Oleh:
Asni Annisa Siregar
P102182020
perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) yang
mencakup tentang pengembangan kecerdasan intelektual dan akhlak mulia. Standar tersebut
tertuang dalam Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi yang juga mengamanatkan kepada setiap program studi untuk wajib melakukan
penyusunan kurikulum dan rencana pembelajaran dalam setiap mata kuliah. Adapun
penyusunan kurikulum mengacu pada capaian pembelajaran lulusan yang dapat disusun oleh
Kurikulum pendidikan tinggi yang menjadi dasar penyelenggaraan program studi terdiri dari
kurikulum inti dan kurikulum institusional. Kurikulum institusional merupakan sejumlah bahan kajian
dan pelajaran yang merupakan bagian dari kurikulum pendidikan tinggi, terdiri atas tambahan dan
kelompok ilmu dalam kurikulum inti yang disusun dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan
lingkungan serta ciri khas perguruan tinggi yang tertuang dalam visi dan misi program studi.
Penyusunan kurikulum institusional sebagai ciri khas program studi tidak lebih dari 40% dari seluruh
Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa bahwa program diploma III merupakan pendidikan yang
bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
dalam menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi dan atau kesenian serta
lulusan yang menguasai kemampuan dalam bidang kerja yang bersifat rutin maupun yang
belum akrab dengan sifat-sifat maupun kontekstualnya, secara mandiri dalam pelaksanaan
maupun tanggungjawab pekerjaannya, serta mampu melaksanakan pengawasan dan
Dalam upaya menghasilkan tenaga bidan yang mampu melaksanakan tugas sesuai
tentang Standar Profesi Bidan dan dengan memperhatikan landasan hukum tersebut di atas,
maka penyusunan kurikulum program diploma III kebidanan dapat mengacu pada kurikulum
inti pendidikan diploma III kebidanan yang disusun oleh Badan PPSDM Kesehatan Nomor:
praktis, dan efektivitas. Prinsip khusus pengembangan kurikulum adalah berkenaan dengan
tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan
dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan
Berdasarkan hal tersebut, pada kesempatan ini saya ingin membahas pengembangan
elemen kurikulum yang membentuk siklus. Model Nicholls digunakan apabila ingin
menyusun kurikulum baru yang diakibatkan oleh terjadinya perubahan situasi. Ada lima
a. Analisis situasi
e. Evaluasi
Mengingat semakin tingginya tuntutan kompetensi dari profesi bidan, maka saya
berpendapat bahwa model pengembangan yang paling cocok adalah model Nichols dimana
sebelumnya telah dijelaskan bahwa model ini dapat digunakan apabila ingin menyusun
analisis situasi : Seperti yang kita ketahui saat ini situasi dalam pendidikan DIII banyak
mengalami perubahan dimana mereka dituntut untuk lebih berkompeten dalam teori &
praktik pelaksanaan asuhan kebidanan, yang mana hal ini nantinya dibuktikan dengan lulus
Ujian Kompetensi dan mendapatkan Surat Tanda Registrasi. Tidak hanya sampai disitu,
Kebidanaan sampai pada Pendidikan Profesi bidan agar benar-benar diakui berkompeten
menentukan tujuan khusus : setelah melakukan analisis situasi dan telah mengetahui
bagaimana situasi yang sedang berkembang, kita dapat menetukan tujuan sesuai situasi
dengan tujuan khusus yang akan dicapai nantinya. Dalam hal ini untuk mata pelajaran inti
dapat kita organisasikan dengan dimulai dari mata kuliah inti (Anatomi Fisiologi, KDK,
Askeb 5 (Komunitas), Asuhan BBL, balita & anak usia prasekolah, KB kespro, PKK
(Praktek Klinik Kebidanan) dan LTA (Lembar Tugas Akhir)). Untuk mata kuliah pendukung
Komunikasi Konseling, Etika dan Hukum Kesehatan, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Biokimia
mengorganisasi metode pembelajaran kita perlu menyesuaikan mata kuliah dengan metode
yang paling baik digunakan agar tujuan awal pengembangan kurikulum dapat tercapai. Pada
mata kuliah inti metode pembelajaran yang paling baik dipakai adalah metode PBL (Problem
Based Learning), Mentorship dan metode Preceptorship untuk bimbingan klinik, sementara
untuk mata kuliah pendukung metode yang paling baik digunakan adalah metode SCL
(Student Centre Learning), Ceramah, dan Study Kasus. Langkah terakhir adalah evaluasi,
kita dapat mengevaluasi keberhasilan pengembangan jenis kurikulum yang kita kembangkan
melalui indikator hasil kelulusan ujian semester, ujian osca, serta ujian kompetensi. Apabila
hasil ujian tidak mengalami peningkatan nilai maupun kenaikan jumlah kelulusan pada
mahasiswa itu artinya jenis pengembangan kurikulum yang kita gunakan tidak baik untuk
kita gunakan.
DAFTAR PUSTAKA
2. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/10/06Pedoman-
penyusunan-kur-institusi.pdf