Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

A. Definisi Model Pengembangan Kurikulum


Model adalah konstruksi yang bersifat teoritis dari konsep. Dalam kegiatan
pengembangan kurikulum, model merupakan ulasan teoritis tentang proses
pengembangan kurikulum secara menyeluruh atau dapat pula hanya merupakan
ulasan tentang salah satu komponen kurikulum. Ada suatu model yang
memberikan ulasan tentang keseluruhan proses kurikulum. Akan tetapi, adapula
yang hanya menekankan pada mekanisme pengembangannya dan itu pun hanya
pada uraian pengembangang organisasinya.
Model pengembangan kurikulum adalah model yang digunakan untuk
mengembangkan suatu kurikulum, dimana pengembangan kurikulum dibutuhkan
untuk memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk
dikembangkan sendiri baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah ataupun dari
sekolah.

B. Model-Model Pengembangan Kurikulum


Terdapat beberapa model pengembangan kurikulum yang telah di
kembangkan oleh para ahli.
1. Model Pengembangan Kurikulum Zais
Robert S. zais mengemukakan delapan model kurikulum. Berikut beberapa
model kurikulum yang dikembangkan oleh Zais.
a. Model Administratif
Model ini merupakan model pengembangan kurikulum yang paling awal
dan sangat umum. Dalam model administrative terdapat garis model dari atas ke
bawah (top-down) yang artinya bahwa inisiatif pengembangan kurikulum berasal
dari pejabat tinggi, lalu secara structural dilaksanakan ditingkat bawah.
Cara kerja model administratif:
1) Atasan membentuk tim yang terdiri atas pejabat teras yang berwenang.
2) Tim merencanakan konsep rumusan tujuan umum dan rumusan falsafah.

31
32

3) Dibentuk beberapa kelompok kerja yang terdiri dari guru-guru dan spesialis
kurikulum untuk mermuskan tujuan kurikulum yang spesifik, menyusun
materi, kegiatan pembelajaran, dan system penilaian.
4) Hasil kerja kemudian direvisi oleh tim atas dasar pengalaman atau hasil dari try
out.
5) Setelah kurikulum direvisi kemudian baru dapat diimplementasikan.
Kekurangan dari model ini adalah kurangnya dampak perubahan kurikulum,
karena hasil kegiatannya dilaksanakan dari atas tanpa memperhatikan bawahan.
b. Model Akar Rumput (Grass-Roots)
Berbeda dengan model Administratif, inisiatif pada model akar rumput ini
berada pada staf pengajar yang sebagai pelaksana pada suatu sekolah atau pada
beberapa sekolah sekaligus. Didasarkan bada pandangan bahwa implementasi
kurikulum akan lebih berhasil jika staf pengajar sebagai pelaksana sudah sejak
semula diikutsertkan dalam pengembangan kurikulum dan pengmbangan
kurikulum bukan hanya melibatkan personel yang professional saja, namun
melibatkan juga peran siswa, orang tua, dan anggota masyarakat.
Prinsip-prinsip pada Model Grass-Roots:
1) Kurikulum bertambah baik jika kemampuan professional guru bertambah baik,
2) Kompetensi guru akan berambah baik jika guru terlibat secara pribadi di dalam
merevisi kurikulum,
3) Hasil pengembangan kurikulum akan lebih bermakna jika guru terlibat dalam
merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menyeleksi, mendefinisikan dan
memecahkan masalah, dan mengevaluai hasil,
c. Model Demonstrasi
Dalam model demonstrasi, sejumlah guru dalam satu sekolah dituntut untuk
mengorganisasikan dirinya dalam memperbaharui kurikulum dalam bentuk
organisasi yang terstruktur ataupun bekerja sendiri-sendiri. Dalam model ini,
pembaharuan kurikulum dilaksanakan dalam suatu skala kecil dahulu yang
kemudian diadopsikan kepada pengajar lainya. Yang diutamakan dalam model ini
adalah pemberian contoh dan teladan yang baik dengan harapan agar yang
didemonstrasikan akan disebarluaskan oleh guru/sekolah lain.
33

2. Model Terbalik Hilda Taba


Model ini dimulai dengan melaksanakan eksperimen, diteorikan kemudian
diimplementasikan, dengan maksud untuk menyesuaikan antara teori dan praktik,
serta menghilangkan sifat keumuman dan keabstrakkan kurikulum, maka ada
kegiatan eksperimental. Langkah yang ditempuh dalam model ini adalah :
1) Sejumlah staf pengajar menghasilkan unit-unit kurikulum yang akan di
eksperimenkan terlebih dahulu,
2) Unit-unit kurikulum tadi diujicobakan,
3) Merevisi serta mengkonsultaikan hasil uji coba,
4) Mengembangkan kerangka kerja teoritis,
5) Mengimplementasikan hasil yang telah diperoleh.

3. Model Oliva
Menurut Olivia, model perkembangan kurikulum terdiri dari tiga kriteria,
yaitu : simple, komprehensif dan sistematis. Model perkembangan kurikulum dari
Oliva mempunyai beberapa komponen, yaitu :
1) Menentukan filsafat yang digunakan;
2) Menganalisis kebutuhan masyarakat, sesuai dengan wilayah kurikulum itu
akan digunakan
3) Merumuskan tujuan umum dari kurikulum yanga akan dikembangkan
4) Merumuskan tujuan khusus, sebagai turunan dari tujuan umum
5) Menentukan cara pengimplementasian kurikulum
6) Menurunkan kurikulum dalam bentuk yang lebih operasional ke dalam tujuan
mata pelajaran yang akan dipelajari
7) Merumuskan tujuan khusus pembelajaran
8) Menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan
9) Menetapkan teknik penilaian yang tepat untuk digunakan
10) Mengimplementasikan strategi pembelajaran
11) Mengevaluasi pembelajaran
12) Mengevaluasi kurikulum.
34

4. Model Tyler
Model ini merupakan model yang palik dikenal bagi perkembangan
kurikulum dengan perhatian khusus pada fase perencanaan. Walaupun Tyler
mengajukan model pengembangan kurikulum secara komprehensif tetapi bagian
pertama dari modelnya (seleksi tujuan) mendapat sambutan yang baik dari para
pendidik. Model ini memiliki beberapa langkah pengembangan, yaitu:
1) Perencanaan kurikulum agar mengidentifikasikan tujuan umum dengan
mengumpulkan data dari tiga sumber, yaitu : kebutuhan peserta didik,
masyarakat dan subject matter,
2) Mereview dengan cara menyaring melalui dua saringan, yaitu filosofi
pendidikan dan psikologi belajar,
3) Menyeleksi pengalaman belajar yang menunjang pencapaian tujuan,
4) Mengorganisasikan pengalaman kedalam unit-unit dan menggambarkan
berbagai prosedur evaluasi,
5) Mengarahkan dan menguatkan pengalaman belajar dan mengkaitkannya
dengan evaluasi terhadap keefektifan perencanaan dan pelaksanaan,
6) Evaluasi pengalaman belajar.
7) Kesimpulan

Adanya model-model pengembangan kurikulum tersebut memegang


peranan penting dalam kegiatan pengembangan kurkulum. Dengan mempelajari
model-model pengembangan kurikulum makan dalam kegiatan pengembangan
kurikulum akan terasa mudah. Pada saat ini banyak ahli yang mengemukakan
tentang model-model pengembangan kurikulum, tetapi setiap model
pengembangan memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh sebab itu, pemilihan
suatu model pengembangan kurikulum sebaiknya perlu disesuaikan dengan
system pendidikan dan system pengelolaan pendidikan yang dianut dan
mempertimbangkan model pegembangan kurikulum yang sesuai dengan yang
diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai