikan :
dengan 4 hal yang dianggap fundamental untuk mencapai tujuan:
a. Menentukan tujuan
(langkah utama merumuskan tujuan untuk mencapai arah atau sasaran pendidikan), sangat
tergantung dari teori, filsafat dan model kurikulum yang dianut.
Sumber perumusan tujuan berasal dari siswa, studi kehidupan masa kini, disiplin ilmu, filosofis,
dan psikologi belajar (tyler)

b. Menetukan Pengalaman Belajar


Segala aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan (dalam proses pembelajaran), tetapi
bukan pengalaman guru; namun merupakan apa yang akan dan telah diperbuat siswa.

Hal ini akan mempermudah bagi guru dalam mendisain lingkungan yang dapat mengaktifkan
siswa memperoleh pengalaman belajar, seperti : (mengembangkan kemampuan berpikir siswa,
membantu siswa dalam mengumpulkan informasi, membantu mengembangkan sikap sosial, dan
minat).

Ada beberapa prinsip dalam menetukan pengalaman belajar siswa :


1. Pengalaman siswa harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (akan menetukan
pengalaman pembelajaran)
2. Setiap pengalaman belajar siswa harus memuaskan siswa
3. Setiap rancangan pengalaman siswa harus belajar sebaiknya melibatkan siswa
4. Mungkin dalam saat pengalaman belajar dapat mencapai tujuan yang berbeda
c. Mengorganisasi Pengalaman Belajar
Merancang suatu kurikulum adalah mengorganisasikan pengalaman belajar baik dalam bentuk unit
mata pelajaran maupun dalam bentuk program. Pengorganisasian yang jelas akan memberikan
arah bagi pelaksanaan proses pembelajaran sehingga menjadi pengalaman belajar yang nyata
bagi siswa

Ada dua jenis pengorganisasian ;


1) Pengorganisasi secara vertikal (apabila menghubungkan pengalaman belajar dalam satu kajian
yang sama ditingkat yang berbeda); misal; geografi kelas lima dan enam
2) Pengorganisasi secara horisontal (apabila menghubungkan pengalaman belajar satu dan lainnya
saling mengisi dan memberikan penguatan), misal; geografi dan sejarah

Ada tiga jenis dalam mengorganisasi pengalaman, Tyler (1950:55)


1) Kontinuitas; (pengalaman harus berkesinamungan)
2) Urutan isi; (pengalaman harus memperhatikan tingkat perkembangan siswa)
3) Integrasi; (pengalaman harus menyeluruh setiap aspek; sikap, emosi atau keterampilan)

d. Evaluasi
penting dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan :
Ada dua fungsi evaluasi :
1) Fungsi Sumatif; digunakan untuk memperolah data tentang ketercapaian tujuan oleh peserta
didik; atau bagaimana tingkat pencapaian tujuan dan tingkat pencapaian isi kurikulum oleh
setiap siswa
2) Fungsi Formatif; untuk melihat efektivitas proses pembelajaran (sudah sempurna / perlu
perbaikan)
2. Model Taba ;
Bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai suatu proses perbaikan dan
penyempurnaan; Ada lima langkah :
a. Menghasilkan unit-unit percobaan :
b. Menguji coba unit eksperimen
c. Merevisi dan mengkosolidasikan unit-unit eksperimen
d. Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum
e. Implementasi dan diseminasi kurikulum yang telah teruji

3. Model Oliva ;
Kurikulum harus bersifat simpel, komprehensif dan sistematik.
pada model Oliva tampak 12 komponen yang harus dikembangkan.

Rumusan Rumusan Rumusan Rumusan IMPLEM EVALUA


filsafat Tujuan tujuan perencan ENTASI SI
Umum khusus aan

Model Oliva

Model yang dikembangkan ini dapat digunakan dalam beberapa dimensi :


1) Untuk penyempurnaan kurikulum sekolah dalam bidang-bidang khusus (studi tertentu)
2) Dapat digunakan untuk membuat keputusan dalam merancang suatu program kurikulum
3) Dapat digunakan dalam mengembangkan program pembeljaran secara khusus
4. Model Beucamp ;
Ada lima langkah :
a. Menetapkan wilayah/arena yang akan melakukan perubahan suatu kurikulum,
b. Menetapkan orang-orang yang akan terlibat dalam proses pengembangan kurikulum
c. Menetapkan prosedur yang akan ditempuh
d. Implementasi kurikulum
e. Melaksanakan evaluasi kurikulum

5. Model Wheeler;
Kurikulum merupakan suatu proses yang membentuk lingkaran. (proses yang terus
menerus)
pada model Wheeler menetapkan lima fase / tahapan yang merupakan pekerjaan yang
berlangsung secara sistematis / berurut.

1. Tujuan umum & khusus


2. Menetukan pengalaman
belajar

5. Evaluasi

3. Menetukan isi materi

4. Mengorganisasikan pengalaman
dan bahan belajar
Pengembangan kurikulum menurut Wheeler :
a. Menetukan tujuan umum dan khusus; merupakan tujuan yang bersifat normatif yang
mengandung tujuan filosofis (aim) atau tujuan pembelajaran umum yang bersifat praktis
(goal), sedangkan tujuan khusus adalah tujuan yang bersifat spesifik dan observable
(objektive) tujuan yang mudah terukur ketercapaiannya.
b. Menentukan pengalaman belajar yang mungkin dapat dilakukan oleh sisa untuk mencapai
tujuan yang dirumuskan dalam langkah pertama
c. Menentukan isi / materi pembelajaran sesuai dengan pengalaman belajar
d. Mengorganisasi / menyatukan pengalaman belajar dengan isi/materi
e. Melakukan evaluasi setiap fase perkembangan dan pencapaian tujuan

6. Model Nicholis ;
model Pendekatan siklus
Ada lima pengembangan :
a. Analisis situasi Menentukan tujuan khusus A
s it n ali
b. Menetukan tujuan khusus u a si s
si
c. Menentukan dan mengorganisasi isi
pelajaran
d. Menentukan dan mengorganisasi Evaluasi
Menentukan dan
metode mengorganisasi isi
e. Evaluasi pelajaran

Menentukan dan
mengorganisasi metode
7. Model Dynamic Skilbeck ;
Model pad level sekolah (School Nased Curriculum Development). Pengembangan
kurikulum sesuai kebutuhan sekolah
Ada lima langkah pengembangan :
a. Menganalisis situasi
b. Memformulasikan tujuan
c. Menyusun Program
d. Interpretasi dan Implementasi
e. Monitoring, feedback, penilaian dan rekonstruksi

Menganalisis situasi

Memformulasikan tujuan

Menyusun Program

Interpretasi dan Implementasi

Monitoring, feedback, penilaian dan rekonstruksi


Roger’s Interpersonal Relation Model /
Model Roger’s

• Carl Rogers adalah seorang ahli psikologi yang


berpandangan bahwa manusia dalam proses
perubahan mempunyai kekuatan dan potensi
untuk berkembang sendiri.
• Berdasarkan pandangan tentang manusia maka
Rogers mengemukakan model pengembangan
kurikulum yang disebut dengan model Relasi
Interpersonal Rogers.
.
Roger’s Interpersonal Relation
Model / Model Roger’s
• Empat langkah pengembangan kurikulum model
Rogers :
1. Pemilihan satu sistem pendidikan sasaran
2. Pengalaman kelompok yang intensif bagi
guru
3. Pengembangan satu pengalaman
kelompok yang intensif bagi satu kelas
atau unit pelajaran.
Roger’s Interpersonal Relation
Model / Model Roger’s
4. Melibatkan orangtua dalam pengalaman
kelompok yang intensif.
Rogers lebih mementingkan kegiatan
pengembangan kurikulum daripada rencana
pengembangan kurikulum tertulis, yakni
melalui aktivitas dan interaksi dalam
pengembangan kelompok intensif yang
terpilih

Anda mungkin juga menyukai