Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PENGEMBANGAN KURIKULUM IPA

PENGEMBANGAN KURIKULUM MODEL BEAUCHAMP

OLEH :

I DEWA GEDE AGUNG


NIM. 1823071016

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2018
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM BEAUCHAMP

1 Gambaran Umum Model Pengembangan Kurikulum Beauchamp


1.1 Konsep Model Pengembangan Kurikulum Beauchamp
Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik
pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya.
Menurut pandangan lama, kurikulum merupakan kumpulan mata pelajaran yang harus
disampaikan guru atau dipelajari siswa. Anggapan ini telah ada sejak zaman Yunani
Kuno, namun dalam lingkungan dan hubungan tertentu pandangan ini masih dipakai
sampai sekarang. Banyak orangtua bahkan juga para guru, kalau ditanya tentang
kurikulum akan memberikan jawaban sekitar mata pelajaran. Lebih khusus mungkin
kurikulum diartikan hanya sebagai isi pelajaran. Pendapat-pendapat yang muncul
selanjutnya telah beralih dari menekankan pada isi menjadi lebih memberikan tekanan
pada pengalaman belajar, bahkan juga menunjukkan adanya perubahan lingkup dari
konsep yang sangat sempit kepada yang lebih luas (Herdiana, 2009).
Kurikulum model sistemik Beauchamp mengidentifikasi serangkaian pembuatan
keputusan penting dalam dunia pendidikan yang saat ini masih terpakai dalam
pengimplementasian rangkaian materi ajar. Terdapat beberapa pemikiran Beaucham
yang berpengaruh terhadap penerapan kurikulum, diantaranya sebagai berikut (Aman,
2011).
1. Adanya arena rekayasa kurikulum. Untuk mengimplemntasikan kurikulum
pendidikan harus ada wadah yang tepat berupa wadah/lembaga pendidikan
guna bagaimana menerapkan, mengevaluasi dan merevisi pengembangan
rekayasa kurikulum tersebut. Dengan adanya arena rekayasa kurikulum maka
diharapkan mampu menunjukkan perbandingan ketepatan mana yang bisa
terpakai dan mana yang memerlukan perbaikan yang berlanjut.
2. Memilih dan melibatkan: 1) spesialis, tenaga spesialis merupakan tenaga ahli
dalam bidang rancang bangun kurikulum pendidikan. Tenaga spesialis ini
mampu menciptakan bentuk yang tepat dengan membaca perkembangan zaman
sehingga pendidikan secara terus menerus berkembang, 2) guru kelas, tenaga
pendidik sebagai ujung tombak pendidikan karena guru yang mengajar di kelas
paling banyak mengetahui perkembangan materi ajar, 3) para profesional dalam
sistem sekolah, tenaga profesional bisa menjadi sumber inspirasi bagi
perkembangan pendidikan karena dengan hadirnya tenaga profesional berarti
melakoni satu bidang ilmu dengan sebaik dan seoptimal mungkin dengan tujuan
menerampilkan peserta didik itu sendiri, dan 4) para profesional ditambah
beberapa anggota masyarakat dari berbagai lapisan yang diambil secara
refresentatif. Tenaga profesional dan masyarakat sebagai pemilik product
pendidikan maka sangat diperlukan saran kritikan yang hadir dari mereka.
3. Organisasi dan prosedur perencanaan kurikulum, yakni langkah-langkah yang
harus diikuti dalam merumuskan tujuan, menganalisis kompetensi, memilih
materi dan kegiatan belajar (Aman, 2011).
4. Implementasi kurikulum. Penerapan kurikulum merupakan reaksi masukan dari
berbagai elemen dan sesuai dengan perkembangan pendidikan sehingga akan
menghasilkan pengetahuan objektif dan mampu/trampil meningkatkan tarap
hidup masyarakat.
5. Evaluasi kurikulum. Dalam hal ini minimal memiliki empat dimensi: 1) evaluasi
terhadap kurikulum yang digunakan guru, 2) evaluasi desain kurikulum, 3)
evaluasi lulusan, 4) evaluasi sistem kurikulum.
.
1.2 Teori Model Pengembangan Kurikulum Beauchamp
Para pakar pada dasarnya sependapat bahwa teori kurikulum adalah suatu
perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, makna
tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan antara unsur-unsur kurikulum,
karena adanya petunjuk perkembangan, penggunaan, dan evaluasi kurikulum. Bahan
kajian dari teori kurikulum adalah hal-hal yang berkaitan dengan penentuan keputusan,
penggunaan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kurikulum, dan lain-lain
(Direktorat PLB, 2004).
Menurut Beauchamp (dalam Sukmadinata, 2005), teori kurikulum secara
konseptual berhubungan erat dengan pengembangan teori dan ilmu-ilmu lain. Hal-hal
yang penting dalam pengembangan teori kurikulum adalah penggunaan istilah-istilah
teknis yang tepat dan konsisten, analisis dan klasifikasi pengetahuan, penggunaan
penelitian-penelitian prediktif untuk menambah konsep, generalisasi atau kaidah-
kaidah, sebagai prinsip-prinsip yang menjadi pegangan dalam menjelaskan fenomena
kurikulum.
Beauchamp (dalam Sukmadinata, 2005) merangkumkan perkembangan teori
kurikulum antara tahun 1960 sampai dengan 1965.Menurut Beaucham (dalam
Herdiana, 2009) ada lima prinsip yang mendasari pengembangan kurikulum, yaitu
sebagai berikut.
1. Setiap kurikulum harus dimulai dengan suatu perumusan atau pendefinisian tentang
kejadian yang dicakupnya.
2. Setiap kurikulum harus mempunyai kejelasan tentang nilai-nilai dan sumber
pangkal tolaknya.
3. Setiap kurikulum perlu mengkaji karakteristik dan disainnya.
4. Setiap kurikulum harus menggambarkan proses-proses penentuan komponennya
serta interaksi di antara komponen tersebut.
5. Setiap kurikulum harus mempersiapkan proses penyempurnaanya.
Gambaran di atas, menunjukkan bahwa evaluasi terhadap pengembangan
kurikulum model Beaucham ini digunakan untuk memberikan kesinambungan serta
pertumbuhan dari tahun ketahun atau perseuaian dengan konteks. Secara umum, model
ini sudah dianggap lengkap (ada rancangan, tujuan, analisis, dan evaluasi), namun
masih terdapat berbagai pertanyaan yang tak terjawab dalam proses rekayasa
kurikulum. Dalam beberapa hal, model ini hampir sama dengan model administratif,
terutama dalam orientasinya dari atas kebawah (bersifat sentralistik) (Aman, 2011).

