Anda di halaman 1dari 7

Tugas : Individu

Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan


Dosen Pengampu : Dr. Mardiana Ahmad, S.ST., M.Keb

Model Pengembangan Kurikulum Nichols

Oleh:
Asni Annisa Siregar
P102182020

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN


PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN
TAHUN 2019
1. Pendahuluan

Kurikulum pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud dikembangkan oleh setiap

perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) yang

mencakup tentang pengembangan kecerdasan intelektual dan akhlak mulia. Standar tersebut

tertuang dalam Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan

Tinggi yang juga mengamanatkan kepada setiap program studi untuk wajib melakukan

penyusunan kurikulum dan rencana pembelajaran dalam setiap mata kuliah. Adapun

penyusunan kurikulum mengacu pada capaian pembelajaran lulusan yang dapat disusun oleh

forum program studi sejenis atau nama lain yang setara.1

Kurikulum pendidikan tinggi yang menjadi dasar penyelenggaraan program studi terdiri dari

kurikulum inti dan kurikulum institusional. Kurikulum institusional merupakan sejumlah bahan kajian

dan pelajaran yang merupakan bagian dari kurikulum pendidikan tinggi, terdiri atas tambahan dan

kelompok ilmu dalam kurikulum inti yang disusun dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan

lingkungan serta ciri khas perguruan tinggi yang tertuang dalam visi dan misi program studi.

Penyusunan kurikulum institusional sebagai ciri khas program studi tidak lebih dari 40% dari seluruh

beban studi dengan tetap memperhatikan leveling KKNI.1

Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 232/U/2000 Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Dan

Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa bahwa program diploma III merupakan pendidikan yang

bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

dalam menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi dan atau kesenian serta

mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan

memperkaya kebudayaan nasional. Penyelenggaraan program diploma III diarahkan pada

lulusan yang menguasai kemampuan dalam bidang kerja yang bersifat rutin maupun yang

belum akrab dengan sifat-sifat maupun kontekstualnya, secara mandiri dalam pelaksanaan
maupun tanggungjawab pekerjaannya, serta mampu melaksanakan pengawasan dan

bimbingan atas dasar keterampilan manajerial yang dimilikinya.2

Dalam upaya menghasilkan tenaga bidan yang mampu melaksanakan tugas sesuai

kewenangan dan kompetensinya berdasarkan Kepmenkes nomor 369/Menkes/SK/III/2007

tentang Standar Profesi Bidan dan dengan memperhatikan landasan hukum tersebut di atas,

maka penyusunan kurikulum program diploma III kebidanan dapat mengacu pada kurikulum

inti pendidikan diploma III kebidanan yang disusun oleh Badan PPSDM Kesehatan Nomor:

HK.02.05/I/III/2/08794/2011, kurikulum diploma III Kebidanan Institusional dan model

pengembangan kurikulum mandiri.2

Prinsip umum pengembangan kurikulum adalah relevansi, fleksibilitas, kontinuitas,

praktis, dan efektivitas. Prinsip khusus pengembangan kurikulum adalah berkenaan dengan

tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan

dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan

alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.3

Berdasarkan hal tersebut, pada kesempatan ini saya ingin membahas pengembangan

kurikulum model “Nichols” untuk diterapkan pada Diploma III kebidanan.


2. Pembahasan

Dalam bukunya Developing a Curriculum: a Practical Guide (1978), Howard

Nicholls menjelaskan bahwa pendekatan pengembangan kurikulum terdiri atas elemen-

elemen kurikulum yang membentuk siklus. Model Nicholls digunakan apabila ingin

menyusun kurikulum baru yang diakibatkan oleh terjadinya perubahan situasi. Ada lima

langkah pengembangan kurikulum menurut Nicholls, yaitu:

a. Analisis situasi

b. Menentukan tujuan khusus

c. Menentukan dan mengorganisasi isi pelajaran

d. Menentukan dan mengorganisasi metode

e. Evaluasi

Mengingat semakin tingginya tuntutan kompetensi dari profesi bidan, maka saya

berpendapat bahwa model pengembangan yang paling cocok adalah model Nichols dimana

sebelumnya telah dijelaskan bahwa model ini dapat digunakan apabila ingin menyusun

kurikulum baru yang diakibatkan oleh terjadinya perubahan situasi.4


Selanjutnya untuk item lengkah susunan pengebangan kurikulumnya, yang pertama

analisis situasi : Seperti yang kita ketahui saat ini situasi dalam pendidikan DIII banyak

mengalami perubahan dimana mereka dituntut untuk lebih berkompeten dalam teori &

praktik pelaksanaan asuhan kebidanan, yang mana hal ini nantinya dibuktikan dengan lulus

Ujian Kompetensi dan mendapatkan Surat Tanda Registrasi. Tidak hanya sampai disitu,

mahasiswa nantinya juga dituntut untuk mengembangkan ilmunya ke pendidikan S1

Kebidanaan sampai pada Pendidikan Profesi bidan agar benar-benar diakui berkompeten

dalam memberi asuhan di pelayanan kebidanan. Sehingga kurikulum yang akan

dikembangkan harus lebih mengarah pada peningkatan skill mahasiswa. Selanjutnya

menentukan tujuan khusus : setelah melakukan analisis situasi dan telah mengetahui

bagaimana situasi yang sedang berkembang, kita dapat menetukan tujuan sesuai situasi

dimana tujuannya mengarah pada peningkatan skill mahasiswa.

Langkah ketiga menentukan dan mengorganisasi isi pelajaran : dalam penyusunan

kurikulum sangat penting untuk menentukan dan mengorganisasi pelajaran, disesuaikan

dengan tujuan khusus yang akan dicapai nantinya. Dalam hal ini untuk mata pelajaran inti

dapat kita organisasikan dengan dimulai dari mata kuliah inti (Anatomi Fisiologi, KDK,

Askeb I (Kehamilan), Askeb 2 (Persalinan), Askeb 3 (Nifas), Askeb 4 (Patologi kebidanan),

Askeb 5 (Komunitas), Asuhan BBL, balita & anak usia prasekolah, KB kespro, PKK

(Praktek Klinik Kebidanan) dan LTA (Lembar Tugas Akhir)). Untuk mata kuliah pendukung

dapat kita organisasikan dengan (Agama, Kewarganegaraan, ISBD, Farmakologi,

Komunikasi Konseling, Etika dan Hukum Kesehatan, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Biokimia

& Fisika Kesehatan, Epidemiologi, Metodologi Penelitian).


Langkah menentukan dan mengorganisasi metode : dalam menentukan dan

mengorganisasi metode pembelajaran kita perlu menyesuaikan mata kuliah dengan metode

yang paling baik digunakan agar tujuan awal pengembangan kurikulum dapat tercapai. Pada

mata kuliah inti metode pembelajaran yang paling baik dipakai adalah metode PBL (Problem

Based Learning), Mentorship dan metode Preceptorship untuk bimbingan klinik, sementara

untuk mata kuliah pendukung metode yang paling baik digunakan adalah metode SCL

(Student Centre Learning), Ceramah, dan Study Kasus. Langkah terakhir adalah evaluasi,

kita dapat mengevaluasi keberhasilan pengembangan jenis kurikulum yang kita kembangkan

melalui indikator hasil kelulusan ujian semester, ujian osca, serta ujian kompetensi. Apabila

hasil ujian tidak mengalami peningkatan nilai maupun kenaikan jumlah kelulusan pada

mahasiswa itu artinya jenis pengembangan kurikulum yang kita gunakan tidak baik untuk

kita gunakan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kamal, M. (2009). Model Pengembangan Kurikulum Dan Strategi Pembelajaran Pendidikan


Tinggi Akuntansi Berbasis Sosiologi Kritis, Kreativitas, Dan Mentalitas. Jurnal Ilmiah
Akuntansi Dan Bisnis.

2. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/10/06Pedoman-
penyusunan-kur-institusi.pdf

3. Rangkasbitung, J. K., & Banten, P. K. (2015). POLTEKKES KEMENKES BANTEN.

4. Model, B. (n.d.). Model-Model Pengembangan Kurikulum.

5. McKenzie, R. B. (2013). Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.


https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Anda mungkin juga menyukai