Anda di halaman 1dari 18

MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM MAKALAH

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah)

PENGEMBANGAN KURIKULUM

Oleh : Asri Nuriyah (D07209037) Dosen Pembimbing: Atik Chaerati shaleh

FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2010

KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah Yang Pengasih dan Penyayang. Shalawat dan Salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad S.A.W. Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan penyususunan makalah yang berjudul model-model pengembangan kurikulum. Kami mengucapkan terimakasih kepada Bu Atik pembimbing kami dalam menyusun makalah ini. Makalah ini disusun bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang model-model pengembangan kurikulum Mudah-mudahan makalah yang kami susun ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kepada para pembaca kami harap kritik dan saran yang membangun demi kebaikan makalah ini. selaku dosen

Surabaya, 17 Oktober 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ DAFTAR ISI........................................................................................... BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang ............................................................................. B. Rumusan masalah........................................................................ C. Tujuan masalah ........................................................................... BAB II. PEMBAHASAN A. Pengertian model Pengembangan Kurikulum B. Model-model pengembangan kurikulum .................................... C. Analisis model-model ................................................................. BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. DAFTAR PUSTAKA .

1 2

3 3 3

4 4 12

17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


Pengembangan kurikulum pada dasarnya berkisar pada hal-hal sebagai berikut: perkembanagan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melaju cepat, pendidikan merupakan proses transisi dan manusia dalam keadaan terbatas kemampuannya untuk menerima, mengolah, dan menyampaikan informasi. Atas dasar ini maka diperlukan suatu proses pengembangan kurikulum yang merupakan suatu masalah pemilihan kurikulum yang penyelesaiannya dapat ditinjau dari berbagai pendekatan. untuk merealisasikannya maka diperlukan suatu model pengembangan kurikulum dengan pendekatan yang sesuai. Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemilihan suatu model, disamping berdasarkan atas kelebihan dan kelemahannya, serta kemungkinan pencapaian hasil optimal, juga perlu disesuaikan dengan system pendidikan dan system pengelolaan pendidikan yang dianut, serta model konwsep pendidikan mana yang dipergunakan.

B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian model pengembangan kurikulum? 2. Apa saja model-model pengembangan kurikulum? 3. Apa keutamaan dan kelemahan masing-masing model pengembangan kurikulum? C. Tujuan Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami pengertian model pengembangan kurikulum, model-model pengembangan kurikulum dan kelebihan serta kelemahan masing-masing model.

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Model pengembangan Kurikulum


Pengertian model, seperti dikemukakan Cohen dengan mengutip pendapat Parsons adalah: The most general sense of the term seems to be that of an ideal type of structure process, arrived at by hypothetical premises, which is the used, through comparison data, to analyze such data. In this meaning model seems to be almost identical with theorical sheme.1 Definisi diatas memberikan pengertian bahwa model adalah suatu bentuk mengenai susunan proses yang diwujudkan dalam penalaran hipotesis dan rumusan-rumusan teori, yang kemudian menggunakan perbandingan data, yang dipakai untuk menganalisa data tersebut. Dalam hal ini tampaknya model hamper identik dengan skema. Kurikulum dalam bentuknya yang sederhana merupakan himpunan pengalaman, system nilai, pengetahuan, keterampilan, dan pola sikap yang akan diberikan kepada siswa. Keseluruhan yang disajikan itu merupakan bekal para siswa dalam mengembangan masyarakat dikemudian hari. Dari pengertian model dan kurikulum diatas dapat dikatakan, bahwa model pngembangan kurikulum adalah suatu konsep untuk menggambarkan secara keseluruhan proses kurikulum atau konsep mengenai salah satu kurikulum. 2. Model-model pengembangan kurikulum Model yang dipergunakan dalam proses pengembangan kurikulum dapat ditunjukkan mulai dari satu model yang sederhana sampai dengan model yang paling sempurna. Model-model pengembangan kurikulum tersebut diantaranya adalah: A. Model pengembangan kurikulum dari Roger Model yang diajukan Rogers ini masih dalam bentuk paling sederhana. Model ini banyak dipakai oleh tenaga pengajar, mulai dari sekolah
1

D Cohen, 1962, The Development of an Australian Science Curriculum Model, (AN unpublished doctoral thesis), hlm.242

Dasar sampai dengan perguruan tinggi. Model yang ada disusun dari modelmodel yang ada sebelumnya. Ada empat model dalam pengembangan kurikulum ini, yakni: Model l (model yang paling sedrhana) menggambarkan bahwa kegiatan pendidikan semata-mata terdiri dari kegiatan memberikan informasi (isi pelajaran) dan ujian. Hal itu berdasarkan asumsi bahwa pendidikan adalah evaluasi dan evaluasi adalah pendidikan. Serta pengetahuan adalah akumulasi materi dan informasi. Dan asumsi diatas dapat digambarkan sebagai berikut: Isi/Materi Pelajaran

Ujian (evaluasi)

Model ini merupakan model pengembangan kurikulum yang umum dan bersifat tradisional. Walaupun model ini tidak memadai tetapi memberikan pertanyaan yang sifatnya fundamental, yaitu: 1. Mengapa saya mengajarkan mata pelajaran itu? 2. Bagaimana saya mengetahui keberhasilan dalam mengajarkan mata pelajaran itu? Pertanyaan pertama berhubungan dengan isi mata pelajaranndan pertanyaan kedua secara tidak langsung berkaitan dengan ujian.untuk menjawabnya diperlukan validitas dan signifikasi terhadap apa yang diajarkan. Model I mengabaikan cara-cara yang memungkinkan proses belajarmengajar berlangsung secara bermakna. Model melalaikan beberapa aspek yang berkaitan dalam proses belajar mengajar.aspek-aspek penting ini tidak akan dilalaikan jika pertanyaan-pertanyaan berikut ini dimunculkan: 3. Mengapa saya mengajarkan mata pelajaran ini dengan cara arau metode tertentu? 4. Bagaimana saya harus mengorganisasikan isi/materi pelajaran ini?

Pertanyaan-pertanyaan diatas menciptakan model ll seperti bagan berikut ini: Metode/ Cara Mengajar Organisasi isi/materi pelajaran

Isi/materi pelajaran

Ujian / Evaluasi Model ll sebagai suatu model pengembangan kurikulm yang telah diperbaiki. Walaupun sudah mengalami perbaikan dari model l, tetapi masih mengabaikan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 5. Buku-buku wajib dan buku-buku bacaan apakah yang harus dipergunakan dalam mata pelajaran itu? 6. Alat / media pengajaran manakah yang sanagt membantu dalam mata pelajaran itu? Dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan diatas, maka muncul lagi model pengembangan kurikulum lll, sebagaimana bagan dibawah ini. Metode / cara mengajar Teknologi pendidikan Organisasi isi/materi pelajaran

Isi/materi pelajaran

Ujian/evaluasi Model lll merupakan pengembangan lebih lanjut dari model sebelumnya. Model lll telah memasukkan teknologi pendidikan sebagai media/alat dan
6

software (perangkat lunak) yang mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. pengembangan kurikulum yang berorentasi pada bahan pelajaran hanya akan sampai pada model lll tersebut. Padahal masih ada satu pertanyaan fundamental untuk mengembangkan kurikulum yang sempurna, yaitu: 7. Apakah yang saya harapkan dari siswa yang harus mereka lakukan sebagai hasil pengajaran saya ini? Pertanyaan diatas mendukung pengembangan model ku yang lebih sempurna pada model lV dengan komponen-komponen sebagai berikut:

Metode / cara mengajar

Teknologi pendidikan

Organisasi isi/materi pelajaran

tujuan/ sasaran

isi / materi pelajaran

Ujian (evaluasi)

Model lV ini merupakan model pengembangan kurikulum yang sempurna. Sebab, tujuan atau sasaran pada model ini sebagai bagian dari salah satu komponennya. Tujuan atau sasaran ini sebenarnya akan membantu menjawab terhadap semua pertanyaan sebelumnya. B. Model pegembangan kurikulum dari Ralp Tyler Dalam bukunya yang berjudul Basic Principles Curriculum and Instraction (1949), tyler mengatakan bahwa curriculum development needed to be treated logically and systematically. Ia berupaya menjelaskan tentang pentingnya
7

pendapat secara rasional, menganalisis, menginterpretasi kurikulum dan program pengajaran dari suatu lembaga pendidikan.2 Lebih lanjut, tyler mengungkapkan bahwa untuk mengembangkan suatu kurikulum, perlu menempatkan empat pertanyaan berikut: 1. Tujuan-tujuan pendidikan apakah yang seharusnya dicapai oleh sekolah atau lembaga pendidikan? 2. Pengalaman pendidikan apakah yang sangat perlu disediakan, yang kiranya dapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan diatas? 3. Bagaimanakah pengalaman pendidikan dapat diorganisasikan atau disusun secara efektif? 4. Bagaimana dapat diketahui dan ditentukan bahwa tujuan-tujuan tersebut telah dicapai? Pemikiran Ralp Tyler tersebut telah banyak mendasari alam

pengembangan kurikulum masa sekarang. C. Model Pengembangan kurikulum dari Hilda Taba Pada beberapa buku karya Hilda Taba, yang paling terkenal dan besar pengaruhnya adalah Curriculum Development: Theory and Practice (1962). Dalam buku ini Hilda Taba mengungkapkan pendekatannya untuk proses pengembangan kurikulum. Dalam pekerjaannya itu Hilda Taba memodifikasi model dasar Tyler agar lebih representative terhadap pengembangan kurikulum diberbagai sekolah. Secara khusus, Taba menganjurkan untuk menggunakan pertimbangan ganda terhadap isi (organisasi kurikulum yang logis) dan individu pelajar (psikologi organisasi kurikulum). Langkah-langkah dalam proses pengembangan kurikulum menurut Taba adalah: Step 1 Step 2 Step 3
2

: diagnosis kebutuhan : formulasi pokok-pokok : seleksi isi

Idi, Abdullah, 2010, pengembangan kurikulum teori dan praktek, Ar-Ruzz Media: Yogyakarta, hlm.154

Step 4 Step 5 Step 6 Step 7

: organisasi isi : seleksi pengalaman belajar : organisasi pengalaman belajar ; penentuan tentang apa yang haru dievaluasi dan cara untuk melakukannya.

Taba memiliki argument untuk sesuatu yang rasional, sebagai pendekatan berikutnya dalam pengembangan kurikulum. Selanjutnya agar lebih rasional dan ilmiah daam suatu pendekatan, taba mengklaim bahwa keputusankeputusan pada elemen mendasar harus dibuat berdasarkan yang valid. Kemudian taba mengklaim bahwa jika pengembangan kurikulum menjadi logis, program yang teratur itu harus diuji secara tepat berdasarkan peraturan kurikulum yang dibuat dan bagaimana hal itu diterapkan. D. Model Pengembangan Kurikulum menurut Robert S. Zaiz Robert S. Zailz mengemukakan delapan model pengembanga kurikulum sebagai berikut:3 a) Model Administratif Model administratif dikenal juga dengan model garis dan staf, unit staf, atau sering pula dinamakan dari atas ke bawah (top-down(. Dikatakan demikian, karena inisiatif dan gagasan pengembangan kurikulum dating dari administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi. Dengan wewenang administrasinya, administrator pendidikan apakah dirjen, direktur, atau kepala kantor wilayah pendidikan dan kebudayaan membentuk suatu komisi atau tim pengarah pengembangan kurikulum. Para anggota tim terdiri atas pejabat dibawahnya, para ahli pendidikan dan kurikulum, ahli disipln ilmu, dan para tokoh dari dunia kerja.tim ini bertugas untuk merumuskan konsep-konsep, landasan-landasan dasar, kebijaksanaan, dan strstegi utama dalam pengembangan

kurikulum.kemudian, setelah konsep-konsep dasar telah dirumuskan dan mendapatkan kajian secara saksama, administratur menyusun tim dan komisi kerja pngembangan kurikulum. Tim ini meliputi para ahli pendidikan. Tim ini
3

Robert S Zaiz, Op. Cit. hlm. 20-26

bertugas menyusun kurikulum yang bersifat operasional, dijabarkan dari konsep-konsep dan kebijaksanaan dasar yang telah digariskan dari tim pengarah. b) Model dari bawah Model ini berada di tangan staf pengajar sebagai pelaksana pada suatu sekolah. Model ini diadasarkan pada pandangan bahwa implementasi kurikulum akan lebih berhasil jika staf pengajar sebagai pelaksana sudah sejak semula diikutsertakan dalam pengembangan kurikulum. Kegiatan pengembanagan kurikulum ini sangat memperhatikan kerjasama dengan orangtua, peserta didik dan masyarakat. Kerjasama diantara sesama pengajar dengan sendirinya merupakan bagian yang penting dalam model ini.kedudukan administrator hanyalah cukup memberikan bimbingan dan dorongan saja dan staf pengajar akan melaksanakan tugas pengembangan kurikulumnyasecara demokratis. Biasanya pada langkah-langkah tertentu lokakarya utuk membahas langkah-langkah selanjutnya, yang melibatkan staf pengajar, kepala sekolah, orangtua peserta didik, orang awam, para konsultan, dan nara sumber lainnya. c) Model demonstrasi Pembaharuan kurikulum dilakukan ole sejumlah staf pengajar dalam satu sekolah yang terorganisasi. Jika hasil pembaharuan tersebut berhasil maka sekolah lainnya mengadopsinya. Selain secara formal, ini dapat pula dilaksanakan secara tidak formal. Hal ini berarti, staf pengajar bekerja dalam bentuk organisasi terstruktur atau bekerja sendiri-sendiri. Dalam model pembaharuan kurikulum dicontohkan dalam suatu skala kecil untuk diadopsikan oleh para pengajar lainnya. d) System Beauchamp Model ini diformulasikan oleh G.A. Beauchamp yang mengemukakan bahwa ada lima langkah penting dalam pengambilan keputusan mengenai pengembangan kurikulum, yakni:4

George A Beauchamp dalam Nana Syaddih Sukmadinata, Op. Cit, hlm.181

10

Pertama, kegiatan yang harus dilakukan adalah menetapkan area atau lingkup wilayah yang akan dicakup oleh pengembangan kurikulum. Kedua, menetapkan personalia, yaitu orang-orang yang turut serta terlibat dalam pengembangan kurikulum Keempat, tahap untuk mengimplementasikan kurikulum secara sistematis Kelima, sebagai langkah terakhir, yakni menyelenggarakan evaluasi kurikulum. Dimensi-dimensi yang dievaluasi meliputi kurikulum oleh staf, rencana kurikulum hasil belajar, dan system kurikulum. e) Model terbalik Hilda Taba Model ini merupakan kebalikan cara lazim ditempuh secara deduktif, sehingga cara ini lebih bersifat induktif. Karena itu model ini dikatakan terbalik. Model ini dimulai dengan melaksanakan eksperimen, diteorikan dan kemudian diimplementasikan. Penerapan model ini untuk menjembatani lebih dekat anatara teori dan praktik, serta menghilangkan sifat keumuman dan keabstrakan kurikulum yang sering terjadi, jika dilakukan tanpa eksperimental. f) Model hubungan Interpersonal dari Rogers (Rogers Intervented Relation Model) Ia mendasarkan pandangannya bahwa kurikulum diperlukan dala rangka mengembangkan individu yang terbuka, luwes, dan adaptif (penyesuaian) terhadap situasi perubahan. Kurikulum model ini hanya dapat dilaksanakan oleh pendidikan yang terbuka, luwes, dan berorientasi pada proses, sehingga diperlukan kelompok dalam latihan sensitif. Kelompok yang demikian seharusnya terdiri dari 10-15 orang dengan seorang pengajar sabagai fasilitator. Kelompok tersebut kemungkinan berkomunikasi interpersonal secara luas. g) Model action Research yang sistematis. Model pengembangan kurikulum ini didasarkan pada asumsi bahwa perubahan kurikulum merupakan perubahan sosial. Hal itu mencakup
11

suatu prses yang melibatkan orangtua, siswa, guru, struktur system sekolah, pola hubungan pribadi, dan kelompok dari sekolah dan masyarakat. Model ini didasarkan atas tiga factor utama yang meliputi: 1) adanya hubungan antar manusia, 2) organisasi sekolah dan masyarakat, 3) otoritas ilmu. Langkah pertama dalam model ini adlah dirasakan adanya suatu masalah dalam sekolah yang perlu diteliti secara mendalam. Langkah kesua adalah menyelenggarakan atau melaksanakan keputusan yang telah diambil dan menjalankan rencana yang telah disusun. h) Model Teknologi Model teknologi mempunyai tiga variasi, antar lain: 1) model analisis perilaku, 2)model analisis system,3) model berdasarkan komputer. Model analisis perilaku melalui kegiatan dengan jalan melatih kemampuan anak didik, mulai dari sederhana sampai pada yang kompleks secara bertahap. Model analisis system memulai kegiatannya dengan jalan menjabarkan tujuan-tujuan secara khusus, kemudian menyusun alat-alat pengukur untuk menilai keberhasilannya dan mengidentifikasi sejumlah factor yang berpengaruh terhadap proses penyelenggaraannya. Model berdasarkan computer memulai kegiatan dengan

mengidentifikasikan sejumlah unit-unit kurikulum lengkap dengan tujuantujuan instruksional khususnya. Pengajar dan siswa diwawancarai tentang tujuan-tujuan tersebut dan data-data itu disimpan dalam computer. Data tersebut dimanfaatkan dalam menyusun konten / materi pelajaran untuk siswa. 3. Analisis terhadap Model-model pengembangan kurikulum Analisis terhadap model-model pngembangan kurikulum dapat ditinjau dari dua segi, yakni: 1) Segi kekutan masing-masing model 2) Segi kelemahan-kelemahannya Pada model Rogers:
12

Kekuatan pada model l, model ini masih dalam bentuk sederhana dan model ini banyak dipakai oleh tenaga pengajar mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.Kelemahannya, model ini mengabakan cara-cara yang memungkinkan proses belajar mengajar berlangsung secara bermakna. Model ini melalaikan beberapa aspek yang berkaitan dalam proses belajar mengajar. Kekuatan pada model ll, sudah dipkirkan pemilihan metode yang kiranya efektif bagi berlangsungnya proses pengajaran. Disamping itu, bahan pengajaran juga sudah disusun secara sistematis, dari yang mudah ke yang sukardan juga memperhatikan belum luas dan dalamnya suatu bahan

pelajaran.Kelemahannya,

memperhatikan

masalah

teknologi

pendidikan yang sangat menunjang keberhasilan kegiatan pengajaran. Kekuatan pada model lll, dengan memasukkan unsure teknologi pendidikan, maka hal tersebut dapat menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar.Kelemahannya, model ini melalaikan tujuan dari kegiatan belajar mengajar. Kekuatan pada model lV, dengan memasukkan unsur tujuan ke dalamnya. Tujuan itulah yang akan mengikat seluruh komponen yang lainnya. Pada model Raip Tyler memiliki kekuatan, para pendidik dan para pengembang kurikulum yang bekerja dibawah model ini memberikan suatu jalan yang tidak terbelit-belit dan mempunyai pendekatan waktu yang efisien sehingga bisa menemukan atau melakukan tugas kurikulum dengan baik.Sedangkan kelemahannya adalah, untuk pengukuran yang sangat besar, kelemahan yang tamapak ini disebabkan karena perbedaan berpikir dan pendekatan kurikulumnya, seperti halnya latar belakang pengalaman, atau kurangnya pengalaman yang dimiliki seorang pendidik.pendidik yang tidak mempersiapkan diri untuk berpikir dan mengembangkan pemikirannya secara logis dan sistematis pasti akan mengalami kesulitan menggunakan pendekatan ini dalam mengembangkan kurikulum. Kekuatan model Hilda Taba, taba telah mendapatkan sesuatu yang
13

sifatnya rasional, yang menyokong pembangunan kurikulum, setidaknya dari

perspektif rasional. Menggunakan tata urutan pengembangan kurikulum dari tujuan, formula isi, aktifitas belajar, sampai akhirnya evluasi atas sejauhmana tujuan-tujun dapat dcapai dengan pemikiran jernih, sungguh merupakan daya tarik tesendri.Sedangkan kelemahan dari model ini adalah akibat terlalu berlebihan menekanan pada formula hasil, sepert mementingkan tujuan perilaku. Dengan waktu yang bgitu terbatas, para pendidik banyak sekali menggunakan berbaai komoditas dalam tulisan yang dengan tepat

mengungkapakan tujuan-tujuan perilaku. Akibatnya pendidikpun menghindari mdel ini sedapat mungkin. Pada model administrasi,kekuatan model ini, mudah dilaksanakan dinegara pngnut sstem sentralisasi dalam membangun kurikulum dan negaa yang kemampuan professional staf pengajarnya masih lemah.kelemahan model ini terletek pada dampak perubahan kurikulum yang kurang memperhatikan pada perubahan masyarakat karena hasil kegiatan

dilaksanakan dari atas. Kelemahan yang lainnya adalah apa yang dihasilkan diterapkan secara seragam pda ebutuhan an kekhususan daerah,dimana semestinya menntut adanya keragaman sesuai dengan situasi dan kondidi masing-masing. Model dari bawah, mempunyai kekuatan pada proses pengambilan keputusannya yang terletak pada pelaksana dengan mengikutsrtakan para staf pengajar. Kelemahannya, bahwa model ini mengabaikan segi teknis professional dari pengembangan kurikulum. Pada model demonstrasi memiliki kekuatan yang terletak pada suatu bagian kurikulum terjamin kecermatan dan keabsahannya. Sebab model ini sebelumnya melalui eksperimen.dan kelemahannya, terletak pada staf pengajar yang tidak ikut serta akan menentang gagasan-gagasan yang telah dihasilkan. System beuchamp memiliki kekuatan adanya penegasan sehingga mudah dan jelas ruang lingkup yang dilakukan. Sedangkan kelemahannya adalah kurangnya dampak perubahan kurikulum yang kurang memperhatikan perubahan masyarakat dan penyeragaman kurikulum untuk semua daerah,
14

sehingga besar kemungkinan kurikulum terebut tidak sesuai dengan daerah masing-masing. Model terbalik Hilda taba memiliki kekuatan yang terletak pada adanya integrasi antara teori dan praktik. Sedang kelemahannya terletak pada sulitnya mengorganisasikan model ini, karena memerlukan kemampuan teoritis dan professional yang tinggi dari para staf pengajar. Model hubungan interpersonal rogers memiliki kekutan mendekatkan permasalahan dengan para pelaksananya sehingga memdahkan

pemecahannya. Kelemahannya, sukar dilaksanakan karena mahal, waktunya relatif lama, dan sukar diorganisasikan. Model action research memiliki kekuatan pada adnya hubungansekolah dengan masyarakat dan adanya otoritas ilmiah. Kelemahannya terletak pada penerapannya, dimana memerlukan staf professional yang khusus dan teratih dalam penelitian. Model teknologi memiliki kekuatan pada penyelenggaraan yang sistematis dan menjangkaukawasan yang luas. Kelemahannya keahlian dan spesialisasi dan profesionalisasi personal merupakan penghambat jika model ini digunakan.

15

BAB III PENUTUP KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut; Bahwa model pngembangan kurikulum adalah suatu konsep untuk menggambarkan secara keseluruhan proses kurikulum atau konsep mengenai salah satu kurikulum. Model-model pengembangan kurikulum meliputi; 1. Model pengembangan kurikulum menurut Rogers, yang memiliki empat model 2. Model pengembangan kurikulum menurut Hilda Taba 3. Model pengembangan kurikulum menurut Ralp Tyler 4. Model pengembangan kurikulum menurut Zaiz, yang mengungkapkan delapan model a) Model administratif b) Model dari bawah c) Model demonstrasi d) System Beauchmp e) Model terbalik Hilda taba f) Model hubungan interpersonal dari Rogers g) Model action Research yang sistematis h) Model teknologi Masing-masing model memiliki kekuatan dan kelemahan tersendiri.

16

DAFTAR PUSTAKA Idi, Abdullah, 2007, Pengembangan Kuikulum teori dan praktik.

Jogjakarta;Ar-Ruzz Media Subandijah, 1993, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta Utara;PT. Raja Grafindo Persada. Syarif, Hamid A., 1996, Pengembangan Krikulum. Surabaya; PT. Bina Ilmu. Nurgiyantoro, Burhan, 1988, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. BPFE; Yogyakarta

17

Anda mungkin juga menyukai