2 Langkah-Langkah Model Pengembangan Kurikulum Beauchamp


Model pengembangan kurikulum ini, dikembangkan oleh Beauchamp, seorang
ahli kurikulum. Beauchamp mengemukakan lima hal di dalam pengembangan
kurikulum, yaitu sebagai berikut (Hamalik, 2000).
1. Langkah Pertama
Pejabat pemerintah yang berwenang dalam pengembangan kurikulum harus
menentukan lebih dahulu lokasi atau wilayah yang akan dijadikan pilot proyek
untuk pengembangan kurikulum. Pemilihan lokasi atau wilayah yang ditentukan
sesuai dengan skala pengembangan kurikulum yang telah direncanakan. Bila
kurikulum yang ingin dikembangkan berskala makro atau nasional, maka wilayah
atau lokasi yang akan dijadikan pilot proyek adalah propinsi, seandainya bersifat
daerah atau berskala mikro maka sekolah dapat dijadikan lokasi pilot proyek.
2. Langkah Kedua
Setelah wilayah atau lokasi yang akan menjadi pilot proyek sudah ditetapkan, maka
langkah berikutnya adalah menentukan personalia yang akan ikut terlibat di dalam
pengembangan kurikulum. Beauchamp melibatkan orang-orang dari staf ahli
kurikulum, pakar kurikulum dari perguruan tinggi dan guru-guru sekolah yang telah
dipilih, pakar pendidikan, masyarakat yang dihimpun dari berbagai kalangan yaitu
dari pengarang atau penulis, penerbit, politikus, pejabat pemerintah, pengusaha dan
industriawan.
3. Langkah Ketiga
Bila personalia sudah disusun dengan baik maka langkah berikutnya adalah
pengorganisasian personalia-personalia tersebut dalam lima tim yang terdiri dari:
1) Tim pengembang kurikulum
2) Tim peneliti kurikulum yang sedang dipakai atau sedang dipergunakan
3) Tim untuk mempelajari kemungkinan penyusunan kurikulum
4) Tim perumus untuk kriteria-kriteria kurikulum yang akan disusun
5) Tim penyusun dan penulis kurikulum baru.
Sedangkan prosedur kerja yang akan dilalui adalah sebagi berikut.
a. Merumuskan tujuan baik tujuan umum maupun tujuan khusus.
b. Memilih atau menseleksi materi.
c. Menentukan pengalaman belajar.
d. Menentukan kegiatan dan evaluasi.
e. Menentukan desain.
4. Langkah Keempat
Pada langkah ini ditentukan implementasi kurikulum. Pelaksanaan kurikulum
merupakan pekerjaan yang cukup rumit karena membutuhkan kesiapan dalam
banyak hal, seperti guru sebagai pelaksana kurikulum di kelas, fasilitas, siswa,
dana, manajerial pimpinan sekolah atau administrator sekolah.
5. Langkah Kelima
Setelah semua kebutuhan untuk kepentingan pelaksanaan atau implementasi
terpenuhi dan sudah dapat dilaksanakan, maka langkah berikutnya yang merupakan
langkah terakhir dari pengembangan kurikulum model Beauchamp adalah
mengevaluasi kurikulum.
Beauchamp mengemukakan hal-hal yang harus dievaluasi, yaitu sebagai berikut.
a. Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum oleh guru.
b. Evaluasi terhadap desain kurikulum.
c. Evaluasi terhadap hasil belajar siswa.
d. Evaluasi terhadap sistem dalam kurikulum.
Data yang diperoleh dari hasil kegiatan evaluasi ini digunakan bagi penyempurnaan
sistem dan desain kurikulum, serta prinsip-prinsip melaksanakannya.
Adapun skema langkah-langkah model pengembangan kurikulum Beauchamp
dapat digambarkan sebagai berikut.

Menetapkan lokasi pilot proyek pengembangan kurikulum

Menetapkan personalia pengembangan kurikulum (ahli


kurikulum, pakar guru terpilih, pakar pendidikan, masyarakat
luar tertentu)

Pengorganisasian proyek menjadi 5 tim

Prosedur kerja:
1. Menentukan tujuan
2. Memilih materi
3. Menentukan pengalaman belajar
4. Menentukan lkegiatan evaluasi
5. Menentukan desain

Implementasi kurikulum

Evaluasi kurikulum:
6. Pelaksanaan kurikulum
7. Desain kurikulum
8. Hasil belajar siswa
9. Sistem dalam kurikulum

Skema Langkah-Langkah Model Pengembangan Kurikulum Beauchamp


(Sumber: Hamalik, 2000)

3. Implementasi Model Pengembangan Kurikulum Beauchamp


Implementasi model pengembangan kurikulum Beauchamp hampir sama dengan
model pengembangan kurikulum Indonesia pada tahun 2004 yaitu Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). KBK dikembangkan dengan mengikuti langkah-langkah yang
hampir sama dengan model pengembangan kurikulum Beauchamp, yaitu menentukan
lebih dahulu lokasi atau wilayah yang akan dijadikan pilot proyek untuk pengembangan
kurikulum, menentukan personalia yang akan ikut terlibat di dalam pengembangan
kurikulum, pengorganisasian personalia-personalia tersebut dalam lima tim dan
prosedur kerjanya, implementasi kurikulum, dan evaluasi kurikulum. Pada tahun 2006
sampai sekarang, KBK diperbaharui dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan kemudian diperbaharui dengan kurikulum 2013.

4. Keunggulan Dan Kelemahan Model Beauchamp


Setiap model kurikulum tentunya memiliki keunggulan dan kelemahan, karena
kurikulum selalu berkembang sesuai dengan tuntutan jaman. Begitu pula kurikulum
Model Beauchamp memiliki keunggulan dan kelemahan yaitu :

 Keunggulan :
a. Keuntungan model ini adalah adanya penegasan arena yang kiranya akan
mempermudah dan memperjelas ruang lingkup kegiatan.
b. Dipersiapkan secara matang dan disusun oleh para ahli yang kompeten.

 Kelemahan :
a. seperti halnya model administratif, adalah kurang pekanya terhadap
perubahan masyarakat dan kurang memperhatikan keadaaan daerah yang
antara satu dengan lainnya menuntutnya ada kekhususan-kekhususan
tertentu.

5. Analisis Model Taba


Berdasarkan hasil analisis setiap langkah, maka outline pengembangan kurikulum
Model Beauchamp sebagai berikut.
Langkah-langkah
Pihak Yang Terlibat Rencana/ Hasil Luaran
Pengembangan
Menetapkan lokasi pilot
Pejabat pemerintah yang Lokasi/wilayah baik
proyek pengembangan
berwenang bersifat mikro dan makro
kurikulum
Menetapkan personalia staf ahli kurikulum, pakar Menyusun draf kurikulum
pengembangan kurikulum kurikulum dari perguruan
(ahli kurikulum, pakar guru tinggi dan guru-guru
Langkah-langkah
Pihak Yang Terlibat Rencana/ Hasil Luaran
Pengembangan
terpilih, pakar pendidikan,
sekolah yang telah dipilih,
masyarakat luar tertentu)
pakar pendidikan,
masyarakat yang dihimpun
dari berbagai kalangan
yaitu dari pengarang atau
penulis, penerbit, politikus,
pejabat pemerintah,
pengusaha dan
industriawan
Pengorganisasian proyek Guru, Tim Pengembang 1. Menentukan tujuan
menjadi 5 tim Kurikulum, dan Ahli 2. Memilih materi
Kurikulum 3. Menentukan
pengalaman belajar
4. Menentukan lkegiatan
evaluasi
5. Menentukan desain
Implementasi kurikulum Guru-guru, Tim 1. Pelaksanaan kurikulum
2. Desain kurikulum
Pengembang Kurikulum,
3. Hasil belajar siswa
dan Ahli Kurikulum 4. Sistem dalam kurikulum

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat PLB. 2004. Manajemen Sekolah Dalam Pendidikan. Tersedia pada http://
www.ditplb.or.id. Diakses pada 4 November 2018.

Herdiana, Ade. 2009. Kurikulum dalam Pandangan Beauchamp. Tersedia pada http://e-
du69.blogspot.com/2009/09/kurikulum- pandangan-beauchamp.html. Diakses
pada 4 November 2018.

Hamalik, Oemar. 2000. Model-model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Program


Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Sukmadinata, Nana Saodih. 2005. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai